Eka Rahmawati

  • Beranda
  • Profil
  • Makan
  • Sehat
  • Cantik
  • Jalan
  • Buku&Film
  • Belajar

 


berbagi-kiat-membaca-efektif-bersama-fellexandro-ruby

"Gue tahun ini harus baca xx buku." 

"Gue harus take action mulai dari sekarang setelah baca buku self development ....."

"Gue mau bikin akun GoodReads ah."

"Keren kali gue ya kalau bikin highlight di Instagram tentang buku yang gue baca."

"Gue mau rajin nulis soal resensi buku yang abis gue baca, ah."

"Ih buku BLA BLA BLA ini lagi ngetren nih. Gue harus baca juga, ah. Biar nggak ketinggalan."

Itu beberapa rencana yang dulu saya sering buat setiap tahunnya dan mindset yang saya miliki terkait membaca buku. 

Hasilnya? 

Tidak sesuai dengan harapan :(

Sampai ada satu momen yang mengubah mindset  membaca saya, yaitu membaca postingan Koh Fellexandro Ruby di Instagram yang berjudul "WHY IS IT SO HARD TO READ & FINISH A BOOK?" yang saya temukan akhir 2020 lalu.

Dari judulnya aja sudah menggambarkan masalah yang saya alami. 

Mindset yang Salah tentang Membaca Buku

Di postingan Koh Ruby tadi, sangat tercerahkan terkait membangun habit membaca. Terus awal Desember 2021 ini saya juga berkesempatan ikut acara diskusi bersama komunitas Fokal. Seperti yang bisa kamu lihat di header image, bintang tamunya Koh Ruby yang memang sudah terkenal sebagai 'pembaca'.  

Saya coba rangkum dari postingan Koh Ruby yang ada di Instagram dan diskusi kemarin ya apa saja sih mindset yang salah yang sering dimiliki oleh 'pembaca' Indonesia?

  • Nggak harus menyelesaikan semua buku dari halaman pengantar sampai cover belakang. Orang suka merasa bangga dan pede banget kalau sudah bisa menyelesaikan puluhan atau bahkan ratusan buku.
  • Buku harus dibaca secara berurutan bab 1-10. Nggak boleh ada yang sekip. Padahal nggak semua harus dibaca begitu. Mungkin kalau buku pelajaran sama buku tutorial iya kali yah. 
  • Baca buku yang lagi ngetren atau ikut-ikutan temen biar dikira up to date juga dan bisa di posting di Insta Story. Padahal bisa jadi buku-buku tersebut bukanlah bacaan yang kita perlu. Kalau misalnya kita baca buku yang kita nggak butuh, jadinya nggak interested untuk menyelesaikan buku ini. 
  • Membaca buku tujuannya hanya mencapai angka (seberapa banyak buku yang sudah dibaca, bukan mengejar kualitas atau efektivitasnya).
  • Malu kalau nggak selesai baca bukunya. Padahal tugas sebuah buku sudah selesai jika ia sudah menjawab kebutuhan kita atau menjawab pertanyaan kita. Bisa jadi jawaban dari pertanyaan kita, kita temukan langsung di bab ketiga atau di bab ke lima. Sisanya nggak perlu kita baca karena bukan bagian yang kita perlukan. Hal tersebut nggak apa-apa banget dilakukan. 
  • Membaca hanya untuk dilihat orang lain. (Padahal mah, siapa juga yang peduli yaaak)

Membaca yang Efektif Itu Maksudnya Apa Sih?

Perlu memisahkan being productive dan being effective. Ukuran produktivitas yang paling mudah dilihat adalah dalam kurun waktu sekian kita bisa menyelesaikan berapa banyak buku? Atau kalau kerja, saya kerja berapa jam, ada berapa banyak output yang bisa saya hasilkan. 

Namun, jarang orang membahas tentang productivity quality of the output. How does the book impact our life? Hal yang terpenting dari membaca buku sebenarnya bukan soal angka atau seberapa banyak buku yang sudah kita baca. Tapi seberapa pengaruhnya untuk si pembaca. 

Sedangkan membaca yang efektif itu sebaiknya punya goal atau tujuan misalnya untuk menyelesaikan persoalan yang sedang dia hadapi. Dengan begini,biasanya membaca akan jadi lebih senang dan menikmati. Membaca buku yang sama dan dirasa buku tersebut memberikan impact yang besar di hidup kita, lalu kita baca misalnya sampai lima kali, sama saja seperti membaca lima buku. Karena yang kita kejar efektifnya. 

Jadi seberapa besar mengubah hidup dan seberapa besar berdampak untuk hidup kita.  Baca ulang buku juga bisa membuat kita lebih memahami dan lebih powerful untuk kita bisa lebih memahami isinya. 

Jadi kita nggak perlu selalu membaca buku untuk mengejar produktivitasnya atau jumlah bukunya. Tapi yang lebih penting seberapa efektifnya buku itu untuk hidup kita. 

Cara Koh Ruby Meng-ekstrak Informasi dari Bacaan-bacaannya dan Menuangkannya Sebagai Karya

Ada dua take away yang bisa dipakai. Berdasarkan pengalamannya, belajar ada dua cara yang efektif . Satu dipraktikkan dalam keseharian. Jika dipraktikkan berulang-ulang setiap hari itu bisa jadi momen kita berlatih. 

Kedua, sambil baca buku itu sambil nyiapin seolah-olah materi kuliah dari buku itu. Jadi dicatat dan jika ada sesuatu yang menarik dari buku itu bisa Koh Ruby ajarin ke orang lain dalam bentuk presentasi dan dibikin ilustrasinya. 

Jadi kalau ada bagian yang bagus langsung di-highlight, take notes,atau di screen capture. Koh Ruby sendiri mengandalkan aplikasi Paper (sayangnya di Android belum ada) untuk corat-coret  layakya booknotes dan bisa dijadikan sebagai presentasi intisari atau bagian buku yang penting. 

How To Bulid Second Brain 

Kebiasaan bikin notes di Paper dan mempraktikkan hal-hal dalam keseharian dari baca buku merupakan cara Koh Ruby membangun second brain-nya dia yang bisa dipakai kapanpun saat diperlukan. Bikin bank ide pun demikian. Jadi setiap ada inspirasi ide buat bikin konten bisa disimpan di bank ide tersebut. 

Saya baru paham ternyata ngumpulin ide itu ada nama istilahnya. Saya juga baru sadar, ternyata selama ini saya sudah menerapkan second brain untuk bikin konten baik artikel maupun buat media sosial pribadi di sheet. 

Kebiasaan Membaca Koh Ruby 

Ini jadi bagian yang paling menarik buat saya. Koh Ruby juga sempat spiill rahasianya membaca 100 buku per tahun lewat video di YouTube.  Nah, saat mengikuti acara diskusi Fokal, Koh Ruby juga spill cara lainnya. Kalau dirangkum, ternyata begini caranya. 
 
1. Koh Ruby termasuk orang yang suka menyelesaikan satu buku terlebih dulu baru beralih ke buku lainnya. 

2. Mulai dari membaca book summary 5-10 menit untuk kita tahu apakah buku tersebut bagus atau nggak atau cocok buat kita baca lebih lanjut. Sumbernya juga macam-macam. Kita bisa cari book summary yang ada di YouTube, Website Derek Sivers, aplikasi MentorGue, Aplikasi Shortform, dan podcast audio book. Salah satu referensi podcast audio book yang oke, namanya Noice.id (ini versi saya).

Jika setelah membaca atau mendengarkan summary book itu ada poin-poin yang ngena dan menarik banget sama diri, baru beli dan baca bukunya untuk diulik lebih lanjut. 

3. Baca daftar isi buku tersebut dan scan through daftar isinya, cari bagian atau bab yang pengen kita cari tahu banget. 

4. Memasukkan free time di schedule-nya. Jadi di free time ini dia bebas apakah mau baca artikel, nonton Ted ex video, mau nonton dokumenter di Netflix, atau spesifik baca. Dengan bikin schedule khusus untuk free time menurutnya lebih efektif karena nggak ada pressure tertentu. Tapi kebanyakan free time Koh Ruby manfaatkan untuk baca buku. 

5. Kalau penulis suka ngasih contoh lebih dari satu, nah sementara misalnya di contoh pertama atau kedua itu kita udah paham dan ngena banget, ya nggak usah dibaca semua contohnya. Yang penting dicatat atau ditandai dan diingat.

6. Dibarengi sama ritual lain. Misalnya kalau Koh Ruby lagi ngopi, dia juga sambil baca buku. 

7. Kurangi distraksinya. Jadi, kalau Koh Ruby mau baca buku untuk persiapan materi video DIBACAIN dia akan meluangkan waktu 2-3 jam baca buku di coffee shop . Fokus nggak terdistraksi apapun. 

8. Koh Ruby sendiri kalau nemu bacaan yang bagus dan mengena banget sama diri dia, dia akan baca buku itu berulang-ulang. Karena dengan membaca buku bisa mengubah perspektif. atau cara pandang seseorang. Bahkan Koh Ruby punya koleksi buku yang memang dia praktik-kan banget step by stepnya. 

Gimana Caranya Take Action Setelah Baca Buku ala Koh Ruby? 

Jika dalam satu buku ada bagian yang  mentrigger kita banget atau mendapatkan moment AHA-nya di situlah harus kita langsung di take notes dan pikirin 'gue mau ngapain ya untuk implementasinya?'  jadi jangan tunggu sampai bukunya selesai baru take action.

Bisa juga saat sedang membaca dan menemukan hal yang sangat relate dengan masalah yang ingin kita cari tahu jawabannya, segera lakukan atau buat action plan-nya saat itu juga. Kenapa ini penting? Karena ada hal yang mau diselesaikan dan jika sewaktu-waktu memerlukannya, ada dokumennya.

Cara Membangun Habit Membaca Bagi yang Impulsif atau Ketika Keinginan Membaca Muncul Mendadak

Ada sebagian orang yang keinginan membacanya datang dan pergi atau muncul secara tiba-tiba. Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan memanfaatkan aplikasi Kindle atau beli Kindlenya langsung. Agar kalau rasa ingin membaca buku muncul di saat-saat tertentu, jadi udah nggak perlu bingung lagi mau baca apa. Jadinya nggak ada alasan lagi "Gue lagi mau baca, tapi nggak bawa bukunya."

Namun, buat orang yang sulit untuk membaca, yang membuat kegiatan membaca menjadi lebih efektif jika buku yang dibaca tersebut dapat memberikan jawaban dari kegelisahan mereka atau mereka memiliki problem yang ingin diselesaikan. 


Trik agar Tidak Malas Membaca

Sebenarnya masalah dari menunda-nunda membaca bukan masalah waktu tapi emotional management. Jadi bikinlah rules dan ritual, ciptakan emosi yang menyenangkan ketika digabungkan dengan buku. Misalnya kalau mau ngopi  atau mau ngemil juga perlu dibarengi dengan baca buku. Bisa juga dengan membuat rules seperti "saya boleh main games satu jam, kalau sudah membaca satu jam." Jadi sambil melakukan ritual yang kita suka, dibarengi juga dengan baca buku.  

Menutup diskusi Fokal, Koh Ruby memberikan satu tips lagi yaitu carilah buku yang memang menjadi interest kita. Apa sih yang mau kita pelajari, apa sih yang mau kita cari tahu jawabannya. Dengan begitu kita jadi nggak malas lagi. 

"Bukan sebanyak-banyaknya buku yang kita baca, tapi seberapa efektif buku tersebut dipraktikkan dalam hidup kita sehari-hari." Fellexandro Ruby

Semoga sehabis membaca tulisan saya, jadi tercerahkan dan nggak ada lagi mindset yang salah terkait baca buku, ya!

Baca juga: Mengatasi Quarter Life Crisis Selama Pandemi dengan Buku



  • 20 Comments



srimulat-hil-yang-mustahal

Jika mendengar kata Srimulat apa yang bakal kamu ingat dari pelopor komedi di Indonesia ini? Kalau saya pribadi, ingat Srimulat ditayangkan di TVRI setiap malam. 

Sedikit mengulas terkait kelompok ini. Srimulat merupakan pelopor seni pertunjukan di Indonesia yang mengangkat konsep kesenian tradisional, seperti ludruk dan keroncong.  Komedian Srimulat mulai membangun karier dari daerah ke daerah dan mulai muncul di panggung nasional di tahun 1981. 

Srimulat menjadi grup komedi pertama yang berhasil tampil di televisi nasional. Sejak saat itu mereka menjadi mega bintang dan juga legenda di Indonesia yang punya banyak sekali penggemar yang tersebar di daerah di Indonesia hingga sekarang. 

Saat sudah mulai muncul di televisi, mereka harus menyampaikan guyonan dengan Bahasa Indonesia,  di mana hal tersebut sesuatu yang sulit mereka lakukan saat itu karena terbiasa menggunakan bahasa jawa.

Tujuan Dibuatnya Kembali Film Srimulat: Hil yang Mustahal

Demi membangkitkan ingatan para generasi X dan sebagai ajang untuk mengenalkan pada generasi Milenial dan Gen Z, dua perusahaan film di Indonesia yaitu MNC Pictures dan IDN Pictures membuat ulang film Srimulat: Hil Yang Mustahal. 

Lewat press conference yang diselenggarakan pada 6 Desember 2021, dijelaskan jika ide kolaborasi pembuatan film Srimulat dicetuskan oleh Cuk FK yang merupakan penulis naskah film komedi di Indonesia. Kemudian ia mengajak  Direktur Utama MNC Pictures, Titan Hermawan dan Fajar Nugros Sutradara sekaligus Head of IDN Pictures untuk membuat  film Srimulat: Hil Yang Mustahal. 

Pemain Srimulat: Hil Yang Mustahal

 Salah satu alasan mengapa dua perusahaan ini ingin membuat kembali film Srimulat: Hil yang Mustahal yaitu karena lelucon Srimulat dinilai masih relevan di kehidupan generasi sekarang, mengenang kembali kejayaan grup komedi satu ini, dan memperkenalkan apa peran besar mereka pada tahun 1981 saat pertama kali tampil di TVRI.

Itulah sebabnya MNC Pictures dan IDN Pictures ingin memberi sentuhan baru dan juga fresh dalam film Srimulat: Hil yang Mustahal dengan menghadirkan aktor dan aktris muda. 

Untuk meramaikan film Srimulat: Hil Yang Mustahal, MNC Pictures dan IDN Pictures bukan hanya menggandeng aktor dan aktris yang sudah sering muncul di layar lebar tapi juga mengajak pemain film pendatang baru. Perpaduan pemain ini diharapkan membawa angin segar pada cerita Srimulat yang akan dibawakan. 

Kira-kira siapa saja ya aktor dan aktris yang dipilih  pada film Srimulat: Hil Yang Mustahal ?  Ada  Bio One sebagai Gepeng, Erica Carl sebagai Jujuk, Indah Permatasari sebagai Royani, Naimma Aljufri sebagai Ana, Rano Karno sebagai Babeh Makmur, Elang El-Gibran sebagai Basuki, Dimas Anggara sebagai Timbul, Ibnu Jamil sebagai Tarzan, Rifnu Wikana sebagai Asmuni, Erick Estrada sebagai Tessy, Zulfa Maharani sebagai Nunung, Morgan Oey sebagai Paul, dan Rukman Rosadi sebagai Teguh. 

Harapan Dibuatnya Srimulat: Hil Yang Mustahal


press-conference-srimulat-hil-yang-mustahal


Baik MNC Pictures dan IDN Pictures sama-sama berharap dengan digarapnya film ini dapat  membangkitkan semangat nasionalisme bagi penonton maupun tim yang ikut terlibat dalam proses pembuatannya. Selain itu, semua generasi dapat menikmati film ini dan memberi dampak positif bagi masyarakat.

Titan Hermawan juga berharap “Melalui film Srimulat: Hil Yang Mustahal juga dapat membantu mengenalkan kembali profil para pemain Srimulat .” Tuturnya. 

Ditambahkan pula oleh Winston Utomo selaku CEO IDN Media “Kami berharap agar wajah aktor dan aktris muda di film Srimulat: Hil Yang Mustahal ini dapat kembali memberikan warna baru bagi karakter-karakter Srimulat yang legendaris dan memberikan hiburan yang berkualitas bagi masyarakat Indonesia, khususnya Millennial dan Gen Z di seluruh penjuru Indonesia.” 

Press conference juga ditutup dengan pendapat dari sang sutradara Fajar Nugros “Srimulat mewariskan tawa pada Indonesia. Melalui film ini akan menghidupkan tawa  dan  mengingatkan lagi pada bangsa besar ini, tentang alasan kita dulu bersatu menjadi Indonesia tanpa meninggalkan jati diri kita yang terdiri dari berbagai suku di negeri ini.” 

Rencananya film Srimulat: Hil yang Mustahal akan tayang pada tahun 2022. Jadi, mari kita tunggu saja kehadirannya di bioskop kesayangan, ya! 

Baca juga: Perluas Wawasanmu dalam Perfilman Lewat Serangkaian Acara di Sundance Film Festival: Asia 2021
  • 0 Comments


sundance-film-festival-asia-2021


Di postingan sebelumnya aku sudah pernah membahas soal Short Film Jury Award for the Short Film Competition yang diadakan oleh Sundance Film Festival: Asia 2021. Kamu sudah ada yang ikutan serta belum? Nah, di bulan September ini akan ada pengumuman para pemenangnya. Tapi  bukan hanya itu saja. 

Sundance Institute yang diselenggarakan bersama dan XRM Media dan didukung oleh IDN Media, juga akan mengadakan program film dan diskusi panel ditanggal 23–26 September 2021 mendatang.

Yang spesial,  Sundance Film Festival: Asia 2021 bakal mempersembahkan delapan film yang terbagi dalam dua kategori  yaitu  empat film naratif dan empat film dokumenter yang sudah pilih oleh tim program Sundance Film Festival,  XRM Media, dan IDN Media. 

Delapan film tersebut yaitu: 

  • Amy Tan: Unintended Memoir/U.S.A. (Producer: Karen Pritzker, Cassandra Jabola, Sutradara: James Redford ) 
  • The Dog Who Wouldn't Be Quiet/Argentina (Penulis Naskah: Gonzalo Delgado, Sutradara: Ana Katz, Ana Katz, Produser: Laura Huberman, Ana Katz) — 
  • Try Harder!/U.S.A. (Produser: Debbie Lum, Nico Opper, Lou Nakasako, Sutradara: Debbie Lum) 
  • John and the Hole/U.S.A. (Produser: Alex Orlovsky, Elika Portnoy, Mike Bowes, Sutradara: Pascual Sisto, Penulis Naskah: Nicolás Giacobone, ) 
  • Luzzu/Malta (Produser: Alex Camilleri, Oliver Mallia, Rebecca Anastasi, Ramin Bahrani, Sutradara dan Penulis Naskah: Alex Camilleri) 
  • Passing/U.S.A. (Produser: Margot Hand, Nina Yang Bongiovi, Forest Whitaker,  Rebecca Hall, Sutradara dan Penulis Skenario: Rebecca Hall) 
  • Users/U.S.A., Mexico (Produser: Elizabeth Lodge Stepp, Josh Penn, Sutradara: Natalia Almada) 
  • Writing With Fire/India ( Produser dan Sutradara: Rintu Thomas, Sushmit Ghosh) 


Baca juga: Yuk Buruan Unjuk Gigi di Kompetisi Film Pendek Sundance Film Festival: Asia 2021 dari IDN Media!

Bukan cuma itu, kamu juga dapat menyaksikan program diskusi panel dengan narasumber komunitas film lokal maupun internasional di TikTok (@SundanceFFAsia) serta Sundance Collab. 

Dengan adanya diskusi ini semoga bisa jadi insight terkait topik di industri perfilman yang semakin ke sini terus berkembang.  Ada juga intensive workshop untuk membina para talenta perfilman di Asia Tenggara. 

“Dengan  perkembangan yang begitu pesat tehadap  film-film fiksi dan dokumenter yang ada di Indonesia, kami sangat bersemangat terhadap penyelenggaraan Sundance Film Festival: Asia edisi pertama kami,” kata Kim Yutani yang merupakan Direktur Pemrograman di Sundance Film Festival. 

Ia juga menambahkan “Menjadi kehormatan bagi kami untuk  membagi semangat festival Sundance ke komunitas film di Indonesia. Semoga, kami dapat memberikan insight bagi penonton lokal dan mendukung seniman Indonesia melalui berbagai acara panel discussion  dan intensive workshop pada festival Sundance Asia ini.” 

Selain itu, ada juga COO IDN William Utomo yang menyampaikan pendapatnya, “Sundance Film Festival: Asia 2021 akan menyajikan berbagai serangkaian program menarik yang intensif dan secara menyeluruh. Kami berharap, para senias Indonesia dan regional dapat bertukar wawasan baru tentang industri perfilman lewat program-program di Sundance Film Festival: Asia 2021. 

Penyelenggaraan acara ini sejalan dengan visi IDN Media yaitu berkomitmen memberi #PositiveImpact bagi masyarakat. Lewat Sundance Film Festival: Asia 2021 berupaya mencari bakat-bakat baru di Asia Tenggara, lalu mengenalkan mereka ke para pakar  yang ada di industri perfilman.” 

Rangkaian Acara Sundance Film Festival: Asia 2021

Indonesian Short Filmmaking. Beberapa sutradara dan produser film pendek kontemporer Indonesia akan berbincang terkait film pendek, pengalaman mereka membawa karyanya ke dunia internasional, dan bagaimana cara menghasilkan karya sinematik yang futuristik.

Sesi ini akan dilakukan bersama dengan alumni Sundance Film Festival Aditya Ahmad (Kado), Wregas Bhanuteja (Tak Ada yang Gila di Kota Ini) dan produser Meiske Taurisia (Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas). Jangan sampai lewatkan acara langsungnya di Sundance Collab pada hari Jumat 17 September, pukul 10:00 WIB. 

Pada program panel diskusi tersebut akan terdapat beberapa acara seperti  Film Outlook persembahan IDN Media yang akan bercerita terkait industri film Indonesia dari tahun 2016, era pandemik, hingga peluang yang bisa saja terjadi pasca pandemik. 

Perlu diketahui juga nih, pada 2016 hingga awal tahun 2020, penonton film Indonesia cenderung mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Namun, ketika muncul COVID-19 bioskop berhenti beroperasi untuk sementara hinga kondisi membaik. 

Selain itu akan ada Angga Sasongko (Pendiri Visinema Pictures), Chand Parwez Servia (Presiden Direktur Starvision), dan Mira Lesmana (Pendiri Miles Films) yang akan bercerita tentang pengalaman dan bagaimana mereka dapat bertahan hingga sekarang. 

Untuk acara diskusi ini dapat disaksikan di hari Kamis 23 September secara langsung di TikTok (@SundanceFFAsia) jam 11:00 WIB. 

Women in Film Industry. Pada sesi ini kamu dapat menyimak cerita perjalanan industri perfilman di Indonesia dari pandangan para kaum perempuan yang terjun langsun di dunia perfiman. Narasumber yang akan terlibat yaitu penulis naskah Gina S. Noer (Habibie & Ainun),  Pembuat film Nia Dinata (Berbagi Suami), dan produser Susanti Dewi (Moammar Emka's Jakarta Undercover). Ada juga pakar industri yang berasal dari luar Indonesia seperti  Amanda Salazar (Head of Programming and Acquisitions of Argo) dan Sue Turley (SVP of XRM Media) yang akan memberikan pandangan dan pengetahuan mereka terkait  isu tersebut di industri perfilman. Kamu dapat menyaksikan diskusi ini secara langsung di TikTok (@SundanceFFAsia) di hari Kamis 23 September jam 15:00 WIB. 

The Directors - Festivals and the Pathway to Success. Pada sesi ini, para filmmaker seperti Edwin (pemenang penghargaan Golden Leopard: Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas), Joko Anwar (Perempuan Tanah Jahanam),  dan Yosep Anggi Noen (Hiruk Pikuk Si Alkisah) akan bercerita pengalaman mereka tentang bagaimana festival membantu mengenalkan  karya mereka ke dunia. Bahkan lewat festival, mereka juga berhasil bertemu dengan mitra kerja yang dinilai potensial. 

Percakapan dengan Sundance Film Festival: Asia Documentary Filmmakers.  Sesi ini juga disertai  dengan sesi tanya jawab bersama Kim Yutani & Heidi Zwicker yang merupakan Programmer Sundance Festival, Natalia Almada (Users), Rintu Thomas dan Sushmit Ghosh (Writing With Fire),  dan Debbie Lum (Try Harder!), Programmer Senior Sundance Heidi Zwicker akan membagikan pengalamannya dalam pembuatan film dokumenter, apa saja keuntungan yang dapat diperoleh dari meluncurkan karya mereka di festival online, dan akan membagikan saran bagi para calon filmmaker yang berfokus pada film bergenre non-fiksi. Saksikan sesi ini secara langsung di Sundance Collab pada Sabtu, 25 September, pukul 11:00 WIB. 

Informasi Tiket Sundance Film Festival: Asia 2021 

Untuk dapat menyaksikan seluruh rangkaian seluruh acara Sundance Film Festival: Asia 2021 secara virtual, bisa dengan membeli tiket digital yang mulai tersedia sejak Rabu, 15 September 2021, lewat  http://sundancefilmfestivalasia.org/.

Harga tiket sebesar Rp30.000 untuk Tiket Single Screening  dan Rp85.000 untuk Tiket Explorer yang dapat digunakan untuk akses ke semua screening 

Untuk tahu informasi lebih lanjut terkait Sundance Film Festival: Asia 2021 dapat mengunjungi https://www.instagram.com/sundanceffasia/ dan SundanceFilmFestivalAsia.org. Kamu juga dapat ikut berpartisipasi dengan meramaikan Sundance Film Festival: Asia 2021 di media sosial dengan menggunakan tagar #SundanceAsia. 


  • 0 Comments
sundance-film-festival-asia-2021-short-movie-competition


Jika kamu salah satu pencinta dan suka membuat film, ada kabar gembira nih. Soalnya, Sundance Film Festival: Asia balik lagi.  Yang menarik, kali ini penyelenggaraannya didukung oleh IDN Media dalam rangka mewujudkan komitmen mereka untuk mendukung industri film tanah air. 

IDN Media merupakan perusahaan yang bergerak di media platform khusus bagi para milenial dan gen Z di tanah air yang mengedepankan visi untuk mendemokratisasi informasi serta  selalu ingin memberikan kontribusi positif untuk masyarakat.

Hal yang berbeda pada penyelenggaraan Sundance Film Festival kali ini yaitu karena diadakan kompetisi film pendek juga, lho. IDN Media tidak sendiri, tapi berkolaborasi dengan XRM Media dalam mengadakan kompetisi untuk kategori film pendek pada Sundance Film Festival: Asia sebagai salah satu rangkaian acaranya. 

XRM Media sendiri merupakan perusahaan teknologi serta hiburan yang fokus untuk mendukung, memproduksi, dan membiayai konten multikultural yang bekerjasama dengan mitra globalnya.

Kompetisi film pendek ini diperuntukkan bagi para insan perfilman Indonesia dengan tujuan untuk  mendorong industri perfilman tanah air agar semakin maju di platform global, mempromosikan komunitas film independen di Asia, dan menampilkan beberapa film independen dari Sundance Film Festival 2021 yang sudah dikurasi oleh Sundance Institute. 

Winston Utomo, CEO IDN Media, menyatakan, “Film pendek akan selalu menjadi salah satu bagian penting dari dunia film dan storytelling. Karya-karya film pendek memiliki tempat tersendiri di hati banyak penggemar film, terutama di Sundance Film Festival: Asia. Dalam Short Film Competition ini, kami sangat menantikan kreativitas para sineas Indonesia melalui karya-karyanya. Kami sangat berharap Sundance Film Festival: Asia dapat menjadi wadah bagi berkembangnya industri film di Indonesia.”

Hal menarik lainnya, kompetisi Sundance Film Festival: Asia ini disponsori oleh Argo yang merupakan sebuah kurator global dan platform streaming  film pendek. Kita bisa lho menonton film pendek di aplikasi Argo dengan mengunduh aplikasinya di Google Play Store atau  iTunes App Store  .

Ngomong-ngomong Kamu Sudah Tahu Belum Apa itu Sundance Film Festival: Asia?

sundance-film-festival-asia-2021


Jadi, Sundance Film Festival: Asia merupakan bagian dari program Sundance Institute yang dibentuk dengan tujuan untuk mengenalkan dan mendukung komunitas pembuat film-film independen, dari berbagai negara Asia termasuk Indonesia, kepada dunia internasional. 

Sundance Film Festival ini merupakan event film independen terbesar di Amerika Serikat yang mulai diadakan pada 1981 dan terus diadakan tiap tahun hingga sekarang.

Bagi filmmaker tentu Sundance Film Festival menjadi agenda yang nggak boleh terlewat dong. Karena ini menjadi kesempatan besar untuk unjuk gigi kemampuan kamu dalam industri film dan makin memperluas film Indonesia di ajang festival yang lebih komersil.

Harapannya ada Sundance Film Festival: Asia 2021 bisa jadi motivasi bagi filmmaker Asia khususnya Indonesia, agar bisa berkarya lebih baik dan makin percaya diri bersaing dengan filmmaker mancanegara.

Persyaratan dan Waktu Pendaftaran Kompetisi Film Pendek Sundance Film Festival: Asia 2021

Beberapa persyaratan dari kompetisi ini di antaranya Warga Negara Indonesia (WNI) yang sudah berusia  di atas 18 tahun baik yang tinggal di dalam maupun luar negeri. Selain itu, kompetisi film pendek Sundance Film Festival: Asia 2021 ini tidak memiliki batasan genre atau tema film yang bisa diikutsertakan. 

Namun, perlu diperhatikan,  proses pengerjaan film harus selesai pada atau setelah 1 Januari 2019 dan durasi film dari 3 hingga 20 menit saja. Kamu yang tertarik untuk ikut kompetisi ini, masih bisa ikut mendaftarkan karya sampai 9 Juli 2021 mendatang. 

Para Juri  Kompetisi Film Pendek Sundance Film Festival: Asia 2021

Siapa saja sih juri yang akan menilai dan mengkurasi karya film pendek para peserta pada kompetisi kali ini? Nantinya bakal ada enam juri yang bakal menentukan siapa pemenangnya. Para juri tersebut yaitu:

  • Kim Yutani, Director of Programming, Sundance Film Festival
  • Mike Plante, Senior Short Film Programmer, Sundance Film Festival
  • Heidi Zwicker, Senior Programmer, Sundance Film Festival
  • Amanda Salazar, Head of Programming and Acquisitions, Argo
  • Susanti Dewi, Head of IDN Pictures
  • Joko Anwar, Filmmaker, alumni Sundance Film Festival

Hadiah Bagi para Pemenang

Nantinya pemenang akan menerima hadiah uang tunai USD 2,000 yang disponsori oleh Argo. Tak hanya itu, Juara film pendek ini bakal ditayangkan di Sundance Film Festival: Asia 2021 di bulan September mendatang. Menariknya lagi, pemenang akan dinominasikan untuk ditayangkan di Sundance Film Festival 2022 dan memperoleh penawaran distribusi secara global lewat platform streaming Argo.

Jika ingin tahu lebih lanjut terkait informasi kompetisi film pendek Sundance Film Festival: Asia 2021, kamu bisa mengunjungi halaman Film Freeway https://filmfreeway.com/SundanceAsia.

Ayo, jangan sampai lewatkan kesempatan untuk menunjukkan karya film pendek terbaik kamu di Sundance Film Festival: Asia 2021 ya. Good luck!


  • 0 Comments

buku-you-do-you-dan-lagi-probation


Sekitar bulan November 2020 teman saya, Gendis, mengirimkan sebuah undangan pernikahannya melalui WhatsApp. Tentu saya sangat senang dengan kabar tersebut. Selain membalas pesan dengan mengucapkan terima kasih karena sudah diundang, kami pun ngobrol berbagai hal, salah satunya pekerjaan.

Gendis bertanya, “Gimana Ka, kerjaan aman gak?”

“Kerjaan kayak roller coaster Ndis. Hahaha.” Balas saya

Saya membalas seperti itu karena jujur saja, work from home (WFH) menjadi ritme pekerjaan yang ternyata bikin stres juga. Meskipun saya introvert yang lebih suka sendiri dan tempat tenang ternyata lama-lama bekerja dari rumah bikin bosan setengah mati dan jadi kurang fokus sesekali.

Sebelum WFH, tadinya saya kalau istirahat kerja pasti keluar kantor karena lokasi tempat kerja dekat banget sama mal. Sekarang harus diam saja di rumah. Suasananya itu lagi itu lagi.

Tapi untungnya sekarang sudah bisa beradaptasi dengan ritme WFH yang diterapkan oleh kantor saya. Apalagi sekarang sudah banyak wacana jika kantor-kantor di luar negeri bahkan Indonesia lebih memilih untuk WFH dibanding work from office (WFO) karena dinilai lebih efisien.

Saya yakin pasti masa-masa pandemi dan WFH menjadikan kita jadi punya banyak waktu buat diri sendiri. Iya kan? Kita jadi lebih banyak berpikir soal diri kita, keluarga, kerjaan, atau relationship.

Saya sendiri jadi lebih banyak berpikir selama 28 tahun hidup sudah ngapain saja sih? Kok kayaknya kalau melihat teman-teman saya yang lain, mereka ada yang sudah menikah, punya anak, sudah jadi manager, sering jadi pembicara sana sini, atau traveling ke sana ke mari.

Setelah merenung, saya menyadari ternyata saat ini saya sedang mengalami quarter life crisis di bidang karier. Adanya quarter life crisis membuat kita jadi merasa kurang dalam segala aspek, membandingkan diri dengan orang lain, dan perasaan negatif lainnya yang muncul.

Sadar jika perasaan negatif tersebut bila dipelihara lebih lanjut akan makin memperburuk diri sendiri, saya akhirnya mencari jalan keluar dengan berbagai cara, salah satunya dengan membaca buku self improvement.


Mengatasi Quarter Life Crisis dengan Dua Buku Self Improvement

Sebenarnya di awal pandemi, saya juga banyak nonton film streaming. Seru sih, tapi lama-lama kok bikin mata capek dan jadi sulit tidur. Soalnya dari kerja sampai istirahat malam hari lihatnya layar terus. Akibatnya, siang hari jadi mudah ngantuk dan kurang fokus.  

Berdasarkan infromasi dari yang saya baca di Harvard Medical School sebagian perangkat elektronik menghasilkan bluelight yang membuat kadar melatonin atau hormon yang mengatur waktu tidur dan bangun seseorang jadi menurun. Salah satu efek negatifnya jadi membuat tubuh merasa lelah keesokan harinya dan jadi kurang fokus mengerjakan kegiatan.

Jadinya saya beralih saja ke baca buku fisik, di mana nggak bikin mata capek. Biasanya saya baca buku sebelum tidur. Baca buku sebelum tidur ternyata banyak manfaat lho. Salah satunya bisa bikin tidur lebih nyenyak dan membuat apa yang kita baca bisa lebih tersimpan dalam ingatan. Saya sendiri merasakan banget sih, tidur jadi lebih pulas, jarang bangun tengah malam tiba-tiba. 

Baca buku bagi saya juga bukan cuma penghilang rasa jenuh tapi juga menjadi ‘tuntutan’ pekerjaan karena saya berkarier sebagai content writer. Otomatis harus banyak baca juga kan. Makanya salah satu sisi positif dari WFH saya jadi bisa punya waktu buat benar-benar meresapi isi buku. Bukan hanya asal selesai.

Jujur saja, saya cenderung lebih suka baca non fiksi macam self improvement dibanding fiksi kayak novel. Alasannya karena lebih suka sama hal-hal yang memang nyata saja daripada yang cerita khayalan.

Terus kadang kalau baca novel juga jadi ikut baper, misal ceritanya lagi bahas soal sepasang kekasih, lha saya lagi jomblo. Kan jadi ingin pacaran. Hahaha.

Saya punya dua rekomendasi buku yang mengubah mindset dan membantu saya untuk beradaptasi dengan berbagai kondisi yang saya alami termasuk saat menghadapi quarter life crisis pada karier. Selain itu, isi dua buku ini juga sedang saya terapkan.

Yang benar gitu sih, kalau baca buku non fiksi sebaiknya kita terapin juga cara-cara yang disampaikan dalam buku itu. Jadi bukan yang penting selesai baca dari halaman satu sampai akhir.

Dua buku itu yaitu You Do You: Discovering Live Through Experiments and Self-Awareness dari Fellexandro Ruby dan Lagi Probation - Menikmati Perjalanan Mencari Kerja dari Samuel Ray.


You Do You: Discovering Live Through Experiments and Self-Awareness – Fellexandro Ruby

Mungkin sekitar 1,5 tahun lalu saya sudah mengikuti Fellexandro Ruby di Instagram. Saya follow karena suka sama konten yang dia share khususnya tentang productivity dan career. Jujur saya ngerasa relate sih sama content yang dia buat.

Saat tahu Koh Ruby bikin buku, saya sangat excited. Saat baca bukunya, ternyata memang se-helpful itu sih buat saya dalam menemukan jawaban-jawaban yang selama ini saya cari soal karier.


The Best Part of You Do You Book That Change My Mind

Buku ini menjadi yang pertama saya baca di awal tahun 2021. Hingga tulisan ini dibuat saya sudah baca dua kali bukunya karena sangat ngena di saya yang lagi bimbang soal karier. Saya pun juga akan baca bukunya lagi karena ada beberapa tips yang belum diterapkan dan cukup berguna untuk karier.

Jujur saat menuliskan bagian ini untuk buku You Do You: Discovering Live Through Experiments and Self-Awareness saya bingung. Karena isinya insightful semua at least buat saya ya. Apalagi di awal buku kita sudah ‘diajarin’ gimana sih sebaiknya menggunakan buku ini. Intinya sih percuma mau dibaca berapa kali pun buku ini, kalau tidak ada eksekusinya sama saja bohong.

Lewat buku terbitan PT Gramedia Pustaka Utama yang tebalnya 238 halaman ini pembaca diajak untuk mengenal diri sendiri lebih dalam lagi. Pas banget kan lagi pandemi gini, daripada dipakai buat bengong, mending dipakai buat lebih menggali soal diri sendiri.

Gaya bahasa dari buku ini tidak berat sama sekali. Sama kayak cara penulis menyampaikan pesan di media sosialnya. Rasanya kita sama dia kayak teman saja. Saya sendiri sangat enjoy pas membacanya karena berasa didongeng-in dan diajak diskusi sama Koh Ruby. 

Cara penyampaiannya bukan secara gamblang memberikan jawaban atas banyaknya pertanyaan yang sering Koh Ruby terima soal karier, produktivitas, finansial, dan investasi di DM Instagramnya. Pembaca dibantu untuk menentukan mana pilihan yang paling pas buat kita berdasarkan dari pengalaman yang sudah dia buktikan sendiri. You decide! Itu kata-kata yang beberapa kali disebut dalam buku ini.

Sang penulis seperti memberikan intisari dari pemikiran dia yang mau disampaikan. Jadi hampir semua yang ditulis betul-betul dipilih sedemikian rupa dengan pembahasan yang padat dan berisi atau istilah yang lagi ngetren sekarang ‘daging banget’.


Beberapa Bab di Buku You Do You yang Saat Ini Saya Implementasikan dalam Kehidupan Sehari-hari:

·     Bab 1.4 How You Learn. Di bab ini kita diberitahu jika berdasarkan dari metode VARK ada 4 metode cara belajar, yaitu visual, auditory, read/write, dan kinesthetic. Dari sini saya bisa mengenal jika cara belajar saya itu lebih ke visual dan read/write. Untuk apa sih tahu gimana cara belajar kita?  Gunanya agar mempermudah kita mempelajari sesuatu. Misalnya, saya tahu cara belajar saya read/write, maka saat sedang mempelajari sesuatu saya lebih baik membaca buku atau mencatatnya.

 Bab 1.6 When Does Your Mind Work Best? Di bab ini membahas soal 4 macam chronotypes (jam biologis seseorang) yang dilabeli dalam 4 tipe hewan (lion, bear, wolf, dan dolphin).

Dengan mengetahui chronotypes, kita jadi tahu kapan sih waktu-waktu produktif kita dalam bekerja, kapan kita jadi orang yang lagi tidak bisa konsentrasi penuh, dan lain-lain. Kita jadi bisa menentukan kapan kita harus mengerjakan pekerjaan yang butuh konsentrasi penuh, kapan kita bisa lebih selow dalam bekerja. 

chronotypes-you-do-you-book

fellexandro-ruby-you-do-you



Singkatnya, saya masuk ke tipe lion di mana jam produktif saya itu di pagi hari. Terus di sore hari saya sudah mulai bego deh. Kerja sudah nggak maksimal. Bawaannya ngantuk dan lapar.

Jadi sejak awal tahun ini selesai baca buku You Do You untuk pertama kalinya, saya sudah mulai kerja dari jam tujuh pagi. Terus menjelang makan siang sudah mulai berkurang tuh fokusnya, karena pikiran sudah mikirin makan siang. Jadi saya mengerjakan pekerjaan yang ringan-ringan saja.

Setelah makan siang, perut kenyang, terus sedikit rebahan jadi fresh lagi. Baru deh gas lagi buat mengerjakan pekerjaan yang perlu mikir banget. Tapi sekitar jam setengah lima sampai jam kantor selesai sudah mulai lemot. Fokus sudah berkurang dan bawaannya ngantuk. Itu versi saya. Kamu juga punya jam biologis kayak saya? 

Bab 2.8 Reverse Engineer Karier. Salah satu hal yang disampaikan dalam bab ini kita dituntun buat cari tahu skill apa yang kita perlukan untuk bisa mencapai pekerjaan yang kita mau. Setelah membaca bab ini, saya jadi mikir arah karier saya mau ke mana.

Pilihannya  bisa jadi content editor  buat mencapai goal saya di 5 tahun mendatang menjadi content manager. Saya jadi mencari tahu skill-skill apa sih yang saya perlukan untuk bisa mencapai karier jadi content editor. Saya sudah mencari skill set apa yang diperlukan untuk bisa saya mencapai posisi-posisi tersebut.

Terus konkretnya saya jadi ikut beberapa kelas online yang membahas soal editing tulisan. Ternyata yang namanya editing tulisan bukan hanya memperhatikan typo, logika berpikir, PUEBI-nya saja. Tapi banyak juga aspek lain yang perlu diperhatikan seperti konsistensi penulisan, cek fakta yang dituliskan, dan cek kepantasan dari segi legalitas dan kesusilaannya.


Bagian yang Paling Saya Suka dari You Do You: Discovering Live Through Experiments and Self-Awareness

Kalau saya diharuskan untuk memilih satu atau dua bagian dalam buku ini, yang saya suka banget ada di bagian 2.8 Reverse Engineer Karier dan 4.7 My 10 Rules of Buliding Network.

Saya tadi sudah sedikit mengulas soal isi bab 2.8 kan? Nah, yang keren lagi di bagian ini, koh Ruby juga memberikan kita contekan salah satu caranya dia bisa sukses jadi food photographer yaitu meniru cara kerja dan ngobrol dengan idolanya.

Contohnya nih, di buku Koh Ruby ceriita dia bela-belain ke Surabaya buat ketemu sama Inijie dan ngobrol sambil lunch sama dia soal food photography dan cara kerja Jie. Terus Koh Ruby juga kirim e-mail ke Matt Armendariz seorang food photographer asal Los Angeles untuk mengajak bertemu saat Koh Ruby ada rencana solo trip ke US.

Meskipun akhirnya tidak bertemu Matt, tapi Koh Ruby tetap mempelajari prosesnya Matt. Misalnya bagaimana cara si Matt ini mengomunikasikan karyanya ke publik secara online, klien apa saja yang Matt kerjakan, bagaimana cara Matt memulai karier food photographer-nya melalui foto majalah. Lalu Koh Ruby juga mengikuti jejak Matt untuk update proses di belakang layar saat dia lagi mengerjakan projek fotografinya lewat media sosial.

Dari sini pun saya jadi terinspirasi buat cari sosok panutan beauty blogger (karena saya suka share postingan soal beauty di blog) yang bisa saya juga Amati. Tiru, Modifikasi alias ATM untuk memperbagus konten saya. Sampai sekarang saya belum nemu sih, soalnya kebanyakan pada beralih ke vlog. Kalau kalian punya rekomendasi beauty blogger yang saat ini masih konsisten nulis dan kontennya juga bagus, kasih tahu saya ya!.

Sedangkan di bab 4.7 My 10 Rules of Buliding Network Koh Ruby membagi 10 tips bagaimana caranya berjejaring. Salah satu tips yang sering dilupa banyak orang termasuk saya, yang namanya berjejaring bukan hanya saat lagi butuh bantuan saja, tapi sebelum kita memerlukannya.

Terus kalau kita kenalan sama orang baru dan tuker-tukeran kontak, jangan lupa follow up. Jadi biar kita juga bisa tetap connect sama mereka. 

Kutipan Paling Bagus dari Buku You Do You

Kutipan-terbaik-buku-you-do-you



Kelebihan Buku You Do You: Discovering Live Through Experiments and Self-Awareness

  • Ada saran untuk menikmati buku ini. Ini simple sih. Tapi ternyata sering dilupakan oleh pembaca
  • Kalo baca buku ini, kita bisa tahu kalau penulis merupakan pembaca buku berat. Ini terbukti dari banyak riset yang dia paparkan dari sumber buku yang dia baca maupun situs terpercaya
  • Ada citasinya, jadi pembaca bisa tahu sumbernya dari mana
  • Desain bukunya yang sangat playful dengan beragam warna, gambar, grafik, dan QR Code yang mengarahkan pembaca ke video dan sumber materi tulisan
  • Ada bagian yang dihighlight
  • Ada quotes yang bisa banget kita tulis di notes dan tempel di meja kerja atau laptop. Biar ingat terus 
  • Gaya bahasanya kayak orang lagi ngobrol jadi nggak ada kesan menggurui

Oh ya yang saya tahu buku ini sudah masuk dalam Mega Best Seller Gramedia dan dapat rating 4.5 dari GoodsRead. Mungkin salah satu alasannya karena buku ini cukup relate dengan kondisi banyak orang dan bisa jadi jawaban buat kamu yang lagi galau sama karier, ikigai, passion, duit, maupun segala kegalauan lain yang sering dialami anak muda.

Saran saya, kalau pun kamu sekarang lagi tidak galau soal karier, tetap baca buku ini ya. Soalnya menurut saya buku ini sangat layak dijadikan guide buat kamu yang usianya 20an -30an. Jadi jika suatu saat quarter life crisis soal karier menghampiri hidupmu, kamu sudah tahu apa yang harus dilakukan. Semoga ya!


Lagi Probation - Menikmati Perjalanan Mencari Kerja - Samuel Ray

Buku ini juga membantu saya menghadapi quarter life crisis soal karier. Saya jadi tahu banyak hal soal dunia kerja, khususnya mencari pekerjaan. Saya yang sedang galau dengan pekerjaan apakah resign sebelum dapat kerja baru atau resign menunggu sampai dapat kerjaan baru. Keduanya punya plus dan minus sih. 

Namun, yang pasti buku ini mengajarkan saya untuk beradaptasi memahami sisi rekruter atau dalam hal ini perusahaan yang sedang membuka lowongan kerja. Adaptasi di sini maksudnya saya jadi lebih paham apa saja sih tujuan dari berbagai tes yang sering diajukan pada diri kita, kenapa sih perusahaan suka lama memberikan jawaban, dan lain sebagainya.

Sang penulis, yakni Samuel Ray yang merupakan seorang praktisi HR profesional membagikan berbagai tips dan trik mencari kerja dari A-Z, mulai dari menulis CV, proses berbagai macam tes yang harus dilalui calon kandidat,  hingga negosiasi gaji.

samuel-ray-buku-lagi-probation

Cara penyampaiannya juga sangat “mendarat” dengan bahasa yang sederhana, dan cukup gamblang menjelaskan proses rekrutmen yang biasa ada dalam sebuah perusahaan. Ya, at least berdasarkan dari pengalaman dia sebagai HR selama ini.  

Sama seperti buku You Do You, buku yang juga jadi best seller di Gramedia ini mengajak dialog pembaca, sehingga pembaca jadi tidak berasa seperti digurui. Itu sih yang saya rasakan. Buku ini bukan hanya untuk yang baru pertama kali mencari pekerjaan, tapi juga cocok buat orang yang sedang mencari pekerjaan baru kayak saya. Bukan berarti juga kan kalau saat ini sudah bekerja dan sedang ingin mendapatkan karier baru di tempat lain akan selalu berhasil ketika apply kerja lagi J

Buku ini juga memberi banyak ‘nasihat’ untuk pembaca agar tidak lekas putus asa atau menganggap kegagalan mendapatkan pekerjaan sebagai akhir dari dunia.  Oke, saya paham, semua orang sudah tahu. Tapi ketika kamu sedang mengalami quarter life crisis, kegagalan sekecil apapun kok rasanya sakit, ya?


Beberapa Bab di Buku Lagi Probation - Menikmati Perjalanan Mencari Kerja yang Saat Ini  Mulai Saya Implementasikan:

  • Pasang mindset bahwa meski kita sudah masuk ke tahap wawancara, bahkan sudah nego gaji dan tes kesehatan sekalipun bisa saja kita tidak dapat pekerjaan tersebut. Kalaupun tidak diterima kerja, anggap saja latihan wawancara atau tes lainnya. Jadi kita masih bisa belajar dari kesalahan sebelumnya.
  • Mindset selanjutnya, selagi ada kesempatan, coba saja dulu jangan terlalu banyak mikir
  • Setelah melewati proses interview pun saya juga mengirimkan e-mail ucapan terima kasih ke pihak pewawancara karena sudah meluangkan waktunya ngobrol sama saya. Saya pun juga melakukan follow up terkait hasil tes yang sudah dijalani. Sebelum baca buku ini, saya tidak pernah melakukannya.

Bagian yang paling saya suka dari Lagi Probation - Menikmati Perjalanan Mencari Kerja

·   Chapter 5 Apa Bedanya Wawancara dengan Kencan Pertama? Di chapter ini kita diberikan tips and trick saat melakukan wawancara, yaitu 3P Polite (Sopan & Santun), Punctual (Tepat waktu), dan Presentable (perhatikan penampilan). Terus macam-macam apa saja pertanyaan yang biasa diajukan, yaitu Competency Based, Situational Based, Brain Teaser, dan Suka-suka Interviewer.

Kita juga dikasih trik untuk menjawab pertanyaan competency based menggunakan metode STAR (Situation, Task, Action, dan Result). Intinya trik STAR membantu kita mengurai cerita jika ditanya soal bagaimana pencapaian karier dan bagaimana sikap terhadap kesulitan yang dialami selama menjalankan pekerjaan tersebut.

buku-lagi-probation


Kelebihan Buku Lagi Probation - Menikmati Perjalanan Mencari Kerja

  • Dari segi tampilan saya suka sama ilustrasinya, lucu tapi isi quotes-nya nendang dan bikin kalem hati
  • Buku yang memberikan semangat tidak muluk-muluk lewat #CobaAjaDulu yang sering diulang-ulang dalam buku ini
  • Ada kesimpulan di setiap bab. Jadi pembaca bisa cepat ingat poin pentingnya
  • Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab oleh para profesional di bidang HR. Mungkin ada salah satu pertanyaan kamu di buku ini :)

Kutipan Paling Bagus dari Buku Lagi Probation

 

buku-lagi-probation-samuel-ray


Intinya, lewat dua buku ini saya belajar untuk beradaptasi mengenal lebih jauh lagi soal diri saya sendiri. Saya percaya, setiap orang pasti akan mengalami quarter life cirisis-nya masing-masing. Sebagai manusia tentu kita tidak bisa skip fase ini. Hal yang bisa kita lakukan, hanyalah berusaha sebaik mungkin agar bisa mencari jalan keluar dan hidup lebih baik lagi.

Jika di umur yang akan datang  kita mendapati masalah seperti yang sekarang sedang dihadapi, kita sudah punya bekal untuk lebih siap menghadapi tantangan dalam hidup yang seperti roller coaster ini :)

Sebagai penutup, untuk siapa pun yang membaca postingan saya ini dan sedang mengalami quarter life crisis, yuk semangat. Carilah aktivitas positif yang bisa membantumu menemukan jawaban dari berbagai pertanyaan yang membuatmu gelisah. 

Tidak perlu aktivitas yang berat, cukup luangkan waktu untuk membaca sebuah buku, akan sangat membantu kita mendapatkan inspirasi atau bahkan jawaban dari kegalauan hidup. Yuk, semangat, teman!

  • 1 Comments



Siapa di antara kamu yang memanfaatkan situasi di rumah aja karena Covid-19 dengan membaca buku sampai selesai? Iya, selesai. Soalnya banyak nih orang (termasuk kadang-kadang saya) yang baca buku ngga kelar-kelar sampai berbulan-bulan, padahal ngaku-nya hobi baca buku :p. 

Udah dua bulan lebih di rumah aja saya akhirnya menyelesaikan tiga buku. Dua buku saya beli tahun lalu, satu buku lagi dibeli sebelum pandemi ini masuk ke Indonesia. 

Di bulan Mei kemarin saya sempat share tayangan Netflix yang ditonton selama di rumah aja. Nah, kali ini saya mau ngasih tahu tiga buku tersebut. Siapa tahu ada dari kamu yang sudah baca bukunya terus kita bisa balas-balas komentar atau mungkin ada juga yang punya bukunya sejak lama tapi belum selesai atau bahkan belum disentuh sama sekali, terus dengan baca postingan ini jadi pengin baca bukunya.

Oke, daripada kebanyakan intro, langsung aja nih simak review tipis-tipis dari saya. 

Baca juga: Pilihan Tayangan Netflix yang Saya Tonton Selama #dirumahaja

Happy Lucky Traveler: Kehidupan Adalah Perjalanan - Tatty Elmir


Saya membeli buku ini saat datang ke Big Bad Wolf 2018. Buku dari Mizan ini saya pikir sama seperti buku perjalanan lainnya yang menceritakan sang penulis melalang buana ke suatu negara atau daerah di Indonesia.

Ternyata memang benar, tapi tidak semua bab yang ada di dalam buku ini membahas demikian. Seperti judulnya, Happy Lucky Traveler: Kehidupan Adalah Perjalanan, Mba Tatty Elmir juga memberikan pelajaran bernilai di setiap perjalanan kehidupan. Maksudnya, gimana tuh?

Jadi ada beberapa bagian dalam bukunya yang menjelaskan soal kita dalam hidup ini harus melawan rasa takut, tidak boleh lupa akan tanah air, perbanyaklah melakukan perjalanan, bahkan hingga nasihat mencari jodoh. Bagian saya suka dari buku ini salah satunya pada tulisan yang berjudul "Menyoal Rasa Takut Kita" Saya saat membaca tulisan tersebut terasa tersentil dengan kalimat-kalimat yang disampaikan Mba Tatty. Saya juga jadi berpikir, bahwa sungguh rugilah orang-orang yang banyak takut mencoba berbagai hal di dunia ini.

Terus saya kagum sama pemikiran Mba Tatty di bagian tulisan berjudul Merantaulah Nak! Saya setuju sih dengan yang ada di bagian ini bahwa anak jangan dilarang untuk merantau. Dengan merantau ada banyak pelajaran hidup yang bisa diperoleh, seperti mandiri, tangguh, lebih bijak, bisa lebih toleransi, dan lain-lain.

Membaca buku ini ngga harus dimulai dari bab 1 kok. Tapi bisa dimulai dari bagian mana saja yang ingin dibaca, karena masing-masing kisah perjalanan punya makna tersendiri.

Saya membaca buku Mba Tatty Elmir, timbul pertanyaan di kepala, gimana caranya bertemu atau mendapatkan jodoh yang suka jalan-jalan juga, terus ngasih kesempatan buat istrinya untuk traveling  sama temannya disaat sudah menikah dan punya anak? gimana, gimana, gimana? Hal ini karena beberapa cerita, Mba Tatty Elmir mengisahkan jika suaminya sangat pengertian dengan 'hobi' istrinya yang gemar berkelana. Salah satu contohnya di tulisan dengan judul Sebelum Menutup Mata, sang suami mengizinkan Mba Tatty pergi ke Palestina (meskipun ada syaratnya)  untuk melakukan misi kemanusiaan. woow banget kan!

Kalau ada yang tahu gimana cara  mendapatkan suami seperti itu, tolong kasih tahu saya apa kiatnya, ya :)

Bukan niat untuk promosi diri, tapi saya tipikal cewek yang ngga gampang ngeluh kalau harus jalan kaki jauh dan panas-panasan (asal tujuannya jelas), mau tidur di tempat menginap yang ngga bagus-bagus amat demi melihat suatu tempat yang saya belum kunjungi. Karena saya lebih mementingkan pengalaman wisatanya sih. 

Jujur saja, saya agak sedih atau kesal kalau baca buku yang membahas soal traveling. Bukan sedih atau kesal sama bukunya, tapi sama diri saya sendiri. Alasannya, kenapa saya baru mulai traveling diumur 24 tahun? Kenapa saya ngga belajar giat buat bisa dapat beasiswa keluar negeri? Kenapa saya pemalu dan takut gabung ke komunitas backpacker? dan kenapa-kenapa lainnya. Yaudahlah ya, semua itu tidak perlu disesali dan perbanyak bersyukur karena ada banyak nikmat yang saya peroleh di hidup ini. 

30 Hari Bersama Bluebell: Sebulan Keliling United Kingdom Bersama Mobil Berusia 18 tahun - Ukirsari


Kalau kamu suka sama cerita perjalanan yang disisipi dengan informasi sejarah yang cukup kental, buku 30 Hari Bersama Bluebell: Sebulan Keliling United Kingdom Bersama Mobil Berusia 18 tahun  karya dari mantan jurnalis Kompas Gramedia, Mba Ukirsari bisa kamu nikmati. 

Saya beli saat tak sengaja mampir ke Gramedia Blok M dekat kantor sebelum pandemi ini muncul di Indonesia.Terus tergelitik sama judul di bawahnya 'Sebulan Keliling United Kingdom Bersama Mobil Berusia 18 tahun'. Kenapa? karena Saya tahun ini sebenarnya ada rencana mau ke UK, akhirnya harus diundur tahun depan (Mudah-mudahan terlaksana) karena adanya Covid-19 ini. 

Pikir saya buku ini bisa jadi bekal destinasi, kalau tahun depan saya jadi berkunjung ke Inggris dan sekitarnya. Ternyata, Mba Ukirsari yang melakukan perjalanan bersama sang suami tercinta Nick dan juga mobil kesayangan yang diberi nama Bluebell (mobil Ford Fiesta berwarna biru yang sudah berusia 18 tahun. Bluebell merupakan mobil pertama yang dibeli Nick dari tabungan hasil jerih payahnya)  ini melakukan perjalanan untuk bernostalgia dan mengunjungi beberapa tempat yang belum pernah didatangi di UK sebelumnya.  

Dengan tebal 332 halaman, pembaca akan diajak berkenalan dengan destinasi yang ada di UK (tepatnya Inggris, Wales, Skotlandia, dan Irlandia Utara). Jujur saya kagum dengan kemampuan Mba Arie yang tahu banyak soal sejarah tempat di UK. 

Menariknya lagi, cerita-cerita di dalam buku ini juga dibumbui dengan berbagai pengetahuan akan film, aktor, penyanyi, dan lainnya yang berkaitan dengan tempat yang dikunjungi. Saya terkadang saat membaca judul film, nama aktor atau penyanyi yang tidak ketahui dalam buku ini, langsung mencarinya di Google. 

Belum lagi terkadang saya dibuat iri dengan 'keromantisan' Nick dan Mba Arie sebagai suami dan istri yang hobi pelesir ke berbagai tempat di dunia. Mereka sangat kompak sekali sebagai traveler. Ada banyak sekali kesamaan di antara mereka. 

Dalam hati saya ngebatin, ya Allah, semoga suami saya kelak orang yang suka traveling juga dan menganggap jika jalan-jalan merupakan suatu kebutuhan bukan hanya sekadar hiburan semata yang menghabiskan uang. Atau seenggaknya, mengizinkan saya untuk tetap jalan-jalan keluar kota atau keluar negeri nanti meskipun sudah menikah dan punya anak. Muluk ngga sih? 

Oke balik lagi ke bukunya. Di dalamnya saya juga mendapatkan pelajaran jika dalam melakukan traveling bersama pasangan itu, tidak selalu harus pihak laki-laki yang membiayai semua kebutuhan. Tapi Mba Arie dan Nick bahu membahu atau secara bergantian membayar makan dan kebutuhan lain selama perjalan satu bulan mereka berkeliling United Kingdom. 

Belum lagi pesan di mana saat kita traveling itu kita harus percaya sama insting. Percayalah bahwa di luar sana banyak orang jahat tapi ada lebih banyak lagi orang baik di sana. 

Daya tarik buku ini juga ditambah dengan perbedaan budaya di antara Mba Arie yang merupakan orang Indonesia dengan Nick yang memang orang UK. Perbedaan-perbedaan tersebutlah yang bikin saya jadi mikir, wah seru sekali ya, kehidupan Mba Arie dan Nick ini. 

Sayangnya dalam buku ini gambar yang disajikan tidak berwarna dan tidak ada caption. Jadi terkadang saya bingung, foto ini diambil di daerah mana. 

Sekali lagi, kalau kamu suka dengan tema tulisan perjalanan yang kaya akan pengetahuan sejarahnya, buku ini cocok untuk kamu. Tapi kalau kamu lebih suka dengan buku traveling yang lebih banyak menceritakan keindahan suatu tempat, makanan khas, dan kisah-kisah perjalanan pada umumnya, mungkin beberapa bab yang ada di bagian buku ini sedikit menjenuhkan.

Baca juga: Enggak Ada Alasan Buat Malas Baca Buku. Karena Ada 6 Cara Atur Waktu yang Bisa Kamu Pilih


Vegetarian - Han Kang


Buku dengan tebal 221 halaman dan terbagi ke dalam tiga bagian, yakni Vegetarian, Tanda Lahir Kebiruan, dan Pohon Kembang Api ini telah 'menipu' saya. Awalnya saya kira buku ini akan menceritakan kisah romantis seorang 'penganut' vegetarian (ini terpengaruh dari covernya yang ada simbol bunga merekah. Hal ini makin meyakinkan saya dengan perumpamaan, don't judge the book by it's cover!) Ternyata saya salah. Diawal membaca buku ini saya sudah dibuat bingung oleh tokoh utama Kim Yeong Hye, seorang istri yang biasa-biasa saja, tidak cerewet, kalem, pintar memasak, dan patuh.

Di bab Vegetarian dimulai menceritakan tentang kehidupan rumah tangga Kim Young Hye dengan suaminya yang berjalan baik-baik saja namun membosankan karena pasangan ini tidak sering berkomunikasi layaknya suami istri pada umumnya.

Di suatu malam Young Hye bermimpi aneh dan membuatnya malah membuang semua daging maupun semua makanan yang memiliki unsur daging. Sang suami tentunya dibuat pusing bukan kepalang dengan tingkah istrinya. Saat suami bertanya pada Young Hye apa yang terjadi, ia hanya menjawab aku bermimpi.

Young Hye juga membuat kaget seluruh anggota keluarganya pada saat kumpul keluarga, ia menolak memakan daging. Perilaku sang anak membuat sang ayah malu pada menantunya dan membuatnya marah sekali. Dan hal yang paling mengerikan dalam novel ini menurut saya di mana saat Young Hye menggores urat nadinya sendiri dengan benda tajam karena dipaksa ayahnya makan daging.

Sungguh saya dibuat tak habis pikir dengan si Young Hye. Pada bagian ini saya sungguh gregetan sama si Young Hye, kenapa tidak menceritakan saja mimpinya pada suami atau anggota keluarga lainnya untuk dicarikan solusi atau ditenangkan, sehingga dia tidak perlu merepotkan semua orang, at least tak perlu merugikan dirinya sendiri.

Kebingungan sekaligus geregetan saya juga makin muncul membaca bab kedua Tanda Lahir Kebiruan dengan tingkah kakak ipar Young Hye, yang merupakan seniman. Dia sekonyong-konyong minta si Young Hye jadi model lukisan. Ini bukan lukisan biasa tapi kakak ipar yang tidak diketahui namanya itu melukis berbagai bunga dan gambar lainnya di tubuh Young Hye tanpa sehelai kain pun! Tentu kamu pasti sudah bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya, bukan?

Dibab ketiga emosi saya kembali dipermainkan dengan sosok kakak Young Hye yang begitu sabar, tabah, tapi rapuh menghadapi Young Hye yang akhirnya berada di rumah sakit jiwa dan ia bercerai dari suaminya. Jujur saja, jika saya berada di posisi kakak Young Hye di mana harus mengurus adik yang ternyata mengidap  skizofrenia, bercerai dengan suaminya, harus mengurus anak semata wayang, serta mengurus toko mungkin saya sudah tidak kuat.

Well, dibalik kerumitan kisah yang ada di novel Vegetarian, saya akui Han Kang sungguh apik menuliskan berbagai dinamika konflik yang dialami setiap tokoh. Ide cerita yang begitu unik dan mampu mempermainkan emosi pembacanya (setidaknya saya). Mungkin inilah yang membuat ia bisa berhasil memenangkan penghargaan Man Booker International Prize atas karya Vegetarian ini.

Baca juga: 5 Buku untuk Perempuan Rayakan International Women's Day!
  • 18 Comments
Older Posts Home
BloggerHub Indonesia

About me

Eka-Rahmawati


Eka Rahmawati

"Behind Every Successful Woman, It's Her Self — Unknown


Follow Us

  • instagram
  • Twitter
  • facebook
  • Linkedin
  • YouTube
  • Kompasiana

Banner spot

Blogger Perempuan

recent posts

Labels

Belajar Bareng Buku & Film Cooking digital agency Healthy Kecantikan Kelas Penyiar Indonesia Lomba blog Makan Melancong Produk Lokal Review

Popular Posts

  • Kenalan dengan InShot, Aplikasi Edit Video untuk Pemula yang Mudah Digunakan
  • 7 Langkah Perawatan Wajah yang Wajib Dilakukan Perempuan
  • Senangnya Jadi Narablog di Era Digital

My Portfolio

  • SEO Content Writing 1
  • SEO Content Writing 2

Blog Archive

Eka Rahmawati. Powered by Blogger.

Pageviews

instagram

Created By ThemeXpose | Distributed By Blogger

Back to top