Eka Rahmawati

  • Beranda
  • Profil
  • Makan
  • Sehat
  • Cantik
  • Jalan
  • Buku&Film
  • Belajar

the-smile-orthodontic-and-dental-clinic



Scaling menjadi salah satu perawatan dasar gigi yang normalnya dilakukan enam bulan sekali. Tapi jujur saja, aku sendiri tidak rutin melakukannya sesuai anjuran tersebut (yang ini jangan ditiru ya).

Terakhir aku melakukan scaling gigi di bulan April 2021. Saat itu masih ditanggung kantor karena di waktu tersebut aku masih menjadi pegawai tetap di sebuah agensi di Jakarta. Memutuskan resign di Agustus 2021 dan menjadi fulltime freelance SEO writer otomatis benefit tunjangan kesehatan tidaklah kudapatkan. Makanya kalaupun mau scaling aku mencoba cari yang ramah kantong juga. 

Seminggu sebelum aku melakukan scaling gigi di klinik gigi BSD The Smile Orthodontic and Dental Clinic, aku membatin, 'Duh mau deh scaling karena sudah satu tahun lebih nggak melakukannya'. Tahu-tahu dapat japri dari teman, yang bilang, dia baru melakukan scaling di klinik gigi BSD The Smile Orthodontic and Dental Clinic dan harganya cukup terjangkau. 

Setelah tanya beberapa hal sama teman, aku memutuskan keesokan harinya (14 September) untuk datang ke klinik The Smile Orthodontic and Dental Clinic. Tapi sebelum itu, h-1 aku melakukan reservasi melalui WhatsApp mereka untuk membuat janji. Setelah ditentukan jadwalku adalah di jam 11.00.

Saat datang pertama kali ke klinik gigi di BSD yang baru buka Juli 2022 ini langsung disambut dengan salah satu staf perempuan yang ramah sekali dan lengkap memakai APD dan masker.

Aku datang 30 menit lebih awal. Sembari menunggu aku diminta untuk mengisi form data pasien baru. 

Suasana tempat klinik gigi BSD ini cukup menyenangkan. Ruang tunggu yang didominasi warna putih dan cokelat-keemasan tersebut juga nyaman dan bersih. Saat menunggu kita akan ditemani dengan alunan lagu instrumental yang diputar di sana. Nggak lama kemudian aku langsung diperiksa sama Drg. Hana dengan ramah. 

Jangan Sepelekan Masalah Gigi Bungsu

Menurut Drg. Hana, gigiku termasuk dalam kondisi bagus karena tidak ada bolong atau goyang. Tapi memang ada masalah di gigi bungsu kanan bagian bawah yang mengalami sedikit impaksi.

Jadi, impaksi adalah kondisi gigi yang pertumbuhannya kurang maksimal dan terjebak di dalam gusi. Untungnya impaksi gigi yang aku alami ini nggak menimbulkan nyeri yang mengganggu atau keluhan lain. 

 "Gigi bungsu biasanya tumbuh di usia 20-30 tahun-an. Nah, ada beberapa kondisi yang bikin gigi bungsu nggak keluar dengan sempurna, misalnya karena posisinya yang miring atau rahangnya kecil jadi nggak cukup dan membuat giginya ketahan nggak bisa keluar." Begitu penjelasan Drg. Hana.

klinik-gigi-yang-bagus-di-bsd


Pentingnya Scaling Gigi Enam Bulan Sekali

ortodontis-bsd

"Pemeriksaannya sudah selesai ya, kondisi giginya bagus, cuma ada masalah di gigi bungsunya aja. Sebaiknya dicabut, tapi kalau dirasa tidak mengganggu tidak perlu dilakukan. Untuk scaling-nya dilakukan sama Drg. Baskoro ya." Kata Drg. Hana.

Lalu aku diantar oleh dua orang staf menuju ruang pemeriksaan Drg. Baskoro yang ada di lantai 2.

"Dok saya udah satu tahun nggak scaling nih, jadi mungkin karangnya bakal banyak." Ucapku pada dokter Baskoro.

"Harusnya scaling gigi enam bulan sekali ya, soalnya biar nggak ada masalah kayak gigi berlubang atau gigi kuning. Tapi kalau sampe ada penyakit gusi, scaling harus lebih sering."

Saat sedang dicek, kata Drg. Baskoro, karang gigiku paling banyak di sebelah kiri. Lalu dia menyarankan saat mengunyah perlu dilakukan secara bergantian di sebelah kiri dan kanan. Dengan mengunyah bisa mengurangi plak atau karang gigi. 

Aku baru tahu kalau kebiasaan mengunyah makanan hanya pada salah sisi gigi  saja bisa juga lho mempengaruhi kondisi kesehatan mulut dan gigi.

Setelah melakukan scaling, dokter berkacamata ini bilang kalau overall kondisi gigiku bagus. Hanya saja ada sedikit masalah di gigi bungsu sebelah kanan yang mengalami impaksi tapi nggak terlalu parah. Sama seperti yang dibilang Drg. Hana.

klinik-spesialis-ortodonti-bsd




Kelebihan Klinik Gigi BSD, The Smile Orthodontic and Dental Clinic


klinik-gigi-bsd-the-smile-orthodontic-and-dental-clinic
Kadang kita suka bete atau kurang nyaman bertanya banyak hal terkait kondisi gigi kita kalau dokter yang menangani jutek, kan. Nah pengalaman kayak gini aku nggak rasakan saat berkonsultasi dengan Drg. Hana dan Drg. Baskoro. Mereka menjawab dengan ramah dan bahasanya mudah dipahami.  Bahkan kami sempat ngobrol soal pekerjaan masing-masing :)

Pelayanan di The Smile Orthodontic and Dental Clinic juga cepat. Setelah kondisi gigi bungsuku dicek oleh Drg. Hana, sekitar lima menit kemudian aku diantar oleh beberapa staf untuk melakukan scaling gigi di lantai dua bersama Drg. Baskoro. 

Para staf juga akan membantu pasien saat melakukan registrasi, saat menggunakan pakaian APD sebelum memasuki ruangan dokter, hingga proses perawatan kita selesai. 

Untuk treatment gigi yang diterima di Klinik Spesialis Ortodonti BSD ini ada banyak yaitu spesialis konservasi gigi, spesialis kedokteran gigi anak, spesialis radiologi kedokteran gigi, spesialis periodonsia, spesialis prostodensia, spesialis penyakit mulut, dan spesialis bedah mulut.

Peralatan yang digunakan juga cukup modern ya. Salah satu fasilitas yang belum pernah kudapatkan dari klinik atau rumah sakit lain saat melakukan scaling adalah di sini kita diperlihatkan kondisi gigi kita menggunakan sebuah alat seperti kamera yang dimasukkan ke dalam mulut. Lalu hasilnya bisa kita lihat di layar yang ada di depan kita. 

dokter-gigi-bsd

Yang tidak kalah penting, harga scaling gigi di The Smile Orthodontic and Dental Clinic yang cukup terjangkau. Harga scaling di sini berkisar Rp400.000-Rp600.000 saja. Nah, ada kabar gembira buat kamu yang mau melakukan perawatan gigi di bulan September. Klinik gigi yang bagus di BSD satu ini lagi ada promo menarik lho. 
  • Happy Hour Discount up to 20% basic treatment yang berlaku dari 17 September - 1 Oktober 2022, hanya Weekdays jam 10-14. 
  • Diskon 20% untuk scaling dan 10% untuk tambal.
  • Odontektomi dari harga 4.5 Juta diskon jadi 2.9 juta.
  • Pasang Behel diskon sampai dengan 3 juta. Jenis behel lengkap: behel konvensional dengan karet, self ligating (tanpa karet, paling canggih) ataupun aligner yang bening tidak terlihat seperti behel. 
Ada tambahan juga free konsultasi dan administrasi dengan syarat dan ketentuan berlaku.

Jangan lupa ya untuk melakukan reservasi kedatanganmu di nomor customer service  mereka terlebih dulu.

Kalau kamu lagi cari rekomendasi dokter gigi BSD nggak perlu ragu untuk berkunjung ke The Smile Orthodontic and Dental Clinic ya. Informasi lebih lanjut terkait klinik gigi yang bagus di BSD, The Smile Orthodontic and Dental Clinic bisa kepoin mereka di Instagramnya @thesmile.dental dan WhatsApp di 0877-1200-0300. Kamu bisa berkunjung ke Klinik Spesialis Ortodonti BSD ini pada Senin - Minggu : 10.00 - 20.00 WIB. 

Alamat lengkapnya ada di Jl. Letnan Soetopo, Ruko Golden Madrid 2 Blok F no. 05 Rawa Mekar Jaya - BSD Tangerang Selatan. 

Jika ada dari kalian yang sudah merasakan perawatan ortodontis BSD The Smile Orthodontic and Dental Clinic ini, yuk ceritain ke aku di kolom komentar, ya!










  • 31 Comments

jxb-2022-sustainable-beauty

Siapa di antara kamu yang ke Jakarta X Beauty by Female Daily di JCC hari Kamis (28/07/2022) kemarin? Aku ngacung deh. Pas tahu acara ini aku langsung set agenda untuk mengosongkan kerjaan. Acaranya sendiri berlangsung selama 4 hari ya, dari tanggal (28-31 Juli 2022). Aku memilih datang di hari pertama karena juga mau lihat talkshow seru tentang sustainability beauty. 

Meski sudah hampir dua tahun menjalani gaya hidup minim sampah atau sustainability, pastinya banyak hal yang masih perlu aku pelajari, khususnya sustainability beauty ini. 

Oke, langsung aja aku bakal share beberapa ilmu yang aku dapatkan dari Talkshow: Can't Stop Talking About Sustainable Beauty dengan tiga narasumber yaitu Kak Ankayama seorang Digital creator yang fokus pada Sustainable Living, Mbak Nada Arini Pegiat Sustainable Living, dan Kak Arinda Kristie Editor in Chief of Female Daily Network. 

Apa Sih Makna Sustainability?

Menurut ketiganya makna dari sustainability living adalah tidak memberikan dampak negatif pada lingkungan karena kita perlu lingkungan untuk menjalankan hidup yang layak. Kita perlu lingkungan yang sehat untuk hidup yang layak. 

Sustainability juga merupakan usaha yang dilakukan bersama untuk mendukung tujuan menciptakan lingkungan yang lebih sehat demi kebaikan makhluk hidup yang ada di bumi.

Berbagai macam hal yang kita lakukan dengan masih mengingat dampak, efek, atau bertanggung jawab terhadap lingkungan. 

Baca juga: Memulai Hidup Zero Waste, Karena Sampahku Tanggung Jawabku

Hal Pertama yang Dilakukan untuk Memulai Gaya Hidup Sustainability Living

Kak Nada yang merupakan bagian dari Sustainable Indonesia sudah sejak tahun 2015 menjalani sustainability living. Hal yang pertama yang ia lakukan saat memulai sustainability living yaitu mengurangi sampah plastik, memilah sampah organik dan non organik, serta mengompos sampah organik. 

Jangan minder kalau langkah pertama kita masih sekadar action-action kecil, karena Mbak Nada sendiri memulai sustainability living bersama komunitas yang memiliki concern yang sama yaitu Sustainable Indonesia. 

Sedangkan untuk Kak Anka, ia memulai dengan mengumpulkan empties product untuk dikirim ke bank sampah atau waste management untuk didaur ulang, lalu switch menggunakan produk ramah lingkungan seperti soap bar atau shampoo bar yang lebih ramah lingkungan karena tidak banyak plastik dan kandungannya lebih alami. 

Kalau Kak Arinda, menggunakan skincare hingga habis, empties-nya dikumpulin dan dikirim ke waste management atau di Female Daily juga ada wadah untuk menyalurkan empties para karyawan FD. Kemudian menggunakan lagi kemasan PR package dan bubble wrap yang masih bisa digunakan untuk mengirim barang. Jadi selain bisa mencegah sampah, bisa menghemat uang juga. 

Baca juga: Gaya Hidup Zero Waste Bersama Si Kecil

Apa Alasan untuk Menjalani Sustainable Living?

Kak Nada memulainya dari komunitas, dan sempat menganggap gaya hidup ini ribet. Lalu yang menjadi turning point adalah saat Kak Nada pergi ke TPA Bantar Gebang bersama anaknya yang berusia delapan tahun. Di sana Kak Nada juga melihat anak kecil main di situ dan tinggal di situ yang terdampak sekali. 

Kak Nada kemudian berpikir, kalau nggak berubah, bisa jadi gunungan sampah akan ada di depan rumah kita dan berdampak bagi anak-anak juga. Dari situ ia menyadari kalau ternyata sampah yang ia hasilkan hanya berpindah tempat saja. Setelah itu baru deh Kak Nada mencoba mengurangi sampah. 

Kak Anka juga menyampaikan tren beauty tuh cukup berkaitan sekali dengan sustainability. Jadi jangan sampai kita all out merawat diri tapi nggak memperhatikan isu lingkungan juga. Setiap produk yang kita pakai pasti berkontribusi dengan sampah. 

Lain lagi dengan Kak Arinda, semenjak pandemi Kak Arinda mencoba menjalani sustainability living. Hal ini dilatarbelakangi sering membeli produk online dan mendapat PR package yang terdapat kemasan plastik. Ia menyadari kok jadi banyak banget sampah plastik yang ada di rumahnya. Kemudian Kak Arinda pernah ke pantai dan menemukan pantai tersebut jernih banget. Kak Arinda pengen bisa pantai di Indonesia seperti itu. 

Action Sustainability di Bidang Beauty

Ada beberapa contoh nih yang bisa kita tiru dari ketiga narasumber untuk hidup ramah lingkungkan dari sisi beauty. 

Kak Nada saat ini mencoba untuk menerapkan minimalist beauty jadi menggunakan produk tidak terlalu banyak. Hal ini juga dilatarbelakangi karena ia memiliki kulit yang sensitif. Jadi biasanya Mbak Nada suka share in jar dulu dan kalau sudah dipakai nggak alergi maka baru beli yang ukuran besar dan stick to it jadi nggak banyak coba-coba. Ia juga menggunakan produk skincare yang terbuat dari bahan yang tidak berbahaya dan bahan ramah lingkungan. 

Contohnya Mbak Nada sudah nggak pakai shampo biasa sejak 8 bulan dan malah rambutnya justru lebih sehat dan keritingnya lebih bagus. Jadi, Mbak Nada sekarang keramas menggunakan campuran larutan dari air dan jeruk nipis saja, 

Kalau cara Kak Anka yaitu selalu menggunakan produk sampai habis tanpa sisa bahkan sampai digunting atau dikoret, mengirimkan kemasan empties ke bank sampah atau waste management dengan mencuci dan dikeringkan terlebih dulu. 

Lalu nggak membeli produk yang tidak perlu. Jadi saat berbelanja perlu dicari tahu dulu informasi produknya apakah sesuai dengan kulit atau rambut kita atau nggak. Jangan asal ikuti tren. Pilah-pilah sampah rumah tangga, dan upcycle packaging atau box skincare untuk menjadi benda-benda lain seperti dijadikan buku jurnal, backdrop, dan lain-lain 

Kak Anka juga suka membuat skiniventory. Jadi dengan membuat skinventory itu kita bisa tahu skincare apa yang kita punya, expirednya kapan, PAOnya kapan. Membuat skinventory ini membuat kita jadi lebih aware sama apa aja yang kita punya dan menghindari lupa karena banyak coba produk lain. 

Tujuan  dari skinventory ini jangan sampai kita beli skincare terus, tapi ujung-ujungnya expired dan kebuang. Skinventory membuat kita juga memakai produk sampai benar-benar habis dan tidak ada yang mubazir.

Kalau misalnya produk skincare yang kita pakai nggak cocok lebih baik gunakan skincare tersebut di bagian tubuh yang tidak sensitif seperti lutut atau kaki. 

Baca juga: Caraku Memulai Hidup Minim Sampah untuk Wujudkan Lingkungan & Hidup yang Lebih Baik

Campaign Female Daily: FD SustainaBeauty 

Female Daily sebagai platform kecantikan terbesar di Indonesia memiliki campaign yang bernama FD SustainaBeauty. Tujuannya untuk mengajak para member FD mengumpulkan empties mereka, memilah sampah, mengirimkannya ke Female Daily agar didistribusikan ke waste management company dan lebih mindful memilih produk itu tindakan yang udah sangat membantu apalagi jika dilakukan bersama-sama. 

Kedepannya Female Daily ingin mengajak brand juga untuk lebih concern terhadap lingkungan. Karena beauty industry menyimpan cukup banyak sampah sendiri per tahunnya. Apalagi industri kecantikan tidak bergerak melambat, malah bergerak cukup cepat. 

Cara Mengajak Anggota Keluarga untuk Mencoba Gaya Hidup Minim Sampah 

Aku sempat bertanya ke ketiga narasumber tentang bagaimana cara mengajak anggota keluarga untuk ikut menerapkan sustainability living ini dan bagaimana cara agar tetap konsisten menjalani gaya hidup ini di mana ada banyak sekali godaan. 

Menurut Mbak Nada, faktanya orang terdekat seperti keluarga adalah orang yang paling sulit untuk diajak berubah. Karena anggota keluarga kita itu yang paling tahu kita dan tahu dulunya kita seperti apa, jadi kenapa mengajak yang susah-susah. 

Saran dari Kak Nada adalah lebih baik memberikan contoh daripada mengajarkan atau memberikan ceramah. Biarkan keluarga kita melihat dampaknya. Kalau ada anggota keluarga yang bertanya jawab saja, dan pelan-pelan coba ajak mereka untuk berubah. 

Ayah Mbak Nada dulu sempat marah jika melihat Mbak Nada mengompos karena ayahnya menganggap mengompos adalah hal yang jorok dan berantakan. Tapi sekarang beliau sudah mengompos. Namun, perlu waktu lima tahun untuk akhirnya ayahnya ikut mengompos. 

Sama dengan Mbak Nada, adik dari Kak Anka juga awalnya belum aware akan kebiasaan memilah sampah. Tapi dengan sering melihat Kak Anka memilah sampah, akhirnya adiknya mulai tertarik dan mencari tahu berbagai istilah tentang daur ulang, dan lain-lain. Lama kelamaan tindakannya juga mulai mengikuti Kak Anka. Intinya fokus dulu dengan diri sendiri, nanti anggota keluarga juga akan lama kelamaan mengikuti. 

Cara Menjaga Konsistensi Melakukan Sustainability Living 

Mbak Nada sendiri mengakui selama proses menjalani gaya hidup ini cukup naik turun dan tidak mudah. Jika kita sedang tidak konsisten, sadari aja bahwa kita adalah manusia biasa dan bukan hero. Next-nya yang bisa dilakukan adalah dengan minta maaf ke diri sendiri dan berusaha untuk back on track lagi keesokan harinya. 

Sedangkan Kak Anka memberikan tanggapan jika jangan memasang target atau ekspektasi bahwa kita harus jadi sempurna. Hargai proses perjalanan menjalani sustainability living. Kalau lagi malas atau kurang semangat nggak apa-apa berhenti dulu. Karena tidak bersemangat bukan berarti berhenti ya. 

Tambahan dari Kak Arinda, ingat aja apa tujuan melakukan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan ini dan yang terpenting tetap berusaha melakukan untuk mengurangi sampah sebisa kita. 

Sebagai penutup talkshow ada pesan dari Mbak Nada

"Berbicara sustainability itu bukan sesuatu action yang besar tapi bisa dilakukan dari hal yang kecil yang kita bisa. Jadi start small with big impact." 




  • 0 Comments



Aku sudah hampir dua tahun menjalani gaya hidup zerowaste atau minim sampah. Tentu dalam perjalanannya tidak sempurna. Masih suka lupa bawa barang reusable, misalnya tas kain untuk belanja atau wadah makanan saat jajan di luar. Tapi nggak apa-apa, wajar kok kalau kita lupa. 

Aku sendiri nggak mau menjadikan beban. Kalau misalnya lupa ya sudah, bertekad besok bakal lebih baik lagi dan sebisa mungkin mengurangi sampah. 

So far selama menjalani gaya hidup minim sampah atau zero waste aku merasakan beberapa manfaat seperti jadi jauh lebih hemat, lebih memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan bukan mengedepankan keinginan, dan merasa hidup jauh lebih sederhana karena pilihannya jadi lebih sedikit.

Jujur, aku ingin sekali menjadikan gaya hidup zero waste ini jangka panjang dan sebisa mungkin aku juga terapkan saat kelak nanti sudah berkeluarga dan memiliki anak. 

Nah, ngomong-ngomong soal zerowaste di lingkungan keluarga, beberapa hari lalu aku menonton IG Live dari Buumi Playscape yang membahas penerapan gaya hidup zero waste di keluarga khususnya bersama si Kecil. 

Narsum yang dihadirkan yaitu Mba Maurilla Imron yang merupakan founder dari ZeroWaste.id. Pada kesempatan tersebut, ibu satu anak yang lebih sering disapa Mba Muril ini membagi pandangan, pengalaman, dan kiatnya dalam penerapan zero waste sehari-hari termasuk pada anak perempuannya bernama Lana. 

Mbak Muriel pada sesi ini juga membagikan ide dan rekomendasi permainan yang ramah lingkungan dan murah bahkan gratis.

Apa Itu Gaya Hidup Zerowaste Menurut Mbak Muriel?

Menurut Mba Muril gaya hidup zero waste merupakan gaya hidup yang bertujuan agar kita tidak mengirim sampah ke tempat pembuangan akhir atau memberikan sedikit dampak buruk bagi lingkungan dan kalau bisa nggak sama sekali. Caranya dengan bijak mengonsumsi dan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki.

Yang Membuat Mbak Muriel Memulai Gaya Hidup Zero Waste

Untuk Mbak Muriel sendiri trigger pertama kali concern terhadap lingkungan karena melihat video seorang diver asal Inggris yang sedang menyelam di Nusa Penida, Bali. Di video itu divernya nunjukkin sampah-sampah plastik sisa konsumsi. Dari situ Mbak Muriel mulai tergerak untuk cari tahu soal fakta-fakta sampah di Indonesia. 

Termasuk fakta banyak hewan laut yang mati karena sampah plastik. Misalnya penyu mati karea hidungnya tertutup sedotan plastik atau paus yang mati karena penyebabnya mengonsumsi plastik. Saat di belah perutnya ternyata banyak sampah plastik. 

Hal Pertama yang Diubah Mbak Muriel Saat mengetahui soal Zero Waste

Berdasarkan pengalaman Mbak Muriel, langkah pertama yang ia lakukan yaitu mencari tahu apa sampah sekali pakai yang sering kali dihabiskan.  Ia mencoba mengganti produk yang dipakai secara reguler yang sekali pakai ke reusable.  Nah, Mbak Mureil sendiri pembalut sekali pakailah yang sering digunakan. Lalu ia memilih untuk menggunakan menstrual cup. 

Lalu mulai mencoba hal lain, misalnya membawa tas belanja kain, wadah makanan, dan tumblr sendiri saat berpergian. 

Penerapan Zero Waste Setelah Menikah dan Punya Anak 

Pasti ada challenging juga dan zerowaste itu juga berkaitan sama mindset.  Karena nggak mungkin ada orang yang nggak menghasilkan sampah sama sekali. Penerapan zero waste lebih kepada tanggung jawab terhadap barang atau produk yang kita gunakan atau konsumsi. Dan sebelum mengonsumsi tuh sebaiknya kita pikirkan dulu agar bisa maksimal digunakan, ramah lingkungan, dan tidak mubazir.

Jadi kalau itu sudah ada di-mindset, mau nggak mau apa yang mau kita beli atau yang mau kita kasihin ke anak tuh, kita bakal mikir dua kali. Kayak, eh ini ada nggak sih produk yang lebih sustainable atau ramah lingkungan? Apakah produk ini harus dibeli?, untuk produk ini ada nggak ya yang reusable?

Gimana nggak challenging, aku yang masih single dan tinggal bareng sama orang tua aja juga mengalami kesulitan. Misalnya, pertanyaan-pertanyaan atau anggapan dari orang tua kenapa sih harus 'nimbun' sampah di rumah. 

Padahal kemasannya sudah dibersihkan lho itu. Tapi mereka masih menganggap itu berbahaya. Tapi aku berusaha menjelaskan saja jika kemasan yang dikumpulkan itu nggak bakal menimbulkan bakteri karena sudah dipastikan bersih sebelum dikirim ke bank sampah. 

Terus misalnya saat berpegian ke luar rumah. Jujur memang bawaannya jadi banyak. Misalnya bawa tumblr, sedotan stainless, cutlery set, dan lain-lain. Terus Mama suka nanya, itu tas kok penuh, memang isinya apa saja? Pokoknya memang harus sabar menjelaskan ke keluarga soal gaya hidup ini. 


Membuat Mainan atau Melakukan Aktivitas yang Biasa Dilakukan dengan Produk Recycle

Mindful Walk

Menurut Mbak Muriel yang namanya activities inspiration itu ada banyak banget hal-hal yang bikin orang tua dan anak jadi terkoneksi dengan lingkungan sekitar. Mbak Muriel sendiri fokus dengan umur Lana yang mau menginjak tiga tahun dengan menumbuhkan kecintaan terhadap apa yang ada di sekelilingnya dan membuat dia mindful dengan apa yang ada di sekitarnya dia. 

Contohnya dengan mindful walk. Jadi sambil jalan santai kita ngobrol sama anak. Lihat kiri dan kanan. Pasti ada aja deh yang baru dan bisa menambah pemahaman anak terhadap alam atau lingkungan.  Misalnya memperhatikan awan yang biru, merasakan panasnya matahari, mencari tahu tentang tanaman yang sedang dilihat, memperhatikan warna-warna daun beda-beda dan bentuknya juga beda-beda.

Berkreasi  dengan Arts dan Craft dari Bahan Natural

Lana sering diajak Mbak Muriel untuk memanfaatkan bahan natural yang ada di sekitar saat ingin membuat arts dan crafts. Misalnya dengan memanfaatkan bunga atau daun yang berjatuhan.  Lalu diambil bunganya dan ditaro di tempat gitu. Setelahnya dulukis bunga atau daunnya, kemudian ditempel di kertas gambar. Dari main di outdoor kita juga bisa kreatif menggunakan bahan-bahan alam yang kita temukan di rumah.

Membuat Mainan Menggunakan Bahan Alam

Contohnya Mba Muril dan keluarganya pernah ke gunung dan menemukan pohon pinus kecil. Lalu mba Muril bikin mainan dari kardus yang dilubangi agar Lana bisa memasukkan bahan alami pohon pinus kecil tersebut ke kardus.








Puzzle Hewan


Bisa juga ciptakan mainan berupa puzzle yang dibuat dari gambar yang diprint kemudian ditempeli di  kardus yang dipotong kotak. Terus dijadikan puzzle gitu. Mainan puzzle ini bahkan bisa disimpan untuk anak kedua, dstnya juga lho.



\



Sumber referensi mainan anak ramah lingkungan bisa lihat di Pinterest dan mainan-mainan yang dibuat atau disebutkan tadi oleh Mbak Muril dibuat dengan barang bekas. 




Intinya jika ingin membuat mainan dari barang bekas atau bahan alami pikir kan dulu ide kreatifnya apa, apa yang ada di rumah dipakai dan kalau nggak ada baru beli. 

Toy Rotation dan Sewa Mainan

Anak kecil itu cenderung cepat bosan dengan mainan yang sama terus. Jadi perlu diberlakukan toy rotation. Dengan toy rotation akan membuat anak merasa ada mainan yang baru terus dan berbeda-beda. Anak pun jadi nggak terlalu punya banyak akses ke mainanya dia. Karena kalau dibiarin, anak bisa jadi overwhelm dan dia jadi udah kenal semua akhirnya dia cepat bosan. Kalau menerapkan toy rotation kan, jadinya ada mainan yang baru lagi buat dia. Selain melakukan toy rotation, Mbak Muriel sendiri juga suka menyewa mainan untuk anaknya.

Kesulitan Menjalani Gaya Hidup Zero Waste

Terkadang ada saatnya diri sendiri kalah dengan keinginan. Bila hal ini terjadi ingat kembali sama strong whynya kita mau memulai gaya hidup minim sampah ini. Kalau misalnya memang lupa misalnya bawa tas belanja kain jadi kita harus mau nggak mau pakai plastik sekali pakai, ya sudah gapapa. 

Yang penting berusaha memaksimalkan, mengelola, dan bertanggung jawab dengan sampahnya. Kemudian bilang sama diri sendiri I wiill do better tomorrow. Jangan menyalahi diri sendiri. Gak apa-apa kalau kita masih menghasilkan sampah.

Keuntungan dari Menerapkan Gaya Hidup Zero Waste

Ada beberapa hal yang bisa dirasakan dalam hidup setelah menerapkan gaya hidup zero waste. Menurut Mbak Muriel, untuk dirinya sendiri lifestyle ini membuat hidup jadi lebih terencana dan terorganisir, mengonsumsi makanan lebih sehat, hemat jangka panjang karena kita menggunakan barang yang reusable, mengenal diri sendiri dan kebutuhan, lebih aware dengan lingkungan sekitar dan alam, lebih menghargai pemberian Tuhan dan jadi lebih banyak bersyukur, hidup juga jadi lebih sederhana. 

Zero waste itu adalah proses, jadi nggak bisa langsung kita merubah habit yang sudah lama tebentuk. Tapi,  ingatlah kalau misalnya kita sudah mulai sedikit-demi sedikit menerapkan gaya hidup zero waste, misalnya sudah mulai belanja dengan membawa tas kain sendiri atau membawa tumblr. Jangan lupa untuk ditambah terus progresnya. Jadi setelah kita berhasil konsisten di satu, dua hal, kita bisa tambah terus tindakannya.

Trik Membeli Perlengkapan Bayi yang Ramah Lingkungan 

Tak jarang ibu yang memiliki bayi dan ingin mencoba perlengkapan bayi yang ramah lingkungan terhalang karena masalah biaya, karena biasanya harganya mahal. Mbak Muriel sendiri memberikan tips.

Menurutnya memang untuk menerapkan zero waste ini kita perlu menyesuaikan dengan finansial dan kondisi. Dan kalau membelinya di depan sekaligus pasti mahal. Nah, alternatifnya bisa beli preloved atau belinya dicicil aja. Misalnya untuk popok kain atau clodi. 

Coba saja untuk tiap bulan beli dua clodi. Jadi nggak apa-apa dikombine sama popok sekali pakai. Nah, kalau clodi kainnya sudah cukup, baru tidak menggunakan popok sekali pakai. 

Menerapkan gaya hidup zero waste atau minim sampah memang tidak mudah, namun bukan berarti tidak mungkin diterapkan dan dibiasakan untuk anak kita. Jadi mulailah zero waste dengan perlahan dan konsisten.

IG Live ini ditutup dengan kutipan “We don’t need a handful of people doing zero-waste perfectly, but we need millions of people doing it imperfectly. Jadi jangan pernah merasa yang kamu lakukan nggak signifikan; every little thing matters. Start somewhere and keep doing it. Don’t stop!”


  • 0 Comments



Dalam rangka memperingati Hari Kusta sedunia atau World Leprosy Day (WLD) pada 30 Januari 2022, Ruang Publik KBR menyelenggarakan talkshow yang mengangkat tema "Tolak Stigma, Bukan Orangnya" yang bekerjasama dengan NLR Indonesia pada Rabu, 26 Januari 2022. 

Peringatan hari Kusta Sedunia ini menjadi penting bagi negara kita, karena Indonesia menjadi negara dengan kasus kusta tertinggi ketiga di dunia setelah India dan Brazil. Salah satu penyebabnya karena ketidaktahuan masyarakat terhadap gejala kusta sehingga membuat pengidapnya tidak menyadari dan kurang waspada terlebih dengan stigma yang terus ada  tentang penyakit ini. 

Akibat stigma yang muncul di masyarakat membuat pengidapnya jadi  enggan untuk memeriksakan diri, sehingga penularan kusta terus terjadi dan kasus disabitias akibat kusta masih tinggi.

Dalam talkshow ini dibahas beberapa hal seperti sejauh mana stigma bisa berdampak bagi pengidap kusta dan bagaimana pengalaman pribadi Orang Yang Pernah Mengalami Kusta kusta (OYPMK) mengenai stigma yang ada. Serta seberapa besar pengaruhnya terhadap upaya penanggulangan kusta di Indonesia. 

Dalam acara ini ada dua narasumber yang dihadirkan yaitu dr. Astri Ferdiana yang merupakan Teknikal Advisor NLR Indonesia dan Al Qadri yang merupakan OYPMK serta Wakil Ketua Himpunan Mandiri Kusta Nasional (PERMATA).

Cerita Pengalaman Pak Al Qadri Sebagai Orang Yang Pernah Mengalami Kusta kusta (OYPMK)

Pak Al Qadri tertular kusta saat usianya enam tahun, saat itu beliau ingin masuk SD. Kemudian salah satu orang tua dari teman Pak Al Qadri melaporkan ke Kepala Sekolah di SD tempat Pak Al Qadri akan belajar agar Pak Al Qadri tidak diizinkan sekolah lagi, karena dianggap kusta sangat berbahaya dan dapat menularkan ke orang lain. Singkat cerita Pak Al Qadri tidak diperbolehkan sekolah dengan alasan belum cukup umur untuk sekolah.

Bukan hanya itu saja, Pak Al Qadri pun juga mengalami kesulitan untuk bergaul dengan teman sebayanya.

Baca juga: Ruang Publik KBR: Bahu Membahu untuk Indonesia Sehat dan Bebas Kusta

Gambaran Besaran Kasus Kusta di Indonesia

NLR Indonesia menjadi satu-satunya organisasi yang fokus terhadap eliminasi kusta yang bekerjasama dengan dinas kesehatan, Kementerian Kesehatan, dan organisasi untuk orang yang pernah mengalami kusta seperti PERMATA.

Di Indonesia sendiri masih ada enam provinsi yang belum bisa mengeliminasi atau menekan angka kasus sampai di bawah 1/1000 penduduk. Sedangkan di tingkat Kabupaten,  dari 514 kabupaten di Indonesia, masih ada sekitar 98 kabupaten yang masih mengalami masalah kusta di daerahnya, terutama di daerah Indonesia Timur, Jawa Barat, Jawa TImur, Jawa Tengah masih ada kabupaten yang belum berhasil mengatasi.kusta sampai optimal.

Gambaran dan Diskriminasi yang Pernah Dialami Penderi Kusta 

Permasalahan kusta yang utama selain dari penyakitnya sendiri, juga terletak pada stigma. Padahal kusta sendiri bisa disembuhkan. Stigma itu sangat berat. Perlakuan stigma itu sangat kental. Stigma dari masyarakat membuat pengidap kusta jadi tidak bisa menerima dirinya dan mengakui dirinya terkena kusta apalagi diajak untuk bersosialisasi dan bergabung dalam organisasi untuk menyampaikan terkait kusta ini sangat minim. Sehingga agak berat untuk menghapus stigma ini.

Orang disabilitas yang disebabkan karena kusta mengalami double diskriminasi terlebih lagi perempuan yang mengidap kusta.  Di tempat asal Pak Al Qadri di Kampung Bugis Sulawesi Selatan, jika ada orang yang terkena kusta  perempuan tidak ada yang mau melamar dan laki-laki tidak ada yang mau menerima lamarannya. Bahkan di Sulawesi Selatan, ada delapan per kampungan yang penduduknya termasuk OYPMK dan masih mengidap  kusta. 

Coba bisa dibayangkan ya betapa seriusnya dampak yang ditimbulkan dari stigma negatif terhadap kusta bagi kehidupan seseorang. Sayangnya hingga saat ini pemahaman masyarakat terkait kusta masih sangat minim, sehingga banyak orang yang masih memiliki pemahaman yang keliru terhadap kusta. 

Upaya yang Dilakukan NLR Indonesia dalam Menanggulangi Stigma dan Diskriminasi  Terhadap Kusta

Untuk mengatasi stigma ini perlu kerjasama dari semua pihak. Tiap orang harus sadar jika OYPMK punya hak yang sama dengan orang yang bukan OYPMK, yaitu punya hak terhadap kesehatan, pendidikan,  hak untuk mendapatkan kesempatan hukum & politik, dan hak untuk hidup. 

Banyak sekali orang OYPMK yang sudah dicap negatif oleh masyarakat  jadi merasa kurang percaya diri dan ikut mencap negatif dirinya sendiri. Hanya orang-orang tertentu saja yang mau ikut menyebarkan pemahaman jika kusta tidak berbahaya dan bisa disembuhkan.

NLR Indonesia sendiri merupakan organisasi yang fokus pada penyakit kusta dan disabilitas.Upaya yang dilakukan NLR Indonesia yaitu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat, nakes, dan stakeholeder untuk menyadari apa itu kusta dan menyadari jika pengidap kusta juga punya hak yang sama seperti manusia lain. 

Upaya-upaya tersebut diwujudkan dalam bentuk seperti kampanye peningkatan kesadaran, pelatihan, bekerjasama dengan media, dan mentarget beberapa kelompok masyarakat bukan hanya nakes dan sektor kesehatan tapi juga lintas sektor. NLR Indonesia juga berusaha melakukan advokasi kepemimpinan daerah di provinsi dan kabupaten agar mulai memperhatikan kusta di daerahnya. 

Bagaimana Meyakinkan Keluarga Jika Kusta Itu Menular, Namun Tidak Mudah Menular?

Perlu dipahami dulu ya, kalau kusta itu bisa menular, tapi penularannya tidak semudah penyakit TBC, Covid, flu, atau misalnya kita melakukan kontak fisik seperti salaman itu tidak membuat kita tertular kusta.

Sebenarnya kusta itu sulit menular dan proses menularnya kusta cukup lama. Misalnya kamu hidup dengan penderita kusta, proses penularannya bisa terjadi sampai 2-5 tahun. Kusta akan cepat menular, jika orang yang terkena bakteri kusta memiliki imunitas buruk dan gizi yang kurang. Jadi penularannya tidak cepat seperti penyakit lainnya.

Analoginya, misalnya dari 100 orang di dalam suatu ruangan dan mereka terpapar bakteri kusta, itu mungkin yang akan benar-benar mengalami kusta  mungkin hanya dua orang. Itu pun diperkuat dengan kondisi orang tersebut yang punya imunitas buruk dan gizinya kurang dsb.

Bagaimana Cara Berinteraksi dengan Orang yang Mengidap Kusta Tanpa Harus Menyudutkan Mereka dan Aman Juga Bagi Kita?

Yang perlu di highlight, kusta tidaklah berbahaya dan tidak membahayakan orang di sekitarnya. Contohnya, Pak Al- Qadri yang bercerita jika ia empat bersaudara. Saat dirinya terkena kusta, tiga orang adiknya tidak tertular kusta dan hidup bersama Pak Al Qadri di rumah. 

Beliau juga menikah dengan orang yang mengidap kusta. Bahkan istri Pak Al Qadri harus diamputasi kakinya karena ada luka yang tidak bisa sembuh. Namun, sekarang Pak Al Qadri sudah punya dua anak dan mereka sudah menyelesaikan pendidikan. Dua anak Pak Al Qadri tidak ada yang tertular kusta.

Jadi jangan takut untuk berinteraksi dengan pengidap kusta apalagi yang sudah mendapatkan pengobatan, karena sekali lagi kusta bukanlah penyakit berbahaya. 

Peran dari Keluarga Terhadap Pengidap Kusta 

Keluarga harus mendorong anggota keluarganya dengan penyakit kusta untuk berobat sesegera mungkin ke puskesmas untuk mendapatkan pengobatan. Lalu pengidap kusta juga perlu mendapatkan dukungan sosial agar mau termotivasi menghabiskan  obat tersebut sampai selesai, karena jangka waktunya cukup lama. Sehingga diperlukan persistensi dan motivasi dari orang-orang terdekat.

Sementara untuk kita yang melakukan kontak erat dengan pengidap kusta, segera konsumsi obat pencegahan agar mengurangi risiko tertular. 


Pesan NLR Indonesia 


Melalui dr Astri, NLR Indonesia mengajak semua pihak, baik individu, kelompok, masyarakat, pemerintah, swasta, kesehatan maupun non kesehatan, industri, akademisi, universitas, dan semua sektor untuk bekerjasama mewujudkan Indonesia zero leprosy, zero disability, dan zero exclusion. 

Sudah terlalu lama Indonesia bergelut dengan kusta dan sudah terlalu lama orang yang mengalami kusta mendapatkan stigma negatif dan diskriminasi dan ini sudah menuju 2030 di mana tujuannya Indonesia harus nihil penularan kusta, nihil disabiitas akibat kusta, dan nihil eksklusi (stigma dan diskriminasi).

Sebagai penutup talkshow ini dr Astri juga kembali mengingatkan jika kusta bisa disembuhkan, obatnya ada  dan disediakan gratis di puskesmas. Lebih cepat berobat maka penanganannya lebih mudah dan terhindar dari kerusakan organ. Ketika ada bercak di kulit-diperiksa di puskesmas-minum obat teratur- sembuh.
 
Baca juga: Cegah Disabilitas Karena Kusta


  • 0 Comments

 

Kusta merupakan penyakit yang sudah lama ada sejak zaman dulu. Namun, sayangnya belum banyak orang yang memahami tentang penyakit satu ini, bahkan masih saja timbul stigma negatif di kalangan masyarakat. 

Kira-kira apa saja sih stigma yang berkembang di masyarakat terkait kusta? Well, banyak orang khususnya yang tinggal di daerah menganggap jika kusta khususnya yang sampai menyebabkan pengidapnya cacat atau disabilitas merupakan penyakit kutukan, penyakit kiriman dari santet, atau dibilangnya kusta menjadi salah satu penyakit keturunan. Ada juga yang mengatakan jika kusta nggak bisa disembuhkan. Sebenarnya benar nggak sih stigma-stigma tersebut?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, saya beruntung mendapat kesempatan mengikuti talkshow dengan tema YUK, CEGAH DISABILITAS KARENA KUSTA yang diselenggarakan oleh KBR yang bekerjasama dengan NLR Indonesia. NLR Indonesia sendiri  merupakan organisasi non profit yang fokus pada penyakit kusta dan disabilitas.

Pada acara talkshow yang berlangsung Senin, (20/12/2021. selama satu jam ini menghadirkan dua narasumber yaitu Dr. dr Sri Linuwih Susetyo, SpKK(K) yang merupakan Ketua Kelompok Studi Morbus Hansen (Kusta) Indonesia PERDOSKI dan Dulamin Ketua kelompok Perawatan Diri (KPD) Kec. Astanajapura Cirebon. Acara dimoderatori Rizal Wijaya selaku host.

Mengapa Orang dengan Kusta Dapat Mengalami Disabilitas?

Disabilitas yang terjadi pada penyandang kusta disebabkan dari kuman kusta itu sendiri yang menyerang syaraf tubuh dan mempengaruhi kinerja otot. Syaraf yang terkena akan mengalami mati rasa atau kelumpuhan. Risiko terjadinya kelumpuhan akibat kusta bisa terjadi karena terlambat mendapatkan pengobatan. 

Sayangnya di masyarakat Indonesia sering menganggap jika kalau ada bagian tubuhnya mengalami kondisi tertentu, namun nggak menimbulkan rasa sakit atau mati rasa, mereka cenderung mendiamkannya. Padahal bila dibiarkan terus menerus akan membuat jaringan lain jadi rusak termasuk tulang, dan lama kelamaan bakal jadi cacat. Kelumpuhan yang terjadi bisa lumpuh layu atau lumpuh kaku. 

Apakah Semua Jenis Kusta Menyebabkan Disabilitas?

Perlu diketahui jika kusta memiliki beberapa jenis. Namun, semua jenis tersebut memiliki kecenderungan membuat pengidapnya mengalami disabilitas, apalagi jika tidak segera ditangani. Namun, selain karena mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat, ada beberapa hal yang membuat pengidap kusta tidak mengalami disabilitas. Salah satunya yaitu jika kelainan yang disebabkan kusta tidak mengenai area-area yang rentan mengalami cacat seperti tangan, kaki, atau mata. 

Baca juga: Ruang Publik KBR: Bahu Membahu untuk Indonesia Sehat dan Bebas Kusta

Gejala Awal Kusta

Menurut dr Sri ia mengatakan jika gejala awal kusta "muncul bercak berwarna putih atau merah dan mati rasa (tidak ada rasa gatal, sakit, dan setelah diberikan pengobatan seperti salep jamur atau eksim tidak ada perbaikan). Bercaknya bisa hanya muncul satu, bisa juga banyak, bahkan seluruh tubuh. Jika sudah ada tanda seperti itu sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis apakah benar kamu mengidap kusta atau bukan. Karena ada banyak kondisi lain yang gejalanya juga mirip dengan kusta". 

Mungkin di antara kamu ada yang penasaran dengan berapa lama setelah tubuh ada bercak sampai akhirnya benar terkena kusta?

dr Sri mengatakan "Dari kuman masuk ke tubuh hingga menimbulkan kelainan perlu waktu tahunan. Jadi, waktunya sulit diprediksi, sulit dicari karena memang kelainannya tidak spesifik.  Rata-rata 3-5 tahun. Tapi bisa lebih dari itu."

Pertolongan Kusta dengan KPD

Orang dengan kusta kalau sudah mengalami cacat, dia pasti punya luka. Luka yang tidak terurus dengan baik pasti akan menebal. Tapi jika dilakukan dengan Kelompok Perawatan Diri (KPD), luka itu jadi tidak semakin parah, tidak membuat orang jijik, dan bahkan bisa bersih. 

Pak Dulamin atau yang disapa Amin ini menjelaskan "Dengan KPD ini cara mengobatinya dengan merendam luka selama 20 menit. Jika sudah, angkat dan lalu digosok dengan batu apung.  Kulit yang menebal tersebut lama kelamaan akan menipis dan kulit yang kasar bisa halus." 

Beliau juga menambahkan "Bagi pengidap kusta, kalau memegang benda jangan sampai polos saja. Tapi harus ada pelindung seperti sarung tangan agar bakterinya tidak tertular.".

Anggota KPD baru ada di kecamatan Astanajapura, Cirebon saja. Anggotanya 20 orang yang terdiri dari orang yang pernah mengalami kusta. Di situ diajarkan setiap satu bulan sekali ada pertemuan. Setiap anggota juga diberikan kartu anggota. Setiap satu bulan itu dilihat apakah orang ini benar mengikuti KPD atau tidak dan bagaimana kondisi lukanya. 


Bagian Tubuh Mana yang Paling Berisiko Mengalami Disabilitas karena Kusta?

Bagian tubuh yang punya risiko tinggi mengalamidisabilitas akibat kusta yaitu yang berfungsi untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti tangan, kaki, atau mata. Kalau bercaknya ada di punggung bukan disebut disabilitas karena bukan bagian tubuh yang berfungsi untuk melakukan kegiatan sehari-hari.  

Selain itu, tidak ada waktu yang pasti kapan pengidap kusta akan mengalami tanda-tanda disabilitas. Yang jelas, jika sudah ada tanda-tanda mati rasa, mata merah, pengllihatannya kabur, ada perubahan di wajah. Begitu ada reaksi, akan terjadi secara tiba-tiba. 


Apakah Orang Sehat Dapat Tertular Kusta?
Bisa tertular dari pengidap yang belum diobati dan kumannya banyak. Namun, jenis ini tidak selalu menular. Karena penularannya rendah sekali dan tergantung dari daya tahan tubuh seseorang yang akan ditulari. 

Pengalaman Pak Amin yang Pernah Mengalami Kusta 

Pak Amin sendiri pernah mengalami kusta basah di usia 35 tahun dan tangan kanannya penuh luka. Karena sudah ada luka itu sembuhnya lama.  Awalnya kusta tumbuh bercaknya ada di punggung. Setelah melakukan perawatan diri, tidak ada luka yang bersisa.


Dari pengalaman Pak Amin, kebanyakan orang yang terkena kusta maupun dokter yang menangani itu kekurangan informasi. Jadi, saat dia berobat di dokter umum pada 2008 pertama kali ke dokter, dokter tidak menyatakan kusta. Hanya penyakit biasa. Nah, luka yang terjadi pada pak Amin karena keterlambatan berobat hingga menimbulkan kecacatan. 

Selama 2 tahun berobat ke puskesmas ternyata baru Pak Amin divonis kusta dan harus berobat selama 1 tahun. Jadi rutin minum obat setiap hari. Kalau lewat atau lupa 1 hari saja nggak minum obat harus ulang lagi. Selama pengobatan itu juga muncul reaksi seperti panas dingin dan muka merah.

Durasi Pengobatan Kusta

Kusta kering pengobatannya bisa mencapai 6 bulan. Sedangkan kusta basah yang bakterinya banyak bisa mencapai 12 bulan. Namun, yang perlu dicatat, waktu tersebut tidak selalu pengidap langsung sembuh karena bergantung dari kondisi pengidapnya sendiri. 

Kadang diperlukan waktu yang lebih panjang sedikit. Misalnya yang tipe kering bisa diperpanjang hingga 9 bulan. Yang basah bisa mencapai 18 bulan. atau lebih dari itu karena adanya gangguan fungsi tubuh yang lain sehingga memperlambat pertumbuhan. Jangan khawatir ya. Meski lebih lama, namun tetap bisa diobati. 

Hal yang paling menggembirakan obat kusta sudah dalam paket dan gratis bisa diambil di puskesmas ya.

Kenapa Obatnya Harus Diminum Setiap Hari Tidak Boleh Ada Jeda? 

Begitu pengidap kusta jeda atau lupa minum obatnya obat itu jadi hilang dari tubuh dan harus memulai lagi dari awal. Sebab tujuan rutin minum obat itu agar bakteri nggak kebal obat atau resisten. Oleh karena itu keteraturan mengonsumsi obat itu penting agar tidak mengulang lagi dari awal dan pengidap bisa cepat sembuh.

Cara Menghadapi Stigma

Jika ada anggota keluarga lain atau tetangga yang memberikan stigma negatif, sebaiknya abaikan saja. Caranya dengan terima saja kenyataan jika memang mengalami kusta, jangan berpikiran yang tidak-tidak ya. Dengan menerima, tubuh bisa cepat pulih dan tidak ada reaksi lain. Meskipun ada yang mencap negatif tapi tugas diri kita sendiri yang harus bisa tidak memasukkannya ke hati dan punya keinginan untuk cepat pulih. Kusta bukanlah penyakit guna-guna melainkan ada lho penyebabnya dari bakteri. 

Kusta Bukanlah Penyakit Keturunan 


Ada stigma di masyarakat jika kusta merupakan penyakit keturunan. Padahal yang terjadi yaitu karena kontak yang erat dan lama antara anggota keluarga yang terkena kusta dengan anggota keluarga yang lain di dalam satu rumah. Jika di rumah ada satu orang yang terkena kusta, kemungkinan anggota keluarga di dalam rumah tersebut bisa terkena juga. 

Misalnya, kakek tinggal satu rumah sama kamu dan keluarga. Lalu kakek kamu sakit kusta. Lalu kemudian anak dan cucunya jadi sakit. Padahal bukan keturunan, tapi karena memang dekat kontaknya. 

Namun, nggak perlu khawatir, jika pengidap sudah mendapatkan pengobatan, kusta tidak akan menular. Karena mengonsumsi obat kusta bisa membunuh bakteri 95% bahkan mendekati 99%. Jadi daya tularnya turun

Apakah Penyakit Kusta Bisa Menyebabkan Komplikasi?

Kalau kustanya sendiri tidak. Tapi mungkin dari obat-obatan yang dikonsumsi bisa. Misalnya alergi dengan obat tersebut, bisa berpengaruh pada organ tubuh yang lain. Atau kustanya menimbulkan reaksi yang berat pada syaraf, sehingga menimbulkan komplikasi ke syaraf lainnya. 


Kapan Pengidap Kusta Dikatakan Terlambat Pengobatannya?

Jika berobat sudah dalam kondisi cacat atau ada bercak yang cukup lama dan tidak kunjung hilang misalnya 6 bulan atau satu tahun. Namun, tenang saja karena masih bisa diobati  agar kondisinya tidak semakin parah.  

Saya jadi tahu banyak nih soal kusta. Semoga kita semua jadi lebih paham dan bisa menghindari stigma negatif tersebut ya.




  • 0 Comments

indonesia-bebas-kusta-KBR

Saya yakin kamu pasti sudah pernah mendengar penyakit kusta sejak lama. Namun, belum ada yang benar-benar mengetahui apa sih sebenarnya penyakit kusta itu? 

Mengutip informasi dari artikel Alodokter dikatakan jika kusta atau yang memiliki nama lain lepra ini merupakan penyakit infeksi bakteri kronis yang dapat menyerang beberapa bagian tubuh seperti saraf tepi, jaringan kulit, saraf tepi, hingga saluran pernapasan.

Untuk membahas terkait kusta lebih lanjut, saya berkesempatan mengikuti Live Talkshow yang diselenggarakan oleh KBR bersama NLR Indonesia dan perusahaan BUMN PT Dahana (Persero) di YouTube Channel KBR Indonesia Rabu 24 November 2021. Pada talkshow kali ini membahas tema yang menarik yaitu Bahu Membahu untuk Indonesia Sehat dan Bebas Kusta. 

Talkshow yang diadakan selama 1 jam ini dibawakan oleh Rizal Wijaya selaku host dan dua narasumber yaitu Eman Suherman., S.Sos Ketua TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) PT Dahana (Persero) dan dr. Febrina Sugianto selaku Jr. Technical Advisor NLR Indonesia.

Talkshow ini diadakan sebagai peringatan dari Hari Kesehatan Nasional yang jatuh pada 12 November 2021 kemarin dengan tema Sehat Negeriku Tumbuh Indonesiaku. 


indonesia-bebas-kusta-ruang-publik-KBR


Upaya yang Dilakukan NLR Indonesia dalam Mewujudkan Indonesia Bebas Kusta

dr Febrina menjelaskan NLR sebagai organisasi non profit yang fokus pada penyakit kusta dan disabilitas dalam menjalankan tugasnya mengedepankan 3 zero untuk membantu mencapai Indonesia bebas kusta yaitu zero transmition atau mencegah penularan, zero disability atau mencegah disabilitas khususnya disebabkan oleh kusta, zero inclusion atau mencegah inklusi atau stigma. Salah satu upaya untuk melaksanakan zero tersebut yaitu meningkatkan awareness dengan berbagai cara berikut:

Pertama,  mengadakan lomba suara untuk Indonesia bebas kusta, menargetkan orang dengan kusta atau orang yang pernah mengalami kusta atau teman-teman disabilitas yang disebabkan karena kusta mengirimkan karyanya seperti artikel, foto, atau video pendek. Kompetisi ini berakhir pada 28 November 2021.

Alasan dibuat lomba seperti ini karena untuk meningkatkan awareness dan partisipasi masyarakat. Semakin orang banyak mengerti tentang kusta, semakin banyak orang yang bisa segera terbantu untuk ditangani sebelum kusta yang dialaminya bertambah parah. 

Jika kamu tertarik untuk mencari tahu informasinya, bisa akses info lombanya sendiri pada media sosial NLR Indonesia dan KBR. 

Kedua mengadakan virtual run. Acara ini bertujuan untuk mengkampanyekan kesehatan dan kesadaran down syndrom. Jadi dengan kampanye ini selain menyebarluaskan informasi terkait kusta tapi juga down syndrom. Terutama jika ada orang yang mengidap keduanya semoga bisa cepat ditangani. 

Ketiga ada workshop rutin selama November bagi orang tua yang memiliki anak dengan kusta atau disabilitas yang disebabkan karena kusta. Workshop membahas tentang pengasuhan dan perawatan anak sehingga kesehatan dan kebutuhan anak terjamin.

Keempat NLR Indonesia juga mendukung pemerintah dalam pencegahan covid-19. NLR Indonesia menyediakan dan mendistribusikan berbagai media edukasi yang menyasar anak, tenaga medis, dan masyarakat umum, khususnya di 34 kabupaten dan kota dampingan NLR yang disupport programnya

Kelima NLR Indonesia juga mengadakan kampanye penyadaran tentang kusta bagi tenaga kesehatan dan masyarakat secara umum. Kenapa Tenaga kesehatan masih ditargetkan sebagai audience pada kampanye ini? karena berdasarkan survei ternyata stigma negatif terhadap kusta juga masih tinggi juga di kalangan tenaga kesehatan. 

Caranya dengan memberikan motivasi bukan hanya tenaga medis yang menangani kusta tapi juga tenaga kesehatan lain yang menangani kesehatan jiwa atau reproduksi atau bidang kesehatan lain agar dapat memahami lebih jauh terkait kusta, sehingga ketika mereka menemukan pasien yang terindikasi mengidap kusta mereka bisa segera menghubungi ke tenaga medis yang khusus menangani kusta. 

Memang Apa Sih Stigma yang Berlaku Terkait Kusta Selama Ini? 

Stigma kusta sudah berkembang dari dulu dengan anggapan atau mitos di masyarakat jika ada orang yang terkena kusta berarti mereka terkena kutukan atau ganjaran bagi orang yang berbuat jahat.

Pak Herman menambahkan. di Subang juga ada sebagian orang yang masih beranggapan kusta sebagai penyakit kutukan. Nah, sebagai langkah membantu mengurangi stigma tersebut, PT Dahana berusaha menyelenggarakan program agar masyarakat aware jika kusta bukanlah penyakit kutukan. 

PT Dahana melakukan tracing terhadap orang yang berada di sekitar pengidap kusta. Dengan begitu, masyarakat jadi bisa aware dengan kusta di sekitar lingkungannya  yang tidak hanya fokus pada pengidap kusta saja, tapi juga masyarakat dengan masalah kesehatan lain, sehingga dibuat program pengobatan gratis secara massal. Jadi, orang-orang yang berada di sekitar pengidap kusta juga bisa berobat. 

Upaya yang Dilakukan PT Dahana (Persero) dalam Mewujudkan Indonesia Bebas Kusta

Pak Herman selaku Ketua TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) PT Dahana (Persero) menjelaskan sebagai BUMN di bidang strategi PT. Dahana mempunya kewajiban untuk melaksanakan CSR setiap tahunnya. 

PT Dahana melakukan program-program CSR baik yang dilakukan secara mandiri atau mandatori dari BUMN. Di mana pada program-program itu terdapat program unggulan sebagai implementasi dari pelaksanaan tujuan pembangunan berkelanjutan.

Untuk program-program unggulan yang sudah dilakukan oleh PT Dahana saat ini masih memprioritaskan kebutuhan dasar hidup seperti ketersediaan pangan, kesehatan, dan pendidikan. 

Untuk kesehatan sejak 2017 sudah dilakukan program pengobatan massal dengan menyasar masyarakat yang berada di sekitar PT. Dahana tepatnya di Kabupaten Subang. 

Untuk kusta sendiri baru tahun ini dilakukan berupa program penanggulangan terhadap penyakit kusta. Jadi pada program kesehatan tiap tahun PT. Dahana melakukan pengobatan gratis pada 1000 peserta dengan melibatkan beberapa desa, salah satunya pengobatan yang dilakukan untuk masyarakat yang mengidap kusta.

Selain itu, cakupan yang lebih luas lagi untuk orang dengan disabilitas, PT Dahana juga menyediakan alat pelindung diri, alat kebersihan diri, menyediakan sarana untuk kegiatan penyandang disabilitas. Kedepannya PT. Dahana juga ingin mengadakan program pemberdayaan masyarakat disabilitas untuk menghidupkan dari sisi ekonomi mereka.

Dari PT Dahana juga terus melakukan sosialisasi ke masyarakat  sekitar penderita kusta. Dari PT Dahana sendiri belum ada karyawan dari penyintas kusta. Namun, PT Dahana memiliki target memberikan fasilitas pendukung untuk usaha kepada para penyintas kusta dan disabilitas sesuai kemampuan yang dimilikinya. Selain itu juga ada pemberian dana bergilir agar mensupport penyintas kusta memiliki kemandirian secara finansial.

Data Terbaru Pengidap Kusta di Indonesia dari NLR Indonesia Khususnya di Masa Pandemi

dr. Febrina menjelaskan data pengidap dengan kusta di daerah Subang, sebelum pandemi ada 457 kasus yang mengidap kusta. Lalu di saat pandemi turun menjadi 116 kasus.  Sebenarnya data ini bisa jadi good news maupun bad news. Good news berarti upaya sosialisasi untuk meningkatkan awareness berhasil. 

Tapi, bad news-nya adalah karena adanya pandemi di mana tidak boleh ada banyak interaksi dan masyarakat dihimbau untuk lebih banyak di dalam rumah sehingga itu membuat temuan kasus jadi menurun. 

Lalu Bagaimana Peran Pemerintah untuk Menanggulangi Kusta di Indonesia, Khususnya di Masa Pandemi?

Menurut dr. Febrina, pemerintah Indonesia sudah banyak perhatian yang diberikan pada pada penyandang kusta, salah satunya setiap tahun dana alokasi untuk kusta meningkat. Setiap dinas kesehatan dari kementerian kesehatan, dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten hingga desa sudah ada penanggung jawabnya masing-masing untuk menangani kusta. 

Sementara menurut Pak Herman, pihaknya sendiri sudah juga bekerjasama dengan pihak dinas kesehatan seperti Puskesmas dan kader-kader kesehatan di level desa untuk melakukan tracing pada masyarakat yang mengidap kista di wilayah sekitar PT. Dahana. Jadi dari sisi pemerintah sendiri sudah banyak membekali para petugas kesehatan di daerah terkait kusta.

Cara mendeteksi Awal Orang yang Mengidap Kusta

Untuk mengenali gejala awalnya jika terdapat bercak pada kulit berwarna putih atau merah, kemudian pada bercak tersebut tidak terasa apa-apa atau mati rasa jika disentuh, ada keanehan saat berjalan, atau kemampuan memegang benda berkurang. Jika ada gejala awal seperti itu sebaiknya langsung ke Puskesmas. 

Pesan dari dr. Febrina untuk Orang Sekitar Penyintas Kusta yang mana Juga Disabilitas

Jika di dalam keluarga sudah ada penyintas, sebaiknya anggota keluarga yang lain melakukan pemeriksaan apakah di dalam dirinya ada kecenderungan kusta atau tidak. Lalu juga perhatikan kesehatan dan kondisi diri, jika sudah ada tanda-tanda awal yang sudah disebutkan di atas, jangan takut atau minder untuk periksa agar dapat segera ditangani. 

Selain itu peran dari keluarga pada penyintas kusta, sebisa mungkin beri terus semangat dan ingatkan untuk rutin minum obatnya serta melakukan pemeriksaan secara berkala. Karena pada dasarnya kusta bisa disembuhkan. 

Keluarga juga sebaiknya membangun suasana di mana penyintas kusta tersebut jangan sampai merasa dikasihani, dijauhkan, atau ada jarak antar keluarga. Jadi buatlah suasana yang kondusif agar si penyintas kusta bisa semangat berobat dan kembali melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik. 

Berapa Lama Pengobatan Kusta?

Jadi kusta ada dua jenis yaitu Paucibacillary dan Multibacillary. Kalau yang Paucibacillary akan diberikan 6 strip. Satu strip obat perlu diminum setiap hari selama 30 hari. Total penyembuhannya bisa jadi memakan waktu 6-8 bulan. Sedangkan untuk Multibacillary diberikan obat sebanyak 12 strip dan memakan waktu pengobatan 12-18 bulan. 

Sebenarnya kusta juga bukan termasuk penyakit yang gampang menular. Tapi kusta bisa tertular jika terjadi kontak erat dengan pengidap kusta. Yang dimaksud dengan kontak erat yaitu jika berdekatan atau bersentuhan selama lebih dari 20 jam dalam 1 minggu. Kusta menularnya juga bukan dari sentuhan, tapi dari droplet. 

Kemampuan menularkan dari dosis pertama hingga 72 jam turun sampai sisa 20% tingkat penularannya. 

Harapan NLR Indonesia Terhadap Kusta di Indonesia

Harapannya semoga partisipasi dari masyarakat menjadi meningkat dalam membantu mengurangi kasus kusta di Indonesia baik mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya kusta dari lingkungan terdekat maupun awareness dari seluruh masyarakat bukan hanya bagi penyintasnya tapi orang-orang di sekelilingnya. Sehingga semakin rendah stigma terhadap kusta dan makin banyak orang yang bisa dideteksi dan disembuhkan.

NLR Indonesia melalui dr. Febrina juga berharap, semoga masyarakat bisa membantu melakukan sosialisasi dengan memberikan informasi kepada khalayak agar orang makin teredukasi terhadap kusta. Caranya bisa dengan melakukan penyebaran informasi melalui media sosial, mulut ke mulut, melalui tulisan, dan lain-lain . 

Di mana NLR Indonesia percaya masyarakat juga sangat berperan untuk mencegah penularan kusta serta menghentikan stigma negatif dan diskriminasi di kalangan masyarakat terkait kusta serta tidak memperparah kondisi para disabilitas yang mengidap kusta, atau mencegah agar kusta juga tidak dialami oleh penyadang disabilitas.
  • 0 Comments
Older Posts Home
BloggerHub Indonesia

About me

Eka-Rahmawati


Eka Rahmawati

"Behind Every Successful Woman, It's Her Self — Unknown


Follow Us

  • instagram
  • Twitter
  • facebook
  • Linkedin
  • YouTube
  • Kompasiana

Banner spot

Blogger Perempuan

recent posts

Labels

Belajar Bareng Buku & Film Cooking digital agency Healthy Kecantikan Kelas Penyiar Indonesia Lomba blog Makan Melancong Produk Lokal Review

Popular Posts

  • Kenalan dengan InShot, Aplikasi Edit Video untuk Pemula yang Mudah Digunakan
  • 7 Langkah Perawatan Wajah yang Wajib Dilakukan Perempuan
  • Senangnya Jadi Narablog di Era Digital

My Portfolio

  • SEO Content Writing 1
  • SEO Content Writing 2

Blog Archive

Eka Rahmawati. Powered by Blogger.

Pageviews

instagram

Created By ThemeXpose | Distributed By Blogger

Back to top