Bertemu sama Jurnalis Dari Amerika (Lagi)!!

Kak Yurgen Alifia (Kiri), Kak Stela Clarisa (Tengah) dan Bu Netty Kalalo dari PPIA dalam sesi talk show.

Sebenarnya postingan ini udah sempet gue share di Blog gue yang lain, yakni Tumblr. Tapi berhubung Tumblr terkadang angot-angotan dan gue sangat menyayangkan tulisan ini hanya menjadi sampah di Blog gue, ada baiknya gue repost lagi tulisan yang sangat berharga ini hahahaha.

So enjoy 🙂

Minggu ini adalah minggu yang gue nanti-nantikan. Kenapa? Karena ada dua hal yang sangat gue tunggu-tunggu kedatangannya.  Hal pertama adalah akhirnya senin kemarin (4/5) gue sidang akhir saudara-saudara!! Setelah hampir empat tahun gue merasakan namanya kuliah akhirnya gue lulus juga dan menyandang status S.Ikom  (Alhamdulillah ). Setelah berkutat dengan yang namanya Skrips***t eh maksudnya Skripsiiiii  (HAHAHAHA) selama kurang lebih 6 bulan, di hari Senin kemarin gue akhirnya bisa mempertanggungjawabkan apa yang sudah gue kerjakan selama ini dan sudah berhasil melepas masa  status lajang eeeehhh maksudnya status mahasiswa gue (HAHAHAHA, cerita lengkap tentang sidang akhir gue akan gue share di Blog ini. Tunggu aja ya).


Hal kedua yang gue nantikan adalah gue berhasil menghadiri (lagi)  acara Press conference PPIA-VOA yang diadakan di Pacific Place yang terletak di daerah Sudirman, Senayan. Kok ada kata ‘lagi’? Iya karena tahun lalu gue juga berkesempatan datang ke acara yang sama dan di tempat yang sama pula (Cerita tahun lalu juga sempat gue share di blog ini, silakan dibaca kalo minat hehehe).

Sebelum masuk ke cerita inti ada baiknya kalian membaca sedikit cerita di bawah ini Check it out!!!

Di hari Senin (4/5) siang tengah hari bolong ada tiga orang cewek yang sedang duduk di sebuah ruangan yang dipenuhi oleh orang-orang yang lalu lalang sedang bekerja.  Satu cewek sedang komat kamit berdoa semoga sidang akhirnya lancar hari ini (itu gue). Satu lagi cewek berkrudung yang sedang duduk di samping cewek yang sedang komat-kamit itu tadi sedang menikmati cemilan yang ada ditangannya  (Tiara) dan cewek satu lagi yang sedang mainin handphonenya (Detta).

Satu jam sebelum gue sidang perkara, eh salah maksudnya Sidang akhir hehe, gue ngobrol-ngobrol sama 2 orang temen gue  ini yang sedang menemani gue dengan setia sebelum akhirnya gue masuk ke ruang sidang akhir. Kira-kira begini obrolan kita :

Gue : Eh Rabu ini mau ikut gue ke Pacific Place gak? Tanya gue dengan penuh antusias setelah komat-kamit baca doa.

Tiara : Ngapain?

Gue : Mau nonton acara PPIA-VOA

Tiara : emang ada siapa aja?

Gue : Ada jurnalis Metro TV  yang abis magang di Amerika, salah satunya ada Yurgen Alifia.

Tiba-tiba temen gue yang bernama Detta yang sejak obrolan gue ini terjadi dia lebih banyak mainin handphone nya, berdiri sambil kegirangan bilang “Ahhhhhhh gue mau ikut dong!!!”  Ekspresi Detta seakan-akan mau ketemu sama idola nya hahaha, btw emang Detta udah pernah ketemu sama Kak Yurgen sebelumnya di acara yang sama tahun lalu bareng sama gue. Dan dia bilang dia kagum sama Kak Yurgen (eccciiiieeeeeeeeeee)

Gue : Yaudah ayo.

Tiara nanya lagi “ Emang di sana acaranya ada apa aja?”

Gue : Intinya kita ngedengerin cerita dari Yurgen Alifia yang setahun kemaren magang di VOA Washington DC, pengalaman dia apa aja dan juga nanti di kenalin sama jurnalis baru yang bakalan berangkat ke Amerika ngegantiin Yurgen Alifia itu. (Gilaaak tahu banget lo Ka!!!)

Tanpa banyak bertanya lagi Tiara mengiyakan untuk ikut juga sama gue dan Detta ke acara PPIA-VOA.

Cerita lengkapnya begini saudara-saudara

Rabu (6/5) akhirnya gue bisa nongol lagi di acara Press Conference PPIA-VOA Broadcasting Fellowship di Pacific Place Sudirman tepatnya di @america. Enggak ada yang berubah di @america, dia masih ada di lantai 3 Pacific Place. (Hahaha ya kali pindah ke Amerika beneran). Sekedar informasi @america adalah pusat kebudayaan Amerika, yang didirikan pada Desember 2010 dengan tujuan mengenalkan Amerika Serikat melalui diskusi, pertunjukan budaya, debat, kompetisi, dan pameran. Seperti tahun sebelumnya, gue tidak sendirian datang ke acara tersebut, gue pergi bersama teman gue. Berbeda dengan tahun sebelumnya, di mana gue cuma pergi berdua aja sama Detta tapi kali ini gue pergi dengan tiga orang (Detta, Tiara dan Netya).

Mungkin buat teman-teman yang belum pernah membaca tulisan gue tentang ini sebelumnya agak bingung, apasih itu PPIA, Broadcasting Fellowship? jangan sedih jangan gundah jangan ngamuk ya, gue akan menjelaskan sedikit tentang hal-hal tersebut kepada Anda saudara-saudara, sebangsa dan setanah air (Hahahahahaha).

Jadi PPIA itu adalah singkatan dari Perhimpunan Persahabatan Indonesia Amerika didirikan tahun 1959 sebelumnya namanya bukan PPIA, tapi masih bernama LIA (Lembaga Indonesia Amerika) nah udah ketahuan dong dari namanya, kalo organisasi ini dibuat hasil kerjasama antara Indonesia sama Amerika untuk mendorong hubungan persahabatan  antar kedua Negara. Salah satu hasil kerjasama antar Indonesia sama Amerika adalah program Broadcasting Fellowshipini. Yang gue tahu dari program ini Broadcasting Fellowship ini hasil kerjasama antara VOA yang ada di Amerika sama PPIA di mana dalam program ini jurnalis-jurnalis muda  Indonesia yang punya pengalaman kurang dari tiga tahun yang berhasil lolos dalam proses seleksi akan dikirim ke Amerika untuk ‘magang’ selama satu tahun di sana. Kebayang dong gimana serunya pengalaman-pengalaman para jurnalis Indonesia yang udah berhasil ke Amerika berkat program ini.

Tapi jangan salah jurnalis yang berhasil lolos juga gak mudah untuk mendapatkan kesempatan emas ini, mereka harus melewati beberapa seleksi. Mulai dari seleksi administrasi, bikin essay, wawancara langsung dengan pihak PPIA dan VOA di Jakarta dan Wawancara langsung dengan pihak VOA di Wahington DC. (Banyak ya…….), belum lagi pelamar yang ingin mendapatkan program ini mencapai ratusan orang (yaiyalah siapa juga yang gak mau ngerasain kerja  dan tinggal di Amerika???)

Terus apa hubungannya gue sama acara Broadcasting Fellowship itu?

Emang gak ada hubungannya, tapi gue sebagai salah satu fan berat dari VOA, pengin banget jadi jurnalis dan salah satu orang yang punya mimpi bisa ke Amerika  merasa sangat sedih banget kalo gue gak datang ke acara yang bermanfaat at least buat gue hehehehehe (ya walaupun baru dua kali datang sih hahaha)

Eh nanti dulu, tadi gue bilang gue adalah fan berat dari VOA? Emang kenapa gue bisa suka banget sama VOA? Jadi gini saudara-saudara, awal mula gue tahu VOA (Voice Of America) itu SMP kalo gak salah gara-gara acara Dunia Kita. Duh apa lagi tuh? Tenang-tenang, gue gak pelit informasi kok. Jadi Dunia kita itu adalah salah satu program yang isinya berupa liputan tentang warga Indonesia di Amerika Serikat, tapi gak cuma itu juga ada liputan dari mancanegaranya. Tapi sayang tayangannya cuma berdurasi 30 menit dan kadang suka berubah-ubah jam tayangnya. Dulu gue nonton Dunia Kita itu masih dibawain sama Mbak Ariadne Budianto (salah satu host VOA favorit gue) sama Mbak Susi Tekunan. Sampe Dunia Kita dibawain sama Mbak Anne dan Kak Yurgen Alifia masih tetep gue tonton karena saking sukanya gue sama acara-acaranya VOA. Terus sekarang juga ada acara yang bisa terbilang baru yaitu VOA Pop News yang dibawain sama Ian Umar dan Debbie Summual Patlis di Jak TV setiap hari minggu jam 15.30 sore.

Karena dari kecil gue udah dijejelin sama film-film Hollywood sama bokap gue (tenang bukan film-film yang tidak seharusnya gue tonton pada saat itu kok hahaha) dan gara-gara film Hollywood yang keren-keren itu dari kecil sudah tertanam di kepala gue kalo Amerika itu kereeeeeeeeeeeennnn buaaangeettt. Nah makanya sejak gue tahu kalo ada tayangan yang menampilkan cerita dari Amerika, berita dari Amerika and all about America gue langsung jatuh hati lah sama VOA.

Balik lagi kecerita inti, kali ini gue gak datang terlambat seperti tahun lalu. Gue datang on time  bahkan sebelum acara di mulai gue sudah menginjakan kaki di Pacific Place dengan selamat tanpa kurang suatu apapun. Nah para mantan fellow (sebutan bagi para peserta Broadcasting Fellowship yang lolos dan berkesempatan ‘magang’ di VOA Wahington DC) yang datang lebih sedikit dari pada tahun lalu hehehehe. Kalo tahun lalu itu ada Kak Kartika Octaviana, saat ini Kak Vina bekerja di Metro TV dan alumni dari UI. gue suka sama cara Kak Vina membawakan berita, cara bicaranya enak  terus cantik dan ramah pula lagi. hehehe. Terus ada Kak Rafki Hidayat, dia juga pernah kerja di Metro TV, tapi sekarang dia udah pindah ke Bloomberg (informasi ini gue tanyakan langsung ke orangnya lho hahahahahaha), menurut gue kalo Kak Rafki membawakan liputan pasti selalu semangat, apa lagi pada saat bawain acara VOA, bawain acara selalu  semangat, jadi penonton juga antusias kalo nonton acaranya dia. ada Kak Retno Lestari, Nurina Safitri dan Yurgen Alifia juga yang saat itu adalah fellow yang akan berangkat ke DC.Kak Yurgen juga alumni UI,  orangnya gigih banget lho, kenapa gue bisa bilang kayak gitu, karena dia itu sampe 3 kali ikut seleksi PPIA-VOA ini, kebayang dong betapa niatnya dia buat ngedapetin kesempatan ini.

Di pertemuan kemarin mantan fellow yang hadir ada Kak Vina, Kak Rafki dan pastinya Kak Yurgen yang baru kembali dari Amerika (Alhamdulillah akhirnya balik juga haha). Terus siapa dong jurnalis yang menggantikan Kak Yurgen? Gue????? (Penginnya hahahahahahaha). Dia adalah Maria Stela Clarisa Nau yang juga merupakan jurnalis dari Metro TV. Kak Stela ini lulusan dari Universitas Parahyangan Bandung dengan jurusan Hubungan Internasional.

Acara dimulai dengan pembukaan pemutaran video dari Kak Yurgen yang isinya kegiatan-kegiatannya di sana, liburan dia ke Chicago dan pengalaman-pengalaman lainnya yang bikin gue doa dalam hati pas lagi nonton videonya ‘Ya Allah semoga Eka bisa ke Amerika dan kerja di VOA suatu saat nanti. Aamiin. Dan ada sambutan dari Ketua PPIA, Bapak Rudy J.Pesik, lalu ada kata sambutan juga dari Direktur VOA Jakarta, Bapak Frans Padak Demon, nah pastinya sesi yang gue tunggu-tunggu adalah di saat Kak Yurgen Alifia dan Kak Stela membagi cerita mereka. Sayangnya waktu disesi ini sangat sedikit sekali jadi cerita yang di share kurang banyak hahahaha. Dan sesi tersebut juga dibuka sesi Tanya jawab. Mendapatkan kesempatan itu gue tidak menyia-nyiakannya. Gue mengajukan pertanyaan langsung ke Kak Yurgen terkait dengan perbedaan bekerja menjadi jurnalis di Amerika dengan di Indonesia dan juga gue sempat bertanya berapa lama proses penyeleksian sampai akhirnya terpilih menjadi fellow. Menurut jawaban dari Ibu Netty Kalalo (PPIA) proses seleksi dari proses administrasi hingga terpilih menjadi fellow dari Bulan November sampai April lama jugaaa yaaa.)

Dan gue tidak menyia-nyiakan moment tersebut, gue sempat berfoto-foto dengan mantan fellow.

Ini dia foto-foto di acara kemaren.

Akhirnya gue bisa foto bareng sama Kak Yurgen Alifia. (Fellow tahun ke tujuh. Tahun lalu enggak sempet foto bareng. soalnya Kak Yurgen udah kaaabbbborrrrrr dari lokasi kejadian hahaha) *Pas foto ini diambil rasanya gue pengin banget nyubit pipinya Kak Yurgen. Pipinya bikin gemessssssssss wuehehehehehehe

Gue bersama Kak Kartika Octaviana (Jurnalis Metro TV dan fellow tahun ke empat)

Direktur VOA Jakarta, Bapak Frans Padak Demon saat memberikan kata sambutan kedua.

Penandatangan MoU antara Kak Stela Clarisa dengan PPIA & VOA

You Might Also Like

0 comments