Violence Against Women More Aware, Dare to Speak Up
Source: Instagram popmama_com |
Gue baru-baru ini memfollow Kak Hannah Al Rasyid di Instagram karena concern-nya dia terhadap kesetaraan gender dan kekerasan pada perempuan. Gue melihat di akun Instagramnya dia cukup vokal dan ada aksi nyatanya untuk mengkampanyekan dua isu ini.
Terus gue melihat postingan IG Story Kak Hannah, Jumat, 9 Desember 2022, ia akan berdiskusi bersama PopMama dengan tema Violence Against Women, More Aware Dare to Speak Up. So, I decided to join and I got a lot of knowledge about these issues. That's why I want to share with you through my post. Here are some knowledges that I want to share.
Source: Instagram popmama_com |
Ternyata Kekerasan Berbasis Gender terhadap Perempuan (KBGtP) sepanjang 2021 berjumlah 338.496 kasus, di mana jumlah ini naik dari 226.062 kasus di tahun 2020. Selain itu, dari Lentera Sintas Indonesia menyebutkan 93% penyintas kekerasan seksual tidak pernah melaporkan kasus mereka kepada penegak hukum dengan beragam alasan seperti malu, takut disalahkan, tidak cukup bukti, tidak didukung keluarga, dan intimidasi dari pelaku itu sendiri.
Data dari KBGTP sendiri pada tahun 2022 di mana kekerasan berbasis gender masih didominasi oleh kekerasan ranah personal seperti kekerasan terhadap istri dan anak perempuan.
Salah satu akar masalah dari kekerasan perempuan terjadi karena perempuan dianggap sebagai kaum inferior (bermutu rendah).
Sebenarnya kekerasan pada perempuan tidak hanya terjadi di rumah atau keluarga, tapi lingkup pekerjaan juga kerap mendapat diskriminasi. Misalnya perempuan lebih sering mendapat upah yang lebih rendah daripada laki-laki, lalu ada pekerjaan yang mensyaratkan hanya khusus laki-laki, padahal perempuan mungkin juga bisa melakukannya. Jika hal ini dibiarkan bisa menghalangi progres perempuan. Jadi harus diperjuangkan agar mendapat keadilan baik di rumah, di tempat kerja maupun sektor lainnya.
Isu kekerasan di Indonesia sudah cukup dikenal oleh generasi milenial dan gen z karena adanya kemajuan teknologi sehingga bisa terpublikasikan dengan baik. Namun perkembangan teknologi juga membawa dampak negatif sendiri di mana kekerasan tidak hanya dilakukan dengan face to face tapi juga ranah di media sosial, seperti kekerasan verbal atau emosi.
Pandangan Terkait Pengetahuan Masyarakat yang Masih Minim tentang Kekerasan
Selama kurang lebih 6 tahun terakhir ada perubahan positif. Ini bisa dilihat dari sudah banyak teman-teman yang mengalami kekerasan atau yang menjadi saksi kekerasan sudah berani untuk speak up. Semakin banyak juga brand dan media outlet yang berani ikut gabung dalam advokasi-advokasi UUTPKS.
Namun, flashback dulu masih banyak orang yang ragu dan hanya sedikit yang mau speak up. Bukan cuma itu, dulu bentuk kekerasan yang dilawan baru sebatas yang terlihat saja seperti kekerasan fisik.
Yang perlu menjadi catatan juga, meski kesadaran terhadap isu ini makin meningkat di kalangan masyarakat, tapi belum banyak orang yang tahu berbagai bentuk kekerasan.
Sebagai informasi, selama pandemi dan di rumah saja ada peningkatan kasus kekerasan yang terjadi baik psikis, fisik, dan kekerasan gender berbasis online. Jadi kita harus meningkatkan edukasi diri sendiri baik perempuan maupun dan laki-laki terkait isu ini agar tidak menjadi pelaku, dan jika kita menjadi korban kita tahu harus ngapain dan kemana. Atau kalau kita adalah saksi atau tahu ada kekerasan yang dialami oleh orang terdekat kita, kita bisa menjadi support system seperti apa.
Apa Saja Bentuk-bentuk Kekerasan yang Bisa Kita Kenali?
- Saat kita lagi di jalan kita disuit-suitin atau dipanggil sama orang yang kita nggak kenal (catcalling).
- Ada seseorang yang menunjukkan alat kelaminnya di ruang publik (flashing)
- Ada orang yang kita kenal mengirimkan atau memperlihatkan video yang bernuansa seksual dan kita nggak nyaman atau nggak mau melihatnya.
- Selain itu kalau ada orang yang memfoto atau memvideokan bagian tubuh kita tanpa izin juga menjadi bentuk pelecehan seksual.
- Dicolek
- Dipegang
- Dicubit
- Diraba
- Dicium
- Dipukul
- Ditampar. Intinya orang yang menyentuh kita tanpa kita memberikan persetujuan akan hal itu.
Apa yang Bisa Dilakukan Jika Mengetahui Rekan Kerja Mengalami Kekerasan dari Sesama Rekan Kerja Lainnya atau Atasan?
Bentuk Support System Seperti Apa yang Bisa Kita Berikan pada Korban Kekerasan?
- Dengarkan aja, jangan ngejudge dan mendikte. Berpihaklah pada korban dan percaya pada mereka. Ingat kalau kita nggak ada di posisi itu kita nggak bisa paham dan kita nggak tahu apa yang dialami mereka sebelum-sebelumnya. Coba bertanya pada korban apa yang kamu butuh dan bagaimana saya bisa membantu?
- Meningkatkan edukasi terkait apa saja lembaga yang bisa membantu dan tindakan yang bisa dilakukan untuk menjadi support system. Kalau kita melihat kekerasan di ruang publik kita juga bisa melakukan intervensi. Intervensi yang bisa dilakukan yaitu dengan melakukan 5D's. 5D adalah cara yang bisa dilakukan saksi untuk membantu korban pelecehan/kekerasan di ruang publik. 5D yang dimaksud yaitu dialihkan, dilaporkan, dokumentasikan, ditegur, dan ditenangkan.
22 comments
Tak dimungkiri masih banyak masyarakat yang masih minim pengetahuan soal kekerasan berbasis gender ini. Semoga semakin banyak pihak yang peduli akan pentingnya sosialisasi tentang hal2 yang berkaitan dengan cara menyikapi kekerasan pada perempuan ini.
ReplyDeleteBenar juga ya kalau dipikir-pikir ternyata masih sedikit yang peduli terhadap isu seperti ini. Padahal membahas hal tersebut sangatlah penting. Semoga ke depannya bisa jadi lebih baik.
ReplyDeleteBagus pembahasan tentang kekerasan seksual dilihat dari perbedaan gender dan lemahnya posisi perempuan. Sangat penting banget untuk melapor dan petugasnya yang kredibel tentang kekerasan.
ReplyDeleteNah catcalling nih peer banget deh pdahal udah pakai busana tertutup dan tidak bergaya aneh tetep wae ada yg suit suit pen tak tampol pake ulekan rasanya hehehe
ReplyDeleteSemprot pakai hand sanitizer aja kak, hehe.
DeleteSemoga kita selalu dalam lindungan-Nya ya, dan mereka yang berniat seperti itu semoga diberikan hidayah ke jalan yang lurus, aamiin
Miris melihat kasus pelecehan seksual terhadap perempuan yang sampai sekarang kasusnya makin bertambah, kesal gimana gitu kalau ada cowok-cowok suka suit-suitan kecewek kalau lagi lewat. Sering banget dirasakan oleh cewek yang menurutnya aksi tersebut jadi bikin nggak nyaman.
ReplyDeleteSedih banyak stigma dari masyarakat menganggap kasus pelecehan itu dianggap aib buruk atau kalau cewek kena pelecehan terus lapor ke polisi malah dibilang lebay oleh pelaku dan menganggap kalau alasan pelaku melakukan pelecehan tersebut hanya candaan aja, atau malah bilang "siapa suruh pake baju terbuka dan nggak pake jilbab."
Jujur kalau dengar pengakuan itu saya jadi pingin hajar tuh pelaku
Nah biasanya yang masih single tu suka disuit-suitin kalo lagi lewat. Banyak ya bentuk kekerasan terhadap woman, Itu yang harus diberantas.
ReplyDelete"Jangan jadi pelaku", yupz sebagai laki-laki (yang mana mungkin juga bisa jadi korban), memang penting diri kita dibekali etiket dan cara-cara menghargai orang lain.
ReplyDeleteKalau di film, sekarang sudah ada Dewan Etik yang dibentuk BPI (Badan Perfilman Indonesia) yang salah satu wewenangnya mengurusi masalah ini di lingkup industri film. Ya, semoga saja, di manapun kita berada menjadi ruang aman dan nyaman bagi kita semua.
Kekerasan kalau di RT kayak artis dangdut itu, susah. Padahal udah masuk kriminal, harusnya dipenjara.
ReplyDeleteTapi ada juga perempuan yg gamau minta pisah aja meski ditelantarin krn butuh seseorang buat disalahkan. Ini harusnya dibantu psikolog.
Kalau tempat kerja, aku nggak kerja. Tapi kantor anakku alhamdulillah aman. Mungkin karena anakku di HRD ya. Semoga yg operasional juga aman.
Memang kudu saling dukung & bantu krn kalau kena kekerasan, mental udah jatuh duluan.
Tidak hanya perempuan tapi semua orang harus berperan aktif melawan kekerasan seksual. Tidak hanya mencegah, tapi bersama melaporkan, mendampingi saat kejadian juga berani bertindak melawan para pelaku kekerasan seksual
ReplyDeleteaku dukung sepenuhnya.. semoga aja bisa goal dan bisa tercapai tanpa drama. karena memang tindakan kekerasan seksual di indonesia ini udah tinggi dan pelakunya bisa dibiarkan begitu aja. sedihhh
ReplyDeletesetuju mba, masih banyak perempuan yang ga berani speak up padahal itu penting banget, tapi aku ada temen yang lapor ke security setelah di cat calling sama cowo2 di sebuah gedung, bukan di bantuin malah di katain donk, cuma di gituin doank masa sampe lapor mba, menyebalkan banget kan?
ReplyDeleteSetuju banget sama artikelnya, masih banyak perempuan yang mengalami kekerasan. Aku di sekolah juga selalu mendorong program-program yang ada hubungannya sama kesetaraan gender supaya generasi selanjutnya lebih aware lagi sama isu ini.
ReplyDeleteSetuju kak, ketika ada yang sedang tertimpa musibah sebaiknya memang jangan dijudge karena beginilah begitulah, apalagi sampai didikte. Seharusnya dikuatkan, disemangati agar lekas move on.
ReplyDeleteDulu saya sering mengalami hal diatas. Jalan tiba2 dicolek orang tak dikenal, sewaktu naik motor lalu dikejar orang tak dikenal sampai saya minta perlindungan pegawai pom bensin...wanita memang sering mengalami hal ini. Bersyukur ada UUTPKS yang membuat wanita aman dan nyaman ketika sedang beraktifitas sendirian.
ReplyDeleteKasus kekerasan terhadap perempuan banyak ya. Terutama terjadi di rumah tangga gitu. Yg kesel ada yg msh pacaran tapi kasar ma pacarnya trus kek toxic gtu tetep susah putus.
ReplyDeleteNamun skrng seiring kampanye2 ttg kekerasan di sosmed jg makin banyak yang mulai speak up dan berani mencegah. Moga2 bisa gtu semua gk lg nutup2in. Emqng perlu edukasi dan juga berbagi keyakinan antara sesama perempuan.
Sesama perempuan kudu saling menguatkan.
ReplyDeleteSalah satunya dgn edukasi kayak gini.
Bagus dan keren bgt mba.
Semangat utk kita semua
Ternyata tak hanya kekerasan fisik ya. Sering banget terjadi pelecehan seksual di moda transportasi kereta di masa saya kerja tahun 2005. sekarang jauh berkurang dan sudah banyak support system utk melaporkan hal ini
ReplyDeleteHuhu, kekerasan terhadap perempuan ini seperti lingkaran setan ya. Dari zaman baheula sampe zaman sekarang kayaknya selalu ada. Wanita ada banyak yang gak berani bicara. Macam2 penyebabnya. Kayak adikku atau temenku, mereka karena takut dijauhkan dari anak-anak. Semoga deh, nanti mereka bisa bicara juga Bisa punya keberanian untuk melawan. Kita juga manusia. Semua wanita berhak merdeka dari kekerasan dan ancaman. 😢
ReplyDeleteKekerasan seksual ini memang paling nyata dan selalu terjadi di mana pun, baik secara fisik, verbal, visual yang kadang tida kita sadari. Dan , tanpa support kayak gini kekerasan seksual bikin korban mentalnya down banget
ReplyDeleteZaman udah berkembang. Yang dulunya hanya sedikit korban melapor sekarang lebih banyak. Tapi yha jenis kekerasannya makin variatif aja, sampai ngelus dada akutu. Hiks. Semoga kita dan orang terdekat terhindar dari segala bentuk kekerasan baik sebagai korban maupun pelaku
ReplyDeleteDulu aku sering banget kena catcalling, huhu
ReplyDeleteKayaknya catcalling tuh udah jadi budaya di antara bapak-bapak dan mas-mas yang lagi nongkrong. Sumpah nyebelin banget!