Caraku Ciptakan Rutinitas Perawatan Kulit yang Ramah Lingkungan

rutinitas-perawatan-kulit-yang-ramah-lingkungan
Sumber: Unsplash.com


Aku sudah satu tahun lebih mencoba menerapkan gaya hidup minim sampah. Hal-hal yang aku lakukan juga terbilang masih aksi sederhana seperti selalu menggunakan tote bag saat sedang berbelanja, membawa tumblr saat berpergian, dan menggunakan wadah sendiri saat ingin membeli makanan di luar. 

Namun, seiring berjalannya waktu aku juga mencoba beberapa hal untuk mengurangi sampah sekali pakai. Misalnya saja, sejak September 2020 aku sudah tidak menggunakan pembalut sekali pakai sama sekali dan beralih ke pembalut kain. 

Aku pun juga berusaha untuk menerapkan kebiasaan minim sampah di bidang perskincare-an. Coba yuk ikuti cerita aku berikut ini. Siapa tahu bisa menginspirasi kamu untuk juga untuk melakukannya. 

Baca juga: Memulai Hidup Zero Waste, Karena Sampahku Tanggung Jawabku

Mengganti Kapas Sekali Pakai ke Reusable Cotton Pad dan Tisu ke Handuk yang Berbahan Lembut

reusable-cotton-pad-dan-handuk



Buat yang suka menggunakan skincare yang teksturnya cair, kapas menjadi benda yang biasanya sering dipakai untuk mengaplikasikan ke wajah. Memang sih menggunakan kapas sekali pakai akan membuat kita jadi lebih mudah meratakan skincare

Namun, dibalik keuntungan yang diberikan oleh kapas, ada hal yang perlu kamu ketahui. Jadi, berdasarkan informasi yang aku dapatkan dari Sustanation.id di sana dituliskan jika berdasarkan dari keterangan World Wide Fund (WWF) bahan pembuatan kapas itu terdiri dari air di mana jumlah air yang dimanfaatkan untuk membuat satu kilogram kapas saja, sebenarnya bisa membantu memenuhi kebutuhan air minum satu orang selama 3 tahun lho.  Kebayang nggak ada berapa banyak air yang harus terbuang untuk membuat kapas? 

Sebagai alternatifnya sekarang aku menggunakan  reusable cotton pad. Seperti namanya kapas yang terbuat dari kain ini bisa digunakan dicuci dan digunakan berulang kali. Aku sendiri membelinya di zerowaste.id. Ada banyak varian warna dan motif. yang dapat dipilih. 

Untuk mencucinya pun juga sangat mudah. Biasanya aku mencucinya dengan menggunakan sabun batang saja. Setelah dicuci tinggal dijemur. Selain ramah lingkungan, aku pun jadi lebih hemat karena tidak  perlu membeli kapas lagi.

Untuk mengeringkan wajah setelah cuci muka, mungkin ada sebagian dari kita yang suka membasuhnya atau mengeringkannya dengan menggunakan tisu wajah. Dulu aku punya kebiasaan begitu. Tapi sekarang tidak lagi. Aku sekarang lebih memilih dengan membasuh atau mengeringkannya dengan handuk kecil yang berbahan lembut. 

Tidak Lagi Membeli Sheet Mask

masker-wash-off



Rutinitas aku yang juga berubah yaitu tidak lagi membeli produk sheet mask. Sekarang aku lebih memilih umtuk menggunakan masker bilas atau wash off mask. Alasannya tentu saja aku tidak mau menambah sampah lagi dengan membuang bekas sheet mask yang aku gunakan. 

Gunakan Produk yang Ramah Lingkungan 

skincare-ramah-lingkungan



Ada banyak produk skincare di pasaran. Apalagi sekarang skincare lokal juga cukup banyak yang bermunculan dan kualitasnya tidak bisa dianggap sebelah mata. Namun, dari banyaknya produk skincare, sebisa mungkin pilih yang memang ramah lingkungan baik dari sisi komposisinya, proses pembuatannya, atau packaging-nya. 

Jika kamu ingin beralih ke produk perawatan kulit yang ramah lingkungan, coba perhatikan baik-baik beberapa istilah berikut ini: 
  • Cruelty Free atau No Animal Tested: Istilah yang artinya jika skincare atau kosmetik tersebut pada proses pembuatanya, baik komposisi maupun produk akhirnya, tidak melakukan uji coba pada binatang.
  • Organic. Artinya di dalamnya tidak menggunakan bahan tertentu seperti pupuk kimia, herbisida, dan pestisida serta tidak mengalami rekayasa genetis. 
  • Natural. Yang dimaksud dengan istilah natural adalah produk yang tidak memiliki kandungan  bahan tambahan sintetis apapun seperti zat pewarna, pemutih, atau pewangi. 
  • Vegetarian. Istilah di mana produk tersebut tidak memiliki kandungan binatang di dalamnya tetapi masih mengandung produk turunan dari hewan seperti telur, madu, susu, dan lainnya.
  • Vegan. Artinya skincare atau kosmetik tersebut sama sekai tidak mengandung material hewani maupun turunannya.
  • Sustainable dan Eco-Friendly. Dimaksudkan untuk produk skincare atau kosmetik yang memanfaatkan material, proses produksi, dan juga kemasan yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui. 

Mengirimkan Produk Kemasan Skincare ke Bank Sampah

mengirim-sampah-kemasan-skincare-ke-bank-sampah



Tiap satu bulan sekali aku mengirimkan sampah kemasan skincare ke bank sampah langganan aku.   Jadi, biasanya, aku kumpulkan dulu produk kemasan skincare yang sudah habis, lalu aku cuci bersih dan dikeringkan. Setelah itu aku kirimkan ke bank sampah agar bisa diolah kembali menjadi produk yang punya nilai jual. 

Aku juga sangat mengapresiasi brand skincare lokal yang memproduksi kemasan ramah lingkungan atau yang memberlakukan kebijakan mengembalikan wadah produk tersebut ke brand yang bersangkutan. 

Beberapa produk skincare lokal yang aku tahu memberlakukan pengembalian kemasan yaitu Sensatia Botanicals, Love Beauty and Planets, dan Somethinc. 

Sebenarnya masih banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menciptakan rutinitas perawatan kulit yang lebih ramah lingkungan. Namun, menurutku jika 4 langkah di atas sudah kita terapkan secara konsisten, tentu akan sangat membantu alam kita. 

Apakah ada dari kamu yang sudah menerapkan 4 cara di atas? atau kamu punya rutinitas perawatan kulit ramah lingkungan yang lain? Coba dong share juga!

 

You Might Also Like

40 comments

  1. Artikelnya singkat tapi isinya berbobot :D

    Selama ini hal yang udah gw lakuin adalah sebisa mungkin bawa botol minum dan handuk kecil buat ngurangin sampah lingkungan..
    Tapi penggunaan handuk kecil belom 100% gw terapin, terkadang gw masih juga bawa tisue karena saat travelling dan harus pakai toilet umum, gw masih sedia itu buat berjaga - jaga karena ngga pernah tahu kondisinya nanti kayak gimana..

    Oia, penasaran deh sama bank sampah yang jadi langganannya itu..
    Bank sampahnya apa dan kenapa pilih bank sampah itu..
    Mau deh kl punya sampah bekas perawatan tubuh, buat dikirim ke situ juga :D

    Btw, nice info!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Biasanya aku kirim ke Waste4Change Kak Febi. Kenapa pilih itu, karena kalau kita baca websitenya mereka cukup jelas alurnya dan termasuk bank sampah terpercaya kak.

      Delete
  2. wah, saya malah br denger ada tisue khusus buat lap wajah. hahaha... saya biasanya emang selalu bawa 2 handuk klo ngetrip, buat muka n badan. sama satu lagi mba, bank sampah. saya baru denger loh ada bank sampah. ini disetiap kota ada ga yah soal bank sampah ini, jadi mulai kepikiran nih. krn ternyata sampah skincare saya banyak yah. hahahaha

    ReplyDelete
  3. Bagus betul sampai kirim wadah bekas supaya bisa diolah jadi lebih ramah lingkungan. Ternyata ada ya produsen yang mau kelola sampahnya

    ReplyDelete
  4. ada 2 point yang sama nih beb, gue ngga pake sheet mask, dan pake skincare organik
    kalo pake pembalut kain agak repot, better pake cup sih kalo gue. naaah yang bank sampah ini nih menarik, au coba ah nanti, karena limbah plastik di rumah ga cuma dari skincare, makasih insightnya beb

    ReplyDelete
  5. Aku belum menerapkan semuanya, tapi kalau Sheet Mask aku emang jarang pake sih, anaknya males maskeran. Sempet penasaran sama Reusable Cotton Pad tapi belum beli-beli, pengen sih coba biar ngurangi penggunaan kapas

    ReplyDelete
  6. Kebanyakan orang memang cari yang simpel dan ga ribet. Kayak lebih pakai tisu yang sekali pakai. Banyak cara aktivitas yang ramah lingkungan. Tapi aku baru tahu cara ramah lingkungan dalam aktivitas skincare.

    Makasih infonya mbak eka

    ReplyDelete
  7. Wahh Menarik sekali Artikel nya Mba Eka, Perpaduan antara keindahan dengan kesadaran akan Lingkungan, semoga semakin banyak yang aware dengan hal seperti ini. Thanks Mba Sharing nya

    ReplyDelete
  8. Keren banget kak untuk niat dan keistiqomahannya untuk menjadi orang yang peduli dengan bumi. Jarang yang sadar sampai begininya ya termasuk aku. Keren kak..

    ReplyDelete
  9. Hai Kak Eka, keren banget cara kakak menciptakan Rutinitas Perawatan Kulit yang Ramah Lingkungan. Atuh bukan saya tidak mau menjalankan. Namun saya memang nyaris tidak menggunakan perawatan kulit, seperti menggunakan kapas atau masker. Namun pesan tulisan bagus ini akan saya teruskan ke teman teman saya ya.

    ReplyDelete
  10. Aku juga sudah mulai nih mengurangi sampah. Kayak kurangi penggunaan tissue, bawa air minum sendiri kalo pergi, kurangi kantong plastik, sama hemat air, listrik, beli bukunya skrg digital Hehe
    Lebih ke minimalis sih ini. Ngurangin barang-barang yang di rumah dan dibeli.

    ReplyDelete
  11. inspiratif, Kak...Memang zero wate kalau ga segera dimulai dari diri sendiri dan dari hal kecil, kapan lagi kan dilakukan...
    Aku juga sudah bawa tumbler, shopping bag, beralih ke pembalut kain....Aku mau juga ah pakai reusable cotton, ntar cari ke websitenya. Sementara untuk kemasan skincare, aku memang pisahin sampah sudah lama. Tapi berhubung di sekitarku ga ada bank sampah jadi kemasan berbahan plastik ini aku kasih ke pemulung yang lewat depan rumah.
    Makasih infonya seputar produk ramah lingkungan, nambah wawasan...

    ReplyDelete
  12. Sebagai pengguna skincare juga, aku merasa tersentil banget nih kak. Masih pakai kapas, keringkan wajah juga pakai tisu. Huhu


    Kayaknya abis ini mau perhatiin lagi deh gimana caranya untuk hidup dengan minim sampah. Soalnya tisu dan kapas memang penyumbang terbesar sampah skincare rutinku. Huhu

    Thanks for sharing kak, sangat bermanfaat sekali.

    ReplyDelete
  13. wah barusan aku langsung melipir nge cek reusable cotton pad di zerowaste.id kak, review penggunaannya juga ke kulit muka kamu dong kak? Aku tuh soalnya udh pernah beli reusable pad gitu yang akan tebel ya buat menghapus make up tapi terasa kasar di kulit muka dan perih, jadinya ga kulanjutin lagi

    ReplyDelete
  14. Setuju bannget nih Kak. Khususnya penggunaan kapas yang berlebihan. Ini artikel yang sangat penting untuk generasi sekarang dan semua orang untuk terus disebarkan biar pada paham tentang pentingnya zero waste.

    ReplyDelete
  15. Wahh mba Eka aku suka banget kampanye ini, bahkan ga hanya di skincare tapi untuk semua lini hidup kita. Meski memang enggak mudah. Aku pribadi sudah jarang pake tisu ganti pake handuk lembut. Tapi kalo bepergian masih tetep bawa untuk keperluan lain apalagi dijaman pandaemi gini. Aku juga berusaha enggak terlalu punya banyak produk dengan selektif memilih skin care yang penting aja. Jadi enggak kebanyakan sampah bekasnya. Cuma aku masih pake sheet mask, karena berasa praktis kalau yang krim suka males bersihinnya. Tapi aku bakalan coba untuk pindah haluan. Thanks remindernya mba.

    ReplyDelete
  16. Wah ini keren banget sih kak, layak buat ditiru. Pun semoga aku bisa meniru gerakan hebat ini nantinya

    ReplyDelete
  17. Aku sekarang kalo untuk skincare udah jarang banget pake kapas. Kalo bersihkan wajah aku pake oil jadi tinggal gosok2 pake tangan aja terus bilas. Sama kalo pake toner pake tangan aja. Soalnya muka aku kebetulan sensitif sama gesekan jadi emang mengurangi pengunaan kapas.

    ReplyDelete
  18. Kak, keren banget sik 😍😍😍

    Kalau mau kirim sampah2 skincare kita ke bank sampah mana aja kak? Jadi pingin coba deh, kalau skincare abis kumpulin, bersihin dan kirim ya ke bank sampah.

    ReplyDelete
  19. Aku kalau ngetrip lebih sering bawa handuk dibanding tissue wajah. Ahaha. Untuk pilihan skincare suka yang serba organik. Botol minum selalu bawa juga untuk mengurangi sampah. Bahkan aku sekarang selama pandemi bawa sendok garpu sendiri. Hihi

    ReplyDelete
  20. Aku nih termasuk orang yang boros kapas. Baru tau ada reusable cotton pad, boleh juga sih dicoba karena selain ramah lingkungan juga hemat pengeluaran ya kan? gak perlu beli2 kapas terus :D

    ReplyDelete
  21. Aku baru sadar kalau sheet mask tuh nambah sampah ya. Berhubung aku belom rajin pake masker, jadi ku coba kumpulin botol-botol bekasnya dulu aja deh kak hehehe

    ReplyDelete
  22. Zero waste memang harus dimulai dari diri sendiri dan menularkannya pada lingkungan dengan berbagi informasi.
    Tumbler dari dulu selalu bawa, kalau kapas udah lamaa banget nggak pakai, tapi tisu nih yg masih berjuang utk nguranginya di rumah. Kalau utk kemasan yg udah kosong, sampahnya jg dipisah dan kasihnya ke pemulung. Baru2 ini di tempat tinggal jg udah ada bank sampah.
    Semoga yg membaca jg ikut terinspirasi ya mba.

    ReplyDelete
  23. Wah..sangat menginspirasi, mba.. Duh aku merasa tercubit karena masih blm bisa menerapkan langkah2 yang telah mba terapkan. Tapi insya Allah aku akan berusaha lakukan juga.
    Trmksh sharingnya, mba..

    ReplyDelete
  24. Kalau dibuang ke bank sampah nggak bahaya, kak? Aku dulu pernah denger, kalau nggak salah ada yang jualan kosmetik palsu bermodalkan sampah kemasan yang diisi ulang gitu

    ReplyDelete
  25. Nah, kalau untuk bersihin makeup, saya udah jarang banget pakai kapas. Tapi, belum pernah nih kumpulin botol bekas dan kirim ke bank sampah. Makanya masih suka bingung ngebuangnya

    ReplyDelete
  26. Wah keren sekali kakak Rara ini, sangat peduli dengan lingkungan dan bertanggungjawab..so inspiring! Kagum🤩 Langkah yang kakak lakukan patut untuk ditiru.
    Kalau aku sendiri, aku senang dan bersyukur sekali stlh membaca tulisan kakak krn aku sudah ikut pny kepedulian lingkungan meski hanya sedikit dan secuil saja,karena sdh sejak lama bangettttt aku nggak pernah pakai lagi yg namanya kapas utk bersihin muka, langsung pakai sabun pembersih wajah dan membilasnya. Dulu waktu jaman jahiliah pernah pakai kapas utk bersihin muka,untung cuma sedikit dan nggak lama-lama hahaha.
    Makasih sharingnya kak, semoga semakin byk yg tergerak, terinsprirasi krn peduli utk melakukan hal yg sama jg ya😊 (Anni)

    ReplyDelete
  27. Aku awal kan slalu pakai kapas, mba. Tapi belakangan selalu pakai kapas khusus yang bisa dibilas. Jadi hemat ga pakai kapas sekali pakai

    ReplyDelete
  28. Iya nih aku juga lagi cari reusable cotton pad buat pengganti kapas, soalnya kalau wajah gak dibersihkan dulu sebelum apakai sabun suka masih banyak yg menempel kotoran. Tapi kalau pakai kapas banyak juga sampah jadinya ya

    ReplyDelete
  29. Aku juga pake handuk kecil aja sih sekarang selain ramah lingkungan juga lebih murah hehe....

    ReplyDelete
  30. Aktivitas kyk gini sih gak hanya bikin kulit cantik tapi juga mempercantik lingkungan ya mbak hehe. Memang sh kita gak boleh egois, kudu ikutan mikirin nasib bumi buat anak cucu kita kelak gimana. AKtivitas yang kelihatan sederhana tapi kalau rutin dilakukan apalagi banyak yang nyontek pasti juga dampaknya besar TFS mbak

    ReplyDelete
  31. Boleh juga nih ditiru idenya kirim empties skincare dan bodycare ke bank sampah ya, itung2 kita ikut memilah sampah jadinya

    ReplyDelete
  32. Sheet mask aku jarang pakai, bekas skincare aku kasihkan ke bapak sampah (dengan memisah botol dengan tutupnya, biar gak disalahgunakan), kayaknya baru itu sih yg aku lakuin buat meminimalisir sampah. Hehe.
    Keren Mbak langkah-langkahnya untuk ramah lingkungan. Patut dicontoh :)

    ReplyDelete
  33. Aku juga suka bingung sama empty product.
    Bagusnya diapain gitu yaa.. Alhamdulillah, ada informasi bagus dari kak Rahma.

    Sip..sip.
    Aku uda ngumpulin beberapa nanti ditabungin di Bank Sampah.

    ReplyDelete
  34. Nah cakep nih, tetap tampil glowing dan paripurna tapi tetap merawat lingkungan dan mencintai alam. Lanjutkan kak!

    ReplyDelete
  35. Tulisan yang inspiratif banget ini, tetap melakukan perawatan kulit sekaligus jaga dan rawat lingkungan ya. Sampah masih menjadi masalah banget memang di Indonesia, salah satunya ya sampah dari kemasan kosmetik. Untung sekarang cukup banyak kemasan produk yang kosong sudah bisa dikembalikan atau disetorkan ke bank sampah atau dikembalikan ke brand yang mengeluarkan produk tersebut

    ReplyDelete
  36. Aku pakai juga nih mba Love Beauty & Planet. Ngembaliin kemasannya kemana sih mba? Apakah bebas kita mau kirim ke bank sampah sembarang gitu?

    ReplyDelete
  37. Aku kebetulan memang pakai handuk, dan paling suka banget kalau sempet nempelin handuk hangat di muka. bikin adem. kalau 3 lagi aku belum ngelakuin karena emang anaknya jarang banget menggunakan skincare yang bermacam macam jenisnya

    ReplyDelete
  38. yang sudah aku lakukan baru point 1 (mengganti kapas sekali pakai ke reusable cotton pad/ baby washlap/ handuk kecil lembut) dan point 4 (mengirimkan botol bekas kemasan skincare ke bank sampah) ^^ sedang membiasakan kembali ke masker bilas, udah keenakan pake sheet mask xD

    ReplyDelete
  39. Jadi pelajaran buat aku nih, aku masih suka menggunakan sheet mask ternyata itu gak ramah lingkungan karena sampah bekas maskernya ya.. cantik memang harus tetap memperhatikan lingkungan

    ReplyDelete