Eka Rahmawati

  • Beranda
  • Profil
  • Makan
  • Sehat
  • Cantik
  • Jalan
  • Buku&Film
  • Belajar

Siapa di sini yang suka dengerin podcast? Kalau aku lumayan suka. Biasanya tiap pagi saat lagi beres-beres rumah, aku biasanya menyempatkan untuk mendengarkan podcast. Nah, salah satu podcast kesukaanku yaitu Thirty Days of Lunch. 

Buat yang belum tahu, Thirty Days of Lunch adalah podcast yang dibuat oleh Koh @fellexandro dan Mas @sheggario. Kalian googling sendirilah siapa mereka ya :)  Nah di podcast ini biasanya yang dibahas terkait bisnis, karier, produktivitas, dan pengembangan diri. Narsum yang dihadirkan juga nggak main-main. Mulai dari public figure, pebisnis, dan lain-lain dari berbagai macam profesi.

Bukan cuma podcast-nya aja yang update, tapi Instagram mereka @thirtydaysoflunch. 
Beberapa waktu lalu aku sempat nonton IG Live Thirty Days of Lunch yang membahas tema berjudul Accepting The Failure's Journey. Ada beberapa poin yang menarik dalam sesi tersebut dan kayaknya sayang kalau nggak aku rangkum di blog kesayangan ini supaya bisa diingat-ingat isinya. 

Dalam sesi ini dipandu oleh Mas Ario atau @sheggario yang ditemani 3 orang wanita cantik yaitu Shiely Vennesa yang merupakan Founder  dari Fitness & Health (@fitandvit.id), Charlene Janice (Co-founder @careskinmedia & Beauty Enthusiast), dan Falla Adinda seorang dokter dan influencer. 

Di menit awal Mas Ario sempet nanya ke semua narasumber kegagalan yang pernah dialami masing-masing mereka. Kak Shiely cerita kalau saat SMP-SMA dia nggak ngerasa pelajaran itu susah. Kemudian ia berkesempatan kuliah di Taiwan di mana dia nggak bisa bahasa mandarin. Lalu dia sempat nggak lulus satu mata kuliah umum gara-gara dia hanya menulis empat lembar rangkuman buku dari dosen yang menulis buku tersebut. Sementara teman-temannya yang lain bisa ngerangkum sampai 60 halaman. 

Dari kejadian itu, dia belajar untuk sebisa mungkin melakukan secara maksimal baik dari kerjaan maupun sekolah dan perhatikan juga kompetitor kita. Kerjakan sesuatu pakai hati dan berpikir semua orang melakukan hal yang sama. Jadi jangan nanggung kalau usaha dan hindari anggapan tentang "gue yang lebih effort dari yang lain."  

Memandang Sebuah Kegagalan

Kak Shiely juga menganggap kegagalan bisa dibagi dalam dua hal yaitu kegagalan yang ditentukan sama masyarakat. Misalnya kalau kita nggak naik kelas, orang akan menganggap kita gagal. Kegagalan kedua yaitu berasal dari diri kita sendiri. Contoh kita ingin bekerja di kantor A, tapi kita nggak keterima. 

Mungkin gagal bisa jadi karena kita kurang qualified, kurang persiapan, dan lain-lain.  Kak Shiely juga menganggap sebaiknya setiap kegagalan yang dialami kita bisa mengambil sebuah pelajaran agar kesalahan yang sama tidak terjadi lagi.

Untuk Kak Charlene menganggap jika kegagalan tuh sebenarnya bukan gagal tapi kayak mundur beberapa langkah aja karena kita belum bisa seperti apa yang diharapkan oleh environment kita. Aku suka sekali dengan salah satu ucapan Kak Charlene yaitu "Gagal belum bisa dibilang gagal kalau kita masih berusaha untuk mencoba memperbaikinya."

Kegagalan yang dirasakan Kak Charlene yaitu pada saat koas selalu merasa anxious dan insecure. Sebagai seorang dokter selama 24/7 ia harus ready kapan pun. Di saat itulah dia ngerasa kayaknya dunianya bukan menjadi dokter sepenuhnya. 

Menurutnya sukses terbagi dua, ada yang day to day dan ada yang long term. Untuk yang day to day misalnya hari ini kita sudah berhasil menyelesaikan 5 to do list. Kak Charlene juga menganggap sukses itu sama kayak gagal, bukan poin akhir dalam hidup. Sukses itu cuma matriks kecil dalam hidup kita yang kalau di zoom out nggak terlalu berarti. 

Sukses itu bagian dari proses hidup yang kita lewati. Hidup itu kan panjang. Mungkin kita bisa sukses hari ini, jam atau menit ini, tapi di jam kemudian atau keesokannya kita bisa aja gagal. Jadi tergantung kita melihat sukses dan fail itu sendiri. Gimana kita mau bertindak untuk kesuksesan dan kegagalan kita.

dr. Falla juga membangi persepktifnya tentang kegagalan. Sebagai penyintas kanker, ia harus menjalani kemoterapi yang berefek pada rambutnya. Dari pengalamannya tersebut, ia juga banyak belajar hal tentang hidup. "Nggak ada hidup yang lurus-lurus aja. Even kamu anak orang kaya, pasti pernah mengalami gagal. Kegagalan itu tentang apa yang akan kita lalui ke depan."
 
dr. Falla dengan kondisinya yang mengidap cancer dia bisa "Menerima tanpa Tapi" dan tidak mempertanyakan kenapa gue, kenapa harus gue, apakah ini kutukan, apa dosa gue, dll.  Ia berusaha  jalani saja 

dr. Falla pun menganggap dalam hidup ada kegagalan yang memang kita ciptakan sendiri. Misalnya kita nyetir saat mabok, terus akhirnya nabrak. Itukan kegagalan yang kita ciptakan sendiri. 

Ada juga yang Tuhan kasih aja gitu ke kita. Contohnya ketika kita bangun usaha, terus kita udah berupaya untuk mencegah kebangkrutan, tapi ternyata memang tetap bangkrut. 

Aku juga suka dengan pemikiran dr. Falla yang bilang Jangan sampai kita mengecilkan kegagalan orang lain. Jangan bilang kayak "Ah kegagalan lo belum seberapa sama kegagalan gue" Karena setiap orang punya emosi yang sama. Bukan berarti seseorang yang punya pengalaman jatuh bangun yang banyak, nggak berarti dia lebih kuat atau lebih baik dibanding sama orang yang mungkin masalahnya terlihat gitu-gitu aja. Jalanin aja dan semua akan baik-baik aja.

Ketika gagal emosi kecewa, marah, sedih, semuanya perlu diterima. Setelah itu coba bagi dua mana hal-hal yang bisa diubah dan yang tidak bisa diubah. Yang bisa diubah ya sudah diubah sebaik mungkin. Tapi untuk hal yang tidak bisa diubah ya sudah relakan saja. Dengan begini jalannya akan lebih mudah. 

Yang bisa mengubah hidup adalah ketika kita merasakan emosi yang salah terhadap kegagalan. Kegagalan itu emosi yang bener adalah sedih. Kalau marah kita nggak bisa ngubah apa-apa. Manajemen emosi yang baik itu bisa mengarahkan diri kita yang lebih baik dan bisa membantu merapikan kegagalan-kegalan yang sebelumnya.

Being ordinary is extraordinary. Its okay untuk biasa-biasa aja di kehidupan sehari-hari. Menjadi biasa-biasa aja buat sebgaian orang itu sebuah kegagalan. Tapi buat dr. Falla menjadi biasa-biasa aja tanpa ada masalah seperti terjerat hutang, hukum, dan lain-lain. 

Menjadi biasa-biasa aja selama diri kita cukup dan bahagia itu nggak apa-apa. Yang bisa menilai diri kita sudah cukup atau belum ya diri sendiri. Sukses ketika kita sudah menerima jika kita memang biasa aja tapi kita happy.

Cara Menghadapi Kegagalan dengan Manajemen Emosi yang Lebih Baik.

Beberapa jawaban yang aku rangkum untuk part ini: sedih, marah, kecewa, dan perasaan negatif lainnya itu hadir nggak apa-apa. Tapi kalau kita marah, sedih, kecewa sama hal-hal yang sudah lampau itu nggak bener. Emosi negatif yang muncul hari ini ya dijalani hari ini. Dengan kita tahu mengelola emosinya, kita jadi tahu bagaimana langkah ke depannya. Selesaikan urusan diri sendiri sebelum mengubah yang lain. Kalau ada perasaan negatif datang, terima, rasakan, dan jalani. dan pelajari apa yang bisa diubah. 

Kegagalan Bukan Berarti Gagal Sepenuhnya

Memaknai kegagalan depends on the way you look at it. Kegagalan yang terjadi kalau ternyata malah bikin lu lebih hebat, apakah itu masih membuat lu disebut gagal?  Aku suka sama kata dari Mas Ario. Dia bilang begini: "Kegagalan itu bukan sepenuhnya kegagalan kalau kita sudah menjalani dan bertumbuh darinya serta kita jadi orang yang lebih baik."

Kegagalan itu bukanlah kegagalan kalau kita belum selesai. Nggak bisa dibilang sukses sekarang, gagal sekarang. Sukses itu time relevant. Karena selama kita masih hidup, kita masih dikasih kesempatan untuk memperbaiki dan belajar lagi. Hidup kita kan walaupun sudah melalui kegagalan masih terus berlanjut. Hidup kita belum selesai.

Kesuksesan itu bukan soal berapa banyak uang, rumah, mobil, dll yang kita punya. Karena pada dasarnya nggak ada certain point yang menentukan ohh kalau kita sudah punya uang atau harta segini, berarti kita sudah disebut kaya. Karena selama kita masih hidup manusia akan terus merasa kurang. Tapi sukses yang baik dilihat jika kita masih bisa berkembang meski kita sudah usia lanjut dan bisa menginspirasi orang dari cerita kita.

Cara untuk Tidak Dendam atau Menyimpan Amarah Terlalu Lama Setelah Mengalami Kegagalan

Menurut dr. Falla dengan menyibukkan diri melakukan hal-hal yang kita sukai. Misalnya kalau dr. Falla suka dengan yoga, pilates, lari, bersepeda, atau baca buku. Dengan begitu kita lupa dengan dendam dan marah itu. Kemudian banyak baca dan mendengar juga bisa membantu, karena kita jadi merasa belum tahu banyak dan akhirnya kita merasa dendam atau marah tersebut tidak terlalu dipermasalahkan.

Kak Charlene juga punya cara yang bagus. Menurutnya kadang kita hanya fokus sama marahnya aja. Yang penting kita aware aja sama perasaan yang kita rasakan. Oh sekarang gue lagi marah, sedih. Jangan denial. Sedih dan marah it's totally, okay! Selain itu cari tahu apa yang bisa diubah dan relakan hal yang tidak bisa diubah.

Dengan menulis juga bisa membantu me-release amarah kita. Kak Shiely memberikan tips untuk menuliskan apa saja yang kita rasakan, tapi jangan pakai amarah, grateful ke orang yang kamu benci. Salah satu isi tulisannya bisa diisi dengan grateful karena orang tersebut mengajarkan hal baru pada kita. 

Surat itu bisa di-keep sendiri untuk kita maupun dikirim ke dia. Jangan juga diposting di media sosial. Dengan begitu emosi negatif dalam diri kita jadi berkurang dan kita jadi bersyukur serta mengingat sisi baik orang ini. Jangan peduli mau tulisannya berantakan, nggak jelas, nggak nyambung pokoknya tulis aja.

Nah, gimana, menarik kan isi IG Live Thirty Days of Lunch tentang tema kegagalan? Kalau kamu mau nonton versi lengkapnya bisa kok cek di IG mereka. Semoga lewat postingan ini siapapun yang membaca bisa dapat pelajaran dari sini ya :)

  • 0 Comments



Aku sudah hampir dua tahun menjalani gaya hidup zerowaste atau minim sampah. Tentu dalam perjalanannya tidak sempurna. Masih suka lupa bawa barang reusable, misalnya tas kain untuk belanja atau wadah makanan saat jajan di luar. Tapi nggak apa-apa, wajar kok kalau kita lupa. 

Aku sendiri nggak mau menjadikan beban. Kalau misalnya lupa ya sudah, bertekad besok bakal lebih baik lagi dan sebisa mungkin mengurangi sampah. 

So far selama menjalani gaya hidup minim sampah atau zero waste aku merasakan beberapa manfaat seperti jadi jauh lebih hemat, lebih memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan bukan mengedepankan keinginan, dan merasa hidup jauh lebih sederhana karena pilihannya jadi lebih sedikit.

Jujur, aku ingin sekali menjadikan gaya hidup zero waste ini jangka panjang dan sebisa mungkin aku juga terapkan saat kelak nanti sudah berkeluarga dan memiliki anak. 

Nah, ngomong-ngomong soal zerowaste di lingkungan keluarga, beberapa hari lalu aku menonton IG Live dari Buumi Playscape yang membahas penerapan gaya hidup zero waste di keluarga khususnya bersama si Kecil. 

Narsum yang dihadirkan yaitu Mba Maurilla Imron yang merupakan founder dari ZeroWaste.id. Pada kesempatan tersebut, ibu satu anak yang lebih sering disapa Mba Muril ini membagi pandangan, pengalaman, dan kiatnya dalam penerapan zero waste sehari-hari termasuk pada anak perempuannya bernama Lana. 

Mbak Muriel pada sesi ini juga membagikan ide dan rekomendasi permainan yang ramah lingkungan dan murah bahkan gratis.

Apa Itu Gaya Hidup Zerowaste Menurut Mbak Muriel?

Menurut Mba Muril gaya hidup zero waste merupakan gaya hidup yang bertujuan agar kita tidak mengirim sampah ke tempat pembuangan akhir atau memberikan sedikit dampak buruk bagi lingkungan dan kalau bisa nggak sama sekali. Caranya dengan bijak mengonsumsi dan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki.

Yang Membuat Mbak Muriel Memulai Gaya Hidup Zero Waste

Untuk Mbak Muriel sendiri trigger pertama kali concern terhadap lingkungan karena melihat video seorang diver asal Inggris yang sedang menyelam di Nusa Penida, Bali. Di video itu divernya nunjukkin sampah-sampah plastik sisa konsumsi. Dari situ Mbak Muriel mulai tergerak untuk cari tahu soal fakta-fakta sampah di Indonesia. 

Termasuk fakta banyak hewan laut yang mati karena sampah plastik. Misalnya penyu mati karea hidungnya tertutup sedotan plastik atau paus yang mati karena penyebabnya mengonsumsi plastik. Saat di belah perutnya ternyata banyak sampah plastik. 

Hal Pertama yang Diubah Mbak Muriel Saat mengetahui soal Zero Waste

Berdasarkan pengalaman Mbak Muriel, langkah pertama yang ia lakukan yaitu mencari tahu apa sampah sekali pakai yang sering kali dihabiskan.  Ia mencoba mengganti produk yang dipakai secara reguler yang sekali pakai ke reusable.  Nah, Mbak Mureil sendiri pembalut sekali pakailah yang sering digunakan. Lalu ia memilih untuk menggunakan menstrual cup. 

Lalu mulai mencoba hal lain, misalnya membawa tas belanja kain, wadah makanan, dan tumblr sendiri saat berpergian. 

Penerapan Zero Waste Setelah Menikah dan Punya Anak 

Pasti ada challenging juga dan zerowaste itu juga berkaitan sama mindset.  Karena nggak mungkin ada orang yang nggak menghasilkan sampah sama sekali. Penerapan zero waste lebih kepada tanggung jawab terhadap barang atau produk yang kita gunakan atau konsumsi. Dan sebelum mengonsumsi tuh sebaiknya kita pikirkan dulu agar bisa maksimal digunakan, ramah lingkungan, dan tidak mubazir.

Jadi kalau itu sudah ada di-mindset, mau nggak mau apa yang mau kita beli atau yang mau kita kasihin ke anak tuh, kita bakal mikir dua kali. Kayak, eh ini ada nggak sih produk yang lebih sustainable atau ramah lingkungan? Apakah produk ini harus dibeli?, untuk produk ini ada nggak ya yang reusable?

Gimana nggak challenging, aku yang masih single dan tinggal bareng sama orang tua aja juga mengalami kesulitan. Misalnya, pertanyaan-pertanyaan atau anggapan dari orang tua kenapa sih harus 'nimbun' sampah di rumah. 

Padahal kemasannya sudah dibersihkan lho itu. Tapi mereka masih menganggap itu berbahaya. Tapi aku berusaha menjelaskan saja jika kemasan yang dikumpulkan itu nggak bakal menimbulkan bakteri karena sudah dipastikan bersih sebelum dikirim ke bank sampah. 

Terus misalnya saat berpegian ke luar rumah. Jujur memang bawaannya jadi banyak. Misalnya bawa tumblr, sedotan stainless, cutlery set, dan lain-lain. Terus Mama suka nanya, itu tas kok penuh, memang isinya apa saja? Pokoknya memang harus sabar menjelaskan ke keluarga soal gaya hidup ini. 


Membuat Mainan atau Melakukan Aktivitas yang Biasa Dilakukan dengan Produk Recycle

Mindful Walk

Menurut Mbak Muriel yang namanya activities inspiration itu ada banyak banget hal-hal yang bikin orang tua dan anak jadi terkoneksi dengan lingkungan sekitar. Mbak Muriel sendiri fokus dengan umur Lana yang mau menginjak tiga tahun dengan menumbuhkan kecintaan terhadap apa yang ada di sekelilingnya dan membuat dia mindful dengan apa yang ada di sekitarnya dia. 

Contohnya dengan mindful walk. Jadi sambil jalan santai kita ngobrol sama anak. Lihat kiri dan kanan. Pasti ada aja deh yang baru dan bisa menambah pemahaman anak terhadap alam atau lingkungan.  Misalnya memperhatikan awan yang biru, merasakan panasnya matahari, mencari tahu tentang tanaman yang sedang dilihat, memperhatikan warna-warna daun beda-beda dan bentuknya juga beda-beda.

Berkreasi  dengan Arts dan Craft dari Bahan Natural

Lana sering diajak Mbak Muriel untuk memanfaatkan bahan natural yang ada di sekitar saat ingin membuat arts dan crafts. Misalnya dengan memanfaatkan bunga atau daun yang berjatuhan.  Lalu diambil bunganya dan ditaro di tempat gitu. Setelahnya dulukis bunga atau daunnya, kemudian ditempel di kertas gambar. Dari main di outdoor kita juga bisa kreatif menggunakan bahan-bahan alam yang kita temukan di rumah.

Membuat Mainan Menggunakan Bahan Alam

Contohnya Mba Muril dan keluarganya pernah ke gunung dan menemukan pohon pinus kecil. Lalu mba Muril bikin mainan dari kardus yang dilubangi agar Lana bisa memasukkan bahan alami pohon pinus kecil tersebut ke kardus.








Puzzle Hewan


Bisa juga ciptakan mainan berupa puzzle yang dibuat dari gambar yang diprint kemudian ditempeli di  kardus yang dipotong kotak. Terus dijadikan puzzle gitu. Mainan puzzle ini bahkan bisa disimpan untuk anak kedua, dstnya juga lho.



\



Sumber referensi mainan anak ramah lingkungan bisa lihat di Pinterest dan mainan-mainan yang dibuat atau disebutkan tadi oleh Mbak Muril dibuat dengan barang bekas. 




Intinya jika ingin membuat mainan dari barang bekas atau bahan alami pikir kan dulu ide kreatifnya apa, apa yang ada di rumah dipakai dan kalau nggak ada baru beli. 

Toy Rotation dan Sewa Mainan

Anak kecil itu cenderung cepat bosan dengan mainan yang sama terus. Jadi perlu diberlakukan toy rotation. Dengan toy rotation akan membuat anak merasa ada mainan yang baru terus dan berbeda-beda. Anak pun jadi nggak terlalu punya banyak akses ke mainanya dia. Karena kalau dibiarin, anak bisa jadi overwhelm dan dia jadi udah kenal semua akhirnya dia cepat bosan. Kalau menerapkan toy rotation kan, jadinya ada mainan yang baru lagi buat dia. Selain melakukan toy rotation, Mbak Muriel sendiri juga suka menyewa mainan untuk anaknya.

Kesulitan Menjalani Gaya Hidup Zero Waste

Terkadang ada saatnya diri sendiri kalah dengan keinginan. Bila hal ini terjadi ingat kembali sama strong whynya kita mau memulai gaya hidup minim sampah ini. Kalau misalnya memang lupa misalnya bawa tas belanja kain jadi kita harus mau nggak mau pakai plastik sekali pakai, ya sudah gapapa. 

Yang penting berusaha memaksimalkan, mengelola, dan bertanggung jawab dengan sampahnya. Kemudian bilang sama diri sendiri I wiill do better tomorrow. Jangan menyalahi diri sendiri. Gak apa-apa kalau kita masih menghasilkan sampah.

Keuntungan dari Menerapkan Gaya Hidup Zero Waste

Ada beberapa hal yang bisa dirasakan dalam hidup setelah menerapkan gaya hidup zero waste. Menurut Mbak Muriel, untuk dirinya sendiri lifestyle ini membuat hidup jadi lebih terencana dan terorganisir, mengonsumsi makanan lebih sehat, hemat jangka panjang karena kita menggunakan barang yang reusable, mengenal diri sendiri dan kebutuhan, lebih aware dengan lingkungan sekitar dan alam, lebih menghargai pemberian Tuhan dan jadi lebih banyak bersyukur, hidup juga jadi lebih sederhana. 

Zero waste itu adalah proses, jadi nggak bisa langsung kita merubah habit yang sudah lama tebentuk. Tapi,  ingatlah kalau misalnya kita sudah mulai sedikit-demi sedikit menerapkan gaya hidup zero waste, misalnya sudah mulai belanja dengan membawa tas kain sendiri atau membawa tumblr. Jangan lupa untuk ditambah terus progresnya. Jadi setelah kita berhasil konsisten di satu, dua hal, kita bisa tambah terus tindakannya.

Trik Membeli Perlengkapan Bayi yang Ramah Lingkungan 

Tak jarang ibu yang memiliki bayi dan ingin mencoba perlengkapan bayi yang ramah lingkungan terhalang karena masalah biaya, karena biasanya harganya mahal. Mbak Muriel sendiri memberikan tips.

Menurutnya memang untuk menerapkan zero waste ini kita perlu menyesuaikan dengan finansial dan kondisi. Dan kalau membelinya di depan sekaligus pasti mahal. Nah, alternatifnya bisa beli preloved atau belinya dicicil aja. Misalnya untuk popok kain atau clodi. 

Coba saja untuk tiap bulan beli dua clodi. Jadi nggak apa-apa dikombine sama popok sekali pakai. Nah, kalau clodi kainnya sudah cukup, baru tidak menggunakan popok sekali pakai. 

Menerapkan gaya hidup zero waste atau minim sampah memang tidak mudah, namun bukan berarti tidak mungkin diterapkan dan dibiasakan untuk anak kita. Jadi mulailah zero waste dengan perlahan dan konsisten.

IG Live ini ditutup dengan kutipan “We don’t need a handful of people doing zero-waste perfectly, but we need millions of people doing it imperfectly. Jadi jangan pernah merasa yang kamu lakukan nggak signifikan; every little thing matters. Start somewhere and keep doing it. Don’t stop!”


  • 0 Comments


Kalau kita ngomongin kondisi sekarang ini, pandemi sudah menemani selama dua tahun. Yang berubah secara signifikan adalah cara kita melakukan aktivitas maupun saat bekerja. Kita juga dituntut untuk adaptif dan bersabar untuk bisa bekerja secara maksimal dengan cara-cara baru yang sebelumnya jarang dilakukan. Salah satunya remote working atau hybrid working. 

Sejak pandemi, para pekerja 'dipaksa' bekerja tidak dari kantor alias dari rumah (WFH) dan memanfaatkan teknologi yang semakin berkembang. Tidak hanya beradaptasi dengan remote working, perusahaan juga perlu merencanakan jangka panjang remote working bagi karyawan dan bahkan setelah pandemi selesai. 

Untuk membahas soal hybrid working dan bagaimana agar tetap produktif, aku berkesempatan mengikuti acara IG Live yang diselenggarakan oleh XLHome dan IDN Times pada Rabu, 26 Januari 2022.

Narasumber yang dihadirkan yaitu Candra  Widyarjana yang merupakan GTM, Home Business XL Axiata dan Fellexandro Ruby yang merupakan founder dari Podcast Thirty Days of Lunch, Entrepreuner, dan Content Creator yang sering banget membahas terkait produktivitas di Instagramnya @fellexandroruby.

Apa Itu Hybrid Working VS Remote Working?

Remote working itu diartikan jika perusahaan tersebut nggak punya satu kantor atau bangunan tetap. Jadi perusahaan memberikan keleluasaan pada karyawan untuk bekerja dari mana saja, seperti di rumah, coworking space, atau di coffee shop as long as komunikasi dan deliverable-nya lancar serta bisa mencapai target. 

Sementara hybrid working menerapkan sistem beberapa hari bekerja dari rumah dan dari kantor. Jadi, kolaborasi offline juga ada dan online juga ada. 

Untuk Koh Ruby sendiri di timnya sudah menerapkan sistem hybrid working sejak 2016. Jadi di timnya diterapkan dalam seminggu ketemu tatap muka dua kali seminggu. Kemudian ternyata hasilnya bagus, sehingga saat masuk hybrid working di era pandemi ini jadi nggak terlalu kaget. 

Pembelajaran dari Adanya Hybrid Working


Pembelajaran yang bisa diambil saat menerapkan hybrid working menurut Koh Ruby justru produktivitas jadi lebih baik, karena dengan dua jam dalam sehari yang bisa dihemat (berangkat & pulang kerja) satu jam dipakai untuk ekstra tidur atau melakukan olahraga sudah membantu sekali untuk tubuh dan berpengaruh pada produktivitas. 

Dengan adanya hybrid working membuat pekerja jadi nggak perlu melewati kemacetan setiap hari, sehingga untuk getting ready kerja tuh kepalanya nggak keburu pusing dengan segala macam keriwehan lalu lintas. Jadi sisi positifnya bagus untuk mental well-being. 

Baca juga: Minimalism At Work Bersama Kak Octaviniant Aspary & Women By Narasi

Distraksi akan Selalu Ada di Mana dan Kapan Saja

Menurut Koh Ruby kerja di manapun kita berada baik itu di kantor, di rumah, coworking space, itu selalu ada yang namanya distraksi. Nah, distraksi ini merupakan tantangan terbesar dan biasanya kita datangkan sendiri. 

Contoh distraksi yaitu notifikasi yang ada di handphone baik itu email, WhatsApp, media sosial, portal berita, dan lain-lain. Belum lagi excuses dari diri sendiri yang suka bilang 'lima menitlah buka medsos', eh malah jadinya 30 menit atau bahkan lebih. Terus keasyikan lihat medsos, jadi lupa mau cari apa.

Rata-rata orang Indonesia menggunakan medsos dalam sehari 3.5 jam. Coba bayangkan, kalau misanya kita kerja di kantor, berangkat kerja dan pulang dua jam, ditambah 3.5 jam main medsos. Sudah 5.5 jam. Jadi semua balik lagi ke diri sendiri, gimana kita bisa menjaga diri agar nggak kedistrak sama notifikasi dan lain-lainnya. 

Mindset yang perlu ditanamkan juga oleh setiap pekerja, kerja yang baik itu bukan kuantitas, lama-lamaan kita kerja berapa jam, tapi yang lebih penting berapa banyak kerjaan yang bisa kita selesaikan (kualitasnya). 

Jadi mau kita remote working, hybrid working, work from home, work from anywhere, dan lain-lain, kalau mindset-nya sudah benar, mau kerja di mana saja kita bisa memanfaatkan waku dengan baik dan produktif.

Salah satu yang bikin kita nggak produktif bukan cuma nggak pintar atur waktu, tapi nggak pintar atur energi. Jadi, meskipun kita punya waktu buat mengerjakan pekerjaan, tapi energi kita sudah nggak ada buat mengerjakan. 

Kelebihan dan Kekurangan Hybrid Working

Kelebihan: Orang jadi punya banyak waktu untuk me time. Jadi orang punya banyak kesempatan untuk re-charge energi mereka lagi. 

Kekurangannya: Buat tipe-tipe perusahaan atau leader tertentu ada yang belum siap dengan sistem hybrid ini, jadinya agak kagok. Salah bentuk impact-nya yaitu jadinya hobinya meeting. Bahkan ada istilah double meeting yaitu melakukan dua meeting secara bersamaan. Tentu cara seperti ini nggak efektif sama sekali, bukan?

Cara untuk Tetap Produktif saat Bekerja dari Rumah

Tips Produkif Candra  Widyarjana

  1. Janjian sama orang rumah. Misalnya, mau meeting jam berapa. Bilang ke orang rumah, kalau ada meeting di jam tersebut jadi nggak bisa diganggu dan minta tolong jaga kondisi agar kondusif.
  2. Set ruangan dan peralatan yang mirip seperti di kantor.
  3. Gunakan tools management seperti Trello dan Slack.
  4. Makan siang dan break itu dilakukan sama seperti saat di kantor. Karena kan kita kerja sama tim. Kalau misalnya kita makan jam 3, tapi yang lain udah pada makan jam 3, lalu mereka lagi mau meeting, nggak mungkin kan meeting-nya ditunda dulu karena gara-gara kita mau makan. 
  5. Jaringan internet yang mumpuni. 

Tips Produktif dari Fellexandro Ruby

  1. Pasang mindset yang benar. Kerja yang baik itu bukan kuantitas, lama-lamaan kita kerja berapa jam, tapi yang lebih penting berapa banyak kerjaan yang bisa kita selesaikan (kualitasnya). 
  2. Nge-lock minimal 3 jam dalam sehari, tidak ada notifikasi HP, tidak ada meeting, dan lain-lain. Benar-benar fokus kerja.
  3. Komit untuk menyelesaikan jadwal harian yang sudah dibuat. 
  4. Manfaatkan waktu 1/2 jam yang tadinya habis untuk berangkat kerja dan pulang kantor untuk olahraga.

Buat aku yang masih full wfh karena memang kerjanya sebagai freelancer sangat terbantu dengan IG Live ini. Aku mau mulai coba tips yang disampaikan oleh narasumber biar jadwal yang sudah di-set sebelumnya bisa selesai tepat waktu. Khususnya tips dari Koh Ruby nomor 2, perlu banget dicoba!

Kalau kamu sendiri punya tips produktif selama bekerja hybrid nggak?

Baca juga: Berbagi Kiat Membaca Efektif Bersama Fellexandro Ruby

  • 0 Comments

ternak-uang- raditya-dika



Kalau kamu tergiur membaca postingan saya ini karena gambar di atas dan berharap bakal dapat pelajaran banyak soal keuangan dan investasi di rangkuman tulisan saya ini, maaf dugaanmu salah. 

Free class yang diadakan oleh Ternak Uang pada Jumat 29 Oktober 2021 ini bisa dibilang ngomongin banyak topik yang seru banget dan saya sebagai peserta bener-bener pasang telinga dengan khusyuk.

Saya perlu kasih tahu, kalau kamu belum pernah ikutan kelas Bang Raditya Dika sekalipun, coba deh luangkan waktu buat ikutan kelasnya. Dijamin, bukan cuma dapat ilmu dari topik yang jadi pembahasan di kelas tersebut, pasti bakal ada nilai-nilai atau pelajaran kehidupan yang bakal kamu dapatkan juga dari Bang Raditya Dika.  

Makanya saya ngerasa sayang banget kalau materi yang saya peroleh, enggak di tulis di blog. Tujuannya memudahkan saya kalau mau baca-baca lagi.

Bahas Topik Keuangan dan Investasi Dulu

Saya yakin mostly orang ingin sekali punya kebebasan secara finansial, bukan? Apalagi jika bisa merasakannya sejak usia muda. Pasti nikmat banget kalau kita melakukan pekerjaan tidak lagi mengedepankan faktor mencari uang, tapi karena memang suka menjalaninya dan ingin bersenang-senang dengan pekerjaan. 

Ya itulah yang saya bisa tangkap dari melihat sosok Raditya Dika. Buat kamu yang suka mengikuti konten Raditya Dika baik di Spotify, YouTube, maupun Instagramnya, pasti kamu sangat familiar dengan cerita Bang Radit yang bilang sejak ia menjadi penulis tepatnya di 20an awal hidupnya, ia bahkan sudah memikirkan dana pensiun. 

Saya beberapa kali sempat share cerita Bang Radit yang menurut saya menginspirasi terkait keuangan ke teman-teman saya. Namun, enggak jarang juga ada yang nyeletuk


"Monmaap Radit itu punya previllage" 

 

Di satu sisi saya setuju dengan pendapat teman-teman saya tersebut.

Bagaimana tidak, Bang Radit terlahir dari keluarga yang aware sekali dengan pendidikan, keluarganya termasuk keluarga yang cukup berada. Namun, meski demikian saya merasa itu bukan jadi alasan mutlak kenapa Bang Radit bisa jadi sukses seperti sekarang. 

Banyak juga kok orang yang berasal dari keluarga kaya, tapi karena terlena dengan segalanya sampai lupa yang namanya up grade diri, haus akan ilmu, dan rendah hati mau belajar dari orang lain. 

Cerita awal mula Bang Radit mencoba investasi dari pengalaman kuliah di Australia dan salah satu dosennya mengajarkan istilah Compounding Return, di mana Bang Radit sadar jika ternyata kita simpan uang diiemin, uang tersebut bisa menghasilkan uang lagi. Dari situ Bang Radit jadi mikir untuk melakukan investasi. 

Source of income Bang Radit ada beberapa. Tapi, yang menarik, prinsip hidup bang Raditya Dika punya sebanyak-banyaknya revenue stream. Revenue stream merupakan aliran pendapatan suatu perusahaan atau organisasi. Dari contoh bang Raditya Dika ini yang disebut perusahaan atau organisasi ya dia sendiri yang menjadi sumber income-nya. Seperti namanya aliran dana, berarti sumbernya tidak hanya satu. 

Kalau kita lagi nongkrong banyak yang nanya berapa gaji yang kita punya. Sedangkan jarang sekali ada yang nanya berapa penghasilannya. Padahal menurut Bang Radit justru yang penting itu fokus ke penghasilannya, bukan gaji. Menurut bang Radit, gaji adalah waktu yang ditukar dengan uang. Sedangkan penghasilan bisa bermacam-macam sumbernya.

Bang Radit menyarankan, sebaiknya dari muda orang sudah berusaha mencari source of income yang banyak. Source of income yang bang Radit punya di antaranya YouTube, sponsorship, royalti buku, pembicara, host, menjadi juri, dan lain-lain. 

Yang menjadi titik balik Bang Radit akhirnya memutuskan untuk mulai memikirkan dana pensiun sejak muda yaitu selain karena saat kuliah mengenal compounding return, ia juga pernah diragukan oleh beberapa temannya. Temannya ada yang meragukan profesinya sebagai penulis, karena dianggap sebagai profesi yang kurang menjanjikan. 

Apalagi rasanya tidak mungkin menjadi penulis yang tiap tahun mengeluarkan satu buku. Soalnya menulis buku pasti memerlukan proses yang panjang.  Teman Bang Radit juga menyampaikan jika menjadi penulis tidak bisa punya jenjang karier ke atas. Misalnya seperti sales-manager sales-direktur sales. 

Tapi Bang Radit enggak langsung jiper. Dia justru mikir, kalau nggak bisa punya karier ke atas, mungkin dia bisa punya karier ke samping. Misalnya dari penulis buku, jadi penulis skenario, sutradara, stand up comedian, Youtuber, dan lain-lain di mana profesi-profesi tadi mengutamakan kemampuan menulis atau storytelling. 

Bang Radit mengajak para penonton untuk mencari satu skill yang bisa jadi akar dari value creation kita. Contoh Radit jago storytelling dari situ ia banyak menghasilkan income stream storytelling misalnya stand up comedy, film, buku, dan lain-lain. Itulah beberapa revenue stream yang dia miliki. 

Bang Radit termasuk orang yang pesimistik dan suka berjaga-jaga akan banyak hal. Jadi dia mempersiapkan dana pensiun untuk itu. Kalau-kalau dia sudah tua dengan pilihan karier sebagai penulis dia mendapatkan kesulitan dalam finansial. 

Bang Radit sejak menerima royalti buku Kambing Jantan di tahun 2005 saat usianya 21 tahun, sudah menyisihkan uang untuk dana pensiun. Instrumen investasinya masih deposito. 

Setelah banyak membaca, ngobrol sama banyak orang, dan lain-lain mulai beralih ke reksa dana dan saham. 

Kalau Punya Duit Banyak, Jangan Beli Barang yang Enggak Penting 

Sebaiknya sebelum beli barang tersebut, tanya dulu kenapa mau beli barang itu, Dengan bertanya lebih dulu, kita jadi tahu opsi-opsi apa yang muncul. Menurut Bang Radit, orang itu banyak yang keliru jika punya uang banyak terus tujuannya adalah bermewah-mewahan dengan membeli barang mahal. Jadi agak keliru kalau yang dianggap mewah itu adalah barang. 

Buat Bang Radit, kemewahan itu adalah waktu. Semakin banyak waktu yang kita miliki, maka selogisnya semakin banyak uang kita, karena kita bisa menukar uang dengan waktu. Itulah kemewahan sesungguhnya bagi Bang Radit. 

Contoh daripada beli mobil yang mewah yang harganya bisa mencapai 1.5 M. Mending disimpan di reksadana pendapatan tetap, terus ditarik 4% per tahun. Itu kan dana abadi yang enggak akan habis. Itu bisa dapat sekitar 60 juta setahun. Uang 60 juta ini bisa kita pakai buat apapun yang kita mau. Misalnya bisa dipakai buat beli makanan di GoFood. Jadi kita bisa membebaskan waktu dari memasak dengan membeli makanan online.

Bang Radit sendiri mengumpulkan uang pensiun selama 14 tahun. Uang pensiun ini merupakan tujuan finansial pertama yang mau dia sasar hingga selesai dan sekarang sudah tercapai sejak akhir 2019.

Bang Radit mengumpulkan dana pensiun dengan menghitungnya menggunakan expend atau pengeluaran  setahun dikali 25 atau dibagi 4 persen. Namun, untuk sampai ke situ, kita harus tahu dulu tiap bulan pengeluaran kita berapa.

Contoh jika ada orang pengeluarannya per bulan 50 juta dikali 12 = 600 juta. 600 juta dikali 25 = 15 milyar. Setelah itu kalkulasikan menggunakan copounding calculator berapa banyak uang yang harus kita invest per bulannya untuk mencapai 15 milyar tersebut.

Bang Radit melakukan atau memilih pekerjaan itu ada 3, yaitu pekerjaan yang membuatnya senang, bertumbuh, dan ada duitnya.

Menurut Bang Radit, semua orang sebaiknya menjadi content creator. Jadi apapun profesinya misal lawyer, dokter, atau apapun, mending juga bikin konten aja. Kenapa? Agar semua orang bisa ngasih tahu value mereka ke masyarakat. Mereka  bisa ngasih lihat, ini lho gue bisa dihire karena gue ngerti ini, ngerti itu segala macam. 

Menurut bang Radit, semua orang akan bersaing di arena konten apa yang kita kerjakan untuk mempengaruhi kredibilitas kita untuk menghasilkan nilai di masyarakat.

Ia juga berpendapat pekerjaan spesifik merupakan warisan zaman dulu. Contoh SMAnya masuk IPA, kuliahnya harus yang jurusan seperti Fisika, Kimia, atau science lainnya. Terus nanti kerja juga misalnya di laboratorium Fisika. Kenapa? Karena itu cara masyarakat mempersiapkan diri kita untuk punya nilai di lingkungan sosial.

Tapi kan sekarang dunia udah berubah. internet membuat semua orang memiliki pekerjaan apapun selama diri mereka bisa bikin value. Masih banyak orang yang menganggap expertise kita ditentukan dari pendidikan formal. Contoh, banyak orang yang mengira jika Bang Radit merupakan lulusan komunikasi karena ia jago stand up comedy. padahal aslinya bukan. Semua orang bisa jadi apapun yang dia mau asalkan dia create value itu.

Pesan Bang Raditya Dika untuk Orang yang Suka Takut di-Judge Sama Orang Lain karena Bikin Konten 

Konten itu enggak melulu soal video, enggak melulu soal joget-joget. Tapi banyak sekali jenisnya seperti blog, foto, kurasi terhadap sesuatu selama kita menghadirkan diri kita di media kita sendiri.

Jadi, kalau misalnya ada yang masih takut dikata-katain, itu merupakan risiko yang harus diambil. Mendingan menghadapi ketakutan daripada menghadapi penyesalan. 

Bang Radit jadi teringat, sama cerita anak magangnya. Ketika Raditya Dika, keluarga dan timnya lagi liburan ke anyer itu suka ngelawak tapi lawakannya itu kayak lawakan bapak-bapak. Tapi sebenarnya dia ini perempuan umur 22 tahun.  

Akhirnya Bang Radit bilang saat meeting ke anak perempuan magang ini untuk belajar stand up comedy sama mentor yang dipilih sama bang Radit, bang Radit ngajarin cara nge-deliver-nya, dan dia akan tampil di club stand up comedy. Belajarnya cuma dua hari. Terus akhirnya dia mau. 

Si anak magang itu bilang alasannya kenapa dia mau menerima tawaran Bang Radit 

"Karena gue nggak tahu hasilnya gimana, gue mau tahu hasilnya gimana". 

Terus pada akhirnya hasilnya ternyata lucu. Jadi si perempuan ini mendapatkan hal yang nggak dia duga sebelumnya dan dia bisa. 

Yang bisa diambil pelajaran di sini, ambil aja kesempatan yang ada. Enggak usah mikirin gimana hasilnya, yang penting coba aja dulu, karena kita nggak tahu ke depannya akan seperti apa.

Kalau kata Woody Allen untuk menjadi sukses itu 80% showing up tapi ini konteksnya untuk audisi. Jadi anak magang ini showing up aja dulu, yang penting mau coba. 

Kalau mau lihat videonya silakan tonton di bawah ini ya. 



Kembali lagi ke topik dana pensiun, Bang Radit menggunakan dua instrumen investasi yaitu individual saham dan reksadana saham. Komposisinya lebih banyak di reksadana saham.

Tipsnya tujuan itu kaitannya dengan instrumen investasi. Kalau investasi yang dilakukan tujuannya jangka panjang, mending pilih satu instrumen aja. Misalnya pakai instrumen reksadana saham aja atau saham aja. 

Prinsip Keuangan Ala Bang Raditya Dika

Prinsip yang juga dipegang oleh Bang Radit yaitu seberapa banyak pun pendapatan yang dia punya, seberkembang apapun karier dia, pengeluaran bulanan enggak boleh ikut naik. Dengan karier naik, investment ratenya makin naik. Jadi jangan sampai income naik, lifestyle juga naik. Yang dinaikin justru investasinya.

Tips untuk Memilih Instrumen Investasi Bagi Pemula 

Kalau kita sendiri yang menjalani investasi tanpa minta bantuan siapapun dan yakin bisa menghandle sendiri, cari tahu instrumen apa yang dibeli, pelajari secara mendalam, dan enggak ikut-ikutan siapa pun. 

Tips untuk Anak Muda yang Punya Duit Banyak Biar Lifestyle-nya Nggak Naik

Buat ayah dua anak ini yang namanya pujian orang, orang iri sama dia itu nggak penting. Pesan ayah Raditya Dika yang bagus banget menurut saya, yaitu 

"Jadilah yang terbaik biar kamu enggak usah ngenalin diri kamu ke orang lain". 

Makanya dia berpikir  harus punya sesuatu biar orang lain itu notice dia, caranya  melalui karya. Bukan dari apa yang dia pake.

Bang Radit tidak melarang beli barang mewah. Membeli barang mewah itu boleh. Asal untuk diri kita sendiri, bukan tujuannya untuk ajang pamer ke orang lain dan memang ada fungsinya buat kita. Kita bakal sering pakai. 

Bang Radit juga menerapkan gaya hidup minimalis. Nah ada satu bahasan yang menarik menurut saya. Jadi bang Radit bilang, salah satu orang luar negeri yang juga menerapkan minimalis pernah bilang 

"Ikatan emosi sama semua barang akan lebih baik mengingatnya dengan cara memfotonya". 

Contohnya dulu bang Radit punya gitar yang dia pake buat ngeband dan ikut kompetisi di Australia. Itu dia jual karena udah enggak dipake lagi. Jadi biarlah gitar itu dimiliki sama orang yang baru yang lebih membutuhkannya. 

Sebelum Radit jual gitarnya, itu juga dia foto. Kalau Radit kangen dia tinggal lihat fotonya aja sambil ngebayangin dia sama siapa ya sekarang. Mungkin petualangan si gitar akan lebih menarik dengan orang lain.

Baca juga: Minimalism At Work Bersama Kak Octaviniant Aspary & Women By Narasi

Pandangan Raditya Dika Terkait Investasi Ilmu

Dari ngomongin soal investasi duit, sekarang beralih ke investasi ilmu. Menurut saya bagian yang tak kalah ciamik dari bahasan soal investasi ilmu yaitu ketika dia ngomong

"Mengajarkan dan mencari ilmu jadi sebuah hal yang perlu banget buat orang telusuri."

Ia juga berpendapat jika seorang anak nggak pinter itu nggak apa-apa, asalkan dia punya curiousity atau rasa penasaran yang tinggi. Karena kalau anak udah penasaran dia akan berani mencoba banyak hal dalam hidupnya. Si anak yang penasaran ini punya desire untuk belajar, punya desire menggali apalagi yang harus dia cari tahu, apalagi yang bisa gue contribute untuk dunia ini supaya dia bermanfaat di masyarakat.

Biasanya orang yang paling cemerlang di tim atau kelompok adalah orang yang punya inisiatif tinggi, suka nanya, orang yang suka minta feedback, dan suka maju lebih dulu dalam melakukan berbagai hal. Percuma orang ini pinter tapi nggak punya intellectual curiousity.

Bang Raditya sendiri juga membagi pengalamannya jika sejak kecil orang tuanya sudah membiasakan untuk membelikan buku dan menerapkan kebiasaan membaca di rumah. Ibunya Bang Radit juga sering mengajak dia ke mana-mana, dan mengajari banyak hal. Jadi itulah yang membentuk rasa penasaran yang tinggi di dirinya.

Gimana udah belajar apa aja dari si multitalenta dan tukang ngulik alias Bang Raditya Dika? Bahkan kita juga bisa belajar parenting juga ya dari pengalaman dia di atas. 

Semoga postingan saya ini bisa ada manfaatnya buat para pembaca ya. 

Baca juga: Blogger Gathering Bukalapak: Trik Membuat Blog yang Menarik & Disukai Pembaca


  • 0 Comments
minimalism-at-work

Saat saya lagi scroll-scroll Instagram, enggak sengaja membaca postingan yang bikin penasaran. Judul terpampang besar "Minimalism At Work" dari akun Instagram @wmnbynarasi (Women by Narasi). 

"Hah, minismlism at work? apaan tuh?" Itu pikiran yang pertama kali muncul di kepala saya. Sebagai orang yang juga lagi belajar menerapkan gaya hidup minimalis, saya cukup tertarik dengan bahasan tema ini. 

Jujur di kepala saya, jika mendengar kata minimalis pasti mengarah ke barang yang dimiliki. Misalnya, dengan menerapkan gaya hidup minimalis kita jadi terbiasa untuk mengedepankan kebutuhan dibandingkan keinginan. Memilih barang-barang yang memang kita perlukan saja. Sedangkan barang yang sekiranya jarang atau bahkan tidak terpakai lebih baik diberikan orang lain saja atau mungkin dijual. 

Buat saya pribadi yang masih pemula dalam menerapkan minimalis di kehidupan sehari-hari, sudah merasakan manfaatnya. Misalnya, saya jadi lebih bisa berhemat pengeluaran, karena saat ingin membeli barang saya benar-benar memikirkan apakah saya memerlukan barang atau produk tersebut atau hanya sekadar keinginan semata. 

Contohnya begini, dulu setelah habis gajian saya termasuk orang yang sering membeli baju baru. Ya motifnya sih self reward. Nah, semenjak saya mempelajari konsep minimalis, sekarang saya beli baju setahun sekali, yaitu menjelang Idul Fitri. Maklum, keluarga saya termasuk yang 'menganut kepercayaan' kalau lebaran harus pakai baju baru.

Minimalism At Work Bersama Kak Kak Octaviniant Aspary & Women By Narasi 

Narasumber pada IG Live yang diselenggarakan pada 7 Oktober 2021 di IG @wmnbynarasi yaitu bersama Kak Octaviniant Aspary. Beliau merupakan Communication Strategies & Community Enthusiast, Public Relations @Lyfewithless, dan Mentor WEWAW. 

@Lyfewithless merupakan komunitas minimalis di Indonesia. Sedangkan WEWAW sendiri merupakan Komunitas Sosial Perempuan Indonesia yang fokus pada upaya membantu meningkatkan kualitas dan dampak perempuan Indonesia di berbagai bidang seperti bisnis, edukasi, dan karier.

Wanita yang akrab disapa Esvy ini menjelaskan jika minimalis secara tidak langsung mendekatkan kita pada rasa cukup dan merasa bahagia yang dirasakan dalam hati. 

Saya pribadi setuju dengan pendapat ini. Selama belajar konsep minimalis saya jadi melatih merasa cukup dengan apa yang sudah saya punya. Mindset yang saya terus latih hingga sekarang, pakai yang ada dulu, selama masih bagus tidak perlu beli yang baru (kecuali baju baru saat lebaran ya! LOL).

Lanjut lagi. Kak Esvy juga menjelaskan banyak tipe dari minimalis. Di Lyfe with Less mencoba mengkategorikan beberapa jenis minimslis yang paling mudah diterapkan dan sering diomongin sama masyarakat Asia terutama Indonesia, dibagi dalam beberapa kategori:

  • Minimalism At Home, misalnya di dapur, wardrobe, perlengkapan rumah, estetik minimalism. 
  • Minimalism At Work. Jadi, tetap meraih produktivitas tapi fokus kita tidak teralihkan ke distraksi-distraksi yang ada.
  • Minimalism Though. Lebih mengarah ke pola pikir agar tetap fokus sama tujuan tidak berpengaruh sama noise-noise atau gangguan informasi yang ada di sekitar kita. 
  • Minimalism Fashion. Belajar tentang gimana caranya untuk meredam terjadinya fast fashion dengan ke sustainable fashion.  
  • Digital Minimalism. Bagaimana menata file digital, content digital, atau kehidupan digital. 
  • Esthetic Minimalist. Tipe minimalis yang concern terhadap pemilihan benda-benda yang fungsional dan seragam.
  • Eco Minimalist. Gaya hidup berkesadaran yang peduli terhadap apa yang ada di bumi. Biasanya orang-orang yang menerapkan gaya hidup eco minimalism lebih memilih untuk memiliki barang, atau produk yang sustainable. 
  • Beauty Minimalist. Tipe yang fokus pada penerapan minimalis di bidang kecantikan seperti skincare yang dipakai dan produk beauty lainnya. 
  • Frugal Minimalism. Efektif menggunakan uang yang dimiliki untuk mendapatkan keuntungan atau mendapatkan hasil atau fungsi yang semaksimal mungkin.
  • Extrem Minimalism. Contohnya seperti orang yang cuma hidup dengan satu koper untuk berpindah-pindah dan mencukupi dirinya.  Biasanya extrem minimalism banyak diterapkan oleh orang luar negeri.

Dampak Dari Menerapkan Gaya Hidup Minimalis Bagi Kak Esvy yang Sudah Melakukannya Sejak Tahun 2017.

Bagi Kak Esvy yang sudah menerapkan konsep minimalis dalam keseharian sejak 2017, hidupnya jadi lebih bermakna. Sekarang ia tidak lagi banyak berpikir gue mau apa ya ke depan?  Mau bikin apalagi ya? Gue mau jadi apa? Tapi sekarang pertanyaannya lebih ke maknanya kayak apa lagi ya yang bisa gue lakukan, apakah gue sudah berada di jalan yang benar atau sudah berdampak belum untuk orang lain baik di profesi atau yang kita jalani  baik di komunitas atau pekerjaan.

Minimalism At Work

Di dalam era digital sekarang kita udah nggak lagi kekurangan informasi, tetapi masalah kita yaitu kesulitan mensetting atensi kita karena distraksinya banyak sekali. Yang terjadi di kalangan kita adanya (Fear Out Of Missing Out) FOMO juga berpengaruh. Kalau kita enggak tahu topik A, kayaknya kita merasa ketinggalan. Akhirnya semua platform berita di-download atau di-follow.  

Di Lyfe with Less ada namanya JOMO (Joy of Missung Out). Istilah ini lebih menyampaikan pesan enggak apa-apa kalau kita ketinggalan informasi atau ketinggalan sesuatu yang mungkin kita enggak perlu-perlu banget. 

Salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu mencari value kita mau kemana, mungkin yang bisa dilakukan yaitu cari tahu, value kita mau ke mana atau apa sih yang menjadi fokus atau kesukaan kita.  Contoh, value atau ketertarikan kamu pada hal-hal pengembangan diri. Nah, jika begitu, follow aja akun-akun yang membahas soal pengembangan diri agar bisa growing maksimal dan fokus di situ.

minimalism-at-work-by-woman-narasi


Langkah yang Bisa Kita Ambil untuk Menerapkan Gaya Hidup Minimalis di Dunia Kerja dan Mungkin Termasuk ke Digital Minimalism


1. Tentukan tujuannya dulu yaitu pengen produktif bekerja dan tidak terdistraksi sama hal-hal lain serta cari tahu apa sih yang bikin tidak nyaman bekerja atau yang mengganggu fokus kerja. Apakah meja kerja yang berantakan, to do list yang tidak realistis, kewalahan dengan file-file digital, notifikasi di HP, pusing memilih baju untuk kerja, dan lain-lain. 

2. Lakukan decluttering terhadap hal yang membuat tidak nyaman tersebut. Misalnya, jika alasan sulit fokus karena meja yang berantakan, coba pilih dan pilah mana barang yang masih ingin digunakan dan mana yang sudah tidak terpakai. Cara ini bisa sekaligus membantu untuk merapikan meja kerja. 

Kalau pusing memilih baju kerja, kita bisa memilih beberapa baju saja yang bisa dipakai untuk beberapa kesempatan dan kemudian di mix n match setiap harinya. Dengan begini kita bisa mempersingkat waktu untuk bersiap-siap.

Sedangkan kalau masalahnya ada di to do list, coba luangkan waktu di pagi atau malam hari untuk menentukan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan hari ini atau esok hari secara realistis. 

3. Jangan banyak buka tabs di komputer atau laptop. Lebih baik buka satu-dua tabs di komputer atau laptop yang sedang dikerjakan atau relevan. Dengan fokus seperti ini apa yang kita sedang kerjakan bisa lebih cepat selesai. 

4. Lakukan monotasking agar lebih fokus dan pekerjaan yang kita lakukan bisa cepat selesai. Sebaiknya jangan lakukan switch tasking atau pindah dari satu hal ke hal lain secara cepat dan bersamaan. switch tasking cukup berbahaya karena bisa merusak otak kita. Otak jadi bingung dan pusing. Ujung-ujungnya produktivitas justru jadi berkurang.

5. Meluangkan waktu secara sadar untuk bekerja dan makan. Jadi, jangan biasakan bekerja sambil makan. Dengan begitu kita bisa ngerasain nikmatnya makanan yang dikonsumsi, seberapa banyak makanan yang dimakan, dan bersyukur dengan makanan yang bisa kita konsumsi di hari itu. Baru kita kembali bekerja atau melakukan aktivitas yang lain. 

Seni Working with Non-Minimalist

Pasti di lingkungan pekerjaan, tidak semua orang menerapkan konsep minimlist at work ini. Agar bisa toleransi dengan kondisi lingkungan kerja yang beragam, selalu tanamkan dalam pikiran bahwa kita tidak bisa memaksa orang lain untuk mengikuti cara kita. Jadi, merubahnya dari dalam diri kita dulu.

Namun, Kak Esvy juga menjelaskan jika semakin menerapkan gaya hidup minimalism untuk dunia kerja sendiri ia merasa makin bisa cepat memahami perubahan  dunia di sekitarnya dan tetap merasa tenang terhadap kehectikan yang terjadi. 

Biasanya saat melewati kehectikan dengan terbiasa hidup minimalis jadi bisa fokus cari solusi daripada menyalahkan keadaan atau siapapun. 

Hal yang Bisa Dilakukan agar Tetap Konsisten Menjalani Minimalism di Pekerjaan. 

Tak bisa dipungkiri, saat menjalani minimalisme di dunia kerja pasti ada banyak godaan untuk kembali ke habit yang lama. Namun, untuk menangkalnya Kak Esvy punya kiat nih yang bisa ditiru.
  • Coba lakukan istirahat dan ibadah tepat waktu. Misalnya ia menjadikan adzan solat sebagai penanda untuk rehat sejenak dari pekerjaan dan melakukan ibadah serta istirahat. Dengan menerapkan hal tersebut bisa membantu mengembalikan fokus dan produktivitas. 
  • Melakukan persiapan sebelum melakukan aktivitas. Misalnya di malam hari sudah menentukan mau pakai baju apa. Dengan persiapan yang baik bisa membuat kita jadi tidak terburu-buru.
  • Disiplin. 

Minimalis pada Pola Pikir

Dengan menerapkan minimals dalam kehidupan sehari-hari, ternyata juga dapat berpengaruh pada pola pikir kita, lho. 
  • Coba untuk fokus pada waktu sekarang (yang sedang dijalani saat itu). Nikmati momen saat ini. Jangan memikirkan masa lalu maupun masa depan. Jadi kita tidak mudah kedistraksi dengan hal lain.
  • Memperluas rasa syukur jadi rasa khawatir bisa diredam dan fokus ke solusi.
  • Setiap ada masalah selalu ingat bahwa itu semua merupakan pembelajaran dalam hidup yang bikin kita jadi grow. Sedangkan kalau kita menggerutu atau terlalu banyak mengeluh, itu tandanya kita tidak nerima dengan apa yang sedang terjadi. 

Hal yang Bisa Dilakukan untuk Bisa Mengontrol Diri dari Ekspektasi Diri Kita Sendiri

Minimalism membantu kita jadi punya self control untuk lebih bijak. Melatih self control juga bisa dilakukan dengan bikin schedule di kehidupan sehari-hari. Kapan kita bangun, kapan mencuci baju, kapan membersihkan rumah, dan lain-lain. Dengan punya schedule kita jadinya enggak impulsif  dan nggak ngikutin kata hati. 

Karena dengan ngikutin kata hati kadang kita jadi enggak nentu mau ngerjain apa aja, suka-suka kita dan tidak terkontrol.  Punya rutinitas juga jadi membuat kita nge-push target yang sudah dibuat sebelumnya. 

Diminimalism kita juga bisa belajar memahami dua hal yang bisa dikontrol. 
1. Cara kita mengelola emosi 
2. Cara kita bereaksi

Kalau kita menanggapi sebuah peristiwa dengan cara positif, maka outcome-nya juga positif. Sedangkan jika kita menanggapi sebuah peristiwa dengan hal negatif misalnya marah, menggerutu, dan lain-lain, maka outcome-nya atau reaksinya bisa negatif. 

Salah Satu Manfaat yang Dirasakan Bila Menerapkan Minimalism di Pekerjaan

Bagi Kak Esvy, dengan menerapkan minimalis di ranah profesional bisa membuat kita lebih asertif, terukur, dan ketagihan melakukan kebaikan di pekerjaan. Maksud dari asertif di sini kita bisa menyampaikan dengan baik saat ingin bilang yes dan kapan mau bilang no. Kita bisa ngasih pertimbangan,  dan mengingatkan fokusnya mau kemana terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan, biar nggak salah arah dan melebar ke mana-mana. 

Cara Menentukan Prioritas dalam Bekerja

Prinsipnya selalu ingat kita enggak bisa bekerja sendiri. Saat mengerjakan sesuatu untuk menentukan prioritas pilih yang paling banyak melibatkan orang. Yang paling berdampak terhadap banyak orang, terhadap pekerjaan-pekerjaan orang lain, biasanya itu yang jadi prioritas utama untuk dikerjakan lebih dulu. Tujuannya agar tidak ada yang tunggu-tungguan atau pekerjaan yang mandek. Sedangkan pekerjaan yang tidak melibatkan orang lain dikerjakan setelahnya. 

Essential Skill untuk Perempuan yang Mau Memulai Minimlism di Pekerjaan

Merasa cukup dan bersyukur dengan apa yang sudah dimiliki. Dengan begitu kita bisa lebih kreatif terhadap apa yang sudah dimiliki sekarang. Gimana caranya bisa maksimalin apa yang sudah kita punya. Bila kita kreatif menggunakan apa yang kita punya, biasanya nikmatnya akan ditambah.

Itu beberapa poin yang saya ambil dari mengikuti IG Live bersama Kak Octaviniant Aspary lewat pembahasan Minimalsim At Work yang diselenggarakan oleh Women by Narasi. Semoga  kamu bisa belajar juga dari materi di atas, ya. 

Bisa juga share di kolom komentar bahasan apa yang paling mengena di kamu? Atau mungkin kamu ada yang sudah menerapkannya? Saya penasaran banget mau tahu juga!

  • 20 Comments


Saya tuh paling sedih kalau weekend harus kerja, meski di rumah. Sebagai content writer yang selalu diintilin sama deadline yang bisa datang kapan saja saya harus terima konsekuensi kalau harus kerja diwaktu libur. 

Tapi saya lagi suka nih beberapa minggu ini karena akhirnya weekend saya bisa lebih berfaedah dengan mengikuti beberapa talkshow yang pastinya bagus untuk menambah wawasan. Nah weekend tanggal 30 November dan 1 Desember kemarin saya datang ke acara dari Jenius bertempat di Food Society Kota Kasablanka. 

Tahu dong Jenius itu apa? itu loh tabungan digital punya bank BTPN. Meski namanya tabungan digital, tetap memiliki bentuk kartu fisik layaknya tabungan di bank konvensional lainnya.

Diacara tersebut, bekerjasama dengan aplikasi Safe Travel yang dibuat oleh Kementerian Luar Negeri Jenius menyelenggarakan acara yang membahas soal traveling yang dikemas dalam workshop dan traveling. 

Saya tuh paling semangat kalau bahas soal traveling. Yaiyalah siapa juga ya enggak? hahaha. Nah beberapa waktu lalu teman kantor saya ngasih tahu soal acara dari Jenius yang membahas soal traveling dengan mengundang pembicara yang keren-keren. Ada dua talkshow yang saya hadiri. 

Seperti biasa saya bakal kasih tahu nih yang sekiranya penting dari acara talkshow yang sayang banget kalau saya enggak tulis di blog. 

Tips Nyaman ke Luar Negeri Bagi Perempuan

Di talkshow dengan tema seperti yang tertera di atas ada dua narasumber kece yang saya kagumi, yakni Kadek Karini dan Windy Ariestanti. Gak perlulah ya saya jelaskan mereka itu siapa. Kalau kamu demen jalan-jalan pasti familiar sama dua orang ini. 

Yang menarik, Mba Windy bercerita pengalamannya pertama kali traveling sendiri itu kelas 5 SD dengan misi liburan ke Sumatera (Palembang) dari Blitar. Memang sudah kebiasaan dari kecil di keluarganya Mba Windy selalu berpindah-pindah tempat karena pekerjaan orang tua. Menggunakan bus ekonomi dua hari dua malam. 

Sementara Mba Kadek mencoba memberanikan diri saat libur kuliah untuk naik gunung bersama teman-temannya, padahal pernah dilarang ibunya untuk naik gunung karena takut ada binatang buas. Sampai akhirnya, Mba Kadek bisa naik gunung dan tidak terjadi hal-hal yang ditakutkan.

Terus saya jadi mikir, intinya gaes salah satu hal penting kalau mau traveling adalah berani dan yakin sama diri sendiri.  Ada beberapa pesan yang disampaikan oleh Mba Kadek dan Mba Windy. Kira-kira kalau saya rangkum jadinya begini:
1. Perjalanan bukan hanya sekadar berlibur, tapi juga kelas untuk belajar banyak hal. 
2. Perjalanan bagi Mba Windy jadi membuatnya untuk ingin tahu dan perasaan itu bisa mengalahkan rasa takut. Rasa takut itu baik untuk dipelihara dengan begitu kita bisa jadi lebih waspada. Rasa ingin tahu itulah yang harusnya mengalahkan rasa takut. 
3. Tips dari Mba Kadek kalau misalnya kita pergi sendiri ke tempat tujuan yang belum familiar, yakni dengan mencari tahu terlebih dahulu informasi terkait tempat yang ingin dituju. Jadi kita ada bekal sebelum ke tempat tersebut. Karena terkadang apa yang diceritakan di media dengan kenyataannya itu berbeda, karena media sendiri melakukan framing
4. Mba Windy bilang, sebenarnya semua tempat itu bisa menjadi tempat aman bagi siapa pun asal kita semua berkontribusi untuk membuat tempat itu aman dengan cara membaca baik-baik aturan yang berlaku di sana. Mba Windy bilang negara seperti Israel dan Yordania itu negara yang aman dan tidak semenakutkan seperti yang ada di media, selama kita mengikuti aturan yang sudah ditetapkan 
5. Mba Kadek juga memberikan referensi nih negara mana yang menurutnya aman dikunjungi oleh perempuan, di antaranya Australia, Jepang, Korea Selatan, dan New Zealand
Salah satu hal yang bisa memastikan keamanan diri kita dalam perjalanan  adalah dengan 
6. Lupakan gender. Terkadang bila terlalu memikirkan gender, itu  malah membuat kita membatasi diri kita. Hal yang perlu diingat, yang namanya aman dan nyaman itu diciptakan untuk semua manusia
 7. Saat dalam perjalanan ada orang yang memerlukan bantuan, bingung, dan ketakutan jangan lupa untuk memberikan bantuan. Itu akan membuat perjalanan jadi aman bagi siapa saja
8. Setiap perjalanan bukanlah kompetisi tapi ini menjadi waktu yang tepat untuk menikmati waktu yang telah diluangkan untuk meihat tempat baru
9. Pesan Mba Kadek yang membuat saya jadi berpikir "kalau misalnya kita takut terus dengan misalnya kendala bahasa, makanan, atau lainnya kapan kita mau jalan dan kita gak akan kemana-mana"

Traveling Aman dan Nyaman versi Kak Kadek 
Adalah dari sisi transportasi, tidak membawa uang terlalu banyak, melakukan riset terkait negara tujuan, berpakaian sesuai dengan kondisi atau budaya termpat atau negara tersebut, jangan keluar malam-malam,  dan saat keluar dari bandara jangan memasang muka bingung, panik, takut, percaya diri aja. 

Traveling Aman dan Nyaman versi Mba Windy


1. Mengenali batas kemampuan diri kita jadi tidak memaksakan diri
2. Bertemanlah bukan hanya dengan orang lokal maupun orang yang kita temui di perjalanan saja tapi juga termasuk dengan diri sendiri. Dengan berteman dengan diri sendiri kita jadi tahu batas kita sampai mana, kita jadi tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dan yang bisa dan tidak bisa kita lakukan. Sementara berteman dengan orang lokal kita bisa mendapatkan informasi yang tidak kita duga
3. Melindungi dirimu. Ini bukan hanya dengan asuransi dan uang yang cukup, tapi mengetahui hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan atau diucapkan terkait tempat tersebut (informasi lokal). Itu membuat ketika berinteraksi dengan orang lokal khususnya tidak salah. Kalau kita salah ngomong bisa jadi boomerang. Galilah orang-orang lokal punya isu apa yang sebaiknya tidak kita korek agar kita bisa nyaman di tempat tersebut 
4. Perlu juga tahu soal budaya setempat. Cobalah berpikir dari kacamata orang lokal
5. Di dalam perjalanan adalah kelas yang mengajarkan kita bahwa ada beberapa hal yang tidak bisa kontrol. Ingatlah bahwa setiap hal yang terjadi saat perjalanan itu menjadi seni dalam setiap perjalanan
6. Saya baru tahu kalau setiap negara itu ada polisi pariwisata yang bisa membantu para turis
7. Jika dalam imigrasi ada petugas yang menahan kita, saran dari Mba Windy adalah jawab pertanyaan sejujur-jujurnya, yakinkan mereka jika kita datang ke negara mereka itu dengan tujuan yang baik, tidak perlu berbohong, tidak perlu emosional dan memak-maki, jangan baperan. Karena pihak imigrasi adalah orang yang bertanggung jawab terhadap keamanan negara mereka terhadap orang asing, mereka hanya ingin melindungi negara mereka




Content Creation in Traveling


Nah di talkshow dengan tema Content Creation in Traveling ada beberapa ilmu yang menurut saya penting sekali untuk dibagikan dalam blog.Narasumbernya adalah Takdos dan Febrian. Dua-duanya juga traveler yang sudah banyak pengalaman mengunjungi berbagai tempat baik dalam maupun luar negeri.

Dua orang ini punya gaya traveling yang berbeda. Takdos lebih senang eksplore yang murah-murah kalo travelling . Dia pernah ke Jepang 10 hari hanya menghabiskan tiga juta rupiah itu sudah masuk tiket pesawat. Gimana gak murah, untuk menghemat dia lebih memilih tidur di kios ramen, taman kota, dan tempat terbuka lainnya.

Ini dikarenakanTakdos lebih suka mencari pengalaman yang berbeda saat traveling. Meskipun katanya kalau ke Jepang itu aman, kalau menurut saya sih, ini jangan ditiru ya hahaha, apalagi buat perempuan. Senekat-nekat dan sehemat-hematnya perjalanan, jangan sampai mengesampingkan soal keamanan ya. hehehe.

Sekarang Takdos juga punya usaha travel namanya @Whattravel.  Di mana dia meminta orang lokal yang ada di tempat daerah itu untuk membantu bisnisnya agar orang-orang yang memakai jasa travel-nya bisa jalan-jalan murah ke daerah tersebut. Di usaha travel-nya juga menyediakan destinasi wisata ke negara-negara yang tidak banyak disediakan travel lainnya, seperti Kutub Utara, Korea Utara, dan Ethiopia. Saat dia masih aktif menjadi travel blogger, Takdos biasanya membuat tulisan  lebih ke travel comedy.

Kalo Febrian bilang persiapan yang dia lakukan biasanya menyiapkan 
1. gear apakah untuk memakai kamera handphone, kamera DSLR, mirrorless, atau go pro. Tergantung dari tempat yang mau didatengin dan kamera apa yang mau dibawa
2. Banyakin referensi seperti Pinterest
3. Menghidupkan konten yang dibuat. Jangan sampai konten yang kita buat itu konten palsu. Misalnya jangan pura-pura bahagia, padahal sebenarnya dalam hati sedang bersedih. Beri personal touch di foto yang kita buat. Contohnya kita lagi jalan ke luar negeri, terus kita bisa foto belakang badan kita yang menandakan jika kita orangnya pendiam. Tapi kalau orangnya ekstrovert bisa bikin foto dengan gaya yang lebih ekspresif seperti menjulurkan lidah dan lain-lain.  Lalu dari caption, juga perlu diberikan personal touch. 

Kak Febrian mencontohkan jika dia bikin caption bikin berdasarkan mind mapping. Misalnya lagi liburan ke Bali, terus bisa bikin caption tentang apa ya yang berhubungan sama Bali seperti misalnya Bali itu juga dikenal dengan Pulau Dewata, menjadi melting point banyak turis dari seluruh dunia, dan lain-lain. Jangan lupa kasih informasi apa yang mau share, terus baru deh kasih personal touch. Menurut Kak Febrian itu bisa bikin konten jadi lebih menarik. 
Lensa terbaik adalah mata kita sendiri dan memori terbaik adalah otak kita

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat Traveling 

1. Jangan traveling sendirian apalagi jika baru pertama kali pergi jauh, khususnya ke luar negeri. Karena itu bisa membuat anggaran traveling jadi membengkak. Kalau misalnya bareng sama teman juga sebaiknya 2-5 orang saja
2. Bawa uang pas 
3. Jangan malu bertanya. Percaya diri saja
4. Saat traveling itu apa yang kita dapatkan di sana cukup terima aja apa yang ada di depan mata kita, bersyukur aja. Kalau saat traveling kita mendapatkan hal yang buruk, selalu percaya aja kalau kita melakukan hal baik, kita dapatnya yang baik, tapi kalau melakukan hal buruk, kita dapatnya yang buruk.  

Gimana proses awalnya jadi content creator dan bisa dikenal banyak orang, apakah hanya karena konsisten bikin konten saja atau kah ada tips-tips lain?

Takdos jawab berdasarkan pengalamannya, jadilah yang berbeda, jadi lebih nyeleneh hingga menemukan market atau pembacanya sendiri. 

Kalau Febrian, bilang awalnya dari minta pendapat orang soal tulisannya dia, terus melakukan research kebanyakan orang itu sukanya konten seperti apa. Jangan pernah lupa untuk memasukkan personal touch dan keontektikan dari karya yang kita buat, perbanyak referensi, dan saat menyampaikan konten jangan hanya informatif saja tapi juga sertakan pengalaman atau apa yang kita rasakan selama traveling di sana.


  • 0 Comments
Older Posts Home
BloggerHub Indonesia

About me

Eka-Rahmawati


Eka Rahmawati

"Behind Every Successful Woman, It's Her Self — Unknown


Follow Us

  • instagram
  • Twitter
  • facebook
  • Linkedin
  • YouTube
  • Kompasiana

Banner spot

Blogger Perempuan

recent posts

Labels

Belajar Bareng Buku & Film Cooking digital agency Healthy Kecantikan Kelas Penyiar Indonesia Lomba blog Makan Melancong Produk Lokal Review

Popular Posts

  • Kenalan dengan InShot, Aplikasi Edit Video untuk Pemula yang Mudah Digunakan
  • 7 Langkah Perawatan Wajah yang Wajib Dilakukan Perempuan
  • Senangnya Jadi Narablog di Era Digital

My Portfolio

  • SEO Content Writing 1
  • SEO Content Writing 2

Blog Archive

Eka Rahmawati. Powered by Blogger.

Pageviews

instagram

Created By ThemeXpose | Distributed By Blogger

Back to top