Pelajaran Berharga Soal Uang, Investasi, Sampai Kehidupan yang Saya Peroleh dari Webinar Bersama Bang Raditya Dika

ternak-uang- raditya-dika



Kalau kamu tergiur membaca postingan saya ini karena gambar di atas dan berharap bakal dapat pelajaran banyak soal keuangan dan investasi di rangkuman tulisan saya ini, maaf dugaanmu salah. 

Free class yang diadakan oleh Ternak Uang pada Jumat 29 Oktober 2021 ini bisa dibilang ngomongin banyak topik yang seru banget dan saya sebagai peserta bener-bener pasang telinga dengan khusyuk.

Saya perlu kasih tahu, kalau kamu belum pernah ikutan kelas Bang Raditya Dika sekalipun, coba deh luangkan waktu buat ikutan kelasnya. Dijamin, bukan cuma dapat ilmu dari topik yang jadi pembahasan di kelas tersebut, pasti bakal ada nilai-nilai atau pelajaran kehidupan yang bakal kamu dapatkan juga dari Bang Raditya Dika.  

Makanya saya ngerasa sayang banget kalau materi yang saya peroleh, enggak di tulis di blog. Tujuannya memudahkan saya kalau mau baca-baca lagi.

Bahas Topik Keuangan dan Investasi Dulu

Saya yakin mostly orang ingin sekali punya kebebasan secara finansial, bukan? Apalagi jika bisa merasakannya sejak usia muda. Pasti nikmat banget kalau kita melakukan pekerjaan tidak lagi mengedepankan faktor mencari uang, tapi karena memang suka menjalaninya dan ingin bersenang-senang dengan pekerjaan. 

Ya itulah yang saya bisa tangkap dari melihat sosok Raditya Dika. Buat kamu yang suka mengikuti konten Raditya Dika baik di Spotify, YouTube, maupun Instagramnya, pasti kamu sangat familiar dengan cerita Bang Radit yang bilang sejak ia menjadi penulis tepatnya di 20an awal hidupnya, ia bahkan sudah memikirkan dana pensiun. 

Saya beberapa kali sempat share cerita Bang Radit yang menurut saya menginspirasi terkait keuangan ke teman-teman saya. Namun, enggak jarang juga ada yang nyeletuk


"Monmaap Radit itu punya previllage" 

 

Di satu sisi saya setuju dengan pendapat teman-teman saya tersebut.

Bagaimana tidak, Bang Radit terlahir dari keluarga yang aware sekali dengan pendidikan, keluarganya termasuk keluarga yang cukup berada. Namun, meski demikian saya merasa itu bukan jadi alasan mutlak kenapa Bang Radit bisa jadi sukses seperti sekarang. 

Banyak juga kok orang yang berasal dari keluarga kaya, tapi karena terlena dengan segalanya sampai lupa yang namanya up grade diri, haus akan ilmu, dan rendah hati mau belajar dari orang lain. 

Cerita awal mula Bang Radit mencoba investasi dari pengalaman kuliah di Australia dan salah satu dosennya mengajarkan istilah Compounding Return, di mana Bang Radit sadar jika ternyata kita simpan uang diiemin, uang tersebut bisa menghasilkan uang lagi. Dari situ Bang Radit jadi mikir untuk melakukan investasi. 

Source of income Bang Radit ada beberapa. Tapi, yang menarik, prinsip hidup bang Raditya Dika punya sebanyak-banyaknya revenue stream. Revenue stream merupakan aliran pendapatan suatu perusahaan atau organisasi. Dari contoh bang Raditya Dika ini yang disebut perusahaan atau organisasi ya dia sendiri yang menjadi sumber income-nya. Seperti namanya aliran dana, berarti sumbernya tidak hanya satu. 

Kalau kita lagi nongkrong banyak yang nanya berapa gaji yang kita punya. Sedangkan jarang sekali ada yang nanya berapa penghasilannya. Padahal menurut Bang Radit justru yang penting itu fokus ke penghasilannya, bukan gaji. Menurut bang Radit, gaji adalah waktu yang ditukar dengan uang. Sedangkan penghasilan bisa bermacam-macam sumbernya.

Bang Radit menyarankan, sebaiknya dari muda orang sudah berusaha mencari source of income yang banyak. Source of income yang bang Radit punya di antaranya YouTube, sponsorship, royalti buku, pembicara, host, menjadi juri, dan lain-lain. 

Yang menjadi titik balik Bang Radit akhirnya memutuskan untuk mulai memikirkan dana pensiun sejak muda yaitu selain karena saat kuliah mengenal compounding return, ia juga pernah diragukan oleh beberapa temannya. Temannya ada yang meragukan profesinya sebagai penulis, karena dianggap sebagai profesi yang kurang menjanjikan. 

Apalagi rasanya tidak mungkin menjadi penulis yang tiap tahun mengeluarkan satu buku. Soalnya menulis buku pasti memerlukan proses yang panjang.  Teman Bang Radit juga menyampaikan jika menjadi penulis tidak bisa punya jenjang karier ke atas. Misalnya seperti sales-manager sales-direktur sales. 

Tapi Bang Radit enggak langsung jiper. Dia justru mikir, kalau nggak bisa punya karier ke atas, mungkin dia bisa punya karier ke samping. Misalnya dari penulis buku, jadi penulis skenario, sutradara, stand up comedian, Youtuber, dan lain-lain di mana profesi-profesi tadi mengutamakan kemampuan menulis atau storytelling

Bang Radit mengajak para penonton untuk mencari satu skill yang bisa jadi akar dari value creation kita. Contoh Radit jago storytelling dari situ ia banyak menghasilkan income stream storytelling misalnya stand up comedy, film, buku, dan lain-lain. Itulah beberapa revenue stream yang dia miliki. 

Bang Radit termasuk orang yang pesimistik dan suka berjaga-jaga akan banyak hal. Jadi dia mempersiapkan dana pensiun untuk itu. Kalau-kalau dia sudah tua dengan pilihan karier sebagai penulis dia mendapatkan kesulitan dalam finansial. 

Bang Radit sejak menerima royalti buku Kambing Jantan di tahun 2005 saat usianya 21 tahun, sudah menyisihkan uang untuk dana pensiun. Instrumen investasinya masih deposito. 

Setelah banyak membaca, ngobrol sama banyak orang, dan lain-lain mulai beralih ke reksa dana dan saham. 

Kalau Punya Duit Banyak, Jangan Beli Barang yang Enggak Penting 

Sebaiknya sebelum beli barang tersebut, tanya dulu kenapa mau beli barang itu, Dengan bertanya lebih dulu, kita jadi tahu opsi-opsi apa yang muncul. Menurut Bang Radit, orang itu banyak yang keliru jika punya uang banyak terus tujuannya adalah bermewah-mewahan dengan membeli barang mahal. Jadi agak keliru kalau yang dianggap mewah itu adalah barang. 

Buat Bang Radit, kemewahan itu adalah waktu. Semakin banyak waktu yang kita miliki, maka selogisnya semakin banyak uang kita, karena kita bisa menukar uang dengan waktu. Itulah kemewahan sesungguhnya bagi Bang Radit. 

Contoh daripada beli mobil yang mewah yang harganya bisa mencapai 1.5 M. Mending disimpan di reksadana pendapatan tetap, terus ditarik 4% per tahun. Itu kan dana abadi yang enggak akan habis. Itu bisa dapat sekitar 60 juta setahun. Uang 60 juta ini bisa kita pakai buat apapun yang kita mau. Misalnya bisa dipakai buat beli makanan di GoFood. Jadi kita bisa membebaskan waktu dari memasak dengan membeli makanan online.

Bang Radit sendiri mengumpulkan uang pensiun selama 14 tahun. Uang pensiun ini merupakan tujuan finansial pertama yang mau dia sasar hingga selesai dan sekarang sudah tercapai sejak akhir 2019.

Bang Radit mengumpulkan dana pensiun dengan menghitungnya menggunakan expend atau pengeluaran  setahun dikali 25 atau dibagi 4 persen. Namun, untuk sampai ke situ, kita harus tahu dulu tiap bulan pengeluaran kita berapa.

Contoh jika ada orang pengeluarannya per bulan 50 juta dikali 12 = 600 juta. 600 juta dikali 25 = 15 milyar. Setelah itu kalkulasikan menggunakan copounding calculator berapa banyak uang yang harus kita invest per bulannya untuk mencapai 15 milyar tersebut.

Bang Radit melakukan atau memilih pekerjaan itu ada 3, yaitu pekerjaan yang membuatnya senang, bertumbuh, dan ada duitnya.

Menurut Bang Radit, semua orang sebaiknya menjadi content creator. Jadi apapun profesinya misal lawyer, dokter, atau apapun, mending juga bikin konten aja. Kenapa? Agar semua orang bisa ngasih tahu value mereka ke masyarakat. Mereka  bisa ngasih lihat, ini lho gue bisa dihire karena gue ngerti ini, ngerti itu segala macam. 

Menurut bang Radit, semua orang akan bersaing di arena konten apa yang kita kerjakan untuk mempengaruhi kredibilitas kita untuk menghasilkan nilai di masyarakat.

Ia juga berpendapat pekerjaan spesifik merupakan warisan zaman dulu. Contoh SMAnya masuk IPA, kuliahnya harus yang jurusan seperti Fisika, Kimia, atau science lainnya. Terus nanti kerja juga misalnya di laboratorium Fisika. Kenapa? Karena itu cara masyarakat mempersiapkan diri kita untuk punya nilai di lingkungan sosial.

Tapi kan sekarang dunia udah berubah. internet membuat semua orang memiliki pekerjaan apapun selama diri mereka bisa bikin value. Masih banyak orang yang menganggap expertise kita ditentukan dari pendidikan formal. Contoh, banyak orang yang mengira jika Bang Radit merupakan lulusan komunikasi karena ia jago stand up comedy. padahal aslinya bukan. Semua orang bisa jadi apapun yang dia mau asalkan dia create value itu.

Pesan Bang Raditya Dika untuk Orang yang Suka Takut di-Judge Sama Orang Lain karena Bikin Konten 

Konten itu enggak melulu soal video, enggak melulu soal joget-joget. Tapi banyak sekali jenisnya seperti blog, foto, kurasi terhadap sesuatu selama kita menghadirkan diri kita di media kita sendiri.

Jadi, kalau misalnya ada yang masih takut dikata-katain, itu merupakan risiko yang harus diambil. Mendingan menghadapi ketakutan daripada menghadapi penyesalan. 

Bang Radit jadi teringat, sama cerita anak magangnya. Ketika Raditya Dika, keluarga dan timnya lagi liburan ke anyer itu suka ngelawak tapi lawakannya itu kayak lawakan bapak-bapak. Tapi sebenarnya dia ini perempuan umur 22 tahun.  

Akhirnya Bang Radit bilang saat meeting ke anak perempuan magang ini untuk belajar stand up comedy sama mentor yang dipilih sama bang Radit, bang Radit ngajarin cara nge-deliver-nya, dan dia akan tampil di club stand up comedy. Belajarnya cuma dua hari. Terus akhirnya dia mau. 

Si anak magang itu bilang alasannya kenapa dia mau menerima tawaran Bang Radit 

"Karena gue nggak tahu hasilnya gimana, gue mau tahu hasilnya gimana". 

Terus pada akhirnya hasilnya ternyata lucu. Jadi si perempuan ini mendapatkan hal yang nggak dia duga sebelumnya dan dia bisa. 

Yang bisa diambil pelajaran di sini, ambil aja kesempatan yang ada. Enggak usah mikirin gimana hasilnya, yang penting coba aja dulu, karena kita nggak tahu ke depannya akan seperti apa.

Kalau kata Woody Allen untuk menjadi sukses itu 80% showing up tapi ini konteksnya untuk audisi. Jadi anak magang ini showing up aja dulu, yang penting mau coba. 

Kalau mau lihat videonya silakan tonton di bawah ini ya. 



Kembali lagi ke topik dana pensiun, Bang Radit menggunakan dua instrumen investasi yaitu individual saham dan reksadana saham. Komposisinya lebih banyak di reksadana saham.

Tipsnya tujuan itu kaitannya dengan instrumen investasi. Kalau investasi yang dilakukan tujuannya jangka panjang, mending pilih satu instrumen aja. Misalnya pakai instrumen reksadana saham aja atau saham aja. 

Prinsip Keuangan Ala Bang Raditya Dika

Prinsip yang juga dipegang oleh Bang Radit yaitu seberapa banyak pun pendapatan yang dia punya, seberkembang apapun karier dia, pengeluaran bulanan enggak boleh ikut naik. Dengan karier naik, investment ratenya makin naik. Jadi jangan sampai income naik, lifestyle juga naik. Yang dinaikin justru investasinya.

Tips untuk Memilih Instrumen Investasi Bagi Pemula 

Kalau kita sendiri yang menjalani investasi tanpa minta bantuan siapapun dan yakin bisa menghandle sendiri, cari tahu instrumen apa yang dibeli, pelajari secara mendalam, dan enggak ikut-ikutan siapa pun. 

Tips untuk Anak Muda yang Punya Duit Banyak Biar Lifestyle-nya Nggak Naik

Buat ayah dua anak ini yang namanya pujian orang, orang iri sama dia itu nggak penting. Pesan ayah Raditya Dika yang bagus banget menurut saya, yaitu 

"Jadilah yang terbaik biar kamu enggak usah ngenalin diri kamu ke orang lain". 

Makanya dia berpikir  harus punya sesuatu biar orang lain itu notice dia, caranya  melalui karya. Bukan dari apa yang dia pake.

Bang Radit tidak melarang beli barang mewah. Membeli barang mewah itu boleh. Asal untuk diri kita sendiri, bukan tujuannya untuk ajang pamer ke orang lain dan memang ada fungsinya buat kita. Kita bakal sering pakai. 

Bang Radit juga menerapkan gaya hidup minimalis. Nah ada satu bahasan yang menarik menurut saya. Jadi bang Radit bilang, salah satu orang luar negeri yang juga menerapkan minimalis pernah bilang 

"Ikatan emosi sama semua barang akan lebih baik mengingatnya dengan cara memfotonya". 

Contohnya dulu bang Radit punya gitar yang dia pake buat ngeband dan ikut kompetisi di Australia. Itu dia jual karena udah enggak dipake lagi. Jadi biarlah gitar itu dimiliki sama orang yang baru yang lebih membutuhkannya. 

Sebelum Radit jual gitarnya, itu juga dia foto. Kalau Radit kangen dia tinggal lihat fotonya aja sambil ngebayangin dia sama siapa ya sekarang. Mungkin petualangan si gitar akan lebih menarik dengan orang lain.

Baca juga: Minimalism At Work Bersama Kak Octaviniant Aspary & Women By Narasi

Pandangan Raditya Dika Terkait Investasi Ilmu

Dari ngomongin soal investasi duit, sekarang beralih ke investasi ilmu. Menurut saya bagian yang tak kalah ciamik dari bahasan soal investasi ilmu yaitu ketika dia ngomong

"Mengajarkan dan mencari ilmu jadi sebuah hal yang perlu banget buat orang telusuri."

Ia juga berpendapat jika seorang anak nggak pinter itu nggak apa-apa, asalkan dia punya curiousity atau rasa penasaran yang tinggi. Karena kalau anak udah penasaran dia akan berani mencoba banyak hal dalam hidupnya. Si anak yang penasaran ini punya desire untuk belajar, punya desire menggali apalagi yang harus dia cari tahu, apalagi yang bisa gue contribute untuk dunia ini supaya dia bermanfaat di masyarakat.

Biasanya orang yang paling cemerlang di tim atau kelompok adalah orang yang punya inisiatif tinggi, suka nanya, orang yang suka minta feedback, dan suka maju lebih dulu dalam melakukan berbagai hal. Percuma orang ini pinter tapi nggak punya intellectual curiousity.

Bang Raditya sendiri juga membagi pengalamannya jika sejak kecil orang tuanya sudah membiasakan untuk membelikan buku dan menerapkan kebiasaan membaca di rumah. Ibunya Bang Radit juga sering mengajak dia ke mana-mana, dan mengajari banyak hal. Jadi itulah yang membentuk rasa penasaran yang tinggi di dirinya.

Gimana udah belajar apa aja dari si multitalenta dan tukang ngulik alias Bang Raditya Dika? Bahkan kita juga bisa belajar parenting juga ya dari pengalaman dia di atas. 

Semoga postingan saya ini bisa ada manfaatnya buat para pembaca ya. 

Baca juga: Blogger Gathering Bukalapak: Trik Membuat Blog yang Menarik & Disukai Pembaca


You Might Also Like

0 comments