"Pakeeet" Suara Mas-mas kurir Sociolla atau dari si Cepat saat membeli produk sikincare di Beauty Studio by Female Daily terdengar saat aku sedang bekerja di kamar.
Itu suara yang memang ditunggu-tunggu kalau abis gajian :D. Biasanya aku memang mem-budget-kan nominal tertentu untuk membeli skincare yang emang biasa dipakai atau untuk mencoba produk baru.
Kalau aku lagi mau coba produk skincare baru, satu hal yang nggak pernah aku lupa lakukan yaitu melakukan patch test. Sebenarnya apa itu patch test ? Tes ini dilakukan terhadap semua produk skincare, kosmetik, atau pewarnaan rambut dan pengeritingan agar bisa mengetahui apakah ada efek negatif di kulit dari kandungan produk tersebut.
Patch test sangat penting dilakukan bukan hanya untuk produk yang baru kamu coba. Tapi jika kamu baru mencoba produk yang mengandung bahan yang belum pernah ada di rangkaian skincare atau kosmetik kamu sebelumnya.
Mungkin kamu berpikir jika patch test dilakukan hanya pada orang yang memiliki kulit acne prone atau yang sensitif aja kan? Awalnya aku juga berpikir kayak gitu. Tapi, pas dicari tahu ternyata semua jenis kulit termasuk yang kulitnya normal juga perlu melakukan patch test, lho.Satu lagi, bukan hanya wanita yang perlu melakukan patch test, tapi pria pun juga perlu melakukannya.
Tujuan melakukan patch test ini untuk mencegah efek negatif dari pemakaian skincare atau yang kita pakai. Dampak negatifnya bisa macam-macam, misalnya alergi (bengkak, kemerahan, rasa gatal, ruam, sensasi terbakar/tersengat), iritasi, atau breakout.
Kandungan yang Dapat Memicu Reaksi Negatif di Kulit
Cara Melakukan Patch Test
Source: https://www.bdesupport.com/skin-test-before-new-face-products/ |
Berapa Lama Melakukan Patch Test?
Cara Mengatasi Reaksi Negatif Setelah Patch Test
Jika selama melakukan patch test itu ternyata muncul berbagai reaksi seperti merah, panas, perih, dan gatal yang nggak kunjung hilang, segeralah membersihkan bagian tersebut dengan pembersih yang gentle dan sesuai jenis kulit ya. Itu tandanya jika kamu tidak cocok dengan bahan aktif atau produk yang di patch test tersebut. Produk yang ngga cocok tersebut bisa diberikan pada orang lain seperti teman atau saudara. Siapa tahu mereka justru cocok pakai produk itu.
Jika Skincare Menimbulkan Breakout Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Nah, kalau ternyata muncul breakout di kulit kamu, jangan buru-buru panik. Selain stop pemakaian produk yang membuat breakout, kamu lebih baik coba fokus dulu ke basic skincare. Kamu bisa pakai cleanser, pelembap, dan sunscreen yang emang beneran cocok sama kulit kamu.
Untuk sunscreen pilih yang nggak berat, nggak terlalu creamy tapi sedikit cair. Tujuannya biar menormalkan atau me-reset lagi kondisi kulit yang rusak. Buat malam harinya juga better nggak pakai banyak produk. Cukup double cleansing dan pelembap yang sesuai jenis kulit.
Cara ini nggak ada aturan bakunya. Kamu bisa lakukan back to basic ini selama seminggu, dua minggu, atau sebulan. Kamu yang paling tahu kondisi kulitmu seperti apa. Hehehe. Lalu hindari juga produk yang aktif ya, seperti vitamin C, retinol, AHA, dan BHA selama proses back to basic ini.