Eka Rahmawati

  • Beranda
  • Profil
  • Makan
  • Sehat
  • Cantik
  • Jalan
  • Buku&Film
  • Belajar

sampah-bantar-gebang
Sumber foto: Kompas.com

“Tadi jalan ke warung sama beli es kelapa di depan, Ya Allah panas banget!”

“Mana tadi lupa pake sunscreen lagi.”

“Perasaan ini uda Oktober deh. Harusnya musim hujan.”

Begitu Ninik, sepupuku, ngoceh tiada henti saat main ke rumah.

“Parah si ini panasnya. Aku udah masang kipas angin sampai speed ketiga kayak cuman angin sepoy-sepoy doang?!”

"Mama juga tadi bilang semalam dia enggak bisa tidur karena gerah padahal udah pake kipas angin full speed.” 

Aku menanggapi Ninik setelah ngomong tanpa jeda.

“Suhu 34 derajat, Nik! Tadi ngecek hape, pantes kayak di sauna.“

***

Apakah kalian juga merasakan hal yang sama dengan aku dan sepupuku tadi?

Nah, karena kejadian ini aku jadi teringat dengan apa yang ada di film dokumenter David Attenborough: A Life on Our Planet.

“Suhu rata-rata global saat ini lebih hangat satu derajat celcius akibat perubahan iklim yang terjadi,” begitu petikan film yang tayang di Netflix itu.

Di film ini juga memberikan gambaran jika tiap beberapa tahun hutan di dunia terus berkurang akibat penebangan liar, es di kutub utara maupun selatan terus mencair, gas efek rumah kaca meningkat, dan banyak populasi hewan yang terus mengalami kelangkaan. 

Di waktu sekarang saja, suhu panas bisa mencapai 34 derajat celcius. Aku tidak bisa membayangkan akan menjadi seperti apa  jika bumi semakin panas. 

“Oiya, aku suka lihat postingan di IG story Mba soal zero waste lifestyle. Itu maksudnya kita enggak nyampah sama sekali gitu Mba? Emang bisa?” tanya Ninik. 

“Gaya hidup zero waste tuh bukan berarti kita enggak menghasilkan sampah sama sekali. Tapi lebih ke mengurangi jumlah sampah yang terbuang ke TPA. Zero waste lifestyle ini jadi salah satu upaya untuk membantu mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim.” 

Seberapa Urgensinya Sampah di Indonesia?

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Jenna Jambeck (dosen & peneliti dari Universitas Georgia, Amerika Serikat)  yang dipublikasikan pada Jurnal Science (www.sciencemag.org) pada 2015, Indonesia sendiri menduduki posisi kedua teratas penyumbang sampah plastik ke laut dari 192 negara. 

Sampah plastik juga baru bisa terurai puluhan bahkan ratusan tahun.  Belum lagi jika sampah plastik tersebut berada di air, akan lebih sulit lagi terurai. Sampah plastik yang tak terurai dapat membahayakan kehidupan dan ekosistem banyak makhluk hidup bukan hanya manusia, tapi juga hewan dan tanaman.

Selain itu, data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI pada siaran persnya tahun 2020 dikatakan jika sampah di Indonesia yang masih menumpuk setiap tahunnya ada sekitar 67,8 juta ton.

Untuk sampah plastik sendiri, menurut data dari The National Plastic Action Partnership (NPAP), di Indonesia ada sekitar 4,8 juta ton sampah plastik per tahun yang tidak terkelola dengan baik, misalnya sebanyak 9% mencemari saluran air dan laut, 13% tidak dikelola secara layak di tempat pembuangan sampah resmi, dan 48% dibakar di ruang terbuka.

Belum lagi kondisi pandemi sekarang ini juga berimbas pada sampah plastik yang cenderung meningkat akibat dari kebiasaan masyarakat yang banyak melakukan belanja online dan hampir semua pengemasannya menggunakan plastik. 

Ditambah pula dengan pembelian makanan lewat layanan jasa antar makanan yang packaging-nya juga menggunakan plastik. Sampah organik berupa sisa makanan atau sisa memasak juga meningkat dua kali lipat selama pandemi.


Kalau Sampah Enggak Dikelola dengan Baik, Emang Dampaknya Apa?

“Wah banyak juga ya jumlah sampahnya. Tapi apalagi sih dampak dari sampah yang tidak terkelola dengan baik selain banjir dan bikin cuaca jadi enggak menentu?”

“Kalau enggak ada pengendalian sampah plastik, misalnya dari regulasi dan juga kesadaran masyarakat, di tahun 2050 sampah plastik bisa meningkat dua kali lipat. Pastinya hal itu bakal menimbulkan banyak masalah kayak lingkungan jadi tercemar dan jadi memunculkan penyakit, merusak ekosistem laut, polusi udara yang sampai mengganggu pernapasan, cuaca panas yang semakin meningkat, dan merusak sanitasi.”

"Kok bisa ya plastik sekali pakai memberikan efek yang buruk banget?" 

"Salah satu alasannya sih karena dari proses produksi, pemakaian, sampai akhirnya dibuang plastik sekali pakai menghasilkan emisi karbon yang tinggi. Akibatnya bikin gas rumah kaca yang ada di bumi tuh juga ikutan meningkat."

Langkahku untuk Menciptakan Lingkungan yang Sehat dan Bersih 

Mengirim Kemasan Produk yang Sudah Tidak Terpakai ke Bank Sampah dan Mengurangi Penggunaan Plastik

“Terus apa yang bisa dilakukan Mba buat bantu mengubah keadaan?”

“Ubah habit kita. Misalnya dengan mengurangi sampah plastik di kehidupan sehari-hari.”

“Kayak bawa tas belanja atau bawa wadah sendiri kalau mau beli makanan ya, kayak yang kamu suka share di insta story ya Mba?”

“Iya. Itu salah satu langkah kecil yang aku lakukan untuk kurangin sampah plastik. Aku juga mengirimkan kemasan produk yang masih bisa diolah lagi ke bank sampah tiap bulan.


langkahku-mengurangi-sampah-plastik


Baca juga: Memulai Hidup Zero Waste, Karena Sampahku Tanggung Jawabku


Mengganti Pembalut Sekali Pakai ke Pembalut Kain

“Terus, sejak satu tahun terakhir aku udah mengganti pembalut sekali pakai ke pembalut kain.”

“Oh iya, aku lihat tuh video di channel YouTube kamu Rahmawatieka05 soal pengalaman Mba pake reusable menstrual pad. Tapi risih enggak sih Mba pakainya?”

“Ya, bisa karena terbiasa Nik.”


pengalaman-menggunakan-menstrual-pad

Menghindari Produk Sekali Pakai untuk Pemakaian Skincare

reusable-cotton-pad



"Mba ada tisu enggak?" Ninik ingin membersihkan tetesan es kelapa yang sedikit tumpah.
 
"Wah enggak ada Nik, udah lama aku enggak pakai tisu lagi. Kapas juga udah enggak pakai."

"Lah terus kamu kalau mau ngolesin skincare gimana Mba kalau enggak pakai  kapas? Pakai tangan?"

" Sekarang pakai reusable cotton pad sama handuk kecil. Udah lama tahu aku enggak pakai tisu sama kapas. Bahkan aku aja udah enggak pakai sheet mask lagi. Lumayan jadi bikin aku hemat pengeluaran."

Baca juga: Caraku Ciptakan Rutinitas Perawatan Kulit yang Ramah Lingkungan

Kebiasaan Lain 

Sambil menyeruput es kelapa, Ninik bertanya lagi “Terus apa lagi Mba yang bisa dilakuin?”

 “Bisa juga dari kebiasaan sehari-hari kayak misalnya menghabiskan makanan yang dikonsumsi, beli produk sesuai kebutuhan dan menghindari produk sekali pakai, efisien menggunakan air dan listrik. Itu dulu aja dilakuin secara konsisten. Kalau udah terbiasa, nanti pasti kamu bakal mau ngelakuin hal yang lebih lagi.”

Ninik manggut-manggut.

 “Ya emang sih kebiasaan-kebiasaan tadi efeknya enggak bisa dirasakan secara cepat, tapi kalau banyak orang yang mulai mencoba menerapkan gaya hidup minim sampah atau hidup ramah lingkungan, pasti alam bakal jadi jauh lebih baik sama manusia. Soalnya kan manusia dan alam itu saling bergantung sama lain.”


Mengelola Akun Instagram yang Fokus dengan Sampah Makanan

zero-waste-culinary


Langkah lain yang juga aku lakukan yaitu dengan mengelola sebuah akun Instagram yang khusus membahas sampah makanan bernama @zerowaste.culinary. Akun ini sebenarnya dibuat oleh temanku yang juga sesama blogger yaitu Kak Dewi. Dia mengajak aku membantunya membuat konten di sana. 

Alasan aku mau ikut bikin konten di akun @zerowaste.culinary sederhana, yaitu ingin mencoba menyebarkan value positif dan tips bemanfaat ke orang lain agar mulai bergerak untuk mencoba mengurangi sampah dari makanan yang dikonsumsi maupun kemasan, dan peralatan makanannya. 

Untuk mengurangi sampah makanan juga sebenarnya dimulai dari hal sederhana, misal ambil makanan seperlunya, menghabiskan makanan yang dikonsumsi, dan mengirimkan kembali kemasan makanan yang masih bisa diolah lagi ke bank sampah.

Selain itu, ada juga anggapan yang berkembang jika ingin memulai gaya hidup minim sampah yang terkait makanan itu ribet dan perlu mengeluarkan banyak biaya karena dianggap harus membeli peralatan khusus seperti tempat makan khusus, sedotan stainless, dan lainnya. Padahal anggapan tersebut tidaklah benar. 

Untuk memulai gaya hidup minim sampah sangat bisa kok dilakukan dengan menggunakan peralatan yang ada di rumah seperti tempat makan, sendok makan, sapu tangan, dan lainnya. 

Pesan-pesan tersebutlah yang mau disampaikan di akun Instagram @zerowaste.culinary.

Alasan Meyakini Gaya Hidup Minim Sampah Layak untuk Dijalani

 “Apa sih Mba yang men-trigger kamu mau merubah kebiasaan lamamu ke gaya hidup minim sampah?”

“Kamu inget kan, kejadian banjir di JABODETABEK 1 Januari 2020 tahun lalu? Banjir di daerah rumah aku ini sampai lutut orang dewasa. Belum lagi perabotan rumah dari kayu punya Mama banyak yang rusak. Mama aja sampai harus mengeluarkan duit tabungan 20 juta buat bikin lemari dapur sama lemari pakaian dengan yang baru. Itu banjir terparah yang pernah aku alamin seumur hidup sih.”


Tanggapan Orang-orang Terdekat 

“Bude sama Pakde juga udah mulai kurangin sampah Mba? Mereka suka nanya-nanya enggak?”

“Mereka belum action sih. Cuma mungkin udah aware aja. Tapi memang di awal aku mulai tahun lalu, mereka bingung dan suka protes kenapa aku mau meribetkan diri sendiri dengan mengumpulkan sampah. Mereka juga takut kalau sampah tersebut bikin penyakit.”

“Terus jelasinnya gimana ke mereka?”

“Aku bilang kalau sebelum dikirim ke bank sampah, sampah kemasannya dibersihkan dan dikeringkan dulu. Terus sebisa mungkin kurangi penggunaan plastik sekali pakai. Tapi, lama kelamaan mereka enggak lagi komen dan bahkan Mama sekarang suka ngingetin aku kalau beli makan di luar bawa wadah sendiri.” 

“Banyak yang nanya-nanya enggak sih Mba sama kamu soal kebiasaan ini?” 

“Yang banyak justru yang pada bilang aku anaknya ribet, sok-sok-an mau menolong dunia dan lain-lain. Kalau ada yang komen begitu, ya aku coba kasih tahu aja kalau aku ngelakuin ini bukan buat siapa-siapa kok. Ya buat diri sendiri.”

“Buat diri sendiri? Maksudnya gimana Mba?”

 “Aku enggak mau cuaca makin panas, aku enggak mau ngerasain banjir lagi, aku enggak mau insecure pas lagi makan seafood karena takut jangan-jangan di dalam tubuh mereka ada microplastik yang bisa membahayakan tubuh aku, aku enggak mau anak aku nanti enggak bisa melihat hewan dan tumbuhan yang dimiliki Indonesia karena kebanyakan dari mereka udah pada punah.”

Sembari Ninik mau membuang kemasan bungkus es kelapa ke tempat sampah ia berkata “Iya sih ya, mulai dari diri sendiri dulu aja. Terus enggak usah tanggapin komentar orang selama kita tahu apa tujuan kita ngelakuinnya ya.” 

“Eh bentar. Bungkus plastiknya jangan dibuang di situ. Itu masih bisa diolah lagi. Cuci aja sampe bersih, terus dikeringin di luar. Nanti aku setorin ke bank sampah.” 

“Oh iya, okeh Mba.”

Pesanku kepada teman-teman yang baru mencari tahu atau udah memulai menerapkan gaya hidup berkesedaran seperti zero waste: 

  1. Cari tahu sebanyak mungkin informasi soal gaya hidup ini agar kita bisa konsisten menjalankannya. 
  2. Jangan memulai gaya hidup ini hanya karena ingin mengikuti tren atau orang lain saja. Gali motifnya dari dirimu sendiri.
  3. Hindari memaksa orang lain untuk mengikuti cara kita. Karena yang namanya kebiasaan itu harus dimulai dari diri sendiri.
  4. Pasti disaat menjalaninya sesekali kita akan lupa atau malas. Enggak apa-apa itu manusiawi. Jangan jadikan kebiasaan baru ini sebagai beban. Namun, jangan lama-lama, ingat lagi pada komitmen di awal kenapa kita mau melakukannya. 
  5. Jangan ambil pusing dengan perkataan orang lain yang menganggap kita ingin menjadi pahlawan dunia atau bilang kita ribet. Biarkan saja mereka. Tapi coba sampaikan alasan kenapa kamu mau melakukan gaya hidup ini. 
  6. Lakukan perlahan saja. Hidup ini bukan perlombaan. Harapannya gaya hidup ini bisa kita terapkan jangka panjang atau bahkan bisa diturunkan untuk anak-cucu kita, jadi memang perlu adaptasi terus setiap harinya. 
  7. Terakhir, semangat!

Sampai di sini, aku kembali mengingat film David Attentborough: A Life on Our Planet. 

 “Jika kita menjaga alam, maka alam akan menjaga kita.”

Lalu, “Yang kita butuhkan hanya kemauan untuk melakukannya.” 



Sumber:

  • https://dietkantongplastik.info/urgensi-pengelolaan-sampah/
  • http://ppid.menlhk.go.id/siaran_pers/browse/2329
  • https://fin.co.id/2021/06/24/ngeri-sampah-plastik-di-indonesia-capai-48-juta-ton-per-tahun/
  • https://tirto.id/menilik-tren-gas-rumah-kaca-ambisi-pemulihan-hijau-indonesia-gilZ
  • https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/02/16/10-negara-penyumbang-emisi-gas-rumah-kaca-terbesar
  • https://zerowaste.id/knowledge/bagaimana-plastik-berpengaruh-pada-perubahan-iklim/
  • https://www.liputan6.com/bisnis/read/4454386/lipi-jumlah-sampah-plastik-melonjak-selama-pandemi-covid-19

 







 

  • 12 Comments
rutinitas-perawatan-kulit-yang-ramah-lingkungan
Sumber: Unsplash.com


Aku sudah satu tahun lebih mencoba menerapkan gaya hidup minim sampah. Hal-hal yang aku lakukan juga terbilang masih aksi sederhana seperti selalu menggunakan tote bag saat sedang berbelanja, membawa tumblr saat berpergian, dan menggunakan wadah sendiri saat ingin membeli makanan di luar. 

Namun, seiring berjalannya waktu aku juga mencoba beberapa hal untuk mengurangi sampah sekali pakai. Misalnya saja, sejak September 2020 aku sudah tidak menggunakan pembalut sekali pakai sama sekali dan beralih ke pembalut kain. 

Aku pun juga berusaha untuk menerapkan kebiasaan minim sampah di bidang perskincare-an. Coba yuk ikuti cerita aku berikut ini. Siapa tahu bisa menginspirasi kamu untuk juga untuk melakukannya. 

Baca juga: Memulai Hidup Zero Waste, Karena Sampahku Tanggung Jawabku

Mengganti Kapas Sekali Pakai ke Reusable Cotton Pad dan Tisu ke Handuk yang Berbahan Lembut

reusable-cotton-pad-dan-handuk



Buat yang suka menggunakan skincare yang teksturnya cair, kapas menjadi benda yang biasanya sering dipakai untuk mengaplikasikan ke wajah. Memang sih menggunakan kapas sekali pakai akan membuat kita jadi lebih mudah meratakan skincare. 

Namun, dibalik keuntungan yang diberikan oleh kapas, ada hal yang perlu kamu ketahui. Jadi, berdasarkan informasi yang aku dapatkan dari Sustanation.id di sana dituliskan jika berdasarkan dari keterangan World Wide Fund (WWF) bahan pembuatan kapas itu terdiri dari air di mana jumlah air yang dimanfaatkan untuk membuat satu kilogram kapas saja, sebenarnya bisa membantu memenuhi kebutuhan air minum satu orang selama 3 tahun lho.  Kebayang nggak ada berapa banyak air yang harus terbuang untuk membuat kapas? 

Sebagai alternatifnya sekarang aku menggunakan  reusable cotton pad. Seperti namanya kapas yang terbuat dari kain ini bisa digunakan dicuci dan digunakan berulang kali. Aku sendiri membelinya di zerowaste.id. Ada banyak varian warna dan motif. yang dapat dipilih. 

Untuk mencucinya pun juga sangat mudah. Biasanya aku mencucinya dengan menggunakan sabun batang saja. Setelah dicuci tinggal dijemur. Selain ramah lingkungan, aku pun jadi lebih hemat karena tidak  perlu membeli kapas lagi.

Untuk mengeringkan wajah setelah cuci muka, mungkin ada sebagian dari kita yang suka membasuhnya atau mengeringkannya dengan menggunakan tisu wajah. Dulu aku punya kebiasaan begitu. Tapi sekarang tidak lagi. Aku sekarang lebih memilih dengan membasuh atau mengeringkannya dengan handuk kecil yang berbahan lembut. 

Tidak Lagi Membeli Sheet Mask

masker-wash-off



Rutinitas aku yang juga berubah yaitu tidak lagi membeli produk sheet mask. Sekarang aku lebih memilih umtuk menggunakan masker bilas atau wash off mask. Alasannya tentu saja aku tidak mau menambah sampah lagi dengan membuang bekas sheet mask yang aku gunakan. 

Gunakan Produk yang Ramah Lingkungan 

skincare-ramah-lingkungan



Ada banyak produk skincare di pasaran. Apalagi sekarang skincare lokal juga cukup banyak yang bermunculan dan kualitasnya tidak bisa dianggap sebelah mata. Namun, dari banyaknya produk skincare, sebisa mungkin pilih yang memang ramah lingkungan baik dari sisi komposisinya, proses pembuatannya, atau packaging-nya. 

Jika kamu ingin beralih ke produk perawatan kulit yang ramah lingkungan, coba perhatikan baik-baik beberapa istilah berikut ini: 
  • Cruelty Free atau No Animal Tested: Istilah yang artinya jika skincare atau kosmetik tersebut pada proses pembuatanya, baik komposisi maupun produk akhirnya, tidak melakukan uji coba pada binatang.
  • Organic. Artinya di dalamnya tidak menggunakan bahan tertentu seperti pupuk kimia, herbisida, dan pestisida serta tidak mengalami rekayasa genetis. 
  • Natural. Yang dimaksud dengan istilah natural adalah produk yang tidak memiliki kandungan  bahan tambahan sintetis apapun seperti zat pewarna, pemutih, atau pewangi. 
  • Vegetarian. Istilah di mana produk tersebut tidak memiliki kandungan binatang di dalamnya tetapi masih mengandung produk turunan dari hewan seperti telur, madu, susu, dan lainnya.
  • Vegan. Artinya skincare atau kosmetik tersebut sama sekai tidak mengandung material hewani maupun turunannya.
  • Sustainable dan Eco-Friendly. Dimaksudkan untuk produk skincare atau kosmetik yang memanfaatkan material, proses produksi, dan juga kemasan yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui. 

Mengirimkan Produk Kemasan Skincare ke Bank Sampah

mengirim-sampah-kemasan-skincare-ke-bank-sampah



Tiap satu bulan sekali aku mengirimkan sampah kemasan skincare ke bank sampah langganan aku.   Jadi, biasanya, aku kumpulkan dulu produk kemasan skincare yang sudah habis, lalu aku cuci bersih dan dikeringkan. Setelah itu aku kirimkan ke bank sampah agar bisa diolah kembali menjadi produk yang punya nilai jual. 

Aku juga sangat mengapresiasi brand skincare lokal yang memproduksi kemasan ramah lingkungan atau yang memberlakukan kebijakan mengembalikan wadah produk tersebut ke brand yang bersangkutan. 

Beberapa produk skincare lokal yang aku tahu memberlakukan pengembalian kemasan yaitu Sensatia Botanicals, Love Beauty and Planets, dan Somethinc. 

Sebenarnya masih banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menciptakan rutinitas perawatan kulit yang lebih ramah lingkungan. Namun, menurutku jika 4 langkah di atas sudah kita terapkan secara konsisten, tentu akan sangat membantu alam kita. 

Apakah ada dari kamu yang sudah menerapkan 4 cara di atas? atau kamu punya rutinitas perawatan kulit ramah lingkungan yang lain? Coba dong share juga!

 
  • 40 Comments


sundance-film-festival-asia-2021


Di postingan sebelumnya aku sudah pernah membahas soal Short Film Jury Award for the Short Film Competition yang diadakan oleh Sundance Film Festival: Asia 2021. Kamu sudah ada yang ikutan serta belum? Nah, di bulan September ini akan ada pengumuman para pemenangnya. Tapi  bukan hanya itu saja. 

Sundance Institute yang diselenggarakan bersama dan XRM Media dan didukung oleh IDN Media, juga akan mengadakan program film dan diskusi panel ditanggal 23–26 September 2021 mendatang.

Yang spesial,  Sundance Film Festival: Asia 2021 bakal mempersembahkan delapan film yang terbagi dalam dua kategori  yaitu  empat film naratif dan empat film dokumenter yang sudah pilih oleh tim program Sundance Film Festival,  XRM Media, dan IDN Media. 

Delapan film tersebut yaitu: 

  • Amy Tan: Unintended Memoir/U.S.A. (Producer: Karen Pritzker, Cassandra Jabola, Sutradara: James Redford ) 
  • The Dog Who Wouldn't Be Quiet/Argentina (Penulis Naskah: Gonzalo Delgado, Sutradara: Ana Katz, Ana Katz, Produser: Laura Huberman, Ana Katz) — 
  • Try Harder!/U.S.A. (Produser: Debbie Lum, Nico Opper, Lou Nakasako, Sutradara: Debbie Lum) 
  • John and the Hole/U.S.A. (Produser: Alex Orlovsky, Elika Portnoy, Mike Bowes, Sutradara: Pascual Sisto, Penulis Naskah: Nicolás Giacobone, ) 
  • Luzzu/Malta (Produser: Alex Camilleri, Oliver Mallia, Rebecca Anastasi, Ramin Bahrani, Sutradara dan Penulis Naskah: Alex Camilleri) 
  • Passing/U.S.A. (Produser: Margot Hand, Nina Yang Bongiovi, Forest Whitaker,  Rebecca Hall, Sutradara dan Penulis Skenario: Rebecca Hall) 
  • Users/U.S.A., Mexico (Produser: Elizabeth Lodge Stepp, Josh Penn, Sutradara: Natalia Almada) 
  • Writing With Fire/India ( Produser dan Sutradara: Rintu Thomas, Sushmit Ghosh) 


Baca juga: Yuk Buruan Unjuk Gigi di Kompetisi Film Pendek Sundance Film Festival: Asia 2021 dari IDN Media!

Bukan cuma itu, kamu juga dapat menyaksikan program diskusi panel dengan narasumber komunitas film lokal maupun internasional di TikTok (@SundanceFFAsia) serta Sundance Collab. 

Dengan adanya diskusi ini semoga bisa jadi insight terkait topik di industri perfilman yang semakin ke sini terus berkembang.  Ada juga intensive workshop untuk membina para talenta perfilman di Asia Tenggara. 

“Dengan  perkembangan yang begitu pesat tehadap  film-film fiksi dan dokumenter yang ada di Indonesia, kami sangat bersemangat terhadap penyelenggaraan Sundance Film Festival: Asia edisi pertama kami,” kata Kim Yutani yang merupakan Direktur Pemrograman di Sundance Film Festival. 

Ia juga menambahkan “Menjadi kehormatan bagi kami untuk  membagi semangat festival Sundance ke komunitas film di Indonesia. Semoga, kami dapat memberikan insight bagi penonton lokal dan mendukung seniman Indonesia melalui berbagai acara panel discussion  dan intensive workshop pada festival Sundance Asia ini.” 

Selain itu, ada juga COO IDN William Utomo yang menyampaikan pendapatnya, “Sundance Film Festival: Asia 2021 akan menyajikan berbagai serangkaian program menarik yang intensif dan secara menyeluruh. Kami berharap, para senias Indonesia dan regional dapat bertukar wawasan baru tentang industri perfilman lewat program-program di Sundance Film Festival: Asia 2021. 

Penyelenggaraan acara ini sejalan dengan visi IDN Media yaitu berkomitmen memberi #PositiveImpact bagi masyarakat. Lewat Sundance Film Festival: Asia 2021 berupaya mencari bakat-bakat baru di Asia Tenggara, lalu mengenalkan mereka ke para pakar  yang ada di industri perfilman.” 

Rangkaian Acara Sundance Film Festival: Asia 2021

Indonesian Short Filmmaking. Beberapa sutradara dan produser film pendek kontemporer Indonesia akan berbincang terkait film pendek, pengalaman mereka membawa karyanya ke dunia internasional, dan bagaimana cara menghasilkan karya sinematik yang futuristik.

Sesi ini akan dilakukan bersama dengan alumni Sundance Film Festival Aditya Ahmad (Kado), Wregas Bhanuteja (Tak Ada yang Gila di Kota Ini) dan produser Meiske Taurisia (Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas). Jangan sampai lewatkan acara langsungnya di Sundance Collab pada hari Jumat 17 September, pukul 10:00 WIB. 

Pada program panel diskusi tersebut akan terdapat beberapa acara seperti  Film Outlook persembahan IDN Media yang akan bercerita terkait industri film Indonesia dari tahun 2016, era pandemik, hingga peluang yang bisa saja terjadi pasca pandemik. 

Perlu diketahui juga nih, pada 2016 hingga awal tahun 2020, penonton film Indonesia cenderung mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Namun, ketika muncul COVID-19 bioskop berhenti beroperasi untuk sementara hinga kondisi membaik. 

Selain itu akan ada Angga Sasongko (Pendiri Visinema Pictures), Chand Parwez Servia (Presiden Direktur Starvision), dan Mira Lesmana (Pendiri Miles Films) yang akan bercerita tentang pengalaman dan bagaimana mereka dapat bertahan hingga sekarang. 

Untuk acara diskusi ini dapat disaksikan di hari Kamis 23 September secara langsung di TikTok (@SundanceFFAsia) jam 11:00 WIB. 

Women in Film Industry. Pada sesi ini kamu dapat menyimak cerita perjalanan industri perfilman di Indonesia dari pandangan para kaum perempuan yang terjun langsun di dunia perfiman. Narasumber yang akan terlibat yaitu penulis naskah Gina S. Noer (Habibie & Ainun),  Pembuat film Nia Dinata (Berbagi Suami), dan produser Susanti Dewi (Moammar Emka's Jakarta Undercover). Ada juga pakar industri yang berasal dari luar Indonesia seperti  Amanda Salazar (Head of Programming and Acquisitions of Argo) dan Sue Turley (SVP of XRM Media) yang akan memberikan pandangan dan pengetahuan mereka terkait  isu tersebut di industri perfilman. Kamu dapat menyaksikan diskusi ini secara langsung di TikTok (@SundanceFFAsia) di hari Kamis 23 September jam 15:00 WIB. 

The Directors - Festivals and the Pathway to Success. Pada sesi ini, para filmmaker seperti Edwin (pemenang penghargaan Golden Leopard: Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas), Joko Anwar (Perempuan Tanah Jahanam),  dan Yosep Anggi Noen (Hiruk Pikuk Si Alkisah) akan bercerita pengalaman mereka tentang bagaimana festival membantu mengenalkan  karya mereka ke dunia. Bahkan lewat festival, mereka juga berhasil bertemu dengan mitra kerja yang dinilai potensial. 

Percakapan dengan Sundance Film Festival: Asia Documentary Filmmakers.  Sesi ini juga disertai  dengan sesi tanya jawab bersama Kim Yutani & Heidi Zwicker yang merupakan Programmer Sundance Festival, Natalia Almada (Users), Rintu Thomas dan Sushmit Ghosh (Writing With Fire),  dan Debbie Lum (Try Harder!), Programmer Senior Sundance Heidi Zwicker akan membagikan pengalamannya dalam pembuatan film dokumenter, apa saja keuntungan yang dapat diperoleh dari meluncurkan karya mereka di festival online, dan akan membagikan saran bagi para calon filmmaker yang berfokus pada film bergenre non-fiksi. Saksikan sesi ini secara langsung di Sundance Collab pada Sabtu, 25 September, pukul 11:00 WIB. 

Informasi Tiket Sundance Film Festival: Asia 2021 

Untuk dapat menyaksikan seluruh rangkaian seluruh acara Sundance Film Festival: Asia 2021 secara virtual, bisa dengan membeli tiket digital yang mulai tersedia sejak Rabu, 15 September 2021, lewat  http://sundancefilmfestivalasia.org/.

Harga tiket sebesar Rp30.000 untuk Tiket Single Screening  dan Rp85.000 untuk Tiket Explorer yang dapat digunakan untuk akses ke semua screening 

Untuk tahu informasi lebih lanjut terkait Sundance Film Festival: Asia 2021 dapat mengunjungi https://www.instagram.com/sundanceffasia/ dan SundanceFilmFestivalAsia.org. Kamu juga dapat ikut berpartisipasi dengan meramaikan Sundance Film Festival: Asia 2021 di media sosial dengan menggunakan tagar #SundanceAsia. 


  • 0 Comments
ayam-betutu-kuah-gilimanuk-bali



Melihat postingan teman-teman dan para influencer yang sudah wara wiri ke luar kota bahkan ke luar negeri untuk sekadar refreshing atau bahkan ada yang memutuskan tinggal di sana untuk beberapa bulan. Tentu membuat aku jadi kepingin juga jalan-jalan. 

Tapi apa daya, aku baru mendapatkan vaksin pertama, belum berani juga untuk pergi jauh kalau vaksin belum lengkap. 


Salah satu destinasi yang ingin sekali aku kunjungi ketika keadaan sudah lebih baik yaitu Bali. Siapa sih yang tidak jatuh cinta dengan Pulau Dewata ini? 

Aku sendiri baru satu kali ke Bali, tepatnya September 2017 bersama dengan teman-teman SD ku dulu. Tentunya kami hanya mengunjungi beberapa tempat saja di sana. Jadi belum puas untuk eksplor Bali lebih jauh. 

Hal yang paling dikangenin dari Bali selain suasananya, makanan khasnya yaitu ayam betutu pun juga bikin kangen.  Bahkan saking penginnya aku sempat minta Mama buat bantuin bikin ayam betutu dengan ‘nyontek’ bahan dan cara membuatnya dari YouTube. 

Namun, sayang rasa malas dan setelah melihat tutorialnya yang ternyata ribet mengalahkan niatku dan Mama. Akhirnya kami menyerah. "Ma, mending order GoFood aja kali ya." Kataku dan Mama pun setuju. 

Jadilah untuk memenuhi ke BM-an aku, cara paling praktis yaitu dengan memesan saja di GoFood. Setelah memilih-milih, akhirnya pilihanku jatuh ke restoran Ayam Betutu Khas Gilimanuk Senopati.


Baca juga: Pengalaman Berharga, Pertama Pakai Jasa Travel dan Pergi ke Bali

Ayam Betutu Kuah Khas Gilimanuk

Aku pesan yang Ayam Betutu Kuah 1 Ekor. Dilihat di gambar yang ada di aplikasi Gojek, sungguh menggiurkan. Menu ini juga jadi salah satu yang paling laku. Jadi di satu bungkus ayam betutu kuah isinya tuh satu ekor ayam kampung rebus, kuah betutu, kangkung plecing, kacang goreng, dan sambal matah. 

ayam-betutu-khas-gilimanuk-bali-senopati


ayam-betutu-gilimanuk-bali-senopati

Ayam dari menu ini merupakan ayam kampung yang dimasak dengan berbagai rempah yang segar. Untuk tekstur ayamnya sendiri cukup empuk, dagingnya lembut , dan ada sedikit rasa pedasnya.  Ukuran ayamnya juga lumayan besar kok. Terus untuk kuahnya seger cuy. Pas sampai rumah, masih hangat. Rasa kuahnya sendiri asam, asin, gurih, dan seger.

Makan ayam betutu tentu nggak nikmat tanpa makanan pelengkap seperti sambal matah, kangkung plecing, dan kacang goreng.  

Untuk sambal matahnya rasanya lumayan pedas, tapi rasa asam dan asinnya dominan sekali. Sebagai pencinta sambal yang pedas, jujur kurang nampol kalau di lidahku. Tapi tetap enak kok. Mungkin buat kamu yang nggak terlalu suka pedas, bakal cocok sama sambal matahnya.  Porsinya juga banyak.

Selain ayam betutu kuah, di sini juga tersedia ayam dan bebek betutu bakar dan goreng.  Porsinya juga macam-macam, selain varian satu ekor, kamu bisa pilih varian ukuran 1/4 ekor maupun 1/2 ekor.

Aku juga memesan menu lainnya yaitu sate lilit (4 buah) dan udang bumbu bali. Mama dan aku sepakat sate lilitnya juara sih. Rasanya tuh ada pedasnya, gurih, dagingnya empuk, terus ada sedikit kriuknya di bagian gosongnya. 


sate-lilit-ayam-betutu-khas-gilimanuk-bali
Udah dimakan satu gaes sebelum difoto. Aslinya 4 sate lilit.



Udang bumbu balinya juga bikin lidah senang. Rasanya tuh paduan manis-pedas, sedikit rasa asin. Satu porsi udang bumbu bali ukurannya bervariasi ada yang gede dan ada yang kecil juga. 

Oh ya, sekadar informasi tambahan. Ayam betutu kuah ini kan cara masaknya direbus, jadi kalau misalnya nggak langsung dihabisin jadi cepat basi. Tapi kalau mau disimpan untuk menu akan malam juga bisa kok. Jadi ayam+kuah, kangkung plecingnya dipanasin aja kalau mau makan. 

Berbagai Pilihan Menu

Selain menu di atas, ada juga menu lain seperti ayam sisit, telur bumbu bali, ayam bumbu rajang, nasi campur bali, ikan goreng/bakar, aneka jus, dan lainnya. 

Harga dan Beli Di mana

Semua rasanya baik si Ayam betutu kuah, udang bumbu bali, dan sate lilitnya nggak ada yang failed. Semuanya masuk ke lidah aku. Tapi aku dan Mama paling suka sama sate lilitnya dan udangnya. 

Ayam Betutu Kuah 1 Ekor + makanan pelengkapnya dihargai Rp110.000. Sedangkan udang bumbu bali Rp45.000 dan sate lilit satu tusuknya Rp4000. Total seluruh makanan yang aku order yaitu  Rp261.200.  Ini sudah termasuk ongkos driver dan jasa aplikasi.

Ya menurutku harganya worth it lah. Soalnya satu ekor ayam betutu kuahnya bisa dijadikan lauk untuk 3x makan sehari, karena ukurannya yang besar. 

Waktu buka: Setiap hari 10 pagi - 20.30 malam

Alamat Ayam Betutu Khas Gilimanuk Bali, Senopati: Jl. Wolter Monginsidi No. 63A Senopati, Jakarta. 

Telepon: 0812-1317-1289, 021 7233245

Selain di Jakarta dan Denpasar, Ayam Betutu Khas Gilimanuk juga punya cabang di Bogor dana Surabaya. 


Baca juga: Review Minang in Wrap: Cara Unik Makan Nasi Padang DIbalut Tortila. Gimana Rasanya Ya?


 


  • 1 Comments

keripik-pisang-pong-pong


Salah satu oleh-oleh yang wajib dibeli kalau aku sekeluarga pulang kampung ke Pacitan yaitu keripik sale pisangnya. Begitu pula kalau ada saudara aku yang dari Pacitan lagi berkunjung ke Tangerang pasti akan selalu bawain aku sale pisang karena saking sukanya.

Namun, karena sekarang lagi pandemi, aku sekeluarga sudah dua tahun tidak pulang kampung ke Pacitan. Jujur saja selain aku rindu dengan suasana di Pacitan dan kumpul-kumpul dengan Mbah Akung dan Mbah Uti aku, aku juga rindu sekali dengan sale pisang khas Pacitan yang garing, gurih, dan manis asli dari pisangnya.

Kalau rindu sama Mbah aku, solusinya bisa video call. Kebutulan Pakde aku tinggal bersama mereka dan Pakde termasuk orang yang melek teknologi. Jadi komunikasi sudah tidak terhalang lagi. Tapi gimana solusi kalau lagi kangen sama sale pisang Pacitan?

Sayangnya sale pisang khas Pacitan tuh biasanya dijual di warung-warung pinggir jalan atau di pasar tradisional. Jadi nggak tersedia di online. Dengan kondisi seperti itu, aku cuma bisa nelan ludah kalau lagi ngebayangin sale pisang.  

Eh tapi rinduku sama sale pisang untungnya nggak perlu pakai lama kayak kangen sama mantan pacar. Rindu dengan sale pisang Pacitan segera terobati dengan camilan yang bakal aku ulas di postingan kali ini.


Baca juga: Rekomendasi Makanan Kekinian di GoFood untuk Manjakan Lidahmu

Review Pisang Pong Pong


pisang-pong-pong


Saat lagi scroll-scroll feed dan tab-tab insta story di Instagram aku melihat postingan Koh @Amrazing (Alexander Thian) yang sedang makan camilan Pisang Pong Pong. Kamu sudah tahu belum dengan makanan satu ini? 

Sebagai anak yang demen jajan makanan baru, aku jadi tergiur mau coba. Minggu lalu akhirnya aku order Pisang Pong Pong di online shop. 


Komposisi & Klaim


pisang-pong-pong-enak


Yang membuat pisang satu ini menarik, komposisinya hanya terdiri dari dua jenis bahan yaitu pisang matang dan minyak kelapa. 


Berdasarkan tulisan yang ada di kemasannya, Pisang Pong Pong diproses dengan suhu panas yang rendah secara vacuum frying dengan memanfaatkan minyak kelapa. Teknik vacuum frying ini membuat tiap irisan Pisang Pong Pong jadi sangat renyah dan tidak ada kadar airnya.  Alasan ini juga yang membuat camilan pisang Pong Pong jadi awet meski tidak menggunakan pengawet makanan. 


Eh bentar, vacuum frying tuh apaan sih? Kalau mengutip dari situs Hello Sehat, vacuum frying merupakan proses penggorengan yang bertekanan rendah dan bersuhu rendah daripada teknik menggoreng umumnya.


Hasilnya dengan menggunakan teknik vacuum frying makanan jadi tidak terlalu banyak mengandung lemak dari minyak ketika digoreng dan nutrisi di dalam makanan tersebut tetap terjaga. Vacuum frying saat ini juga sering dimanfaatkan oleh industri makanan keripik lho.


Apa Sih Maksud Slogan "Polos Apa Adanya?"


Okeh, lanjut kita gomongin soal Pisang Pong Pong. Pisang ini diproduksi oleh Segara Bening Kab. Malang Jawa Timur. Yang bikin camilan ini unik mereka punya slogan Polos Apa Adanya. Apa sih maksudnya?

Jadi seperti yang sudah dijelaskan di atas jika Pisang Pong Pong hanya dibuat dari dua bahan yaitu pisang matang dan minyak kelapa.


Jadi mereka tidak menggunakan bahan tambahan lain seperti pemanis buatan atau tambahan gula. Soalnya manisnya sendiri sudah berasal dari si pisang yang sudah matang.  Mereka juga tidak menambahkan tepung, pewarna, dan bahan pengawet.  


Rasa Pisang Pong Pong 


keripik-pisang-pong-pong-malang
Ini udah dicomot beberapa gaes sebelum difoto.
Jadi isi dari Pisang Pong-Pong lebih banyak dari ini ya.


Pisang Pong Pong yang punya berat 50gram ini punya cita rasa yang unik. Perpaduan chrunchy, manis, asam, dan gurih berpadu jadi satu. Pisang ini juga gampang digigit. Aku sendiri suka dengan perpaduan rasa ini. Mirip sekali dengan sale pisang yang ada di Pacitan.


Pas makan juga minyak yang ada sedikit sekali. Pisang ini juga nggak bikin gatal di tenggorokan dan nggak bikin enek meskipun dimakan banyak.  Mama dan Papa aku juga suka sama Pisang Pong Pong ini lho


Buat aromanya mirip sekali dengan sale pisang yang suka aku beli di Pacitan. Aromanya tuh manis dan harum pisangnya kecium banget. Kalau dari sisi bentuk pas di mulut sih menurutku. Jadi nggak perlu dipotek-potek lagi. Eh tapi boleh sih dipotek, biar nggak cepat habis :D


Kemasan dan Pengantaran Pisang Pong Pong 

Pisang Pong Pong diantar dalam kardus. Kemasan Pisang Pong Pong terbuat dari kertas plastik gitu deh. Bisa kok di daur ulang. Jadi pas isinya sudah habis jangan lupa dikumpulkan buat dikirim ke bank sampah atau Waste4Change ya. 

Untuk respon penjual juga cepat kok balasnya dan ramah pula. Mantaplah pokoknya.


Harga dan Beli Dimana?



Aku beli di Tokopedia di official storenya. Buat yang mau coba dulu bisa beli satuan. Satu pcs dijual dengan harga Rp11.500. Sedangkan yang paket isi 5 pcs seharga Rp57.500. Tapi kalau kamu mau beli langsung banyak tersedia juga paket keluarga isi 15 pcs Rp172.500. 


Yang menarik, adminnya chat aku di aplikasi Tokopedia. Mereka bilang baru akan dikirimkan lusa. Jadi nggak bisa langsung dikirim keesokan harinya. Buat kita yang mau nunggu bakal dikasih satu pcs lagi secara cuma-cuma.  Mantap kan. 


Kalau kamu mau menjadikan Pisang Pong Pong sebagai hantaran juga bisa. Mereka menawarkan paket Pong Pong Paket Gift 6pcs seharga Rp72.500.


Kekurangannya Cuma satu, yaitu kurang banyak hahaha. Soalnya Saking enaknya nggak sadar tahu-tahu satu bungkus udah habis, padahal makan sendiri.


Penasaran mau cobain Pisang Pong Pong? Buruan cek di Tokopedia atau Shopee mereka di Pong Pong Official. Buat lihat produk mereka kamu juga bisa kepoin instagram mereka yaitu @pisangpongpong.


Sekarang aku punya solusi jitu kalau lagi kangen sama sale pisang khas Pacitan. Tinggal order saja pisang Pong Pong di Tokopedia atau Shopee. 


PERINGATAN: AWAS KETAGIHAN GAES :D


Baca juga: Cicipi 3 Kuliner Yogyakarta yang Tak Boleh Dilewatkan



  • 11 Comments
Somethinc-5-persen-niacinamide-sabi-beet-brightening-serum

                       

“Wah gue bisa irit skincare nih karena sekarang lagi pandemi jadi lebih banyak aktivitas di rumah. Pasti muka nggak bakal terlalu kotor dan minim masalah karena nggak kena polusi dan kotoran.” Itu sekelumit pikiran yang muncul di kepala saya, saat diberlakukan WFH oleh kantor.

Jujur awal WFH Maret tahun lalu hingga awal tahun 2021 saya tidak terlalu memikirkan kesehatan kulit, karena pikiran saya di atas. Jadi, saya jarang menggunakan skincare di rumah. Pakai kalau lagi ingat saja.

Kamu juga punya pikiran yang sama kayak saya nggak sih?

Benar sih saya jadi irit skincare. Namun, hasilnya ya sudah bisa ditebak, wajah saya jadi kusam, timbul banyak jerawat, dan bertekstur. Bikin saya jadi nggak pede kalau lagi meeting dan perlu on cam. Saya jadi sering izin off cam deh.

Untungnya rekan-rekan kerja termasuk atasan nggak suka maksa kayak mantan saya untuk selalu memunculkan wajah.   

Setelah cari tahu sana sini di internet, ternyata saya baru tahu meski di rumah saja, kulit tetap perlu dirawat seperti biasa dengan skincare. Hal yang tidak boleh dilupakan juga, tetap wajib pakai sunscreen!. Alasannya karena paparan sinar matahari bisa menembus kaca jendela rumah, lho.

Ya sudah, setelah tahu, saya pun jadi rajin lagi pakai skincare setiap hari. Nggak pernah skip. Namun, ternyata masalah kulit saya tidak segera membaik. Hiks. Meski rutin pakai skincare yang biasa dipakai sebelumnya, sepertinya saya butuh produk yang memang spesifik mengatasi masalah kulit yang saya alami. 

Jadi, dengan bantuan Google dan juga para beauty enthusiast yang sudah membagi pengalamannya, akhirnya saya menemukan satu produk cihuy yang bantu atasi masalah kulit yang sedang dialami. Produk tersebut yaitu Somethinc 5% Niacinamide + Sabi Beet Brightening Serum.

Namun, sebelum saya bahas soal Somethinc 5% Niacinamide + Sabi Beet Brightening Serum  secara lengkap, kita cari tahu dulu apa sih penyebab dari bekas jerawat dan tekstur wajah yang tidak merata tidak kunjung hilang? Cari tahu dulu informasinya, yuk!

Penyebab Bekas Jerawat Tidak Kunjung Hilang

  • Kebiasaan memencet jerawat 
  • Menggunakan kosmetik atau obat jerawat yang memiliki kandugan minyak dan alkohol 
  • Jenis kulit Asia memang mudah muncul flek hitam dan bekas jerawat. Alasannya karena struktur lapisan kulit  orangAsia yang tipis dan zat melanin pada kulit Asia cenderung mudah menerima atau terkena cahaya. Jadi, kalau kulit mengalami inflamasi, seperti jerawat atau efek buruk sinar matahari, noda hitam sering muncul dan bekasnya tahan lebih lama.

Penyebab Tekstur Wajah Tidak Kunjung Hilang

  • Sel kulit mati yang menumpuk
  • Tidak pakai sunscreen

Review Somethinc 5% Niacinamide + Sabi Beet Brightening Serum

Aroma, Tekstur, dan Warna

tekstur-somethinc-5-persen-niacinamide-sabi-beet-brightening-serum




review-lengkap-somethinc-5-niacinamide-sabi-beet-brightening-serum

  • Aroma: Tidak ada aroma sama sekali, which is good buat yang punya alergi sama parfum di skincare. 
  • Tekstur: Untuk tekturnya cair layaknya kayak air tapi agak sedikit kental. 
  • Warna: Bening 
  • Saat digunakan sangat mudah diratakan di kulit wajah.  

Kandungan Kunci Somethinc 5% Niacinamide + Sabi Beet Brightening Serum:

somethinc-5-persen-niacinamide-sabi-beet-brightening-serum


Klaim Produk

5% Niacinamide (Pharmaceutical grade) + Sabi Beet Brightening Serum membantu kulit jadi lebih cerah, membuat skin texture jadi lebih baik, membantu membuat skin barrier jadi lebih meningkat, menyamarkan dark spots & hyperpigmentation, melembapkan, mengembalikan elastisitas, mengurangi kemerahan, mengatai jerawat, dan mengurangi kerusakan kulit.

Hasil di Kulit Saya Selama Satu Bulan


somethinc-5-niacinamide-sabi-beet-brightening-serum-review
Hasil dua minggu pemakaian



hasil-somethinc-5-niacinamide-sabi-beet-brightening-serum
Hasil 3 minggu pemakaian



somethinc-5-niacinamide-sabi-beet-brightening-serum-hasil
Hasil 4 minggu pemakaian

Saat pertama kali memakainya, tidak ada reaksi apa-apa di kulit saya. Semua terlihat baik-baik saja hingga saat ini. 

Yang saya rasakan setelah menggunakan produk Somethinc 5% Niacinamide + Sabi Beet Brightening Serum selama satu bulan, tekstur wajah jadi lebih baik dan bekas jerawat lama kelamaan semakin memudar. 

Namun, untuk efek mencerahkannya, memang belum terasa. Sepertinya sih ini gara-gara saya pakai produk ini hanya pagi hari ya. Kenapa saya hanya menggunakannya di pagi hari? Karena di malam hari saya menggunakan skincare yang mengandung bahan aktif seperti retinol. Saya tidak berani jika mencampurkan banyak bahan aktif dipakai secara berbarengan, malah akan memunculkan reaksi di kulit saya

Saat digunakan pun juga serum ini tidak lengket, mudah diratakan dan menyerap ke kulit. Setelah menggunakan produk serum ini, saya juga tidak lupa untuk me-layer dengan pelembap dan sunscreen sesuai jenis kulit saya. 


Cara dan Tips Penggunaan Somethinc 5% Niacinamide + Sabi Beet Brightening Serum:

Cara Penggunaannya: 
Setelah membersihkan wajah dan menggunakan toner. Gunakan 5 - 10 drops dari serum. Ratakan ke seuruh wajah dan leher. Lalu setelah menunggu 2-3 menit bisa dilayer dengan skincare lainnya. 

Tips Penggunaannya: 

tips-menggunakan-somethinc-5-persen-niacinamide-sabi-beet-brightening-serum


Kemasan yang Travel Friendly 

Somethinc 5% Niacinamide + Moisture Sabi Beet Serum dikemas dalam botol kaca yang tebal berbahan doff namun tetap ringan. Untuk ukurannya sama seperti botol serum pada umumnya, yaitu kecil jadi gampang banget kalau dibawa saat bepergian. Bahannya juga cukup kuat. Kenapa saya bisa bilang begitu? Karena saya pernah menjatuhkannya beberapa kali tapi tidak pecah (untungnya).

Informasi terkait produk sudah lengkap ada di label kemasannya yang berwarna putih. Yang paling saya suka juga dari produknya Somethinc mereka hanya mengemas produk dengan plastik, tanpa ada kardus. Otomatis itu bisa mengurangi sampah juga kan. 

Hal-hal semacam ini penting bagi saya, karena sampai saat ini masih banyak produsen skincare lokal yang mengemas produknya dengan berlapis kemasan. Mulai dari kardus, plastik baik plastik biasa maupun bubble wrap. 

Sekarang kita bahas pipetnya. Pipetnya berasal dari kaca dan berwarna bening. Pipetnya sendiri mudah digunakan dan cairan yang terambil juga mudah keluar dari pipetnya.   

Bagaimana untuk ukurannya? Somethinc 5% Niacinamide + Moisture Sabi Beet Serum tersedia dalam dua ukuran yaitu 20ml dan 40ml. Saya sendiri membeli yang ukurannya 20ml. 

Harga dan Beli di Mana? 

Somethinc 5% Niacinamide + Moisture Sabi Beet Serum dibanderol dengan harga yang sangat terjangkau yaitu Rp89.000. Saya kemarin beli di Beauty Studio By Female Daily.

Kesimpulan Somethinc 5% Niacinamide + Sabi Beet Brightening Serum:

Somethinc 5% Niacinamide Moisture Sabi Beet Serum buat saya membantu sekali menyamarkan bekas jerawat dan mengatasi jerawat. Untuk efek mencerahkannya belum terasa di kulit saya. Mungkin untuk bisa lebih terasa perlu dipakai secara intens beberapa bulan ke depan ya. 

Selain itu, dengan harga Rp89.000 sangat ramah kantong. Jadi, siapa bilang serum wajah yang ampuh haruslah mahal dan buatan luar negeri?




  • 0 Comments
Newer Posts Older Posts Home
BloggerHub Indonesia

About me

Eka-Rahmawati


Eka Rahmawati

"Behind Every Successful Woman, It's Her Self — Unknown


Follow Us

  • instagram
  • Twitter
  • facebook
  • Linkedin
  • YouTube
  • Kompasiana

Banner spot

Blogger Perempuan

recent posts

Labels

Belajar Bareng Buku & Film Cooking digital agency Healthy Kecantikan Kelas Penyiar Indonesia Lomba blog Makan Melancong Produk Lokal Review

Popular Posts

  • Kenalan dengan InShot, Aplikasi Edit Video untuk Pemula yang Mudah Digunakan
  • Senangnya Jadi Narablog di Era Digital
  • 7 Langkah Perawatan Wajah yang Wajib Dilakukan Perempuan

My Portfolio

  • SEO Content Writing 1
  • SEO Content Writing 2

Blog Archive

Eka Rahmawati. Powered by Blogger.

Pageviews

instagram

Created By ThemeXpose | Distributed By Blogger

Back to top