Eka Rahmawati

  • Beranda
  • Profil
  • Makan
  • Sehat
  • Cantik
  • Jalan
  • Buku&Film
  • Belajar
Sumber foto: www.pinktravelogue.com

Sabtu, 22 Februari 2025 saya mengikuti acara Mini Talk Show bertema Hari Peduli Sampah Nasional 2025: Kurangi Sampah, Maksimalkan Manfaat! yang merupakan salah satu rangkaian dari acara Tukar Baju dari komunitas Zero Waste Indonesia. 

Ada 3 narasumber yaitu Irene Komala (Content Creator @pinktravelogue ), Shifa Nuraini Khairi (Corporate Communication @donasibarang), dan Tiara Laraswati (Program Coordinator#TukarBaju, Zero Waste Indonesia) Dimoderatori oleh Fanani dari #TukarBaju

Tukar Baju sendiri sudah berjalan mulai tahun 2019 dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang apa yang kita pakai sehari-hari termasuk salah satunya adalah pakaian bisa menjadi sampah. 

Nah, daripada pakaian yang ada di lemari langsung menjadi sampah padahal masih bisa digunakan, maka kenapa tidak saling bertukar saja dengan orang lain? Yang bertukar sama-sama untung punya "baju baru" dan yang lama bisa diperpanjang usia pakainya.

Jadi, kalo bosan dengan baju yang ada di lemari, nggak perlu baju baru. Namun, dalam bertukar baju pastinya ada ketentuan ya. Misalnya kondisi pakaian masih layak pakai,  tidak lusuh,  bersih, tidak bernoda, dan tidak ketinggalan zaman. Pakaian yang akan ditukarkan akan dicek dan dikurasi saat acara berlangsung.

Sedangkan Donasi Barang merupakan lembaga sosial bagi siapa saja yang punya permasalahan terhadap barang-barang yang sudah tidak terpakai di rumahnya. Mereka punya jargon adalah sisa-sisa tak selalu sia-sia. Jadi, barang di rumah yang sudah tidak terpakai lagi bisa diperpanjang usia dan manfaat barangnya. Caranya beragam, ada yang dikelola lagi, dijual, maupun disalurkan. 


Kenapa Fashion Berkelanjutan Itu Penting? dan Apa Dampaknya Buat Lingkungan?

Menurut Kak Tiara yang namanya sustainability itu berkaitan dengan jangka panjang. Dari proses pembuatan pakaian, barang, atau apapun juga mempunyai proses. Kalo kita memilih sesuatu dengan tidak bijak, pasti akan mempengaruhi berbagai isu. Mulai dari isu lingkungan, kemanusiaan, dll. 

Contohnya kejadian  di Pabrik Garmen Rana Plaza di Bangladesh tahun 2013 menewaskan 1000 karyawan lebih dan membuat bangunannya hancur. Ternyata pabrik tersebut juga bekerja di gedung yang ilegal dan sangat child labour, bayarannya juga tidak adil. Itu terjadi karena perusahaan hanya ingin mengeruk profit tapi tidak memperhatikan kesejahteraan karyawan dan kualitas dari si pakaian yang dibuat. 

Sedangkan kalo kita memulai sebuah produksi baju atau barang dengan proses yang panjang, dipikirkan secara matang, dan memperhatikan berbagai aspek lingkungan, kemanusiaan, dan lain-lain, jadinya produk yang dihasilkan bisa lebih long lasting, perusahaan juga tidak semena-mena pada karyawan, lingkungan juga tidak akan rusak. Makanya sebaiknya yuk kita mulai untuk berkonsumsi secara berkesadaran. 

Baca juga: Lyfe with Less Meet Up: Sustainable and Minimalist, Why Not?


Kalo Kita Nggak Hidup Berkesadaran Akan Merugikan Diri Kita Sendiri dan Banyak Orang 

Coba bayangin kalo setiap apa yang mau kita beli kita turutin, dibeli semua, padahal kita gak tahu apakah beneran butuh atau cuma pengen aja, ujung-ujungnya barang yang kita beli bisa aja jadi mubazir, nggak kepake, dan jadi sampah. 

Rugi banget dari sisi finansial, uang kita habis buat beli yang nggak penting, belum lagi sampah dari produknya maupun packagingnya yang gak dipikirin bisa merugikan lingkungan. 

Untungnya ada NGO seperti Donasi Barang yang bisa membantu menyalurkan barang yang sudah tidak terpakai oleh pemilik sebelumnya. Donasi Barang sebagai yayasan nggak hanya memikirkan dari sisi kemanusiaan tapi juga dari lingkungan. Donasi Barang bermula hadir atas keprihatinan terhadap anak-anak autis yang dari keluarga prasejahtera. Donasi Barang bekerjasama dengan Rumah Autis untuk membantu mendapat terapi dan pendidikan. 

Kalo donasi uang mungkin hanya untuk memberikan uang saja. Namun, Donasi Barang juga memikirkan lingkungan yang lebih bersih dan semua yang terlibat mulai dari penerima manfaat, kita yang membantu mengelola, bahkan sampai yang pemberi barang juga Donasi Barang ingin mereka mendapat manfaat. 

Standar Kelayakan untuk yang Ingin Memberikan Barang ke Donasi Barang

Mini Talk Show Hari Peduli Sampah Nasional 2025 Kurangi Sampah, Maksimalkan Manfaat


Sebagai pemberi atau donatur kita perlu paham dulu barang yang mau diberikan ke Donasi Barang juga nggak bisa seenaknya dan akan disalurkan lagi ke orang lain untuk digunakan kembali. 

Jadi harus mindful dan bukan dijadikan sebagai sarana untuk 'membuang' barang yang sudah tidak diinginkan. Intinya sih pastikan barang yang ingin diberikan ke Donasi Barang itu masih layak pakai, tidak bernoda, tidak belel, tidak ada bolong, nggak kusam, tidak berbau, dll. 

Kurang lebih sama dengan aturan yang berlaku di program Tukar Baju ya yaitu:

Masih layak pakai dan bersih

Pakaian atau barang harus dalam kondisi tidak sobek, tidak berlubang, dan tidak bernoda. Pastikan sudah dicuci sebelum dibawa.

Bukan pakaian dalam atau baju tidur

Jika pakaian Donasi Barang dan Tukar Baju tidak menerima pakaian dalam (bra, celana dalam, lingerie) maupun piyama dan daster.

Tidak kusam, luntur, melar

Pastikan pakaian atau barang masih dalam kondisi bagus secara visual dan bentuk — tidak melar, luntur, atau terlihat usang.

Barang bisa dipakai ulang oleh orang lain

Sebaiknya Kapan Sih Kita Mendonasikan Barang Khususnya Pakaian?

Menurut Kak Tiara ada beberapa kriteria kapan kita perlu melakukan decluttering dan mendonasikan barang khususnya pakaian, yaitu:

1. Kalo pakaian atau barang yang ada di lemari sudah 3 bulan tidak terpakai.
2. Kalo ngerasa baju atau barang yang dipunya sekarang udah nggak muat lagi, atau kebesaran, bukan style kita, dan lain-lain. 
3. Baju atau barang yang dipakai itu lagi-itu lagi.

Tidak ada waktu khusus untuk melakukan deculttering dan donasi. Saat kita merasa sudah banyak barang dan tidak mmiliki tempat untuk menyimpan barang sebaiknya mulai lakukan decluttering sesuai waktu yang dimiliki. 

Baca juga: Lyfe with Less Meet Up: Mindful Consumption & Belajar Jadi Minimalis

Kalo Mau Pake Baju Baru saat Traveling, Salah Nggak Sih?

Sebagai travel content creator Kak Irene pasti sering berkunjung ke berbagai tempat dan saat berpergian ia sempat ada difase yang ingin selalu memakai baju baru ketika melakukan perjalanan. Apalagi untuk diposting di blog dan media sosial lainnya, rasanya ada rasa kurang percaya diri kalo menggunakan pakaian yang sama. 

Untungnya seiring berjalannya waktu Kak Irene belajar dan menyadari kalo nggak apa-apa pake baju yang sama,  karena kan tempat yang dikunjungi juga berbeda. Orang lain juga gak terlalu peduli kita mau pake baju baru. Justru yang orang penasaran adalah value dan pengalaman perjalanannya. Bahkan menurut gadis yang sudah punya 57k followers di Instagram ini dengan menggunakan baju yang sama terus bisa menjadi signature. 

Kak Tiara menambahkan jika setiap ia traveling pasti ada satu baju yang wajib dia bawa. Fun fact juga kalo yang sebenarnya selalu ingat kita pake baju apa itu justru kita sendiri bukan orang lain. 

Bagaimana Mengontrol Komen dari Netizen tentang Baju yang Dipakai Sama Terus?

Bagi Kak Irene yang merupakan content creator pasti ada aja yang memberi tanggapan kok pake baju itu lagi, tapi ia sekarang sudah tidak lagi memusingkan tanggapan orang lain. Malahan dia menchallenge diri sendiri kalo seberapa banyak dan berapa lama baju yang 
udah digunakan untuk traveling dan udah dibawa kemana aja. Itu sekarang yang lebih matters. 

Bagaimana Tanggapan Brand Fast Fashion yang Punya Program Sustainable Fashion?

Sekarang karena sustainability sedang naik daun, banyak brand fast fashion yang juga nggak mau ketinggalan untuk mengikuti tren tersebut. Berbagai cara dilakukan misalnya dengan menyediakan layanan perbaikan baju atau baju yang sudah tidak diinginkan oleh pengguna sebelumnya dari brand tersebut bisa diberikan kembali melalui drop box agar bisa didaur ulang oleh brandnya. 

Dan buat orang-orang yang belum memahami tentang sustainability dan dampak dari fast fashion mungkin akan berpikir, oh nggak apa-apa beli produk fast fashion, kan mereka juga ada program sustainability-nya.

Tanggapan dari Kak Tiara sendiri memang saat ini sustainability lagi digaungkan di berbagai bidang termasuk fashion. Makanya nggak heran kalo ada banyak brand pakaian yang juga menyelipkan gerakan ramah lingkungan pada produknya. 

Sebenarnya itu sah-sah aja, tapi sebagai konsumen kita harus pintar memilih dan memilah apakah program sustainability yang dijalankan memang untuk memperlambat laju produksi mereka atau hanya sekadar teknik marketing. 

Kita bisa cermati dari beberapa hal, misalnya apakah ada hasilnya dari baju yang mereka kumpulkan di drop box itu diolah jadi apa? bagaimana prosesnya? bajunya dikemanakan? apakah mereka terbuka tentang hal tersebut? 

Lalu cara memberi tahu orang terdekat untuk sebaiknya mengurangi membeli produk fast fashion lebih menekankan buat nggak membeli secara berlebihan. Namun, pastinya agak sulit ya ngasih tahu untuk tidak membeli sama sekali karena kan itu uang mereka. 

Mungkin kita bisa juga menyarankan untuk membeli pakaian yang terbuat dari bahan katun organik dan linen yang sudah terkenal ramah lingkungan. Bisa juga sambil mengingatkan tentang buyerarchy of needs. 

Baiknya, sebelum membeli, kita tuh tanya ke diri sendiri, kenapa sih harus beli baju itu? Utamakan pake yang ada di rumah, lalu kalo gak ada bisa pinjam, tukar, atau thrifthing, bikin, atau pilihan terakhir baru beli. Jadi, membeli tuh jadi opsi paling akhir. 

Nggak ada salahnya juga sih buat memberi tahu sedikit tentang fakta fast fashion seperti dalam pembuatannya biasanya fast fashion itu mempekerjakan anak di bawah umur tanpa bayaran yang layak dan tidak diberikan fasilitas yang baik. 

Namun, perlu diingat, sebagai teman atau saudara kita hanya cukup memberi tahu dengan baik tanpa harus terkesan menggurui. Setidaknya kita sudah berusaha dan biarkan mereka yang memilih. 

Kak Syifa menambahkan, bisa juga diperkenalkan tentang metode one in one out. Jadi kalo membeli satu baju harus ada satu baju yang keluar. Baju yang dikeluarkan bisa diberikan ke saudara, dijual, atau didonasikan yang jelas jangan dibuang ya. Dengan begitu isi lemari nggak menumpuk dan nggak jadi sampah juga. 

Yang perlu diingat, kita nggak bisa kontrol apa yang orang jual, tapi kita bisa kontrol apa yang kita beli. 

Sebelum Beli Baju Coba Pikirkan Ini Dulu

Sebelum membeli baju baru biasanya Kak Irene memikirkan beberapa hal seperti:

1. Kira-kira beneran butuh nggak ya beli baju baru?
2. Kira-kira bisa dipake berapa lama?
3. Bisa dipake dioccasion apa aja?
4. Bisa versatile nggak ya?

Dengan menanyakan hal-hal tersebut, ia bisa lebih mengontrol keinginannya untuk belanja berlebihan. 

Bagaimana Caranya Melepaskan Barang Sentimentil agar Bisa Diperpanjang Usia Pakainya?

Ada pertanyaan menarik di sesi kemarin dari salah satu peserta yaitu Kak Putri. Dia bertanya bagaimana caranya bisa melepaskan atau mengikhlaskan barang-barang milik ibunya untuk dimiliki orang lain agar bisa diperpanjang usia pakainya? Karena Kakak Putri ini sampai sekarang belum bisa merelakan barang milik ibunya karena penuh kenangan, tapi ia tahu kalo didiamkan begitu saja malah akhirnya jadi sampah. 

Kak Syifa menyarankan untuk menanyakan ke diri sendiri dulu apakah kita ikhlas memberikan barang milik orang tersayang untuk dimiliki orang lain? Karena bagaimana pun juga kita harus ikhlas merelakan barang tersebut agar yang menerima juga berkah. 

Kedua, selalu ingat manfaat dari memberikan barang ke orang lain itu bisa memperpanjang usia dan manfaat barang tersebut. 

Itu dia beberapa insight yang didapat dari Mini Talk Show dari komunitas Zero Waste Indonesia yang saya ikuti. Banyak sih perspektif baru yang saya dapatkan, semoga kamu yang membaca juga bisa dapat ilmu baru ya dari postingan ini. 



  • 0 Comments

Instagram BBBBook Club

Weekend 15 Februari lalu saya mengikuti webinar yang diadakan oleh BuIbu Baca Buku Book Club (BBBBook Club) yang mengangkat tema "Menyambut Ramadan dengan Keberlanjutan." Selain tema, saya juga makin tertarik dengan narasumber yang diundang yaitu Ibu DK Wardhani. 

Saya yakin buat teman-teman yang sudah menerapkan zero waste di kehidupan sehari-hari pasti sudah familiar dengan ibu Dini (sapaan ibu DK Wardhani). Soalnya ibu Dini adalah salah satu penulis yang bukunya selalu jadi panduan untuk pemula yang mau mempelajari soal gaya hidup minim sampah. 

Ngomongin apa aja? 

Di bulan ramadan potensi-potensi konsumsi berlebihan apa aja sih dan apa yang bisa kita lakukan. Serta ada gak sih hubungannya pola konsumsi kita dengan perubahan iklim. 

Narasumber: DK Wardhani (Penulis buku, pegiat komunitas, dan gaya hidup berkelanjutan yang juga seorang ibu dari 2 anak kembar dan 7 tahun menjalani home schooling. Lulusan arsitek ITB ) dan Romauli Panggabean (Knowledge Generation Lead) Koalisi Sistem Pangan Lestari, dipandu oleh Rewina Ika Pratiwi (BBBBook Club). 

Koalisi sistem pangan lestari merupakan bagian dari Food and Land Use Coalition (FOLU) yang merupakan inistif global yang bekerjasama dengan para mitra guna mentransformasi sistem pangan dan tata guna lahan dunia melalui penyusunan solusi berbasis science dan aksi kolektif. Indonesia jadi salah satu negara pelopor inisiatif ini. Bekerjasama dengan kolumbia, cina, india, Australia, negara nordik lain dan inggris.

WRI (World Resource Institute Indonesia) berperan sebagai sekretariat yang bertanggung jawab untuk membangun kepercayaan ini dan juga kerjasama kolaboratif antara para pemangku kepentingan di Indonesia. 

Food Waste yang Bisa Kita Hasilkan di Bulan Ramadan 

Bu Diah menemukan sebuah artikel menarik dari Imam of the Albanian Australian Islamic Society yaitu  Dr Bekim Hasan Beliau menyampaikan kekhawatirannya ketika puasa tiba, maknanya jadi bergeser yang harusnya menjadi bulan puasa atau fasting menjadi feasting atau bulan berpesta.

Memang pastinya suka cita saat menyambut ramadan, tapi terkadang berlebihan jadi kita kehilangan inti dan makna apa sebenarnya bulan ramadan itu. Jadi, yuk di bulan ramadan kali ini kita mengembalikan lagi niatnya apa makna ramadan itu. 

Sejak kita kecil diajarkan yang namanya puasa itu identik dengan menahan diri dan mengendalikan hawa nafsu. Jadi, harusnya kita itu kembali lagi memaknai fasting itu apa dan apa itu menahan diri. Jangan sampai terjebak.  

Baca juga: Climate Literacy for Mothers: Pemimpin Hari Ini, Penentu Masa Depan Anak-Anak Kita

Menurut pengamatan Bu DK Wardhani, orang Indonesia punya mentalitas takut kekurangan. Jadi, mau memuliakan tamu pasti dilebihkan. Jadi, misalnya mau ngundang 10 orang, kita bikin menu untuk 15 orang. 


Sampah Naik saat Bulan Puasa, Kok Bisa? 

Data dari DLH, di bulan Ramadan sampah meningkat hingga 20 persen. Sampah terdiri dari campuran makanan dan kemasan. 

Namun, ternyata fenomena kenaikan jumlah sampah saat ramadan ini bukan cuma terjadi di Indonesia saja. Di negara lain seperti di Uni Emirat Arab, Malaysia, maupun negara-negara msulim lainnya. Salah satu sebabnya karena mungkin semangat menyambut ramadan dan banyak orang yang berlomba-lomba untuk memberikan seeprti menu buka puasa, sedekah makanan, mentraktir untuk masjid, di jalan, dll. 

Kenapa hal ini bisa terjadi? padahal di Al-quran juga diingatkan jangan kamu hambur-hamburkan harta kamu secara boros. Karena pemborosan adalah saudara setan. Sampah itu adalah jejak setan, karena yang menghambur-hamburkan dan berlebihan itu adalah setan.  

Kita harus lihat bahwa sampah kita itu harta. Plastik misalnya botol air mineral banyak yang gak tahu kalo plastiknya asalnya dari minyak bumi dan dieksplorasi di lepas pantai untuk mendapatkan minyak bumi yang kemudian kita jadikan botol, padahal botolnya cuma dipake sekali. Alangkah borosnya kita. 

Ada Fatwa MUInya 



Saya baru tahu lho kalo ternyata (Majelis Ulama Indonesia) MUI sejak 2014 sudah mengeluarkan Fatwa tentang pengelolaan sampah untuk mencegah kerusakan lingkungan seperti dilarang mubazir, dilarang israf, menyia-nyiakan harta, barang dan dilarang berlebih-lebih, mendaurulang barang yang masih bisa digunakan. Kayaknya sih sosialisasinya kurang kenceng kali yaa, makanya gak semua orang tahu akan Fatwa ini. 

Peristiwa TPA Leuwigajah Jadi Salah Satu Ledakan  Sampah Terbesar di Dunia 

Buat yang belum tahu, pada 21 Februari 2005, di TPA Leuwigajah, Jawa Barat pernah terjadi peristiwa ledakan dan longsor akibat becampurnya gas metana dan sampah lainnya. Akibatnya 157 orang meninggal dan 2 wilayah hilang dari peta karena tertimbun sampah. 

Dari peristiwa tersebut kita perlu menyadari bahwa ternyata dari sampah yang kita hasilkan bisa mencelakai orang lain. Nabi Muhammad SAW sendiri itu mengingatkan bahwa tidak boleh ada bahaya dan membahayakan orang lain. 

Kita itu diingatkan bahwa menyingkirkan gangguan di jalan adalah salah satu cabang keimanan. Jadi, ayo kita amalkan yang kita bisa. Menyingkirkan gangguan di jalan saja sudah bagian dari keimanan, apalagi kalo tidak menghasilkan gangguan, itu akan lebih lagi nilainya. 

Sampah adalah Sisa Konsumsi Manusia yang Tidak Terkelola 

Jadi, ketika mengganti kata-kata sampah dengan sisa konsumsi manusia ternyata banyak orang lebih paham. Berarti kalo kita mengonsumsi ini tidak bersisa tidak akan ada sampah ya. Kalo kita ganti kata sampah dengan sisa konsumsi, bayangan kita jijik, bau, dan ingin menyingkirkan akan jauh berkurang ketika kita menggunakan kata sisa konsumsi. 


Kiat Ramadan Hijau 

Yang bisa dilakukan: 

1. Melakukan cegah, pilah, olah sisa konsumsi di rumah tangga kita. Kalo belum menjadi habits, ramadan kali ini bisa menjadi momen baik buat belajar dan mengubah habit kita. Karena bulan ramadan itu kan bulan pelatihan, bulan untuk melatih kebiasaan baru. 
2. Kita latih semua anggota keluarga kita untuk menghabiskan makanan yang dikonsumsi. Meski terdengar sepele, tapi bisa menjadi struggling untuk ibu2 yang anaknya GTM. Tapi, solusinya perlu kita sesuaikan lagi menunya, porsinya, waktunya diatur, dan jangan dipaksa. 

Mungkin bisa kalo bulan ramadan masaknya cukup 1 atau dua jenis masakan aja. Misalnya sayur bening dan tempe/tahu saja agar gak ribet. Karena waktunya mau dipake buat yang lain yang lebih produktif untuk ibadah, dll. Jadi nggak terjebak dengan menghamburkan atau masak kebanyakan. 

3. Menghemat air saat berwudhu dan mandi juga sangat penting untuk diingatkan. Perlu diingat 97% air di bumi kita ini adalah air asin atau air laut. Hanya 3 persen air tawar, dari 3 persen air tawar, 2 persennya adalah es di kutub. Jadi, manusia ibaratnya rebutan 1 persen air untuk digunakan sehari-hari.

Kalo kita wudhu dan mandi masih boros air coba deh bayangkan banyak orang yang susah mendapatkan akses air. Air kan juga dipake untuk kebutuhan petani seperti menanam.  Air memang bisa diperbaharui, tapi memerlukan waktu lama untuk bisa menjadi air yang bersih dan layak pakai. 

Wudhu 1 mud

4. Hemat energi listrik. Perlu diketahui kalo listrik kita itu mayoritas masih berasal dari batu bara. 

5. Belajarlah mengompos dan bercocok tanam. Karena dengan mengompos itu adalah salah satu cara yang indah dan sangat membangkitkan rasa syukur. Karena apapun dari tanah bisa kembali ke tanah lagi. Ini adalah salah satu nikmat Allah untuk manusia. 

6. Pasang Penanda Area Minim Sampah ketika kita ingin melakukan buka puasa minim sampah di luar rumah. Kita bisa berkoordinasi dengan RT/RW dan warga sekitar. Contoh dengan banner yang guna ulang. Sebaiknya tidak ada tahun hijriahnya biar bisa dipake ulang. 

7. Mulai gerakan sedekah sampah berbasis masjid. Dengan begitu DKM bisa diilibatkan dan DKM nanti juga bisa menapatkan kas dari donasi sampah. 

8. Menyediakan tempat sampah terpilah. Tapi ini perlu dimulai dari diri kita sendiri dulu di rumah baru bisa nular ke yang lain. 

9. Sediakan takjil yang minim sampah 

10 Peminjaman wadah untuk ifthar di masjid. Untuk cara ini pemilik bisa memberikan aturan, misalnya saat dikembalikan dalam keadaan bersih dan harus dimasukkan dalam boks sebelumnya. 

11. Siapkan air isi ulang untuk berbuka. Sistem ini harus ada orang yang piket untuk mencuci gelas agar gelas tidak kehabisan. 

12. Berikan pesan hijau di setiap hantaran kita. Isinya bisa apa saja yang mengingatkan untuk minim sampah. Misalnya : wadah ini bisa digunakan kembali, habiskan makananmu, ayo sayangi bumi. 

13. Paket sehat ramadan yang isinya sayuran, protein mentah, telur, dll menjadi pilihan bagus daripada memberikan sembako yang isinya ultra process food. Bisa dilakukan dengan yang datang bisa pake wadah sendiri.

14. Berikan donasi minim sampah misalnya buah-buahan minim sampah.

15. Hantaran dan zakat fitrah. 

16. Sholat Ied yang bersih, syahdu, dan indah


Mulailah dari apa yang kita bisa. Jangan merasa wah itu terlalu tinggi, karena pasti ada 1 atau dua hal yang bisa dilakukan. 


  • 0 Comments





 

  • 0 Comments

Apa benar perempuan dan anak-anak jadi yang paling rentan terkena dampak buruk dari adanya perubahan iklim? Jawaban dari pertanyaan tersebut saya dapatkan dari mengikuti webinar "Sustainable Futures : Young Woman Leading Climate Action" yang diadakan oleh komunitas Women's Empowerment Indonesia (WEI). 

Dalam webinar tersebut mengundang  Aeshnina Azzahra Aqilani aktiviis muda Indonesia yang sering dijuluki sebagai Greta Thunberg-nya Indonesia. Pada tahun 2019 ia bersama rekan-rekannya membuat komunitas River Warrior Indonesia. 

Nina juga pernah menulis surat yang dikirim langsung ke para pemimpin negara khususnya Eropa. ia juga pernah menjadi pembicara pada Plastic Health Summit 2021 di Amsterdam. Di 2024 ini Nina juga diundang pelaksaann dalam konferensi PBB dalam bidang lingkungan yaitu di Sesi keempat Komite Perundingan Antar Pemerintah (INC-4) di Ottawa Kanada. 

Sungai Dijadikan Tempat Sampah Oleh Banyak Orang

Dari sejak dulu, sungai sudah dianggap tempat sampah oleh banyak orang. Padahal sungai sebagai sumber kehidupan, minum dan mandi di Sungai. Sayangnya industri dan masyarakat sering sekali membuang sampah dan limbah ke situ, tapi pemerintah seakan diam saja dan tidak memprioritaskan masalah sungai.

Apa Hubungannya Perubahan Iklim dan Plastic Sekali Pakai?







Ternyata pembuatan plastik sendiri dari awal sudah menimbulkan banyak masalah. Seperti yang kita tahu pembuatan plastik dari minyak bumi yang diekstraksi untuk membuat plastilk sudah banyak menghasilkan gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim. Ekstraksi membutuhkan banyak sekali tenaga, energi, dan gas. Itu semua menghasilkan polusi dari pengambilan minyak bumi.

Plastik 99% terbuat dari minyak bumi, lho dan di dalamnya juga mengandung racun serta zat adiktif. Untuk membuat berbagai macam plastik, minyak bumi dicampur dengan banyak sekali zat racun kimia. Yang sudah diketahui sekarang cuma sekitar 6000 racun. Faktanya racun untuk membuat plastik ada lebih dari 10.000.

Di dalam 1 plastik ada puluhan ribu racun dan plastik tersebut kita konsumsi sehari-hari dengan cara kita pakai minum, makan, dari baju yang kita gunakan dan lain-lain. Jadi, dari awal diekstraksi, lalu  diproduksi, dicampur dengan racun-racun, dicetak,  dijual, dan akhirnya dibuang.

Dari proses pembuatan hingga akhirnya plastik dibuang akan menyebabkan kerusakan keseimbangan alam dan memberikan dampak bagi kita manusia.

Belum lagi ketika sampah dibakar, kandungan racun yang ada di dalam plastik akan lepas ke udara. Udara dihirup oleh manusia dan hewan, jadilah racun-racun masuk ke tubuh kita dan ke hewan yang kita konsumsi.

Saat membakar plastik,  proses tersebut akan melepas dioksin. Dioksin dianggap sebagai polutan abadi karena dia nggak akan hilang, nggak akan terurai, dan akan terus ada di udara, air, dan tanah, selamanya akan ada di tubuh dan paru-paru kita. Membakar plastik juga bisa melepas racun yang menyebabkan kanker payudara. 

Contoh nyata kalo kandungan dioksin itu nggak akan hilang adalah tragedi agent orange di Vietnam. 

Daur Ulang Bukan Solusi 

Nah ini nih yang baru saya tahu, faktanya secara global sampah yang bisa didaur ulang cuma 9% dan kebanyakan sampah yang didaur ulang gak upcycle. Misalnya selama ini yang kita tahu recycle itu kayak dari sampah botol direcycle jadi botol lagi. Sama kualitasnya. 

Faktanya itu terjadi cuma 2% aja. Yang lainnya kebanyakan di-downcycle, jadi dari botol dijadikan plastik kresek, dari kursi dijadikan sedotan. Jadi kualitasnya menurun dan harga jualnya juga murah banget. Recycle ini bukan sesuatu yang diprioritaskan. 

Kita bisa lihat dari zero waste hierarchy kalo urutannya adalah reduce, reuse, recycle. Recycle-nya terakhir dan yang harus kita utamakan adalah reduce dan reuse. Bahkan di negara maju, mereka nggak mau me-recycle sampahnya sendiri. Akhirnya mereka mengirimkan sampah mereka ke negera berkembang seperti di Indonesia untuk didaur ulang.

Baca juga: Dari Diri untuk Bumi: Refleksi Perjalanan Merawat Lingkungan Pascahari Bumi

Perempuan Paling Banyak yang Terdampak Perubahan Iklim



Dari sampah plastik bisa menyebabkan kerusakan pada kesehatan perempuan. beberapa di antaranya  ada kanker, mengganggu imun, gagal janin, keguguran, reproduksi, endokrin sistem. Dalam plastic itu ada racun namanya Endocrine Disrupting Chemicals (EDCs) yang bisa membuat perempuan jadi rentan karena racun ini menyerang reproduksi dan hormon. 

Sekarang banyak anak 4 SD yang sudah haid, bisa aja ini disebabkan karena terlalu banyak terpapar EDC ini. Kalo dulu sih saya menstruasi setelah lulus SD usia 12 tahun. Masih normal lah ya. 

Mikroplastik

Mikroplastik adalah pecahan-pecahan dari plastik. Kalo gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan sampah plastik. Tapi bentuknya nggak sempurna, berubah menjadi pecahan kecil-kecil. 

Bahayanya kalo mikroplastik sudah lepas ke lingkungan, misalnya kita buang botol plastik ke sungai, lalu terkena panas matahari, terbawa arus, angin, terbentur benda di sungai, faktor usia juga dia udah lama di sungai, nah plastik akan menjadi mikroplastik. 

Mikroplastik ini akan menyerap polutan-polutan yang ada di sekitar dia seperti magnet. Kalo di sungai misal, ada detergent, limbah industri, logam berat, itu semua nempel dan terikat ke mikroplastik. 

Sedangkan ikan tinggal makan aja tuh mikroplastik yang masuk ke lautan. Ketika mikroplastik masuk ke tubuh ikan, racun di mikroplastik akan lepas semua di tubuh ikan. Racun akan menyebar ke daging-daging ikan.

Mikroplastik sudah ada di feses, di pembuluh darah, di otak, di ASI, di plasenta. Mikroplastik kalo udah masuk ke tubuh bisa menurunkan IQ dan respon imun pada anak. Kelompok yang paling rentan terkena polusi adalah perempuan dan anak-anak. Mengganggu fungsi hormon, memicu diabetes, dan autism. 

Mikroplastik dapat mengendap dan menyebabkan iritasi pada organ kita, menaikkan kolesterol dan memicu obesitas, dan menahan distribusi darah ke organ tubuh, menyebabkan batekri infeksius, menurunkan kualitas dan jumlah sperma hingga kanker prostat, mempercepat menstruasi, menopause, menurunkan kesuburuan, dan mengganggu kehamilan. 



Yang kiri atas adalah fragmen yang keras dari botol, ember, yang bawah itu filamen bentuknya lembaran kayak kresek, yang kanan bawah itu adalah fiber dari baju kita (Poliester, nilon, spandek adalah bahan yang terbuat dari plastik). Bahan-bahan ini kalo kita cuci, terkena panas matahari, bergesekan itu akan lepas mikroplastiknya. Makanya, disarankan membeli pakaian dari bahan katun.

Yang kanan atas, itu pellet atau microbeads itu ada di dalam skincare, odol, body scrub, handsanitizer, sengaja diciptakan industri. Mikroplastik itu bisa menyerap masuk ke dalam tubuh kita.

Apa Solusi yang Efektif?

Menggunakan aplikasi Beat The Microbead

Aplikasi ini bisa mengscan komposisi skincare dan produk kulit lainnya untuk mendeteksi kandungan mikroplastik di dalamnya. Nina menyarankan untuk menginstal aplikasi ini agar bisa memudahkan kita mengecek apa saja brand yang ternyata mengandung mikroplastik. 

Close The Tap

Jadi, selama ini produksi plastik itu gambarannya kayak keran air yang terus mengalir terus sampai banjir sampai tumpah-tumpah. Meskipun ada daur ulang, beach clean up, ecobrick sama kayak kita ngepel air kerannya yang banjir. Emang membersihkan, tapi gak efektif karena hanya akan membuat kita terus menerus membersihkan sampai tiada akhir, akan kotor lagi dan lagi. Jadi percuma.

Jadi yang harus diprioritaskan adalah close the tap. Yang perlu kita dorong adalah pemerintah dan produsen untuk mengurangi atau membatasi produksi plastic sekali pakai.

Sesuai dengan zero waste hierarchy, yang pertama pemerintah dan produsen untuk redesign atau pelarangan. Konsumen- mengurangi penggunaan sekali pakai, reuse menggunakan bahan yang layak digunakan seperti kaca dan stainless.

Mengolah sampah organic. Sampah terbanyak orang Indonesia adalah organik. 70 persen sampah kita adalah organik. Kita sebagai  masyarakat bisa mengolah organik sendiri dengan mengompos. Sebaiknya setiap rumah itu mulai memisahkan sampah organik, anorganik, dan e-waste. Ini adalah cara simple yang bisa dilakukan.

Zero Waste Itu Bukan Tidak Sama Sekali Menghasilkan Sampah

Banyak yang salah mengartikan kata zero waste. Yang dimaksud dari kata-kata ini adalah kita berusaha mengurangi sampahnya, karena pada dasarnya memang tidak mungkin manusia tidak menghasilkan sampah sama sekali.  Nina merekomendasikan untuk jajan menggunakan wadah yang dari besi atau kayu.

Emang kalo pake wadah guna ulang kadang bikin orang malas untuk membawanya, dan langsung mencucinya, tapi ini adalah habit yang sangat bermanfaat untuk jangka panjang. Lakukan dari diri sendiri, lakukan sekarang, dan lakukan secara terus menerus. 

Kenapa itu penting? Semua orang berhak tinggal di lingkungan yang bersih, sehat, kita berhak menghirup udara bersih, minum air yang bersih, bermain disungai, pantai yang indah. Jadi jangan sampai hak kita dirampas oleh produsen dan pemerintah yang kurang tegas atau siapa pun yang hanya memikirkan profit tanpa planet.

Tantangan Menjadi Aktivis Lingkungan

Plastik itu nggak kita rasakan dampaknya secara instan, beda kayak sakit batuk misalnya hari ini kita minum es, besok langsung batuk. Dampaknya sangat lama bisa tahunan dan mematikan. Sedangkan para aktivis lingkungan ini hidup seperti minoritas di mana belum banyak orang yang aware akan lingkungan. 

Jadi, tantangannya adalah mengedukasi orang-orang akan bahaya plastik, tapi plastik masih terus menerus diproduksi. Namun, menurut Nina, cara ampuh buat menginfluence orang adalah dengan mencontohkan terus.

Peran Orang Tua Nina Mengencourage dan Menginfluence untuk Berani Speak up, Bikin Organisasi, dan Action.

Masuk ke sesi QnA saya menanyakan peran orang tua Nina, bagaimana cara parenting-nya. Ternyata Nina ini adalah anak dari Prigi Arisandi seorang aktivis lingkungan dan biologist. Beliau juga founder dari Ecoton Foundation yang merupakan organisasi konservasi yang peduli dengan permasalahan sungai di Indonesia. Ibunya pun sama juga aktivis lingkungan dan biologist.  

Dari Nina belum sekolah selalu dibawa ke sungai, gunung, hutan, dan oantai untuk melakukan penelitian. Orang tuanya juga selalu mendidik dengan cara lead by example, tunjukkin aja tapi gak usah dipaksa dan yang paling penting dikenalkan sejak dini. 

Pandangan Nina terhadap TPA Bantar Gebang di Jakarta

Ada peserta lain yang bertanya bagaimana pandangan Nina di Bantar Gebang sampahnya sudah menumpuk dan banyak, pekejanya pun sudah membaur dengan sampah dan tidak memakai alat yang memadai seperti masker, sarung tangan dan alat proper, makan siang dengan suasana sampah yang menumpuk. 

Menurut Nina kita nggak bisa bisa menyalahkan masyarakat juga. Karena kalo mereka nggak ada tempat sampahnya mau gimana? Seharunya pemerintah daerah itu sudah menyediakan tps 3R yang memadai dan menyeluruh sehingga semua desa punya tpsnya masing-masing. Saya juga setuju dengan pendapat Nina ini. 

Memang seharusnya semua petugas yang ada di Bantar Gebang menggunakan pengaman seperti masker, sarung tangan, sepatu yang proper dan lain-lain. Namun, masyarakat sendiri suka ngeyel dan dari pemerintah maupun pihak pengelola Bantar Gebangnya sendiri tidak menyediakan alat yang proper.

Sebagai masyarakat kita bisa menyuarakan misalnya dengan memfoto dan mengirimkan surat ke pemerintah daerah untuk bisa segera diprioritaskan. 

Mekanisme Menulis Surat ke Presiden atau ke Pemerintah Daerah 

Jika kita mau menulis surat ke pejabat negara lebih baik kirim ke kantornya saja, jangan lewat email karena biasanya tidak dibalas kalo lewat daring. Kalo mengirim surat bentuk fisik ada kemungkinan surat kita dibalas. 

Jadi kita perlu cari alamatnya di internet terus kirim suratnya ke sana. Sedangkan kalo isinya sendiri harus teliti ya, sampaikan berupa fakta yang di lapangan, data, pengalaman yang dirasakan, dampak yang membahayakan dan sebagai penutup adalah tuntutan seperti meminta untuk diadakan TPS 3R yang memadai dan baik, peraturan tentang pelarangan plastik sekali pakai. 

Apakah Ada Upaya yang Efektif Selain Membeli Sachet?

Pertanyaan ini menarik. Sekarang Industri seperti kosmetik, skincare menyediakan produk sachet, kemasan sachet itu kan menambah sampah tapi sayangnya kita belum bisa menghindari karena kita juga butuh kepraktisan dari sachet. 

Faktanya, sachet cuma dijual di negara berkembang dan miskin. Saat Nina berkunjung ke negara maju di sana dijual dalam bentuk besar seperti botol, kertas, yang bisa diolah lagi. Jadi kita harus mengenyampingkan kenyamanan kita demi kesehatan kita dan lingkungan. 

Dari sisi konsumen kita udah nggak bisa ngapa-ngapain, karena yang disediakan produsen adalah sachet dan memang harganya murah, tapi dampak negatif jangka panjangnya nggak dipikirin sama produsen. Padahal ada EPR. EPR itu Extended Producen Responsibility. Ini tuh produsen harus memikirikan sampah produknya dari awal dibuat sampai jadi sampah akhir. Itu tanggung jawab produsen sebenarnya. Jadi konsumen nggak usah mikirin sampahnya dibuang kemana. Seharusnya setiap brand mempunyai sistem pengumpulan sampahnya sendiri dan nggak hanya memikirkan profit aja, tapi harus people, planet, proft. 

Terus apa yang bisa kita lakukan? sebaiknya dari sisi konsumen menghindari membeli produk dari sachet, tapi yang ukurannya besar saja. 


Nah, itu beberapa insight yang saya dapat dari mengikuti webinar "Sustainable Futures : Young Woman Leading Climate Action" yang diadakan oleh komunitas Women's Empowerment Indonesia (WEI) ini. Semoga bisa menambah pemahaman bagi pembaca terkait bahaya plastik khususnya untuk perempuan dan anak ya. 

  • 2 Comments
A Guide to Green Traveling Journey Experience More with Less Waste Bersama Erha Perfect Shield

Akhir September lalu saya berkesempatan hadir di acara A Guide to Green Traveling Journey Experience More with Less Waste Bersama Erha Perfect Shield yang berlokasi di Jakarta. 

Dalam acara tersebut, Erha sekaligus melakukan launching product ERHA Perfect Shield Active Light Sunscreen dan memberi tahu ke peserta yang hadir jika mereka memiliki program daur ulang untuk setiap kemasannya. Jadi, konsumen bisa tinggal datang ke gerai Erha dan di setiap gerainya tersedia drop box untuk menaruh bekas packagingnya agar didaur ulang. 

Yang juga nggak kalah keren, ada talkshow yang membahas eco friendly travel dengan menghadiri dua narasumber yaitu Pembicara Benedict Wermter atau yang dikenal Bule Sampah content creator lingkungan dan director dari Yayasan Veritas Edukasi Lingkungan Foundation (@vel.earth) serta environmental educator dan Annisa Budiarti  founder sustainbabes.id. Acara ini di moderatori Umar Saputra dan Sarah Raisa. 


Apa saja Insight yang Gue Dapat?

Menurut Kak Bene, yang namanya ngomongin lingkungan bukan cuma plastik aja yang urgent tapi juga sampah organik. Karena sampah organik tuh juga menjadi salah satu yang menghabiskan banyak lahan ya. Bisa diatasi dengan mengompos maupun budi daya maggot ya. 

Di Singapura itu ada peraturan yang strong banget di mana mereka nggak boleh buang sampah sembarangan dan masyarakatnya mengikuti aturan. Menurut Kak Bene di Jerman budayanya udah pada milah sampah di rumah. Harusnya budaya seperti ini juga berlaku di Indonesia. 

Kak Bene bercerita kalo di Jerman juga sempat mengalami masalah sampah seperti di Indonesia 30-40 tahun lalu. Namun, pemerintah Jerman melakukan kampanye dan mengalokasikan dana untuk memberikan edukasi tentang sampah ke masyarakatnya. Kampanyenya sukses besar karena mereka memprioritaskan masalah sampah. 

Nah, Indonesia harusnya juga seperti itu. Kita harus membuat edukasi tentang sampah dan membuatnya menjadi prioritas.

A Guide to Green Traveling Journey Experience More with Less Waste Event


Sustainable Traveling itu Apakah Impactful dan Gimana Caranya Kita Mulai Melakukannya?

Kak Annisa memberikan pandangannya, menurutnya jangan pernah berpikir satu orang buang sampah dan itu cuma sampah kita aja. Coba bayangin kalo banyak orang yang juga melakukannya. Bakal ada berapa banyak sampah yang dihasilkan. 

Menurut Kak Annisa, sustainable traveling itu simple, semudah kita membawa tumbler dan shopping bag itu udah membantu banget.  

Dari pengalaman Kak Annisa yang sudah melakukan perjalanan ke beberapa negara di US, Asia, maupun Eropa, ia belum banyak menemukan turis orang Indonesia yang saat traveling menggunakan tumbler atau shopping bag. Malah yang sudah terbiasa adalah traveler dari negara lain. 

Kalo di Jerman cukup beruntung karena mereka bisa langsung minum dari keran yang sudah banyak tersedia di berbagai tempat umum. Kak Bene mengatakan sebenarnya di Indonesia bisa kita mengurangi sampah botol plastik, misalnya dengan mengadakan fasilitas isi ulang air minum. Sayangnya masyarakat Indonesia lebih nyaman menggunakan botol sekali pakai dan langsung membuangnya. 

Apa Kebiasaan di Indonesia yang Sebaiknya Dipertahankan?

Sebenarnya di Indonesia sendiri udah punya habit ekonomi sirkular, seperti refuse, reduce, reuse, refill, repair, repurpose. Misalnya seperti memperbaiki atau memperbaharui barang seperti baju, hp, menggunakan produk kembali dan lain-lain yang udah jadi lifestyle kita dari lama. Tapi banyak orang gak sadar. Dan harusnya kita juga mengurangi pemakaian sekali pakai sebagai budaya sehari-hari. 

Jerman jadi salah satu negara yang juara dalam pemilahan sampah, tapi sayangnya mereka juga lupa untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai, bahkan bisa lebih parah daripada Indonesia. Jadi ingatlah kalo setiap negara tuh punya masalahnya sendiri yang perlu dipermasalahkan. 

Menurut Kak Bene, sebenarnya awarenessnya udah mulai kebangun, tapi yang kurang adalah memahami solusinya. 

Projek Sederhana yang Bisa Diterapkan untuk Anak-anak Gen Z agar Aware tentang Sampah

Selalu ingat hirarki sampah yaitu mencegah dengan menolak sampahnya dulu (prevent) mengurangi, menggunakan kembali, daur ulang. Yang sebenarnya basic yang harus diikuti. Dan masyarakat harus mengerti tentang perjalanan konsumsi dan gunung sampah. 

Misalnya aksi-aksi bersih-bersih pantai, sungai, plogging meski itu aksi yang baik tapi itu bukan solusi. Itu cuma solusi sesaat. Waste management itu start from consumption, bukan collecting waste. 

Kak Annisa menambahkan, prakteknya bisa dimulai dari yang paling gampang dilakukan dulu aja. Misalnya skincare kalo belum habis ya jangan beli dulu. 

Baca juga: LWL Talk; Sustainable Home, Sustainable Generation

Bagaimana Caranya Agar Masyarakat Tidak Bergantung pada Pihak Seperti Pandawara dan Menyadarkan Masyarakat untuk Tidak Buang Sampah Sembarangan?

Yang paling utama sebelum kita menyadarkan orang adalah fokus sama diri sendiri, apakah kita sendiri sudah bisa terbiasa tidak buang sampah sembarangan? Dicontohin aja. Kak Annisa tinggal diapartemen dan awalnya ia sudah memilah sampah, tapi sama pihak management sampah apartemennya justru dicampur lagi. 

Lalu Kak Annisa memutuskan untuk memakai jasa kurir pilah sampah untuk dibawa sampahnya. Dengan kebiasaan tersebut banyak tetangga dari Kak Annisa yang mulai penasaran dan bertanya. Nah, saat bertanya seperti itulah baru Kak Annisa menjelaskan. Jadi, tidak bisa kita langsung menyuruh saja orang lain untuk mengikuti cara kita. Lebih baik kasih contoh saja yang diperbanyak. 

Ada satu hal yang keren banget yang disampaikan Kak Beni, yaitu kalo acara-acara clean up seperti beach clean up, river clean up, dan sejenisnya pokoknya seperti yang dilakukan oleh Pandawara itu sebenarnya bukan bener-bener membersihkan, tapi cuma mengumpulkan sampah aja. 

Harusnya acara clean up juga dibarengi dengan edukasi ke masyarakatnya. Seperti masyarakat bisa diberikan edukasi sebenarnya sampah apa sih yang paling banyak dihasilkan? dianalisis bahan-bahan yang ada dalam sampah tersebut itu apa aja? kenapa gak boleh dibuang sembarangan, dampaknya apa buat masyarakat dan lingkungan, apa aja sih ekosistem di dalam sungai? Kalo sungai tercemar dampaknya apa? Apa hubungan sampah dengan konsumsi?

Baca juga: Peran Perempuan dan Anak Muda dalam Mengatasi Krisis Iklim

Kalo Lagi Berpergian ke Dalam Negeri dan Daerah Destinasi Tempatnya Tidak Ada Bank Sampah Apakah Kak Beni dan Kak Annisa Membawa Pulang Sampahnya ke Jakarta?

Dari pengalaman Kak Annisa, memang minim sampah saat traveling tuh lebih sulit. Kalo ia berlibur ke dalam negeri, pastinya kita sudah hapal dengan kebiasaan restoran atau tempat makan dan masyarakatnya yang tidak banyak menyediakan atau membawa alat makan sendiri, untuk itu Kak Annisa bakal membawa cutlery, tempat makan sendiri, dan saputangan. Tapi kalo sampahnya tidak bisa dihindari dan di lokasi wisata tidak ada tempat sampah terpilah, Kak Annisa bakal membawa pulang sampahnya untuk dipilah di rumah.  

Namun, yang perlu diingat, lakukan saja semaksimal yang kita bisa dan prevent dengan membawa berbagai perlengkapan minim sampah yang sekiranya diperlukan. 

Kak Beni menambahkan saat melakukan perjalanan ke Jepang, ternyata di sana nggak banyak bank sampah, tapi masyarakat Jepang melatih diri mereka untuk menyimpan sampah dan nanti dipilah di rumah. 

Saran dari Kak Beni, kalo lagi traveling jangan lupa bawa wadah sendiri buat jajan dan tumbler dan kalo terpaksa memproduksi sampah sementara di tempat tersebut nggak ada bank sampah atau tempat sampah terpilah better dibawa pulang aja. Terakhir, kita emang butuh infrustruktur yang memadai untuk mendorong masyarakat untuk mengurangi sampah dan membuang di tempat sampah terpilah. Jadi, sebaiknya kita bisa minta pemerintah untuk improve. 

Pastikan juga saat memilih hotel, restoran, tempat wisata sebisa mungkin booked yang mendukung sustainability dan green traveling. Namun, yang diutamakan adalah tetap prevention. Take only memorise and leave only footprints. Jadi traveler tuh jangan egois, bukan cuma kita yang berhak menikmati keindahan alam, tapi banyak orang lain yang belum melihat baik orang yang sudah ada saat ini maupun generasi yang akan datang. Jadi, mari dijaga dan jangan buang sampah seenaknya. 





  • 0 Comments

Sebagai orang awam yang tidak memahami tentang ilmu kesehatan, di kepala saya jika mendengar kata diet langsung berpikiran tentang mengurangi asupan makanan. 

Namun, pemahaman saya tentang diet berubah setelah datang ke acara Brunch Date with dr. Yovi Bedah Buku Conscious Diet yang bekerjasama dengan Female Digest selaku media perempuan yang mengulas gaya hidup dan pemberdayaan perempuan. Di event yang diadakan hari Minggu (9 Juni), saya dan para blogger yang tergabung dalam komunitas Indonesian Social Blogpreuner  (ISB) diajak lebih memahami apa itu diet yang berhubungan dengan wellness. 

Diet Bukan Mengurangi Konsumsi Makanan



Diet yang biasa dikenal orang adalah kurangi makan atau tidak makan makanan tertentu. Padahal definisi diet sendiri adalah mengatur ulang apa sih yang mau kita masukkan ke dalam badan. Diet sendiri juga memiliki hubungan dengan mental seperti stres dan mental block.  

dr. Yovi Yoanita adalah dokter yang memiliki keahlian beragam. Bukan hanya praktisi nutrisi, tapi beliau juga memiliki spesialisasi di bidang wellness, anti aging, dan slimming. 

Untuk mempraktekkan ilmu yang beliau punya, maka berdirilah Y Clinic. Klinik ini berdiri sejak tahun 2022 dan fokus sebagai tempat pusat Kesehatan yang mendukung konsep “Wellness” berbasis self love. 

Beliau juga adalah seorang dosen yang sekarang aktif mengajar di Universitas Parahyangan Bandung di fakultas kedokteran. Karya sendiri, beliau  menulis buku yang berjudul Conscious Diet #KenaliTubuhmuSebelumDiet yang diterbitkan di tahun ini di bawah naungan PT. Elex Media Komputindo. 

Dalam bukunya yang terdiri dari 101 halaman ini, dr Yovi ingin menekankan sehat itu berawal dari diri kita sendiri, termasuk diet ada keterkaitannya juga dengan personality kita, wellness, bagaimana kita harus bersikap, jadi bukan soal nutrisi yang seimbang saja. Jadi, mindset-nya perlu mengedepankan harmoni antara body, mind, and soul. 

Karena antara body, mind, and soul ini terpisah. Tubuh, pikiran, dan jiwa kita punya maunya sendiri. Dari kecil pikiran kita sudah dibentuk dari lingkungan. Kalo kita sadar dengan pilihan kita sendiri, kita bisa mengatur hidup kita akan seperti apa. 

Cycling Diet 

Orang gak seneng sama badannya, gak nyaman sama badannya, misalnya karena habis melahirkan, sakit, atau mau ada acara tertentu, sehingga berpikir untuk melakukan diet tertentu. Diet yang biasa dikenal orang adalah kurangi makan atau tidak makan makanan tertentu. Akhirnya karena merasa kelaparan banget atau merasa frustasi, orang tersebut tidak kuat, kembali ke habit lama dan itulah yang membuat berat badannya naik lagi dan gak happy. 

Salah satu sebabnya karena di otak tidak ada goal dan start. Makanya sangat disarankan saat ingin memulai diet lebih baik berkonsultasi dengan dokter atau ahli untuk tahu kondisi tubuh kita sekarang seperti apa dan diet yang cocok seperti apa. Gunanya agar tidak cepat menyerah dalam menjalani proses penurunan badan dan tahu apa saja goal serta berat badan idealnya. 


Dr. Yovi pernah berat badannya mencapai hampir 80kg. Nah, dengan berat yang sudah normal sekarang ini, ternyata bisa lho mengubah orang mulai dari cara berpikir, bicara, bersikap. Karena ini adalah ttg habit dan diri kita. Jadi bukan hanya tentang apa yang kita makan. Ingatlah selalu ungkapan, you are what you it artinya apa yang kita makan, itulah cerminan diri kita.

Stres dan Tubuh

Saat stres tubuh kita mengeluarkan hormon kortisol. Kortisol itu sebenarnya diperlukan tubuh untuk pembakaran lemak, tapi kalo jumlahnya berlebih atau kurang pun malah jstru menghambat pembakaran lemak. Selain kortisol, saat stres, insulin juga muncul. Kortisol berpengaruh ke jantung, liver, sistem imun, dan lain-lainnya. 

Kalo tubuh gemuk, bukan cuma soal estetika, tetapi tanda ada gangguan di metabolisme tubuh. Tubuh kita ini investasi dan harus dijaga dengan mementingkan kepentingan diri kita dulu. Jadi, daripada langsung menasheati atau menyuruh orang untuk memperhatikan kesehatan, lebih baik mulai dari diri sendiri dulu. Kalo ada perubahan di diri kita bisa jadi inspirasi buat orang lain. 

Kenapa Kita Harus Punya Berat Badan Normal?

Karena ada penelitian, ternyata otak orang yang overweight itu banyak masalah. Baik di badannya, otaknya, maupun mentalnya.  Gemuk bukan berarti sehat, tapi banyak masalah. Jadi, dengan berat badan yang normal tubuh, pikiran, dan jiwa kita bisa bekerja secara harmoni dan kita bisa menjalani hidup dengan lebih baik. 

Ternyata saat kita merasa lapar belum tentu artinya kita perlu makan dengan jumlah besar atau bahkan belum tentu artinya kita perlu beneran makan. 

Jenis-jenis lapar ada beberapa macam. Beberapa di antaranya lapar fisik cirinya dikasih makanan apa saja mau. Tapi kalo emotional eating, dia spesifik pengennya apa. Practice hanger itu coba aja minum dulu. Jadi belum tentu beneran laper, tapi bisa jadi cuma haus.

Di Conscious Diet nanti ajarkan gimana caranya kita mulai mengenali apa sih sumber emosi ini. Karena jangan sampe karena menutupi emosi kita, larinya ke makan yang nggak terkontrol dan bisa bikin kita gak sehat dan stres. 

Apakah Diet Itu Diperlukan Bagi Orang yang Kurus? 

Tubuh yang terlalu kurus atau terlalu gemuk tandanya ada masalah di metabolisme. Laki-laki biasanya cenderung kurus karena testoteronnya tinggi. Testoteron itu lebih membakar lemak. Tapi, ada kondisi tertentu yang bikin insulinnya terlalu senstif sehingga setiap ada karbo yang masuk cepat ke serap dan dibakar lagi atau ada masalah pencernaan yang membuatnya tidak bisa gemuk. 

Itulah sebabnya kalo kita merasa tubuh terlalu kurus atau sudah berusaha menaikkan berat badan tapi tidak kunjung naik berat badannya takutnya ada hipotiroid. Hipotiroid cenderung cepat gemuk. Kalo hipertiroid kebalikan, mau makan sebanyak apa juga tetep kurus. Jadi, harus tetep cek kondisinya.

Dorongan Kuat untuk Makan Atasi dengan 4D

Ketika ada keinginan makan berlebih apalagi ada pilihan makanan yang berlebih, coba gunakan 4D. 

Delay

Setelah makan, coba delay dulu 25-30 menit. Dan perlu diketahui, rangsangan kenyang itu baru datang 20 menit setelah makan. Jadi, jangan makan terus hingga nunggu kenyang baru berhenti. Lebih baik makan ditakar sesuai porsi kita. 

Lalu kalo sudah habis, berhenti dulu dan alihkan dengan nunggu 25-30 menit. Kalo masih lapar coba konsumsi kalori kosong kayak sayuran yang direbus atau dikukus, biasanya itu bikin kenyang. 

Distrak

Selama waktu delay tersebut, coba alihkan pikiran kita ke hal lain untuk menciptakan distraksi. Kita bisa melakukan sesuatu. Jadi, setelah selesai makan, kita bangun dulu jangan berlama-lama di meja makan, agar nggak ada keinginan untuk makan lagi. 

Kita bisa melakukan aktivitas seperti pekerjaan rumah, bermain gim, jalan kaki di sekitar rumah, dan lainnya. 

Decide 

Setelah 30 menit melakukan aktivitas tadi ternyata masih lapar, kita perlu memutuskan apakah benar lapar atau tidak, karena biasanya keinginan mengonsumsi sesuatu akan reda. Jika mau makan lagi, tentukan mau makan apa. 

dr. Yovi menyarankan sebaiknya saat makan besar, pastikan di piring sehat itu porsinya cukup dan beragam isinya. Dengan begitu kita bisa kenyang lebih lama. Sebaiknya di dalam piring ada 1/4 karbohidrat, 1/4 adalah protein, dan 1/4 sayur. Paling bagus itu makannya sayur dan protein dulu dikonsumsi, baru karbohidrat. Sebenarnya ini cara yang bagusnya. Ingat makan itu bukan untuk enak, tapi untuk sehat. 

Menu sarapan juga mulai dibiasakan untuk mengonsumsi banyak sayur dan protein. Kalo kebiasaan dr. Yovi, beliau hanya mengonsumsi karbo di siang hari dan malam harinya mengonsumsi sayur dan protein. 

Karena menurutnya orang yang tidak bekerja berat, seperti atlet, tukang bangunan, atau becak tidak perlu karbo yang banyak. Jadi, makanan untuk kita fungsinya meregenerasi. Itulah sebabnya sangat disarankan memperbanyak sayur dan protein. 

Drink Water

Air putih sendiri bukan cuma membantu memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh saja, tapi juga membantu tubuh maupun pikiran jadi lebih rileks dan mendistraksi rasa lapar kita. Karena bisa saja rasa lapar yang dirasakan, ternyata adalah rasa haus. 

Yang saya baru tahu juga, ternyata  kalo kita sehabis bangun tidur, langsung terasa lapar, itu biasanya makan malam terakhirnya kurang bagus atau metabolisme kita tidak bagus. Orang yang tidurnya kurang juga cenderung lebih cepat lapar. 


Kalo kita mengonsumsi sesuatu yang berkalori di tubuh kita, artinya kita memasukkan inflamasi di tubuh kita. Infamasi di tubuh kita membuat tubuh kita jadi lebih cepat tua dan merusak sel lain. 

Gim Point of  You 



Setelah sesi bedah buku Conscious Diet dari dr Yovi, dilanjutkan dengan sesi games point of you. Point of you adalah tools atau metode permainan kartu untuk membantu proses menggali lebih jauh informasi tentang sudut pandang seseorang.

Biasanya, dr. Yovi menggunakan tools ini untuk mencari tahu apa sudut pandang pasiennya, karena setiap orang itu sudut pandangnya berbeda tergantung dari mindset-nya. Lewat cara ini biasanya dr. Yovi bisa tahu cerita dari riwayat kesehatan dan kebiasaan pasiennya. Jadi, satu gambar dengan pancingan pertanyaan bisa membuka sudut pandang terdalam kita. 

Cara mainnya, ambil satu kartu yang sudah disediakan. Kartu diambil secara bebas. Di kartu tersebut ada gambar dan tulisan. Dan kita diminta mengartikan gambar dan tulisan berdasarkan dari pertanyaan yang diberikan. Pertanyaan yang diberikan saat itu adalah masalah emosi apa yang mempengaruhi nafsu makan saya?




Saya sendiri mendapatkan kartu di atas. Bingung menafsirkannya. Tapi, yang muncul di kepala saya adalah, mungkin dulu saya termasuk orang yang suka khawatir dengan pendapat orang terhadap tubuh saya. 

Dulu saya sempat kurus memang dan sering dibilang cacingan. Dan kondisi itu sempat membuat saya stres. Tapi seiring usia bertambah sepertinya saya makin dewasa menanggapi ucapan orang. Tidak terlalu memusingkan lagi, selama saya enjoy menjalaninya!

Mengenal Lebih Dekat Y Clinic 



Kalo melihat dr. Yovi, rasanya paket komplit. Gak perlu diragukan pasti cerdas dan cantik, serta banyak sekali karya dan jasa yang sudah dihasilkan. Y Clinic salah satunya. Klinik kecantikan yang sudah berdiri sejak 2022 ini merupakan tempat pusat kecantikan yang mendukung konsep “Wellness” berbasis “SELF LOVE”. Di sini bukan hanya menyediakan layanan kecantikan untuk mencapai berat badan yang sehat dan langsing serta penampilan wajah (estetik), tapi juga mencakup mental health. 


Layanan Y Clinic

Facial Treatment
  • Detox Facial 
  • Facial Dermabrasi 
  • RF Face 
  • Dermaglow
  • Oxygeneo

Skin Treatment 

  • Hifu Face 
  • PRP Hair/Face
  • Pure white Scartherapy
  • PDRN Salmon DNA 
  • Peeling Acne 
  • Peeling Brightening 
  • V Line Inject 
  • Juvilent Inject
  • Botox 
  • IPL Face & Hair Remove
Personal Design 
  • Scio Test 
  • Bars
  • Hypnotherapy 
  • Fingerprint 
  • Conscious Life Design 
  • Food Sensitivity
Personal Life Design 
  • Consultation Cartomancy 
  • Human Design 
  • Brain Wave
Dan masih banyak yang lainnya. 


Di klinik yang berlokasi di Bintaro ini juga menggunakan teknologi masa kini bernama Bio Feedback. Alat ini semacam scan test yang bisa mengecek secara cepat untuk memperkirakan problem kesehatan dari lifestyle kita. Misalnya, lifestyle apa yang cocok? vitamin apa yang kurang? Sedang stres apa? Bagian organ mana yang sedang menurun? dan lainnya. 

Juga ada fingerprint untuk mendeteksi minat-bakat, kekuatan kita apakah di otak kanan/kiri, dan lainnya. Brain wave untuk membantu meningkatkan fokus otak. 

Saya dan 23 blogger lainnya berkesempatan berkeliling ke semua area Y Clinic. Salah satu kelebihan dari Y Clinic adalah menerapkan metode non medis dan pengobatan modern. 


Eat Alinea




dr. Yovi juga memiliki healthy diet cathering bernama Eat Alinea. Usaha yang dibangun bersama temannya ini fokus menghadirkan menu diet yang sehat, bernutrisi, tapi tetap rendah kalori dan juga nikmat. 

Rezeki kami mendapat kesempatan mencoba salah satu menu dari Eat Alinea. Katering sehat ini selalu menghadirkan menu yang dimasak dari bahan-bahan segar dan berkualitas tinggi dan pastinya harga terjangkau.

Kesan-Kesan Saya di Bedah Buku Conscious Diet with dr. Yovi Yoanita


Suasana acara bedah buku kali ini berbeda dari yang pernah ada, di mana biasanya hanya satu arah saja yaitu si penulis yang banyak berbicara. Tapi di acara kali ini lain. Peserta diajak untuk aktif sharing pengalamannya menurunkan berat badan dan sekaligus konsultasi colongan hehe. Teh Ani sebagai MC pun juga aktif mendorong kami untuk curious terhadap topiknya. 

Keseruan makin asyik karena ada sesi gim point of view, sehingga suasana tidak membosankan. Kami pun juga diajak refleksi diri dari kartu yang kami peroleh. 

Baru kali ini saya datang ke sebuah bedah buku, tapi banyak sekali bonus yang didapatkan. Gimana tidak, selain saya mendapat ilmu langsung dari pakarnya yaitu dr. Yovi dan bisa menambah networking. Buku pun kami peroleh karena tadinya buku Conscious Diet dijadikan hadiah untuk 3 peserta teraktif saja, eh dr Yovi baik hati banget ngasih ke semua peserta. 

Makanya, kalo mau tahu isi bukunya dan kesan saya setelah membaca bukunya, kamu harus tungguin postingan saya berikutnya ya. 

Kami juga diberikan voucher treatment. Saya sendiri mendapat facial treatment. Allah emang tahu aja, wajah saya lagi perlu perawatan ekstra :)

Saya juga berkesempatan nyobain vitamin penghancur lemak DBD Slender yang diracik langsung oleh dr. Yovi. 

Intinya dari acara ini saya belajar, jika urusan diet itu tidak bisa langsung praktek cap cip cup, ikut-ikutan saja. Tapi harus mengenali diri dan mempertimbangkan dengan matang sesuai dengan kebutuhan tubuh. 

Terima kasih dr. Yovi dan Teh Ani untuk kesempatannya!





  • 0 Comments
Older Posts Home
BloggerHub Indonesia

About me

Eka-Rahmawati


Eka Rahmawati

"Behind Every Successful Woman, It's Her Self — Unknown


Follow Us

  • instagram
  • Twitter
  • facebook
  • Linkedin
  • YouTube
  • Kompasiana

Banner spot

Blogger Perempuan

recent posts

Labels

Belajar Bareng Buku & Film Cooking digital agency Healthy Kecantikan Kelas Penyiar Indonesia Lomba blog Makan Melancong Produk Lokal Review

Popular Posts

  • Kenalan dengan InShot, Aplikasi Edit Video untuk Pemula yang Mudah Digunakan
  • Senangnya Jadi Narablog di Era Digital
  • 7 Langkah Perawatan Wajah yang Wajib Dilakukan Perempuan

My Portfolio

  • SEO Content Writing 1
  • SEO Content Writing 2

Blog Archive

Eka Rahmawati. Powered by Blogger.

Pageviews

instagram

Created By ThemeXpose | Distributed By Blogger

Back to top