Eka Rahmawati

  • Beranda
  • Profil
  • Makan
  • Sehat
  • Cantik
  • Jalan
  • Buku&Film
  • Belajar


Salah satu brand dari Korea Selatan yang sudah banyak di-review beauty vlogger dan beauty blogger adalah Laneige. Saya sendiri sudah pernah me-review produk Laneige yang lip sleeping mask-nya karena memang juara banget hasilnya. 

Baca juga: Review Laneige Lip Sleeping Mask yang Bikin Bibir Lembap

Kali ini saya mau me-review salah satu produk yang juga dibicarakan oleh banyak perempuan penggemar skincare Korea, yakni Laneige Water Sleeping Mask. Mungkin ada dari kamu yang belum tahu soal produk ini atau mungkin masih ragu buat beli produknya karena takut tidak cocok atau mempertimbangkan harganya.

Coba yuk simak poin-poin yang bakal saya kasih tahu soal review Laneige Water Sleeping Mask berdasakan pengalaman saya menggunakannya selama satu bulan  ini. Check it out ya!


Packaging 







Dari sisi packaging, Laneige Water Sleeping Mask terbuat dari kaca yang didominasi warna biru muda. Dengan sentuhan warna putih untuk tulisan produk. Di dalamnya ada seal putih yang membatasi produk dengan tutupnya. Jadi lebih higienis. 

Pada saat saya membuka pertama kali produknya, sealnya sangat sulit dibuka. Tapi menurut saya itu bisa menjadi kelebihan karena untuk menjaga kualitas produk tetap aman sampai ke tangan konsumen.




Di dalam kemasannya juga sudah disediakan spatula. Kalau mau pakai, tinggal oleskan saja produknya ke wajah menggunakan spatula, praktis dan tetap higienis. 




Aroma, Tekstrur,  dan Warna

Untuk aroma Laneige Water Sleeping Mask saya suka karena baunya ringan, lembut, dan menyegarkan. Mirip aroma air. Tekstur dari Laneige Water Sleeping Mask ini semi gel. Sekilas seperti krim tapi tidak terlalu thick dan agak sedikit cair jadi mudah meresap.  Setelah bangun pagi, hanya di area hidung saja yang terasa greasy, selebihnya fine, bahkan lembap. Warnanya biru muda.





Varian 

Di pasaran, Laneige punya 3 jenis masker. Selain yang biru, ada dua lagi nih yang juga jadi andalan. 

Water Sleeping Mask (Lavender)

Laneige Sleeping Mask Lavender membantu kulit nampak lebih sehat, cerah, dan bersih keesokkan hari. Sama seperti Water Sleeping Mask yang biasa, produk ini juga memiliki manfaat Sleep-tox™ yang bisa memberikan nutrisi pada kulit. 

Laneige Cica Sleeping Mask

Ini merupakan masker tidur yang berguna sebagai penguat skin barrier, yang bisa membantu menambah kekuatan alami kulit sehingga lebih sehat dan tahan terhadap iritasi eksternal. Laneige Cica Sleeping Mask cocok digunakan untuk semua jenis kulit termasuk sensitive skin. 


How to Use

Kalau dari para beauty vlogger, ada yang bilang kalau memakai sleeping mask ini boleh setelah memakai produk skincare lain. Jadi, setelah membersihkan wajah dan memakai produk skincare perawatan wajah malam hari seperti pelembap, tinggal oleskan saja Laneige Water Sleeping Mask agak tebal ke seluruh wajah serta leher dan diamkan selama tidur. Saat pagi hari tinggal bersihkan menggunakan air. 

Kalau saya sendiri biasanya memakai produk ini sehabis membersihkan wajah malam hari dengan facial wash terus langsung pakai Laneige Water Sleeping Mask tanpa menggunakan skincare lain. Oh iya, cukup ambil sebanyak satu spatula udah bisa kok dipakai ke satu muka dan leher karena mudah diratakan. Tapi itu bukan patokan ya, kalau memang kamu perlu lebih dari itu, silakan ditambah aja sesuai kebutuhan.

Sensasi saat mengoleskan Laneige Water Sleeping Mask ke wajah, yakni terasa sedikit dingin yang menyegarkan gitu dan saat sudah diratakan ke wajah terasa ringan, nyaman, dan tidak lengket. 

Di brosur-nya, produk ini baik digunakan satu atau dua kali seminggu. Tapi jika kulit memang sedang dalam kondisi sangat kering, boleh dipakai lebih dari yang disarankan. Dan senangnya, produk ini ngga transfer ke bantal, yeeeay!

Ingredients 

Water, Butylene Glycol, Cyclopentasiloxane, Glycerin, Cyclohexasiloxane, Trehalose, Sodium Hyaluronate, Oenothera Biennis (Evening Primrose) Root Extract, Prunus Armeniaca (Apricot) Fruit Extract, Beta-Glucan, Chenopodium Quinoa Seed Extract, Ascorbyl Glucoside, Magnesium Sulfate, Zinc Sulfate, Manganese Sulfate, Calcium Chloride, Potassium Alginate, Ammonium Acryloyldimethyltaurate/VP Copolymer, Polysorbate 20, Dimethicone, Dimethiconol, Dimethicone/Vinyl Dimethicone Crosspolymer, Propanediol, Ethylhexylglycerin, Stearyl Behenate, Polyglyceryl-3 Methylglucose Distearate, HYDROXYPROPYL BISPALMITAMIDE MEA, Inulin Lauryl Carbamate, Alcohol, 1, 2-Hexanediol, Caprylyl Glycol, Carbomer, Tromethamine, Disodium EDTA, Phenoxyethanol, Fragrance, CI 42090.


The Benefit of Ingredients 

Saya coba sedikit bahas soal dua komposisi utama (biasanya ada ditulis di baris pertama) yang ada di Laneige Sleeping Mask ya. Seperti yang terlihat, jika salah satu bahan utama dari produk ini adalah Butylene Glycol. Berdasarkan dari situs Beauty Journal Sociolla, Butylene Glycol bersifat humektan (mengikat air pada lapisan kulit terluar untuk menjaganya tetap lembap). Lalu ada Glycerin yang sifatnya  juga humektan. Glycerin ini bisa membantu melembapkan kulit dan terlihat lebih sehat.

Claim Product

Jika di situs resminya, dijelaskan jika Laneige Sleeping Mask ini mampu melembapkan dan merevitalisasi kulit. Cocok buat orang yang sangat sibuk dan suka kurang tidur ngga perlu khawatir kulit jadi nampak lelah dan tidak sehat.

The Benefit of Use  Laneige Water Sleeping Mask

1. Berkat Teknologi SLEEP-TOX™ bisa bantu membuat kulit terasa bersih, sehat, dan meremajakan kulit dalam semalam sehingga kulit nampak cukup istirahat di keesokan harinya.

2. MOISTURE WRAP™  yang mampu membantu kulit mempertahankan kelembapan sepanjang malam. ini karena ada kandungan beta-glukan, Hydro Ion Mineral Water, ekstrak akar mawar malam, ekstrak aprikot Hunza, dan lainnya. 

3. Meski memakai masker semalaman, namun kita tetap bisa merasa nyaman, aman, dan tidak menyebabkan komedo, kepekaan teruji.

4. SLEEPSCENT™ yang merupakan AMOREPACIFIC asli. Aromanya yang lembut membantu kulit lebih santai dan beristirahat serta meningkatkan kemampuannya untuk beregenerasi.

The Result on My Skin 

Rutin seminggu dua kali (biasanya saat weekend) memakainya selama satu bulan lebih, saya merasa saat bangun tidur kulit terasa lebih lembap bila sehabis memakainya di malam sebelumya. Kulit juga lebih cerah dan halus. 

Sepertinya Laneige Water Sleeping Mask, oke buat dipakai jika dikeesokan harinya kamu perlu tampil dengan kulit yang terleihat lebih sehat dan cerah.

Who is Suitable to Use This Product? 

Kabar gembira nih, Laneige Water Sleeping Mask bisa dipakai oleh semua jenis kulit. Saya suka banget sama produk yang seperti ini karena memudahkan konsumen untuk juga merasakan manfaat produk yang banyak dipuja-puja orang. Hehehe.

Where to Buy and Price 

Laneige termasuk produk yang mudah ditemukan baik secara offline maupun online. Tinggal cek aja di situs resmi Laneige. Saya beli Laneige Water Sleeping Mask di Metro Gandaria City. Harganya Rp400.000. Tersedia juga lho varian travel size-nya jadi bisa dicobain dulu buat ngetes works atau ngganya selama pemakaian dan apakah ada masalah-masalah yang ditimbulkan.

Membedakan Produk Asli dan Palsu

Ada aja oknum tidak bertanggung jawab yang membuat fake product dari Laneige Water Sleeping Mask ini. Apalagi kalau kamu membeli bukan dari official store Laneige. Ada beberapa hal yang perlu kamu cermati saat membelinya.

1. Harga. Seperti yang saya sebutkan di atas, kalau harga Laneige Water Sleeping Mask itu harganya Rp400.000. Mungkin kalo di online shop resmi Laneige seperti di Lazada, Sephora, Sociolla, dan Shopee terkadang diberikan potongan harga. Nah, kalau memang mau beli online mending kamu langsung klik menu Laneige Store di situs resmnya. Jadi kamu langsung diarahkan ke official store Laneige Indonesia.

2. Kemasan. Produk Laneige Water Sleeping Mask asli memiliki warna lembut namun tegas. Pada  produk palsu, warna birunya agak pucat dan sedikit transparan.

3. Tulisan yang ada pada kemasan. Produk asli memiliki warna tulisan putih dan terasa agak timbul bila disentuh. Sementara yang palsu warna tulisannya agak pudar dan gampang dihilangkan bila digosok dengan jari.

4. Tekstur dan Aroma. Seperti yang terlihat di atas, kalau produk asli nampak seperti creamy-gel dengan warna biru seperti air dan aromanya lembut seperti aromaterapi. Sementara produk palsu, teksturnya encer dan wanginya seperti ada wewangian parfum. 

5. Setelah diaplikasikan ke kulit. Bila sudah diaplikasikan ke kulit, produk asli tidak lengket dan mudah meresap. Untuk produk palsu jika didiamkan beberapa saat terasa lengket di kulit.

Semoga dari review Laneige Water Sleeping Mask yang sudah saya jabarkan di atas bisa lebih mencerahkan kamu yang masih ragu buat membelinya. Memang sih harganya cukup mahal. Tapi, dengan berat 70 ml dan dipakai dua kali seminggu rasanya bisa dipakai lebih dari tiga bulan. 

Ngga apa-apa dong inves produk skincare yang agak mahal tapi kualitas oke. Kan yang merasakan manfaatnya untuk kulit kita juga. Iya, kan? :)

Jadi, menurut saya produk ini memang bagus dan kelembapan yang diberikan juara banget. Untuk mencerahkan, efeknya ada tapi ngga yang sampai bikin kulit wajah glowing. 

Semoga review Laneige Water Sleeping Mask bermanfaat, ya!

Baca juga: Review Luxcrime Duo Lipcare Peach Crush #ProdukLokal

  • 15 Comments

Saya pernah banget mengalami bibir super kering, sehingga tampilan bibir jadi kasar, gradakan, pakai lipstik apapun jadi kelihatan nggak bagus. Akhirnya setelah pencarian singkat, saya menemukan dua produk khusus bibir yang oke banget. Thanks banget buat beauty vlogger Gel Angelica yang sudah share lip care routine-nya di Youtube. 

Dua produk itu adalah Luxcrime Duo Lipcare Peach Crush dan Laneige Lip Sleeping Mask. Untuk yang Laneige Lip Sleeping Mask sudah saya review ditulisan sebelumnya. Jadi, ditulisan kali ini saya akan nge-share review Luxcrime Duo Lipcare Peach Crush. 

Baca juga: Review Laneige Lip Sleeping Mask yang Bikin Bibir Lembap

Luxcrime Luxcrime Duo Lipcare Peach Crush

Sebelum-nya mungkin ada yang belum tahu ya, siapa sih itu brand Luxcrime? Kita perlu kasih tepuk tangan nih karena Luxcrime adalah produk lokal, lho. 

LUXCRIME merupakan perusahaan yang fokus pada produk perawatan kulit dan kosmetik dengan menyediakan produk berkualitas yang terinpirasi dari kecantikan wanita Indonesia. 

Di website-nya LUXCRIME memiliki tagline “I, Makeup, Skin, Happy :)” yang artinya LUXCRIME menyediakan rangkaian produk lengkap untuk kulit hingga kosmetik dan berharap saat memakai produk LUXCRIME konsumennya bisa merasa senang. 

LUXCRIME juga menjadi salah satu brand yang tidak melakukan pengujian terhadap hewan dan tidak menggunakan bahan kimia berbahaya dalam komposisi produknya.

Jadi, Luxcrime Duo Lipcare ini diproduksi oleh PT. Continental Cosmetic, Bandung Jawa Barat. 

Selain Luxcrime Duo Lipcare, ada juga produk setting spray, highlight, eyeshadow, dan juga lipstik. Skincare pun mereka juga menyediakan cleansing oil, serum, pelembap, dan masker.

Review Luxcrime Duo Lipcare Peach Crush

Ada dua varian Luxcrime Duo Lipcare. Satu yang Peach Crush dan yang satu Strawberry Glaze. Seperti judulnya saya mencoba yang  Luxcrime Duo Lipcare Peach Crush.

Kemasan Luxcrime Duo Lipcare Peach Crush


Kemasannya terbuat dari karon kardus berwarna orange berukuran kecil. Saya suka desainnya lucu dan warnya juga tidak terlalu mencolok.

Kalau dari sisi produknya terbuat dari plastik. Dalam satu kemasan terdapat dua produk beda fungsi. Yang satu adalah lipbalm dan yang satu adalah lipscrub. Pokoknya handy dan straight to the point (simple), dan warnanya orange soft.

Cara Penggunaan Luxcrime Duo Lipcare Peach Crush

Aplikasikan lipscrub ke bibir. Lalu pulaskan dengan rata dan lembut untuk membantu menghilangkan sel kulit mati. Kemudian bilas dengan memakai air bersih, tisu, atau washcloth. 

Sementara untuk lipbalm pakailah setelah melakukan scrubbing dan sebelum memakai lipstik atau perona bibir lainnya. 

Manfaat Luxcrime Duo Lipcare Peach Crush

Luxcrime lipscrub bisa membuat bibir nampak sehat, menyehatkan, melembutkan, dan mengangkat sel kulit mati yang ada di bibir. Untuk lipbalm-nya bisa  membantu memberikan kelembapan bibir sepanjang hari. 



Ini setelah saya pakai untuk scrub bibir. Kelihatan kan butiran gulanya?



Komposisi Lipbalm

Polyglyceryl-2 Triisostearate, Diisostearyl Malate, Ceresin, Ozokerite, Bis-Diglyceryl Polyacyladipate-2, jojoba (Buxus Chinensis) Oil, Olive (Olea Europaea) Oil, Vitis Vinifera, seed oil, Candelilla (Euphorbia Cerifera) Wax, Silicone Dioxide Hydrate, Titanium Dioxide CI 77891, Flavor, Squalane, Phenoxyethanol Cl1580:2, Cl47005:1, Tocopheryl Acetate, Ethylhexylglycerin, CI77491, Aluminum Hydroxide, Cl77499, Dimethicone/Methicone Copolymer, Cl 77492, Talc. 

Komposisi Lipscrub 
Polyglyceryl-2 Triisostearate, Sucrose, Ozokerite, Petroleum Hydrocarbon Waxes/ Cera Microcristallina, Isononyl Isononanoate, Propylene Glycol  Dicaprylate/Dicaprate, Caprylic/Capric Triglyceride, Diisostearyl Malate, Ethylhexyl Palmitate, Hydrogenated Polycyclopentadiene, Polyethylene, Synthetic Wax, Isododecane, Butyrospermum Parkii Butter, Flavor, Phenoxyethanol, Tocopheryl Acetate, BHT, Ethylhexylglycerin, Cl 19140:1, Cl 15850:2, Cl 77491, Cl 77499, Cl 77492, Talc.  

Kesan Setelah Memakainya

Saya suka banget sih sama produk Luxcrime Duo Lipcare Peach Crush karena praktis banget. Mau dibawa buat traveling juga gampang dan ngga makan tempat. 

Kalau saya biasanya bawa Luxcrime Duo Lipcare Peach Crush kemana pun saya keluar rumah (kecuali ke warung deket rumah ya). 

Untuk lip scrub-nya saya suka banget, karena teksturnya lembut dan ngga kasar saat digosok di bibir. Tapi please pakainya pelan-pelan ya. Lumayanlah mengangkat sel kulit mati di bibir. Jangan terlalu kencang, karena butiran gulanya itu lumayan besar. 

Terus ngga berantakan juga pakainya.  Dan yang ngga kalah penting, bentuknya yang stick jadi bikin lebih higienis. Kalau mau bersihin scrub-nya setelah dipakai biasanya saya lap aja pakai tisu. 

Dari sisi lipbalm-nya, udah ngasih warna pink ke orange-an di bibir. Jadi, kalau lagi malas pakai lipstik, tinggal pakai lipbalm Luxcrime ini, tampilan muka jadi ngga pucat, hemat lipstik dan sekaligus bibir jadi lembap.

Untuk aroma lipbalm dan lipscrub-nya sama-sama segar dan manis.  

Harga dan Beli di Mana? 

Saya beli Luxcrime Duo Lipcare Peach Crush di Sociolla dengan harga Rp109.000. Tapi juga udah banyak kok online shop yang jual ini. Dengan harga segitu udah dapat dua produk dari satu kemasan. plusnya lagi easy to use dan easy to bring juga. Praktis!

Kalau Luxcrime Duo Lipcare Peach Crush udah habis, saya mau beli yang varian Strawberry Glaze, ah!
  • 45 Comments

Hari ini 8 Maret menjadi hari yang sangat spesial untuk para perempuan di seluruh dunia. Ya, sesuai judul tulisannya, hari ini merupakan Hari Perempuan International. Kalau kamu mau tahu sebenarnya apa sih Hari Perempuan International itu? Well, kamu bisa dengan mudah kok mencarinya di internet. 

Di tulisan ini saya tidak akan menjelaskan hari penting bagi perempuan ini. Tapi saya akan fokus memberikan rekomendasi 5 bacaan untuk perempuan di Women's International Day di tahun 2020. 

Saya paham, memang minat baca orang Indonesia masih kurang, jadi mungkin tulisan ini hanya akan di klik oleh orang-orang yang suka membaca saja, orang yang aware dengan pentingnya kesetaraan perempuan, atau orang yang suka dengan buku yang saya akan sampaikan nanti. Apapun alasannnya, semoga kamu bisa mendapatkan inspirasi dan tergerak untuk membaca utuh buku-bukunya. Lima
 buku ini merupakan versi terjemahan bahasa Indonesia ya. 

Oh iya, buku ini tidak dimaksudkan bahwa buku yang nomor satu adalah yang paling saya sukai. Jadi tidak ada makna tertentu dari urutan buku yang ada di dalam tulisan, karena kelima buku di atas, memiliki makna tersendiri bagi saya. 

IAM Malala- Malala Yousafzai dan Christina Lamb
Source:  Cnbc.com

Buku yang judul lengkapnya adalah I am Malala Menantang Maut di Perbatasan Pakistan - Afganistan ini sebenarnya belum selesai saya baca. Tapi saya merasa perlu dimasukkan ke dalam list bacaan untuk perempuan di Women's International Day kali ini, karena Malala bisa kita jadikan contoh perempuan inspiratif. 

Malala lahir di Pakistan, tentu tidak akan menyangka jika diumurnya yang ke 15 ia tertembak di kepala oleh salah satu pemuda yang tergabung dengan Taliban. 

Malala ditembak, karena dia berani menentang Taliban yang melarang anak-anak perempuan untuk sekolah. 

Setelah kejadian itu, bukan membuatnya takut, Malala  terus menyuarakan semangatnya dan nilai-nilai perjuangannya terkait pendidikan bagi perempuan baik di Pakistan maupun di seluruh dunia. 

Di usia 17 tahun, ia sudah  meraih “Nobel Peace Prize”. Belum lagi ia juga mendirikan Organisasi Non-Profit-Malala Fund untuk membela pendidikan khususnya bagi anak perempuan.  

Keberanian Malala untuk berbicara di depan banyak orang melawan ketidakadilan dibidang pendidikan, tidak terlepas dari peran sang ayah yang sangat peduli dengan pendidikan untuk anak perempuan dan juga laki-laki. 

Saya ketika membaca bab demi bab buku ini menjadi seperti diingatkan harus lebih banyak bersyukur bahwa saya bisa dengan mudah mendapatkan akses pendidikan tanpa ada rasa takut dan bisa bersekolah di tempat yang baik.   

Becoming Michelle - Michelle Obama

Source: https://abc7chicago.com/

Buku yang ditulis sendiri oleh istri Barack Obama ini terbagi dalam 3 bagian. Pertama Becoming Me, yang menceritakan tentang kehidupan masa kecil hingga Michelle muda. 

Dibagian ini, terlihat jelas jika orang tua Michelle sangat berperan membentuk karakter kedua anaknya, Craig (kakak laki-laki Michelle) dan Michelle sendiri. Orang tuanya mengajarkan keduanya  untuk belajar bertanggung jawab terhadap apa yang mereka pilih. 

Selalu mengajak berdialog akan banyak hal. Orang tua mereka tidak pernah melarang anak-anaknya untuk bertanya akan hal-hal apapun. 

Salah satu nilai didikan yang diterapkan ibunya, Marian Robinson termasuk orang yang tidak cepat berprasangka dan ikut campur terhadap masalah yang dialami Michelle dan Craig. Ibunya lebih mengamati suasana hati anak-anaknya dan memberikan solusi jika dirasa perlu. 

Jika anak-anaknya melakukan sesuatu yang hebat, ibunya tidak segan memberikan pujian yang cukup agar anak-anaknya tahu bahwa ibunya senang akan perbuatan mereka, tapi tidak pernah memanjakannya. 

Kehidupan masa kecil Michelle, membuatnya sadar bahwa ia harus menjadi murid yang unggul demi masa depan yang lebih cerah, karena kondisi sosial ekonomi yang sangat mengintimidasi orang berkulit hitam, seperti dirinya. Mungkin ada yang belum tahu, kalau Michelle mendapatkan dua gelar dari universitas Ivy League!

Dibagian kedua, Becoming Us yang fokus menceritakan hubungan Michelle dengan Barack sampai akhirnya mereka menikah dan punya dua anak perempuan, Malia dan Sasha. 

Dibagian ini yang paling menarik bagi saya adalah bagaimana perjuangan Michelle dan Barack untuk sama-sama saling menjaga hubungan yang harmonis dikala keduanya sangat sibuk mengejar karier masing-masing, Barack yang fokus pada karier politiknya dan jarang bisa bertemu dengan keluarganya. Sementara Michelle berada diposisi yang cukup baik di Universitas Chicago tapi juga harus membagi waktu untuk mengasuh kedua anaknya. 

Di bagian Ketiga, Becoming More. Ini lebih fokus ke kehidupan setelah Barack Obama terpilih menjadi POTUS (President of The United States). 

Bagaimana Michelle harus bisa beradaptasi terhadap peran barunya sebagai FLOTUS (First Lady of The United States) dan masa transisinya menuju kehidupan sebagai rakyat biasa setelah masa suaminya selesai. 

Kalau diperhatikan di bukunya ini, jelas Michelle sangat berhasil mencuri perhatian publik di seluruh dunia, bukan hanya karena ia sebagai first lady dan berkulit hitam tapi, ia dikenal sebagai fashion icon, supermom, dan feminist yang sangat menginspirasi. 

Kelana - Famega Syavira Putri

Source: mediaindonesia.com

Apa yang ada di benak kamu kalau ada seorang perempuan yang melakukan solo traveling menuju beberapa negara selama selama 4,5 bulan melewati 18 negara dan 44 kota  dengan tujuan akhir Afrika, dan yang paling hebatnya ini dilakukan dengan mostly perjalanan darat dan laut!

Kagum banget pasti sama Mba Famega Syavira Putri. Kalau kebanyakan perempuan (nggak semua lho ya) paling males panas-panasan, jalan kaki berkilo-kilo, males desek-desekkan sama penumpang lain, tapi kalo Mba Famega beda, sis!

Kalau menurut saya, buku 264 halaman ini bukan cuma menceritakan ciri khas masing-masing daerah yang dia singgahi, tapi diceritakan juga bagaimana ia berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Pembaca juga ngga cuma terhanyut dalam kisah perjalanannya aja, tapi kita juga bisa ngambil nih tips-tips penting jika mau traveling sendirian, khususnya buat kaum hawa.

Kayak misalnya, Mba Famega melakukan hitchiking (menebeng mobil orang) untuk menghemat uang, bagaimana cara mengandalkan aplikasi Couchsurfing untuk menginap di daerah yang dia kunjungi, jangan asal kasih tahu tempat menginap pada orang asing, dan lain-lain bagi perempuan. 

Enaknya lagi, buku ini ngga tebal kok. Bisa kamu baca sehari dua hari karena cerita yang disampaikan pendek-pendek, tapi kita tetap bisa menikmati.

Menurut saya, buku ini mengajarkan pembacanya jika melakukan solo traveling tidaklah semenakutkan itu, asalkan kita bisa dengan cermat melakukan riset terhadap daerah yang ingin dituju, selalu waspada, jangan pernah malu untuk bertanya, mempersiapkan segala kebutuhan dengan matang, dan yang tidak kalah penting adalah harus siap mengalami berbagai kejutan selama di perjalanan. 

Baca juga: Weekend Reading List

A Feminist Manifesto: Kita Semua Harus Menjadi Feminis-Chimamanda Ngozi Adichie


Source:  https://www.chimamanda.com/

Judulnya sangat to the point. Buku ini sangat membantu bagi siapa saja yang ingin paham sekilas tentang feminis. Seperti yang kita tahu di seluruh dunia termasuk negara maju pun masih ada yang namanya ketidaksetaraan gender di berbagai bidang.  

Buat saya yang sampai saat ini masih belajar untuk memahami konsep feminis, buku ini sangat apik memberkan contoh konkret penerapan feminis di kehidupan sehari-hari. 

Misalnya, dalam membesarkan anak, bukan hanya diberatkan pada ibu saja, tapi ayah juga perlu berperan sama besarnya seperti ibu, kecuali ketika menyusui.

Kemudian, misalnya keahlian memasak, bukan hanya kemampuan yang harus dimiliki perempuan saja, tetapi laki-laki pun harus bisa melakukannya, karena memasak adalah skill bertahan hidup. 

Ada 15 poin yang bakal kita peroleh di buku ini untuk mengajarkan anak-anak kita menjadi feminis. 

Meghan A Hollywood Princess- Andrew Morton

Source: https://www.elle.com/

Buku ini ditulis oleh penulis buku Biografi Princess Diana, Andrew Morton. Ada 14 bab yang diceritakan di dalamnya. Mulai dari asal-usul orang tua Meghan Markle, Meghan kecil, remaja, dewasa, perjalanan karier Meghan, asal mula blog-nya (this part it's my favorit), pernikahan pertamanya, pertemuannya dengan Harry hingga ia menjadi Duchess of Sussex. 

Yang saya kagumi dari sosok Meghan Markle, selain karena memang dia sangat peduli dengan isu-isu gender, menerapkan gaya hidup sehat, pernah punya blog, ia juga sosok pekerja keras!.

Kalau kamu baca bukunya, kita bakal tahu betapa sulitnya dia bisa menjadi aktris yang dikenal banyak orang. Ditolak banyak audisi, diremehkan banyak orang, bahkan ia juga sempat mengalami krisis kepercayaan diri terkait asal usul keluarganya yang african-american.

Ibunya, Doria Rogland, sangat berperan besar menerapkan nilai-nilai hidup bagi Meghan. Di usia dua tahun dia harus menerima kenyataan jika orang tuanya harus bercerai.

Tapi Meghan selalu diingatkan oleh ibunya, untuk terus menjadi drinya sendiri, tetaplah bangga dengan asal usulnya, dan jangan mudah menyerah untuk menggapai apa yang diinginkannya. 

Jujur saja, setelah selesai membaca buku ini, saya jadi merasa bahwa Meghan menang pantas menjadi pendamping Pangeran Harry. Bukan hanya cantik dan elegan, tapi ia juga cerdas, pandai memosisikan diri dibanyak situasi, dan cukup memperhatikan isu-isu sosial. 

Kelima buku untuk Perempuan di Women's International Day di atas, bisa kamu beli di Gramedia online atau di tokonya. Tapi untuk buku A Feminist Manifesto: Kita Semua Harus Menjadi Feminis sepertinya sudah tidak ada di toko buku. Saya beli buku tersebut di Shopee. 

Selamat membaca!


  • 1 Comments




Siapa yang punya kebiasaan jelek jilatin bibir bawah tanpa sadar dan suka ngopekin kulit matinya? hiiii, itu saya... dulu tapi. Bahkan saya sering mengalami bibir kering hingga berdarah gara-gara gemes sama kulit matinya. 

Setelah mencari informasi dari Google, kalo kita perlu rutin melakukan scrub bibir minimal satu minggu sekali akhirnya saya melakukannya. Dulu saya rutin pakai masker campuran madu dan gula pasir. Katanya bisa bikin lembap bibir. Bikin lembap sih tapi cuma sehari aja. Besoknya bibir kering lagi. 

Terus saya nonton video dari beauty vlogger Gel Angelica soal produk Laneige Lip Sleeping Mask. Ternyata review Laneige Lip Sleeping Mask udah banyak banget di internet. Setelah nyari lebih jauh terkait produk asal Korea Selatan ini dan kebanyakan hasilnya cukup positif saya langsung beli awal bulan kemarin. 

Sebentar, sebelum saya menjelaskan soal review Laneige Lip Sleeping Mask versi saya, pertama saya bakal ngasih tahu dulu betapa jahatnya air liur kita buat bibir. 

Bahaya-nya Air Liur untuk Kesehatan Bibir

Saya paham banget, mungkin ada dari kamu yang bermaksud menjilat bibir itu untuk membuatnya terlihat lebih lembap. Tapi, bibir termasuk bagian yang lapisan ‘kulit’-nya transparan dan tipis banget. 

Faktanya, air liur sendiri mengandung enzim pemecah makanan yang membantu proses pencernaan bukan untuk membuat bibir jadi lembap. Nah kalo enzim ini terkena bibir ngga heran kan kalo bibir bisa kering bahkan pecah-pecah?

Review Laneige Lip Sleeping Mask Indonesia

Balik ke topik utama. Saya beli Laneige Lip Sleeping Mask di store Laneige langsung di Pondok Indah Mal 1. Saya beli yang travel size, ukurannya 8gram dengan harga Rp110.000.

Kalau mau yang lebih besar lagi, bisa beli yang size-nya 20gram. Harganya Rp270.000. Kalau yang ukuran besar, sudah dilengkapi dengan spatula. Sementara kalau yang travel size, ngga ada. 

Manfaat Laneige Lip Sleeping Mask

Klaim produknya bilang bisa menghilangkan kulit mati yang kering dan terkelupas selama tidur. Hasilnya bisa bikin bibir  lembut, lembap, dan kenyal di pagi hari.

Kemasan Laneige Lip Sleeping Mask

Dari sisi kemasan Laneige Lip Sleeping Mask ini  berupa jar tabung dengan tutup bulat.Kalau yang travel size dia terbuat dari plastik. Tapi kalau yang ukuran besarnya, terbuat dari kaca. Mungkin disesuaikan juga ya. Kalau yang travel size biar gampang dibawa ke mana-mana dan nggak berisiko pecah kalau dibawa berpergian. 




Aroma Laneige Lip Sleeping Mask 

Saya beli yang varian berry. Aromanya lembut, manis, dan menenangkan. Pokoknya nyaman banget deh. Laneige Lip Sleeping Mask ini ada 4 varian. Pertama dan yang paling banyak dipakai orang adalah yang berry (pink). Ada juga Grapefruit (orange), Apple Lime (hijau), dan Vanilla (krem). 

Terus apa yang membedakan antara ke-empat produk masker bibir ini? Cuma aroma aja, kok tapi manfaatnya tetap sama. 

Tekstur Laneige Lip Sleeping Mask

Teksturnya sendiri saya rasa kayak balsam sih. Saat dioleskan ke bibir bakalan jadi minyak. Tidak lengket. 

Cara Menggunakan Laneige Lip Sleeping Mask 

Sesuai namanya, produk ini memang dijadikan masker bibir pada malam hari. Jadi setelah pakai, didiamkan semalaman dan besok paginya bibir bakal jadi lebih lembap. 

Kondisi bibir setelah dioleskan  Laneige Lip Sleeping Mask

Di panduannya, dipagi hari kamu bisa me-lapnya pakai tisu atau membasuhnya dengan air. Tapi kalau saya, ngga melakukannya. Hehehe. Karena saat kita pakai semalaman masker bibir ini bakal meresap ke dalam bibir kita kok. Jadi pas bangun, kayak ngga berasa kita pakai masker di bibir. 

Saya ada tips biar aroma ngga berubah seperti baru pertama kali buka dan manfaatnya bisa tetap maksimal meski udah dipakai berkali-kali. 

Jadi, cukup dioles sekali aja ya setiap kali ingin dipakai. Jangan berkali-kali mencolek produk Laneige Lip Sleeping Mask ini. Sekali colek udah bisa kok membuat bibir kita ter-cover dengan masker bibir ini. Terus pastikan ditutup dengan rapat agar tidak banyak terkena udara. Jaga juga isi produk jangan sampai terkena air ya. Misal nih, kamu abis cuci tangan terus mau langsung pakai Laneige Lip Sleeping Mask. Mending tunggu tangan kering dulu baru kamu bisa colek sekali deh produknya ke bibir.

Di beberapa blog yang sudah me-review Laneige Lip Sleeping Mask ada juga yang memakainya untuk dijadikan sebagai lip balm sebelum pakai lipstik. Cuma katanya pakainya jangan ketebelan, cukup tipis-tipis aja. 

Kalau saya sendiri, tidak menjadikan Laneige Lip Sleeping Mask sebagai lip balm ya.

Kandungan Laneige Lip Sleeping Mask 
Lanjut review Laneige Lip Sleeping Mask. Sekarang membahas soal kandungannya. 

Di dalamnya ada kandungan vitamin C dari Berry Mix Complex™, mengandungekstrak blueberry, cranberry, raspberry, dan strawberry, yang katanya bagus menghilangkan kulit mati yang kering dan terkelupas. Ada juga kandungan Hyaluronic Acid Mineral yang bisa menjaga kelembapan sepanjang malam. 

Cara Membedakan Laneige Lip Sleeping Mask yang Asli dan Palsu

Saking banyaknya peminat produk ini, ada juga lho oknum tidak bertanggung jawab yang membuat versi palsunya.

Salah satu ciri produk yang palsu, di bagian huruf expired date pada bagian bawah kemasan tidak rapi dan tidak sama. Tintanya kurang tercetak jelas dan bleber. 

Produk palsu gerigi pada tutupnya besar, letaknya berbeda-beda dan mirip seperti  ombak. Kalau yang palsu, tutupnya transparan dan glossi. 

Di bagian deskripsi produk pada jar-nya terdapat tulisan yang hurufnya tidak sama dan mudah terhapus. Kalau dari teksturnya yang palsu terasa lengket, lebih cair, dan  di jari tidak cepat hilang.  

Beli di Mana? 

Ngga perlu jastip-jastip kalau mau beli Laneige Lip Sleeping Mask. Gampang banget kok dicarinya. Kamu bisa beli di Lazada, Shopee, Sociolla, Sephora Indonesia, Laneige Store di beberapa mal seperti AEON Jakarta Garden City, Aeon BSD City, Central Park, Gandaria City, Grand Indonesia, Lotte Shopping Avenue, Pacific Place, PIM 1, dan lain-lain. Di daerah luar Jakarta juga udah ada kok beberapa. Kamu bisa cek lokasi store Laneige di situs resminya https://www.laneige.com/.

Kalau kamu nanya sama saya kekurangan dari produk Laneige Lip Sleeping Mask ini, saya bakal jawab ngga ada sama sekali. Mungkin ada dari kamu yang baca tulisan ini, ngerasa harganya mahal banget. Tapi, kalau kamu udah lihat sendiri produknya, saya rasa kekurangan itu jadi dianulir deh. 

Saya yang belinya tarvel size aja ngerasa isinya banyak banget. Bakal bisa ke pake sampai 6 bulan kayaknya. Expired date-nya juga lama. Punya saya sampai 2022. 

Baca juga: Review Silcot Maximizer Cotton, Kapas yang Buat Skincare Irit dan Bekerja Maksimal di Wajah
  • 56 Comments
Buat yang suka makeup pasti tahu deh sama produk beauty blender. Alat rias satu ini biasanya dipakai buat mengaplikasikan foundation. Nah tapi sekarang juga ada sih beauty blender yang dkhususkan untuk mengaplikasikan contour misalnya. 

Saya pun ngerasa ketolong banget sama beauty blender yang bagus untuk membuat tampilan foundation jadi lebih merata. Di postingan kali ini saya bakal bahas soal beauty blender yang bagus   untuk makeup sehari-hari. Tapi bukan cuma itu, saya juga bakal sharing cara pakai, membersihkan, dan merawat beauty blender biar lebih awet. 

Fungsi Beauty Blender

Kayak yang saya bilang sebelumnya kalau fungsi dari beauty blender itu memang dikenal untuk membantu meratakan foundation. Tapi, alat ini juga bisa lho untuk mengaplikasikan cream blush dan produk skincare kayak serum, sunscreen, dan pelembap  . 

Sekarang beralih ke beauty blender apa yang saya pakai. Jadi ada dua beauty blender yang bagus biasa saya pakai secara bergantian untuk makeup sehari-hari ke kantor atau kalau ada acara kondangan. Biasanya saya pakai buat mengaplikasikan foundation.

Baca juga: Review Silcot Maximizer Cotton, Kapas yang Buat SkincareIrit dan Bekerja Maksimal di Wajah

Beauty Blender Masami Shouko 




Saya beli ini di Sociolla dengan harga Rp92.900. Kenapa memutuskan beli Masami Shouko? karena berdasarkan review-review bilang kalau ini salah satu beauty blender yang bagus dan enak banget saat dipakai, dan dia ngga nyerap produk. Jadi bener-bener apa pun produk yang kita taruh di atasnya bakalan nempel banget di kulit. 

Dari segi tekstur saya suka banget, beauty blender-nya halus, kenyal gitu. Terus dia juga gampang dibersihkan.




Fanbo Perfect Bounce Beauty Blender 

Ini saya beli di Transmart deket kantor dengan harga Rp33.500. Ternyata oke juga produknya. Teksturnya empuk banget, lembut, gampang dipakai dan jadi cepet mudah membaurkan foundation.  Tapi, saat dibersihkan memang agak sedikit sulit sih, nggak segampang beauty blender Masami Shouko.






Cara Membersihkan Beauty Blender

Biasanya kalau saya membersihkan beauty blender memakai sampo bayi. Katanya kan kalo sampo bayi itu lebih gentle ya dan cenderung aman buat membersihkan beauty blender atau kuas. 

Kalau saya caranya, tinggal rendam beauty blender di dalam sebaskom air. Diamkan 30 detik, biar kotoran yang ada di beauty blender jadi keluar. Terus baru deh dicuci pakai sampo bayi merek apa aja dengan lembut. Dicuci sampai noda-noda foundation hilang. Kalau udah, bilas sampai bersih. Terus diangin-anginkan sampai benar-benar kering. 

Cara Merawat Beauty Blender

Terus gimana sih cara merawat beauty blender? Sebenarnya ngga ada cara khusus. Tapi yang jelas, setelah digunakan harus segera dibersihkan ya. Kalau saya, karena kebiasaan makeup-nya di kantor jadi sehabis makeup langsung saya cuci. Terus saya keringkan di meja saya. Kebetulan meja saya itu dekat AC jadi bisa cepat kering. 

Terus saat di rumah saya cuci dengan sampo bayi sampai noda foundation-nya hilang. Lalu dikeringkan dengan cara didiamkan semalaman di bawah kipas angin. Begitu seterusnya. 
Oh iya, karena bentuknya yang gembul, saya suka gemas jadi sering meremas si beauty blender. Jangan terlalu keras ya meremasnya karena bisa bikin beauty blender jadi cepat rusak.

Kalau cara menyimpan beauty blender yang benar, yakni jangan simpan di tempat tertutup saat kondisinya masih lembap. Kelembapan itu sendiri malah membuat beauty blender jadi berbau dan mudah berjamur. Kalau untuk penyimpanannya saya ngga ada tempat khusus. Setelah kering saya simpan lagi di kotak beauty blender-nya. 

Baca juga: 4 Base Makeup untuk Kulit Kombinasi yang Bikin Riasan Tahan Lama
  • 15 Comments



Saya tahu Silcot Maximizer Cotton dari nonton salah satu video Youtube, terus saya penasaran, sebenarnya ini produk macam apa, karena kata Youtuber yang saya lupa namanya bilang ini sejenis kapas yang bisa bikin produk skincare yang teksturnya cair seperti toner, hydrating toner, essence, atau serum lebih meresap ke dalam kulit. Tapi pada saat saya nonton videonya, saya merasa produk ini seperti tisu tipis.

Setelah saya mencari tahu di internet, review Silcot Maximizer Cotton ini kebanyakan bagus-bagus. Jadi saya tergiur dengan pendapat perempuan-perempuan lain yang sudah menggunakannya, jika produk ini bikin irit skincare. Ah, masa? 

Akhirnya saya coba beli di Guardian Blok M Plaza. Harganya Rp29.000. Di Blok M Plaza itu kan ada 4 drug store, yakni Century, Boston, Watson, dan Guardian. Nah di tiga tempat pertama itu kosong, bahkan ada salah satu SPG di tempat tersebut yang ngga tahu Silcot Maximizer Cotton itu apa. 

Kayaknya memang belum banyak juga yang tahu, ya. Silcot Maximizer Cotton ini sebenarnya kapas yang teksturnya  mirip sponge. Fungsinya untuk membantu meresapkan cairan skincare dan bisa dijadikan sebagai  masker wajah kayak sheet mask gitu.

Oke langsung aja ya ke review Silcot Maximizer Cotton berdasarkan pengalaman saya. 

Kemasan Silcot Maximizer Cotton

Review  Silcot Maximizer Cotton dari segi kemasan terbuat dari kardus karton berbentuk kotak berwarna biru tua. Untuk membukanya juga cukup mudah, tinggal kletek sisi depan Silcot Maximizer Cotton yang ada tulisan "open" terus ikuti arah pembuka kemasannya maka kamu bisa melihat isi produknya. Ngga ribet pokoknya.


Yang membuat saya suka dengan produk ini adalah kemasannya yang mudah dibuka dan ditutup lagi setelah digunakan, jadi akan tetap higienis. Beda kan kalo bungkusan kapas pada biasanya yang kalo udah dibuka ngga bisa ditutup lagi, jadi rentan banget kena kotoran atau berdebu.  

Kalo mau nutup lagi, tinggal masukin aja bagian yang tulisan open-nya ke selipan yang ada di depan kotak Silcotnya.

Untuk penyimpanannya setelah dibuka, selain harus ditutup kembali, jangan sampai produk ini terkena paparan suhu tinggi dan sinar matahari langsung. 
Tuh bisa di tutup rapat, ya
Kemasan Silcot setelah ditutup kembali. Jadi lebih higienis, kan.

Di belakang kemasannya, ada keterangan lengkap cara pakainya. Jadi kamu bisa ikuti petunjuk 
penggunaannya biar hasilnya maksimal, ya. 

Klaim  Silcot Maximizer Cotton

1. Dapat 2x meresapkan cairan skincare dengan maksimal ke wajah dibandingkan produk Silcot lainnya
2. Bisa digunakan dengan cara ditepuk-tepuk maupun dijadikan masker wajah walau cairan yang dituang ke Silcot Maximizer Cotton sedikit
3. Teksturnya lembut dan halus

Tampilan Isi 






Sekilas bentuknya seperti kapas pada umumnya, cuma ada lengkungan di pinggir kedua sisinya. Bentuk ini pas di pakai di bawah mata kalo kita mau jadiin Silcot Maximizer Cotton sebagai eye mask. 

 Silcot Maximizer Cotton terbuat dari bahan pulp, rayon (kain yang dibuat dari serat yang berasal dari alam) yang lembut dan halus. Jadi, kayaknya Silcot cocok untuk semua jenis kulit termasuk sensitif dan kering. 

Dalam penggunaannya, produk ini hanya diperuntukkan bagi pemakaian skincare yang teksturnya cair ya. Bukan sebagai pembersih makeup. Kalo kamu menggunakan Silcot sebagai pembersih makeup pertama kali, itu jadinya kurang bersih, karena kurang enak kalo dipakai dengan cara digeser-geser gitu.

Mending, kalo membersihkan wajah pakai cleansing oil, atau micellar water pakai kapas biasa aja. Sedangkan kalo untuk mengaplikasikan skincare setelah membersihkan wajah, baru pakai Silcot. Jadi menurut saya, ngga sama sekali meninggalkan kapas. Kalo dalam pemakaiannnya muncul berbagai masalah, harap hentikan pemakaiannya. 

Isi  Silcot Maximizer Cotton ada 40 pcs (80 lembar) karena bisa dibagi dua dengan menyobek bagian 'jahitan'. Ukuran dari 1 lembar  Silcot Maximizer Cotton itu 70x58 mm. Jika dibandingkan dengan kapas, Silcot memiliki ukuran yang lebih besar. 

Tekstur dan Aroma

Seperti yang saya bilang di atas, kalo teksturnya itu mirip sponge. Tapi ini lebih lembut, padat, datar,  empuk, tidak berserabut, tidak lengket, tidak mudah sobek jika ngga digosok terlalu kencang, dan memiliki pori saat masih belum dituang cairan skincare. Nah, kalo sudah dibasahi dengan skincare, tampilannya jadi lebih mirip  kertas, tisu tipis gitu. Dari segi aromanya, seperti bau kain dan tidak mengganggu sama sekali. 

Cara Menggunakan Silcot Maximizer Cotton

Untuk menggunakannya, mirip kayak kita pakai kapas aja.  Jadi tuangkan produk ke kapas sedikit aja. Terus tinggal ditap-tap ke wajah secara merata. Untuk membantu agar si produk skincare menyebar ke Silcot, lipat aja satu lembar Silcot jadi empat (jadi berbentuk kecil), terus tekan sedikit. Pas Silcot dibuka produk skincare jadi nyebar rata ke Silcot yang mau dipakai.

Di kemasannya, ada anjuran cara pemakaian Silcot. Jadi jari tengah dan jari manis ada di belakang Silcot. Sementara jempol, jari telunjuk, dan kelingking ada di depan bagian Silcot.



Terus kalo mau dijadikan masker, tinggal tempel-in di wajah. Kamu bisa ambil dua lembar silcot terus belah jadi 4 lembar. Satu ditempel di dahi, dua lainnya di pipi kanan dan kiri, satu lagi di dagu. Kalo mau hidung juga ditempeli Silcot, tinggal potong satu lembar Silcot. Kalo ngga mau memotong Silcot, kapas ini bisa dipanjangkan juga. Terus kamu bisa diamkan selama kurang lebih 15 menit. Selama menunggu Silcot Maximizer Cotton ini, kamu bisa melakukan aktivitas lain kayak baca buku, nonton video, dan lainnya deh. 

Ini contoh aja  ya. Saya menjadikan Silcot jadi masker dan menunggu 15 menit hingga si toner benar-benar meresap. 

Tapi, nih kalo kamu ngga mau jadiin Silcot sebagai masker, mending pakai satu lembar aja untuk pakai produk skincare. Jadi kamu belah deh sisi sebelahnya dan dismpan untuk pemakaian selanjutnya. Biar irit, sayyy heheheh. 

Apakah Klaim-nya Sesuai?

Menurut saya iya, banget. Saya merasa cairan yang tinggal di Silcot jadi lebih sedikit daripada kapas biasa, bahkan kering setelah kita menggunakannya. Jadi bisa dibilang cairan skincare yang kita pakai benar-benar meresap ke kulit. Teksturnya yang tidak berserabut juga ngga akan bikin produk ini tertinggal di wajah setelah menggunakannya. Terus saya cuma netesin toner 3-4 tetes sudah bisa membasahi hampir seluruh permukaan Silcot.

Bisa dilihat juga kan, Silcot lebih besar daripada kapas

Beli Silcot Maximizer Cotton di Mana?

Selain drugstore, sekarang Silcot Maximizer Cotton sudah ada nih di minimarket. Kemarin, saya sempat lihat Silcot ini di Indomaret. Harganya lebih murah sedikit, yakni Rp28.500. Di online shop juga udah ada, kayak di Sociolla, Tokopedia, dan lain-lain. 

Dari review Silcot Maximizer Cotton saya di atas, ngga usah saya jelasin lagi, lah ya, betapa bergunanya produk asal Jepang ini. Buat kamu yang belum coba, buruan deh biar skincare kamu makin irit dan manfaat dari skincare bisa makin maksimal di wajah kamu. 
  • 25 Comments
Newer Posts Older Posts Home
BloggerHub Indonesia

About me

Eka-Rahmawati


Eka Rahmawati

"Behind Every Successful Woman, It's Her Self — Unknown


Follow Us

  • instagram
  • Twitter
  • facebook
  • Linkedin
  • YouTube
  • Kompasiana

Banner spot

Blogger Perempuan

recent posts

Labels

Belajar Bareng Buku & Film Cooking digital agency Healthy Kecantikan Kelas Penyiar Indonesia Lomba blog Makan Melancong Produk Lokal Review

Popular Posts

  • Kenalan dengan InShot, Aplikasi Edit Video untuk Pemula yang Mudah Digunakan
  • Senangnya Jadi Narablog di Era Digital
  • 7 Langkah Perawatan Wajah yang Wajib Dilakukan Perempuan

My Portfolio

  • SEO Content Writing 1
  • SEO Content Writing 2

Blog Archive

Eka Rahmawati. Powered by Blogger.

Pageviews

instagram

Created By ThemeXpose | Distributed By Blogger

Back to top