Jumat 17 Mei 2024 lalu saya mengikuti webinar dari salah satu NGO yang bergerak di lingkungan yaitu WRI Indonesia.
Tema yang diangkat cukup menarik. Berkaitan dengan ajakan kepada setiap orang agar jangan sampai hanya melakukan aksi-aksi baik saat momen-momen hari lingkungan saja seperti hari bumi yang selalu diperingati setip tanggal 22 April.
Saya rasa ini penting ya, karena harapannya melakukan kegiatan ramah lingkungan bisa menjadi perilaku sehari-hari.
Dalam webinar kali ini ada pemaparan dari Mbak Britania Sari tentang memulai gaya hidup minim sampah. Beliau adalah guru bahasa perancis, pegiat zero waste dan pangan sehat serta pendiri dari ketumbar workshop yang menawarkan perancangan rumah kultur permanen agrikultur dan tata letak kebun. Mbak Sari telah menjalankan beberapa program di tempat tinggalnya, salah satunya adalah pangan sehat keluarga sejahtera.
Lalu juga ada narasumber kedua yaitu Mas Windu. Beliau adalah pegiat transportasi dan keselamatan lalu lintas. Mas Windu juga memiliki pengalaman tahunan bekerja sama dengan pemerintah maupun non pemerintah di bidang pengembangan komunitas dan koordinasi proyek yang berfokus pada aspek berkelanjutan dan keselamatan perkotaan. Aktif juga berkegiatan sosial dan kampanye keselamatan termasuk sebagai pendiri dan penasehat corcom Bandung Raya yaitu sebuah forum komunitas pesepeda sebandung raya.
Ada yang perlu kita pahami jika, saat ini kondisi bumi tidak baik-baik saja yang berdampak bagi peradaban manusia. Sama seperti kebanyakan orang, Mbak Sari sempat berpikir ada pihak-pihak lain yang akan mengurusi sampah. Jadi, kenapa saya harus repot-repot ngurusin sampah?
Yang perlu diingat, sampah berasal dari kita ya, dari rumah tangga, dari kantor, dari sekolah.
Mengapa Harus Mengurangi Sampah?
Memang kondisi bumi tidak baik-baik saja?
Kayaknya Sampah Masalahnya Nggak Selesai-selesai
Tips untuk Menerapkan Minim Sampah
Langkah Nyata Warga Kota untuk Mengurangi Emisi
Gambaran Kota Bandung dari Tahun 2014-Sekarang
Upaya yang Bisa Kita Lakukan untuk Mengurangi Jejak Karbon dari sisi Transportasi
- Berjalan kaki untuk jarak lokasi kurang dari 2km dan bersepeda untuk jarak kurang dari 5-10km (kondisional dan situasional).
- Utamakan menggunakan transportasi umum daripada kendaraan pribadi.
- Mix commute untuk lokasi yang cukup jauh dan tersebar.