Cegah Disabilitas Karena Kusta

 

Kusta merupakan penyakit yang sudah lama ada sejak zaman dulu. Namun, sayangnya belum banyak orang yang memahami tentang penyakit satu ini, bahkan masih saja timbul stigma negatif di kalangan masyarakat. 

Kira-kira apa saja sih stigma yang berkembang di masyarakat terkait kusta? Well, banyak orang khususnya yang tinggal di daerah menganggap jika kusta khususnya yang sampai menyebabkan pengidapnya cacat atau disabilitas merupakan penyakit kutukan, penyakit kiriman dari santet, atau dibilangnya kusta menjadi salah satu penyakit keturunan. Ada juga yang mengatakan jika kusta nggak bisa disembuhkan. Sebenarnya benar nggak sih stigma-stigma tersebut?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, saya beruntung mendapat kesempatan mengikuti talkshow dengan tema YUK, CEGAH DISABILITAS KARENA KUSTA yang diselenggarakan oleh KBR yang bekerjasama dengan NLR Indonesia. NLR Indonesia sendiri  merupakan organisasi non profit yang fokus pada penyakit kusta dan disabilitas.

Pada acara talkshow yang berlangsung Senin, (20/12/2021. selama satu jam ini menghadirkan dua narasumber yaitu Dr. dr Sri Linuwih Susetyo, SpKK(K) yang merupakan Ketua Kelompok Studi Morbus Hansen (Kusta) Indonesia PERDOSKI dan Dulamin Ketua kelompok Perawatan Diri (KPD) Kec. Astanajapura Cirebon. Acara dimoderatori Rizal Wijaya selaku host.

Mengapa Orang dengan Kusta Dapat Mengalami Disabilitas?

Disabilitas yang terjadi pada penyandang kusta disebabkan dari kuman kusta itu sendiri yang menyerang syaraf tubuh dan mempengaruhi kinerja otot. Syaraf yang terkena akan mengalami mati rasa atau kelumpuhan. Risiko terjadinya kelumpuhan akibat kusta bisa terjadi karena terlambat mendapatkan pengobatan. 

Sayangnya di masyarakat Indonesia sering menganggap jika kalau ada bagian tubuhnya mengalami kondisi tertentu, namun nggak menimbulkan rasa sakit atau mati rasa, mereka cenderung mendiamkannya. Padahal bila dibiarkan terus menerus akan membuat jaringan lain jadi rusak termasuk tulang, dan lama kelamaan bakal jadi cacat. Kelumpuhan yang terjadi bisa lumpuh layu atau lumpuh kaku. 

Apakah Semua Jenis Kusta Menyebabkan Disabilitas?

Perlu diketahui jika kusta memiliki beberapa jenis. Namun, semua jenis tersebut memiliki kecenderungan membuat pengidapnya mengalami disabilitas, apalagi jika tidak segera ditangani. Namun, selain karena mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat, ada beberapa hal yang membuat pengidap kusta tidak mengalami disabilitas. Salah satunya yaitu jika kelainan yang disebabkan kusta tidak mengenai area-area yang rentan mengalami cacat seperti tangan, kaki, atau mata. 

Baca juga: Ruang Publik KBR: Bahu Membahu untuk Indonesia Sehat dan Bebas Kusta

Gejala Awal Kusta

Menurut dr Sri ia mengatakan jika gejala awal kusta "muncul bercak berwarna putih atau merah dan mati rasa (tidak ada rasa gatal, sakit, dan setelah diberikan pengobatan seperti salep jamur atau eksim tidak ada perbaikan). Bercaknya bisa hanya muncul satu, bisa juga banyak, bahkan seluruh tubuh. Jika sudah ada tanda seperti itu sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis apakah benar kamu mengidap kusta atau bukan. Karena ada banyak kondisi lain yang gejalanya juga mirip dengan kusta". 

Mungkin di antara kamu ada yang penasaran dengan berapa lama setelah tubuh ada bercak sampai akhirnya benar terkena kusta?

dr Sri mengatakan "Dari kuman masuk ke tubuh hingga menimbulkan kelainan perlu waktu tahunan. Jadi, waktunya sulit diprediksi, sulit dicari karena memang kelainannya tidak spesifik.  Rata-rata 3-5 tahun. Tapi bisa lebih dari itu."

Pertolongan Kusta dengan KPD

Orang dengan kusta kalau sudah mengalami cacat, dia pasti punya luka. Luka yang tidak terurus dengan baik pasti akan menebal. Tapi jika dilakukan dengan Kelompok Perawatan Diri (KPD), luka itu jadi tidak semakin parah, tidak membuat orang jijik, dan bahkan bisa bersih. 

Pak Dulamin atau yang disapa Amin ini menjelaskan "Dengan KPD ini cara mengobatinya dengan merendam luka selama 20 menit. Jika sudah, angkat dan lalu digosok dengan batu apung.  Kulit yang menebal tersebut lama kelamaan akan menipis dan kulit yang kasar bisa halus." 

Beliau juga menambahkan "Bagi pengidap kusta, kalau memegang benda jangan sampai polos saja. Tapi harus ada pelindung seperti sarung tangan agar bakterinya tidak tertular.".

Anggota KPD baru ada di kecamatan Astanajapura, Cirebon saja. Anggotanya 20 orang yang terdiri dari orang yang pernah mengalami kusta. Di situ diajarkan setiap satu bulan sekali ada pertemuan. Setiap anggota juga diberikan kartu anggota. Setiap satu bulan itu dilihat apakah orang ini benar mengikuti KPD atau tidak dan bagaimana kondisi lukanya. 


Bagian Tubuh Mana yang Paling Berisiko Mengalami Disabilitas karena Kusta?

Bagian tubuh yang punya risiko tinggi mengalamidisabilitas akibat kusta yaitu yang berfungsi untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti tangan, kaki, atau mata. Kalau bercaknya ada di punggung bukan disebut disabilitas karena bukan bagian tubuh yang berfungsi untuk melakukan kegiatan sehari-hari.  

Selain itu, tidak ada waktu yang pasti kapan pengidap kusta akan mengalami tanda-tanda disabilitas. Yang jelas, jika sudah ada tanda-tanda mati rasa, mata merah, pengllihatannya kabur, ada perubahan di wajah. Begitu ada reaksi, akan terjadi secara tiba-tiba. 


Apakah Orang Sehat Dapat Tertular Kusta?
Bisa tertular dari pengidap yang belum diobati dan kumannya banyak. Namun, jenis ini tidak selalu menular. Karena penularannya rendah sekali dan tergantung dari daya tahan tubuh seseorang yang akan ditulari. 

Pengalaman Pak Amin yang Pernah Mengalami Kusta 

Pak Amin sendiri pernah mengalami kusta basah di usia 35 tahun dan tangan kanannya penuh luka. Karena sudah ada luka itu sembuhnya lama.  Awalnya kusta tumbuh bercaknya ada di punggung. Setelah melakukan perawatan diri, tidak ada luka yang bersisa.


Dari pengalaman Pak Amin, kebanyakan orang yang terkena kusta maupun dokter yang menangani itu kekurangan informasi. Jadi, saat dia berobat di dokter umum pada 2008 pertama kali ke dokter, dokter tidak menyatakan kusta. Hanya penyakit biasa. Nah, luka yang terjadi pada pak Amin karena keterlambatan berobat hingga menimbulkan kecacatan. 

Selama 2 tahun berobat ke puskesmas ternyata baru Pak Amin divonis kusta dan harus berobat selama 1 tahun. Jadi rutin minum obat setiap hari. Kalau lewat atau lupa 1 hari saja nggak minum obat harus ulang lagi. Selama pengobatan itu juga muncul reaksi seperti panas dingin dan muka merah.

Durasi Pengobatan Kusta

Kusta kering pengobatannya bisa mencapai 6 bulan. Sedangkan kusta basah yang bakterinya banyak bisa mencapai 12 bulan. Namun, yang perlu dicatat, waktu tersebut tidak selalu pengidap langsung sembuh karena bergantung dari kondisi pengidapnya sendiri. 

Kadang diperlukan waktu yang lebih panjang sedikit. Misalnya yang tipe kering bisa diperpanjang hingga 9 bulan. Yang basah bisa mencapai 18 bulan. atau lebih dari itu karena adanya gangguan fungsi tubuh yang lain sehingga memperlambat pertumbuhan. Jangan khawatir ya. Meski lebih lama, namun tetap bisa diobati. 

Hal yang paling menggembirakan obat kusta sudah dalam paket dan gratis bisa diambil di puskesmas ya.

Kenapa Obatnya Harus Diminum Setiap Hari Tidak Boleh Ada Jeda? 

Begitu pengidap kusta jeda atau lupa minum obatnya obat itu jadi hilang dari tubuh dan harus memulai lagi dari awal. Sebab tujuan rutin minum obat itu agar bakteri nggak kebal obat atau resisten. Oleh karena itu keteraturan mengonsumsi obat itu penting agar tidak mengulang lagi dari awal dan pengidap bisa cepat sembuh.

Cara Menghadapi Stigma

Jika ada anggota keluarga lain atau tetangga yang memberikan stigma negatif, sebaiknya abaikan saja. Caranya dengan terima saja kenyataan jika memang mengalami kusta, jangan berpikiran yang tidak-tidak ya. Dengan menerima, tubuh bisa cepat pulih dan tidak ada reaksi lain. Meskipun ada yang mencap negatif tapi tugas diri kita sendiri yang harus bisa tidak memasukkannya ke hati dan punya keinginan untuk cepat pulih. Kusta bukanlah penyakit guna-guna melainkan ada lho penyebabnya dari bakteri. 

Kusta Bukanlah Penyakit Keturunan 


Ada stigma di masyarakat jika kusta merupakan penyakit keturunan. Padahal yang terjadi yaitu karena kontak yang erat dan lama antara anggota keluarga yang terkena kusta dengan anggota keluarga yang lain di dalam satu rumah. Jika di rumah ada satu orang yang terkena kusta, kemungkinan anggota keluarga di dalam rumah tersebut bisa terkena juga. 

Misalnya, kakek tinggal satu rumah sama kamu dan keluarga. Lalu kakek kamu sakit kusta. Lalu kemudian anak dan cucunya jadi sakit. Padahal bukan keturunan, tapi karena memang dekat kontaknya. 

Namun, nggak perlu khawatir, jika pengidap sudah mendapatkan pengobatan, kusta tidak akan menular. Karena mengonsumsi obat kusta bisa membunuh bakteri 95% bahkan mendekati 99%. Jadi daya tularnya turun

Apakah Penyakit Kusta Bisa Menyebabkan Komplikasi?

Kalau kustanya sendiri tidak. Tapi mungkin dari obat-obatan yang dikonsumsi bisa. Misalnya alergi dengan obat tersebut, bisa berpengaruh pada organ tubuh yang lain. Atau kustanya menimbulkan reaksi yang berat pada syaraf, sehingga menimbulkan komplikasi ke syaraf lainnya. 


Kapan Pengidap Kusta Dikatakan Terlambat Pengobatannya?

Jika berobat sudah dalam kondisi cacat atau ada bercak yang cukup lama dan tidak kunjung hilang misalnya 6 bulan atau satu tahun. Namun, tenang saja karena masih bisa diobati  agar kondisinya tidak semakin parah.  

Saya jadi tahu banyak nih soal kusta. Semoga kita semua jadi lebih paham dan bisa menghindari stigma negatif tersebut ya.




You Might Also Like

0 comments