Eka Rahmawati

  • Beranda
  • Profil
  • Makan
  • Sehat
  • Cantik
  • Jalan
  • Buku&Film
  • Belajar



Aku sudah hampir dua tahun menjalani gaya hidup zerowaste atau minim sampah. Tentu dalam perjalanannya tidak sempurna. Masih suka lupa bawa barang reusable, misalnya tas kain untuk belanja atau wadah makanan saat jajan di luar. Tapi nggak apa-apa, wajar kok kalau kita lupa. 

Aku sendiri nggak mau menjadikan beban. Kalau misalnya lupa ya sudah, bertekad besok bakal lebih baik lagi dan sebisa mungkin mengurangi sampah. 

So far selama menjalani gaya hidup minim sampah atau zero waste aku merasakan beberapa manfaat seperti jadi jauh lebih hemat, lebih memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan bukan mengedepankan keinginan, dan merasa hidup jauh lebih sederhana karena pilihannya jadi lebih sedikit.

Jujur, aku ingin sekali menjadikan gaya hidup zero waste ini jangka panjang dan sebisa mungkin aku juga terapkan saat kelak nanti sudah berkeluarga dan memiliki anak. 

Nah, ngomong-ngomong soal zerowaste di lingkungan keluarga, beberapa hari lalu aku menonton IG Live dari Buumi Playscape yang membahas penerapan gaya hidup zero waste di keluarga khususnya bersama si Kecil. 

Narsum yang dihadirkan yaitu Mba Maurilla Imron yang merupakan founder dari ZeroWaste.id. Pada kesempatan tersebut, ibu satu anak yang lebih sering disapa Mba Muril ini membagi pandangan, pengalaman, dan kiatnya dalam penerapan zero waste sehari-hari termasuk pada anak perempuannya bernama Lana. 

Mbak Muriel pada sesi ini juga membagikan ide dan rekomendasi permainan yang ramah lingkungan dan murah bahkan gratis.

Apa Itu Gaya Hidup Zerowaste Menurut Mbak Muriel?

Menurut Mba Muril gaya hidup zero waste merupakan gaya hidup yang bertujuan agar kita tidak mengirim sampah ke tempat pembuangan akhir atau memberikan sedikit dampak buruk bagi lingkungan dan kalau bisa nggak sama sekali. Caranya dengan bijak mengonsumsi dan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki.

Yang Membuat Mbak Muriel Memulai Gaya Hidup Zero Waste

Untuk Mbak Muriel sendiri trigger pertama kali concern terhadap lingkungan karena melihat video seorang diver asal Inggris yang sedang menyelam di Nusa Penida, Bali. Di video itu divernya nunjukkin sampah-sampah plastik sisa konsumsi. Dari situ Mbak Muriel mulai tergerak untuk cari tahu soal fakta-fakta sampah di Indonesia. 

Termasuk fakta banyak hewan laut yang mati karena sampah plastik. Misalnya penyu mati karea hidungnya tertutup sedotan plastik atau paus yang mati karena penyebabnya mengonsumsi plastik. Saat di belah perutnya ternyata banyak sampah plastik. 

Hal Pertama yang Diubah Mbak Muriel Saat mengetahui soal Zero Waste

Berdasarkan pengalaman Mbak Muriel, langkah pertama yang ia lakukan yaitu mencari tahu apa sampah sekali pakai yang sering kali dihabiskan.  Ia mencoba mengganti produk yang dipakai secara reguler yang sekali pakai ke reusable.  Nah, Mbak Mureil sendiri pembalut sekali pakailah yang sering digunakan. Lalu ia memilih untuk menggunakan menstrual cup. 

Lalu mulai mencoba hal lain, misalnya membawa tas belanja kain, wadah makanan, dan tumblr sendiri saat berpergian. 

Penerapan Zero Waste Setelah Menikah dan Punya Anak 

Pasti ada challenging juga dan zerowaste itu juga berkaitan sama mindset.  Karena nggak mungkin ada orang yang nggak menghasilkan sampah sama sekali. Penerapan zero waste lebih kepada tanggung jawab terhadap barang atau produk yang kita gunakan atau konsumsi. Dan sebelum mengonsumsi tuh sebaiknya kita pikirkan dulu agar bisa maksimal digunakan, ramah lingkungan, dan tidak mubazir.

Jadi kalau itu sudah ada di-mindset, mau nggak mau apa yang mau kita beli atau yang mau kita kasihin ke anak tuh, kita bakal mikir dua kali. Kayak, eh ini ada nggak sih produk yang lebih sustainable atau ramah lingkungan? Apakah produk ini harus dibeli?, untuk produk ini ada nggak ya yang reusable?

Gimana nggak challenging, aku yang masih single dan tinggal bareng sama orang tua aja juga mengalami kesulitan. Misalnya, pertanyaan-pertanyaan atau anggapan dari orang tua kenapa sih harus 'nimbun' sampah di rumah. 

Padahal kemasannya sudah dibersihkan lho itu. Tapi mereka masih menganggap itu berbahaya. Tapi aku berusaha menjelaskan saja jika kemasan yang dikumpulkan itu nggak bakal menimbulkan bakteri karena sudah dipastikan bersih sebelum dikirim ke bank sampah. 

Terus misalnya saat berpegian ke luar rumah. Jujur memang bawaannya jadi banyak. Misalnya bawa tumblr, sedotan stainless, cutlery set, dan lain-lain. Terus Mama suka nanya, itu tas kok penuh, memang isinya apa saja? Pokoknya memang harus sabar menjelaskan ke keluarga soal gaya hidup ini. 


Membuat Mainan atau Melakukan Aktivitas yang Biasa Dilakukan dengan Produk Recycle

Mindful Walk

Menurut Mbak Muriel yang namanya activities inspiration itu ada banyak banget hal-hal yang bikin orang tua dan anak jadi terkoneksi dengan lingkungan sekitar. Mbak Muriel sendiri fokus dengan umur Lana yang mau menginjak tiga tahun dengan menumbuhkan kecintaan terhadap apa yang ada di sekelilingnya dan membuat dia mindful dengan apa yang ada di sekitarnya dia. 

Contohnya dengan mindful walk. Jadi sambil jalan santai kita ngobrol sama anak. Lihat kiri dan kanan. Pasti ada aja deh yang baru dan bisa menambah pemahaman anak terhadap alam atau lingkungan.  Misalnya memperhatikan awan yang biru, merasakan panasnya matahari, mencari tahu tentang tanaman yang sedang dilihat, memperhatikan warna-warna daun beda-beda dan bentuknya juga beda-beda.

Berkreasi  dengan Arts dan Craft dari Bahan Natural

Lana sering diajak Mbak Muriel untuk memanfaatkan bahan natural yang ada di sekitar saat ingin membuat arts dan crafts. Misalnya dengan memanfaatkan bunga atau daun yang berjatuhan.  Lalu diambil bunganya dan ditaro di tempat gitu. Setelahnya dulukis bunga atau daunnya, kemudian ditempel di kertas gambar. Dari main di outdoor kita juga bisa kreatif menggunakan bahan-bahan alam yang kita temukan di rumah.

Membuat Mainan Menggunakan Bahan Alam

Contohnya Mba Muril dan keluarganya pernah ke gunung dan menemukan pohon pinus kecil. Lalu mba Muril bikin mainan dari kardus yang dilubangi agar Lana bisa memasukkan bahan alami pohon pinus kecil tersebut ke kardus.








Puzzle Hewan


Bisa juga ciptakan mainan berupa puzzle yang dibuat dari gambar yang diprint kemudian ditempeli di  kardus yang dipotong kotak. Terus dijadikan puzzle gitu. Mainan puzzle ini bahkan bisa disimpan untuk anak kedua, dstnya juga lho.



\



Sumber referensi mainan anak ramah lingkungan bisa lihat di Pinterest dan mainan-mainan yang dibuat atau disebutkan tadi oleh Mbak Muril dibuat dengan barang bekas. 




Intinya jika ingin membuat mainan dari barang bekas atau bahan alami pikir kan dulu ide kreatifnya apa, apa yang ada di rumah dipakai dan kalau nggak ada baru beli. 

Toy Rotation dan Sewa Mainan

Anak kecil itu cenderung cepat bosan dengan mainan yang sama terus. Jadi perlu diberlakukan toy rotation. Dengan toy rotation akan membuat anak merasa ada mainan yang baru terus dan berbeda-beda. Anak pun jadi nggak terlalu punya banyak akses ke mainanya dia. Karena kalau dibiarin, anak bisa jadi overwhelm dan dia jadi udah kenal semua akhirnya dia cepat bosan. Kalau menerapkan toy rotation kan, jadinya ada mainan yang baru lagi buat dia. Selain melakukan toy rotation, Mbak Muriel sendiri juga suka menyewa mainan untuk anaknya.

Kesulitan Menjalani Gaya Hidup Zero Waste

Terkadang ada saatnya diri sendiri kalah dengan keinginan. Bila hal ini terjadi ingat kembali sama strong whynya kita mau memulai gaya hidup minim sampah ini. Kalau misalnya memang lupa misalnya bawa tas belanja kain jadi kita harus mau nggak mau pakai plastik sekali pakai, ya sudah gapapa. 

Yang penting berusaha memaksimalkan, mengelola, dan bertanggung jawab dengan sampahnya. Kemudian bilang sama diri sendiri I wiill do better tomorrow. Jangan menyalahi diri sendiri. Gak apa-apa kalau kita masih menghasilkan sampah.

Keuntungan dari Menerapkan Gaya Hidup Zero Waste

Ada beberapa hal yang bisa dirasakan dalam hidup setelah menerapkan gaya hidup zero waste. Menurut Mbak Muriel, untuk dirinya sendiri lifestyle ini membuat hidup jadi lebih terencana dan terorganisir, mengonsumsi makanan lebih sehat, hemat jangka panjang karena kita menggunakan barang yang reusable, mengenal diri sendiri dan kebutuhan, lebih aware dengan lingkungan sekitar dan alam, lebih menghargai pemberian Tuhan dan jadi lebih banyak bersyukur, hidup juga jadi lebih sederhana. 

Zero waste itu adalah proses, jadi nggak bisa langsung kita merubah habit yang sudah lama tebentuk. Tapi,  ingatlah kalau misalnya kita sudah mulai sedikit-demi sedikit menerapkan gaya hidup zero waste, misalnya sudah mulai belanja dengan membawa tas kain sendiri atau membawa tumblr. Jangan lupa untuk ditambah terus progresnya. Jadi setelah kita berhasil konsisten di satu, dua hal, kita bisa tambah terus tindakannya.

Trik Membeli Perlengkapan Bayi yang Ramah Lingkungan 

Tak jarang ibu yang memiliki bayi dan ingin mencoba perlengkapan bayi yang ramah lingkungan terhalang karena masalah biaya, karena biasanya harganya mahal. Mbak Muriel sendiri memberikan tips.

Menurutnya memang untuk menerapkan zero waste ini kita perlu menyesuaikan dengan finansial dan kondisi. Dan kalau membelinya di depan sekaligus pasti mahal. Nah, alternatifnya bisa beli preloved atau belinya dicicil aja. Misalnya untuk popok kain atau clodi. 

Coba saja untuk tiap bulan beli dua clodi. Jadi nggak apa-apa dikombine sama popok sekali pakai. Nah, kalau clodi kainnya sudah cukup, baru tidak menggunakan popok sekali pakai. 

Menerapkan gaya hidup zero waste atau minim sampah memang tidak mudah, namun bukan berarti tidak mungkin diterapkan dan dibiasakan untuk anak kita. Jadi mulailah zero waste dengan perlahan dan konsisten.

IG Live ini ditutup dengan kutipan “We don’t need a handful of people doing zero-waste perfectly, but we need millions of people doing it imperfectly. Jadi jangan pernah merasa yang kamu lakukan nggak signifikan; every little thing matters. Start somewhere and keep doing it. Don’t stop!”


  • 0 Comments


Kalau kita ngomongin kondisi sekarang ini, pandemi sudah menemani selama dua tahun. Yang berubah secara signifikan adalah cara kita melakukan aktivitas maupun saat bekerja. Kita juga dituntut untuk adaptif dan bersabar untuk bisa bekerja secara maksimal dengan cara-cara baru yang sebelumnya jarang dilakukan. Salah satunya remote working atau hybrid working. 

Sejak pandemi, para pekerja 'dipaksa' bekerja tidak dari kantor alias dari rumah (WFH) dan memanfaatkan teknologi yang semakin berkembang. Tidak hanya beradaptasi dengan remote working, perusahaan juga perlu merencanakan jangka panjang remote working bagi karyawan dan bahkan setelah pandemi selesai. 

Untuk membahas soal hybrid working dan bagaimana agar tetap produktif, aku berkesempatan mengikuti acara IG Live yang diselenggarakan oleh XLHome dan IDN Times pada Rabu, 26 Januari 2022.

Narasumber yang dihadirkan yaitu Candra  Widyarjana yang merupakan GTM, Home Business XL Axiata dan Fellexandro Ruby yang merupakan founder dari Podcast Thirty Days of Lunch, Entrepreuner, dan Content Creator yang sering banget membahas terkait produktivitas di Instagramnya @fellexandroruby.

Apa Itu Hybrid Working VS Remote Working?

Remote working itu diartikan jika perusahaan tersebut nggak punya satu kantor atau bangunan tetap. Jadi perusahaan memberikan keleluasaan pada karyawan untuk bekerja dari mana saja, seperti di rumah, coworking space, atau di coffee shop as long as komunikasi dan deliverable-nya lancar serta bisa mencapai target. 

Sementara hybrid working menerapkan sistem beberapa hari bekerja dari rumah dan dari kantor. Jadi, kolaborasi offline juga ada dan online juga ada. 

Untuk Koh Ruby sendiri di timnya sudah menerapkan sistem hybrid working sejak 2016. Jadi di timnya diterapkan dalam seminggu ketemu tatap muka dua kali seminggu. Kemudian ternyata hasilnya bagus, sehingga saat masuk hybrid working di era pandemi ini jadi nggak terlalu kaget. 

Pembelajaran dari Adanya Hybrid Working


Pembelajaran yang bisa diambil saat menerapkan hybrid working menurut Koh Ruby justru produktivitas jadi lebih baik, karena dengan dua jam dalam sehari yang bisa dihemat (berangkat & pulang kerja) satu jam dipakai untuk ekstra tidur atau melakukan olahraga sudah membantu sekali untuk tubuh dan berpengaruh pada produktivitas. 

Dengan adanya hybrid working membuat pekerja jadi nggak perlu melewati kemacetan setiap hari, sehingga untuk getting ready kerja tuh kepalanya nggak keburu pusing dengan segala macam keriwehan lalu lintas. Jadi sisi positifnya bagus untuk mental well-being. 

Baca juga: Minimalism At Work Bersama Kak Octaviniant Aspary & Women By Narasi

Distraksi akan Selalu Ada di Mana dan Kapan Saja

Menurut Koh Ruby kerja di manapun kita berada baik itu di kantor, di rumah, coworking space, itu selalu ada yang namanya distraksi. Nah, distraksi ini merupakan tantangan terbesar dan biasanya kita datangkan sendiri. 

Contoh distraksi yaitu notifikasi yang ada di handphone baik itu email, WhatsApp, media sosial, portal berita, dan lain-lain. Belum lagi excuses dari diri sendiri yang suka bilang 'lima menitlah buka medsos', eh malah jadinya 30 menit atau bahkan lebih. Terus keasyikan lihat medsos, jadi lupa mau cari apa.

Rata-rata orang Indonesia menggunakan medsos dalam sehari 3.5 jam. Coba bayangkan, kalau misanya kita kerja di kantor, berangkat kerja dan pulang dua jam, ditambah 3.5 jam main medsos. Sudah 5.5 jam. Jadi semua balik lagi ke diri sendiri, gimana kita bisa menjaga diri agar nggak kedistrak sama notifikasi dan lain-lainnya. 

Mindset yang perlu ditanamkan juga oleh setiap pekerja, kerja yang baik itu bukan kuantitas, lama-lamaan kita kerja berapa jam, tapi yang lebih penting berapa banyak kerjaan yang bisa kita selesaikan (kualitasnya). 

Jadi mau kita remote working, hybrid working, work from home, work from anywhere, dan lain-lain, kalau mindset-nya sudah benar, mau kerja di mana saja kita bisa memanfaatkan waku dengan baik dan produktif.

Salah satu yang bikin kita nggak produktif bukan cuma nggak pintar atur waktu, tapi nggak pintar atur energi. Jadi, meskipun kita punya waktu buat mengerjakan pekerjaan, tapi energi kita sudah nggak ada buat mengerjakan. 

Kelebihan dan Kekurangan Hybrid Working

Kelebihan: Orang jadi punya banyak waktu untuk me time. Jadi orang punya banyak kesempatan untuk re-charge energi mereka lagi. 

Kekurangannya: Buat tipe-tipe perusahaan atau leader tertentu ada yang belum siap dengan sistem hybrid ini, jadinya agak kagok. Salah bentuk impact-nya yaitu jadinya hobinya meeting. Bahkan ada istilah double meeting yaitu melakukan dua meeting secara bersamaan. Tentu cara seperti ini nggak efektif sama sekali, bukan?

Cara untuk Tetap Produktif saat Bekerja dari Rumah

Tips Produkif Candra  Widyarjana

  1. Janjian sama orang rumah. Misalnya, mau meeting jam berapa. Bilang ke orang rumah, kalau ada meeting di jam tersebut jadi nggak bisa diganggu dan minta tolong jaga kondisi agar kondusif.
  2. Set ruangan dan peralatan yang mirip seperti di kantor.
  3. Gunakan tools management seperti Trello dan Slack.
  4. Makan siang dan break itu dilakukan sama seperti saat di kantor. Karena kan kita kerja sama tim. Kalau misalnya kita makan jam 3, tapi yang lain udah pada makan jam 3, lalu mereka lagi mau meeting, nggak mungkin kan meeting-nya ditunda dulu karena gara-gara kita mau makan. 
  5. Jaringan internet yang mumpuni. 

Tips Produktif dari Fellexandro Ruby

  1. Pasang mindset yang benar. Kerja yang baik itu bukan kuantitas, lama-lamaan kita kerja berapa jam, tapi yang lebih penting berapa banyak kerjaan yang bisa kita selesaikan (kualitasnya). 
  2. Nge-lock minimal 3 jam dalam sehari, tidak ada notifikasi HP, tidak ada meeting, dan lain-lain. Benar-benar fokus kerja.
  3. Komit untuk menyelesaikan jadwal harian yang sudah dibuat. 
  4. Manfaatkan waktu 1/2 jam yang tadinya habis untuk berangkat kerja dan pulang kantor untuk olahraga.

Buat aku yang masih full wfh karena memang kerjanya sebagai freelancer sangat terbantu dengan IG Live ini. Aku mau mulai coba tips yang disampaikan oleh narasumber biar jadwal yang sudah di-set sebelumnya bisa selesai tepat waktu. Khususnya tips dari Koh Ruby nomor 2, perlu banget dicoba!

Kalau kamu sendiri punya tips produktif selama bekerja hybrid nggak?

Baca juga: Berbagi Kiat Membaca Efektif Bersama Fellexandro Ruby

  • 0 Comments
BloggerHub Indonesia

About me

Eka-Rahmawati


Eka Rahmawati

"Behind Every Successful Woman, It's Her Self — Unknown


Follow Us

  • instagram
  • Twitter
  • facebook
  • Linkedin
  • YouTube
  • Kompasiana

Banner spot

Blogger Perempuan

recent posts

Labels

Belajar Bareng Buku & Film Cooking digital agency Healthy Kecantikan Kelas Penyiar Indonesia Lomba blog Makan Melancong Produk Lokal Review

Popular Posts

  • Kenalan dengan InShot, Aplikasi Edit Video untuk Pemula yang Mudah Digunakan
  • Senangnya Jadi Narablog di Era Digital
  • 7 Langkah Perawatan Wajah yang Wajib Dilakukan Perempuan

My Portfolio

  • SEO Content Writing 1
  • SEO Content Writing 2

Blog Archive

Eka Rahmawati. Powered by Blogger.

Pageviews

instagram

Created By ThemeXpose | Distributed By Blogger

Back to top