Di postingan kali ini saya masih
ingin membagi pengalaman saya pulang kampung lebaran tahun ini ke Pacitan, Jawa
Timur. Kalau di postingan sebelumnya saya cerita beberapa makanan khas Pacitan
yang sempat saya coba, nah sekarang saya mau share pengalaman saya pergi wisata ke salah satu pantai yang
menjadi favorit bagi banyak kalangan.
Mungkin yang ada dibenak banyak
orang kalau mendengar kata Pacitan, yang diingat selain menjadi kampung halaman
Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, juga menjadi kota yang dikenal akan
tempat wisata gua-nya. Makanya, Pacitan dijuluki menjadi ‘Kota Seribu Satu
Gua’.
Tapi, bukan cuma banyak Gua yang
sebenarnya ada di Pacitan, tapi pantainya juga banyak. Jadi, satu hari setelah
lebaran, tepatnya 16 Juni 2018 saya, kedua orang tua, sepupu saya beserta 2 anak
dan suaminya, serta bude dan pakde saya pergi ke pantai Klayar yang katanya
sering disebut-sebut mirip kawasan Pura di Tanah Lot Bali. Jadi sebelum ke
kampung, saya dan orang tua saya memang berencana untuk pergi ke sana.
Dari rumah Mbah saya yang
letaknya di desa Ploso, Punung, Pacitan jarak ke lokasi pantai Klayar yang letaknya
ada di terletak di Kecamatan Donorojo, di desa Kalak, Kabupaten Pacitan
sebenarnya cukup jauh. Kira-kira perjalanan saat itu memakan waktu sekitar 1.5
jam.
Jalan menuju Pantai Klayar
tidaklah mudah. Kalau mau ke sana, harus melewati beberapa jalan yang cukup
sempit dan ada sebagian rute pantai Klayar yang belum teraspal. Enggak cuma
itu, dibeberapa bagian jalan ada juga jalanan yang berbelok tajam serta tanjakan
dan turunan yang cukup bikn deg-deg ser buat orang yang belum bisa nyetir kayak
saya hahahaha. Untungnya bapak saya emang udah jago nyetir jadi dia mah
kayaknya santai-santai aja tuh meski jalurnya lumayan nyeremin. Eh, apa bapak saya juga ngerasa takut juga ya, cuma
dia enggak mau bilang aja? Hehehe.
Kalau kata pakde saya, untuk
menuju lokasi pantai Klayar emang harus menggunakan kendaraan pribadi. Soalnya
emang belum ada angkutan umum yang sampai ke sana. Saat berkunjung ke sana,
cukup ramai pengunjung yang datang. Ya, apalagi alasannya kalau bukan karena
libur lebaran.
Aneka Jajanan
Di sana juga banyak banget
tersedia berbagai macam jajanan yang bisa mengganjal perut kalau lagi lapar. Jajanan
yang tersedia saat saya berkunjung ke sana, ada sate bakso bakar, sate seafood bakar, soto ayam, telor gulung,
gorengan, dan jajanan minuman.
Saya sempat beli bakso bakar buat
ngemil selama di pantai. Enggak cuma makanan ringan aja, di Pantai Klayar juga
ada tempat makan lho. Jadi, buat
pengunjung yang mau makan berat bisa juga mampir ke beberapa tempat makan yang
tersedia. Kalau yang saya lihat itu, ada tempat makan yang menjual makanan laut
seperti ikan bakar maupun goreng, udang bakar dan goreng, dan aneka seafood lainnya, ada juga tempat makan
lesehan yang jual soto mie, mie instan, kopi,
teh, es kelapa, dan lain-lain.
Tiket Masuk Pantai Klayar, Pacitan
Harga tiket masuk ke Pantai
Klayar itu murah banget, lho. Saat
itu per orang cuma dikenakan harga Rp10.000 dan untuk anak-anak balita tidak
dikenakan biaya. Jadi kemaren total ada 9 orang, tapi saya cuma disuruh bayar Rp80.000. Jadi, anak
sepupu saya yang masih balita enggak dikenakan tarif tiket masuk. Kalau untuk
hari biasa saya kurang tahu deh berapa harga tiket masuknya. Mungkin bisa lebih
murah dari hari libur kayak lebaran kemarin. Untuk biaya parkir sendiri, juga
cukup murah, kalau mobil dikenakan Rp10.000 per mobilnya.
Pemandangan Pantai Klayar
Nah, ini yang ditunggu-tunggu. Apa saja sih pemandangan yang ada di
Pantai Klayar? Sejak keluarga saya mulai pulang kampung saat lebaran yang di
mulai dari 3 tahun lalu, saya baru mengunjungi 3 pantai yang ada di Pacitan, pertama,
di tahun 2016 saya mengunjungi pantai Teleng Ria. Terus di tahun 2017, kemarin
saya berkunjung ke pantai Srau, dan tahun ini ke Pantai Klayar. Dari ketiga
pantai yang sudah saya kunjungi, memang pantai Klayar lah juaranya.
Pantai Klayar memiliki batu karang raksasa yang menyerupai Sphinx, pasir putih, dan air mancur alami yang katanya sih setinggi 10 meter. Ombak di pantai Klayar cenderung cukup besar. Ketika itu, pengurus pantai beberapa kali mengumumkan atau memberi peringatan pada pengunjung agar tidak berenang. Untuk warna air laut di Pantai Klayar menurut saya cenderung masih jernih dan jarang ada sampah yang berserakan di pinggir pantai. Selain bisa bermain di hamparan pasir putih dan deburan ombak. Pengunjung juga bisa menikmati keindahan Pantai Klayar yang indah dari atas bukit gardu pandang.
Di pantai Klayar juga tersedia ATV yang merupakan kendaraan roda empat yang bisa mengantarkan pengunjung ke tempat air mancur. Cuma sayangnya mahal. Kemarin ibu saya ditawari untuk naik ATV dikenakan tarif Rp50.000. Tapi memang sih satu ATV itu bisa dinaiki 2 sampai 3 orang. Tapi menurut saya itu kemahalan hahaha, jadi kami semua enggak ada yang naik deh.
Ini ATV-nya. Kalo saya mah, daripada naik ATV, mending jalan kaki lebih sehat juga :) |
Tempat Oleh-oleh
Ada juga tempat oleh-oleh yang
djual disekitar pantai Klayar. Kemarin saya melihat ada yang menjual makanan
khas Pacitan seperti sale anggur yang sudah pernah saya bahas di postingan Makanan khas Pacitan sebelumnya. Lalu ada yang jual dodol atau yang lebih dikenal dengan jenang, keripik
pisang, lanting, kolong, marning (jagung kering), dan lain-lain. Ada juga yang
jual aksesoris kayak topi, kacamata, kaus-kaus yang bertuliskan Pacitan atau
pantai Klayar, suvenir, dan lain-lain.
Di sana juga tersedia ikan-ikan
seperti ikan tuna, teri, udang yang digoreng yag bisa dibeli secara kiloan dan
diberi sambal terasi. Nah, ibu saya sebagai emak-emak yang sangat peduli dengan
gizi anak dan suaminya dan kami bertiga pun pencinta seafood jadi ibu saya membeli makanan-makanan seafood tadi untuk dmakan di rumah Mbah saya. Harganya juga murah,
ibu saya beli ¼ kilo ikan dan udang masing-masing dihargai Rp20.000 plus sama sambal kecapnya Rp.8000.
Nah, buat kamu yang penasaran
sama pantai Klayar, enggak ada salahnya buat menjadikan pantai ini destinasi
liburan kamu kalau lagi berkunjung ke Jawa Timur, khususnya Pacitan. Mungkin,
ada juga dari kamu yang punya rekomendasi pantai di Pacitan yang bagus juga
buat dikunjungi? Kalau ada, tolong share di
kolom komentar ya.
Di antara kalian pasti ada yang
melakukan mudik saat lebaran tahun ini, bukan? Saya pun juga demikian. Seperti
tahun-tahun sebelumnya, saya mudik ke kota asal ibu saya, yakni Pacitan, Jawa
Timur, tepatnya 13 Juni 2018 lalu. Pasti kalau kamu mendengar kata Pacitan, yang ada dibenak kamu adalah
“itu kampungnya Pak SBY”. Ya, Pak SBY memang lahir di kota yang dijuluki
sebagai kota 1001 Gua tersebut.
Sebelum saya menuju Pacitan, saya
sudah merencanakan selama di kampung ingin mencicipi berbagai hidangan khas
Pacitan. Saya sempat searching di
internet, apa saja sih makanan khas Pacitan? Mr. Google bilang ada sekitar 16
makanan, yakni Bakso Ikan Tuna, Cenil, Ikan Marlin, Jadah Bakar, Jenang Dodol
Pacitan, Kolong Kithik, Kupat Tahu, Punten, Rengginang Manis, Sale Anggur, Sego Gobyos, Sego Godhong Jati,
Singkong Keju, Soto Pacitan, Tahu Tuna, dan Thiwul. Memang, tidak semua makanan
khas Pacitan saya cicipi. Tapi dari sekian banyak yang ada, setidaknya saya
mencoba beberapa di antaranya:
Kupat Tahu
Kalau makanan khas Pacitan yang
satu ini saya suka banget! Enak sekali rasanya. Ternyata kupat tahu juga
menjadi makanan favorit di kota Solo dan Magelang. Kupat tahu sendiri berisi
potongan-potongan kupat (lontong) dan juga tahu. Dalam penyajiannya ditambahkan
taburan kacang goreng, seledri dan toge serta disiram dengan kuah bumbu yang
rasanya gurih tapi juga manis. Umumnya kupat tahu di Pacitan dimakan dengan
kerupuk udang. Kebetulan saat saya ke rumah saudara saya, dia lagi masak ini.
Jadi, kebetulan banget hehehhe. Isinya memang enggak sama persis dengan artikel
yang saya lihat di internet, tapi kurang lebih sama sih.
Isi kupat tahu yang saya makan saat itu ada lontong, kacang tanah, tahu, seledri, dan bawang goreng |
Punten
Jujur, pas tahu nama makanan ini
kok agak aneh ya? Hahaha. Soalnya, saya tahunya “punten” itu bahasa daerah dari
kata ‘maaf’, 'numpang lewat' atau 'permisi', dalam bahasa sunda kata ini juga bisa digunakan untuk meminta tolong.
Tapi di Pacitan beda. Punten
menjadi salah satu makanan khas Pacitan yang dikatakan sebagai makanan ringan.
Tapi kalau dilihat-lihat, sebenarnya punten Pacitan bisa juga dijadikan sebagai
makanan berat karena bahan dasarnya terbuat dari beras. Cara ngebuatnya,
dimasak pakai santan lalu ditumbuk sampai halus. Kemudian, kalau udah jadi,
dipotong kotak-kotak. Ketika saya cobain rasanya, emang enak dan mirip kayak
ketan. Pokoknya, rasanya gurih – sedikit asin gitu deh. Saya makan dua potong
punten aja udah kenyang. Punten sangat cocok bila dijadikan sebagai makanan
pengganjal perut yang sedang lapar.
Punten paling sedap jika dilengkapi
sama sambal terasi. Tapi kalau saya
lihat dari internet, punten disajikan dengan pecel sayur(toge, kacang panjang,
dan bumbu kacang). Nah, makanan yang
disajikan oleh bude saya punten dilengkapi dengan oseng mie, tahu, dan sambal terasi.
Hahahaha, beda memang, tapi yaudah lah ya, bersyukur udah dibikinin. Hehehehe.
Sale Anggur
Pernah dengar sale anggur? Apa yang
pertama kali ada dibenak kalian mendengar dua kata ini? Ya, sale yang biasanya
kita tahu berbentuk helaian atau keripik, kalau sale anggur sale basah yang
dibuat bulat-bulat lalu dibungkus oleh kertas krep warna-warni dan disusun
layaknya untaian buah anggur. Bahan dasar sale anggur adalah pisang awak yang
di potong tipis-tipis kemudian dijemur di bawah terik sinar matahari. Kalau
udah kering baru deh dibungkus dengan cara dipadatkan hingga berbentuk bulatan.
Sale ini dibuat sama dengan
pembuatan sale-sale pada umumnya hanya yang membedakan adalah proses
pengemasan. Disebut dengan sale anggur lantaran sale ini di kemas bulat-bulat
dan dirangkai menyerupai buah anggur.
Sale anggur ini bisa kamu jadikan
oleh oleh khas Pacitan juga. Sebenarnya, saya tahu makanan ini dari teman
kantor saya namanya Agung, yang bilang kalau makanan yang satu ini enak dan
cukup unik. Terus dia nitip ke saya, katanya kalau saya udah balik dari
kampung, dia minta oleh-oleh ini.
Pas saya lagi jalan-jalan ke
pantai Klayar, ternyata ada yang jual sale ini. Langsung deh, tanpa pikir
panjang saya beli. Kata Mba-mba yang jual, 10 ribu dapat 3 ikat sale anggur. Saya
beli Rp50 ribu dapat 15 ikat sale Anggur. Pas sampai rumah Mbah, saya langsung
cobain. Menurut saya rasanya biasa aja, agak asem malah. Jadi manis asem gitu.
Teksturnya kenyal.
Ketika saya bawa ke kantor dan
temen-temen kantor saya yang lain ikut nyobain,
mereka ada yang bilang enak, ada yang ngerasa kayak apa yang saya rasain
(kurang enak), nah kalau Agung, orang yang minta oleh-oleh ini bilang sale ini
enak banget dan dia doyan. Ya, balik lagi sih ke selera orang heheheh.
Sego Godhong Jati
Saya juga sempat nyobain makan
sego godhong jati. Maksudnya, makanan berupa nasi yang dibungkus menggunakan
daun jati. Kalau yang saya cari di internet,
isi dari sego godhong jati, yakni nasi dengan urap, tumis tempe (kering
tempe), serundeng serta lauk ikan asin atau peyek. Memang sih, isi dari sego
godhong jati itu biasa banget, kayak makanan yang kita jumpain di warteg atau
rumahan. Tapi yang membedakan, aroma daun jati yang sangat khas makin menambah
nikmat makanan yang ada di atas daun jati tersebut. Pas pulang kampung makan ini, isi lauknya enggak sama kayak yang saya lihat di internet hahaha. Karena emang ibu saya kreasi sendiri. Kata ibu saya "Yang penting makannya di atas daun jati. Jadi deh sego godhong jati" hahahaha. Saya sih iya-iya aja deh, toh dimasakin dan saya tinggal makan aja. heheehhe.
Cuma kata Mbah saya, kalau mau makan sego godhong jati beneran yang kayak saya lihat di internet, bisa dibeli di pasar tradisional, kayak pasar legi atau pasar-pasar tradisional lainnya. Berhubung rumah Mbah saya itu jauhhhhhhhh dari pasar dan agak effort banget buat ke sana kalau jalan kaki, jadi yaudah bikin seadanya aja. kebetulan banget di depan rumah si Mbah, ada pohon jati, jadi tinggal metik deh daunnya.
Sego Godong Jati ala Ibu saya, isinya selain nasi ada daging rendang, tahu, sama ikan goreng kecil-kecil hahaha |
Nah, itu dia makanan khas pacitan yang saya sempat cicipi. Semoga
tahun depan kalau pulang kampung lagi, saya bisa nyobain khas Pacitan lainnya
ya J Oh iya, kalau di kampung
ibu saya, ketika lebaran, masyarakatnya enggak biasa menyajikan ketupat, opor
ayam, sayur pepaya, ya pokoknya makanan khas lebaran itu lah. Karena emang
bukan tradisi mereka. Jadi, pas lebaran makanan khasnya apa dong? Sepenglihatan
saya, tiap rumah pasti memiliki hidangan masing-masing. Tapi, yang paling
sering disajikan adalah bakso sama soto ayam. Hahahah, lucu ya!. Kalau di
Jakarta sih dua makanan itu enggak usah nunggu lebaran, tiap hari juga ada. Hahaha. Ya, yang paling penting apapun makanannnya, tetap bisa kumpul sama keluarga besar
di hari raya pasti harus disyukuri. Ya, enggak? :)
Media digital saat ini sangat berkembang
pesat yang ditandai dengan banyak bermunculan situs-situs yang memiliki
segmentasi sendiri, baik untuk anak-anak, laki-laki, maupun perempuan. Khusus
untuk situs perempuan ada banyak yang bisa kamu pilih sesuai dengan kebutuhan
dan umur kamu.
Menarik jika dilihat begitu
banyak situs-situs perempuan yang sejenis yang memiliki keunggulan masing-masing.
Hal ini tentu memudahkan kaum hawa menentukan sendiri media mana yang cocok
untuk ‘dikonsumsi’, bahkan bisa menjadi panduannya dalam menjalankan aktivitas.
Salah satu media khusus perempuan
adalah Popbela.com. Anak perusahaan dari IDN Times Indonesia ini merupakan
media digital yang khusus menyediakan informasi tentang fashion trend masa kini, kecantikan, gaya hidup, karier, dan budaya
pop untuk perempuan usia 20-30 tahun. Popbela
sendiri dalam situsnya berusaha untuk memberikan konten yang berkualitas dengan
berpedoman pada 7 pilar, yakni kesetaraan gender, pelecehan seksual, anti
intimidasi, anti stereotipe, persatuan dalam ras dan etnis yang berbeda,
kesatuan dalam agama yang berbeda, dan mendefinisikan kembali kecantikan.
Awal mula tahu soal situs
Popbela.com, ketika saya menjadi seorang freelancer
content writer untuk sebuah brand
e-commerce khusus fashion di
akhir tahun 2016. Ketika itu saya diharuskan membuat artikel yang berkaitan
dengan busana perempuan, nah salah
satu referensi untuk saya membuat artikel berasal dari Popbela.com.
Ketika pertama kali saya melihat
situs yang diluncurkan pada akhir Februari 2016 ini, benar-benar eyecatching dari sisi desainnya dan
sangat feminim sekali yang bisa
dilihat dari dominasi warna putih dan juga pink.
Hingga saat ini (ketika saya sudah menjadi content writer tetap di salah satu digital agensi di Jakarta) saya
masih menjadikan Popbela sebagai salah satu referensi untuk menulis terkait dunia
perempuan.
Mungkin kamu mau tahu, kenapa sih saya sering membaca dan menjadikan
Popbela sebagai salah satu referensi dan bacaan saya sehari-hari? Ini dia 6 alasannya.
Konten yang Menarik
Saya juga sering membuka situs
Popbela.com diwaktu senggang, karena selain untuk menambah pengetahuan seputar
dunia perempuan, saya juga menjadikan situs ini sebagai media ‘belajar’ bagaimana
cara menulis topik yang menarik dari bahasa-bahasanya yang ringan, singkat,
namun juga jelas.
Bahkan Popbela juga memiliki
rubrik khusus, yakni seputar sex yang
menurut saya enak dibaca tanpa terkesan menggurui. Bahasan soal sex diulas dalam sisi yang edukatif dan
tentunya menarik untuk dibaca. Agar pembaca tidak bosan membaca tulisan di
Popbela, disertakan juga gambar atau foto yang menarik dan sesuai dengan
bahasan tulisan yang diangkat. Yang menarik dari situs Popbela, yakni sering
sekali memuat gambar atau foto dari cuplikan-cuplikan film yang menurut saya selalu
pas penempatannya. Namun, terkadang Popbela juga memuat foto yang berasal dari
model luar maupun dalam negeri.
Dari segi judul, para writer dari Popbela juga sering membuat
judul yang unik dan menarik, sehingga membuat banyak pembaca tertarik untuk
meng-klik dan membaca artikelnya sampai habis. Seringnya judul artikel yang dibuat seperti
tips and trik identik dengan angka seperti 4
Trik Mudah Membuat Makeup Jadi Tahan Lama Seharian. Selain itu,
penjelasannya pun juga dikemas dengan poin-poin yang sangat membantu pembaca supaya
paham dengan topik yang disampaikan. Popbela.com juga menyediakan share button yang memungkinkan kamu
untuk membagikan artikel yang dianggap menarik ke media sosial atau platform
lainnya.
Kanal yang Beragam
Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, situs yang memanggil para pembacanya dengan sebutan Bela ini memiliki
banyak kanal yang terdiri dari beberapa tema utama yang berbeda baik seputar fashion, kecantikan, percintaan, karier,
healthy, hiburan, budaya pop, dan
lain-lain yang sering ditemui dalam
kehidupan sehari-hari. Tapi bukan hanya sekadar informasi biasa, tak jarang
Popbela juga memberikan informasi
terbaru dari produk makeup yang
sedang trend digunakan oleh para
artis, ataupun selebgram. Di mana informasi ini bisa menjadi referensi para
pembacanya untuk mengetahui produk apa yang digunakan oleh public figure pujaannya.
Popbela juga menyediakan kanal
yang menurut saya cukup spesial, yang diberi nama PopCreator, yang
merupakan kanal berisi para creator (perempuan
inspiratif yang berprestasi di
bidangnya) yang selalu berganti setiap bulannya. Di sini, Popbela.com akan
mengupas tuntas creator tersebut
terkait gaya berpakaian, hobi, inspirasi karyanya, dan lain sebagainya. Untuk
PopCreator bulan Mei 2018 ini adalah Febby Rastanty. Sebelumnya ada juga Yura
Yunita yang menjadi PopCreator pada bulan April lalu. Yang menjadi favorit
saya, yakni Maudy Ayunda yang menjadi PopCreator di bulan Oktober 2017. Di sini
dibahas tentang karier, pandangan Maudy soal perempuan dan lain-lain. Kalau
boleh request, bulan-bulan
selanjutnya tolong bahas Tasya Kamila, Tatjana Saphira, sama Gita Gutawa ya hehehe.
Ada pula kanal Quiz yang sangat
menghibur dikala waktu senggangmu. Kamu bisa mengetahui soal kepribadianmu
berdasarkan warna favorit maupun lipstik
sesuai kepribadian kamu. Sering banget lihat hasilnya benar-benar sesuai dengan diri
saya sendiri. Nih, contohnya saya
coba ikuti Quiz yang membahas tentang karakter diri sendiri yang bisa dilihat
dari warna favorit.
Saya suka warna hijau, pas saya klik hasilnya muncul seperti di bawah ini. Hasilnya, saya dibilang mirip dengan Nikita Willy dan dituliskan karakter saya adalah sosok yang semangat mengejar karier dan ingin merasa aman dari segi keuangan serta hubungan. Maka dari itu, pencinta warna hijau memastikan semuanya sesuai dengan ekspektasi. Ini bener banget sih hehehe. Sesuai sama kepribadian saya. Kamu pun bisa membagikan hasil Quiz Popbela di Facebook maupun Twitter. Eheeem, siapa tahukan si dia lagi ngepoin FB atau Twitter kamu hehehe.
Adanya Nama Penulis dan Sumber Foto di Setiap Artikel
Siapa sih yang nggak senang bila namanya tercantum di
sebuah website terkenal atas karya tulis yang yang dibuatnya? Nah, disetiap artikel yang dibuat oleh
Popbela, tak pernah lupa untuk mencantumkan nama penulis dan juga sumber foto
yang digunakan di dalam artikel. Bahkan,
nama yang tertera bukan inisial atau nama panggilan, melainkan nama lengkap!
Dengan penyebutan nama itu, pastinya penulis merasa bangga dan sekaligus
bertanggung jawab dengan tulisan yang telah dibuatnya.
Untuk sumber foto memang
seharusnya dicantumkan sumbernya untuk mencegah terjadinya plagiarisme atau
menjiplak karya orang lain. Bukan cuma itu, website ini karena dilengkapi
dengan waktu publikasi dari tanggal, bulan, dan tahun seperti yang gambar di
bawah ini. Menurut saya hal ini penting, supaya kamu bisa tahu apakah artikel
yang di-publish merupakan artikel
terbaru atau bukan.
Selalu ada saja konten baru
setiap harinya di situs Popbela.com. Jadi, kamu tidak akan bosan dengan
artikel-artikel yang itu-itu saja. Artikel yang terus ditambah setiap hari tentu
membuat kamu tidak akan merasa kehilangan informasi mengenai dunia perempuan.
Kanal yang paling sering saya
baca, yakni bagian Single di kanal Relationship
karena berhubung saya masih sendiri alias jomblo hahaha. Jadinya sering baca bagian itu deh. Saya paling suka sama artikel yang membahas sudut pandang
laki-laki terhadap perempuan. Seperti artikel Ternyata
Pria Bisa Ilfeel Pada Wanita Karena 9 Hal Ini dan Bagi
Cowok, Ini 11 Tipe Cewek yang Berhasil Menarik Perhatiannya di mana kedua
artikel tersebut membahas pandangan laki-laki terhadap perempuan. Jadi, saya
bisa mengetahui apa saja sih hal-hal
yang bisa membuat laki-laki itu ogah mendekati
perempuan, dan lain sebagainya.
Situs yang User Friendly dan Responsive
Seperti yang saya jelaskan di atas juga, jika situs
Popbela cukup kece dari sisi tampilan sehingga tidak akan membuat pembacanya
bosan. Selain itu, tampilannya juga cukup user
friendly dan simple, baik diakses
melalui smartphone maupun PC. Ketika
kamu baru membuka situs Popbela.com, kamu bisa langsung melihat artikel terbaru
or fresh news yang baru saja naik.
Dibuka melalui device apapun baik smartphone, tablet, laptop, atau komputer pun
tetap mudah digunakan dan teks juga mudah dibaca.
Sering Mengadakan
Kompetisi Menulis dan Membuka Lowongan Kontributor
Nah, ini juga bagian yang saya suka dari
Popbela. Sudah beberapa kali Popbela mengadakan kompetisi menulis bagi kamu
yang ingin tulisannya mejeng di situs
Popbela.com dan IDNtimes.com serta mendapatkan hadiah jutaan rupiah. Bukan
hanya itu, situs kece ini juga mengundang kamu yang antusias dengan dunia
perempuan bisa juga menjadi kontributor Popbela.com yang nantinya akan
diseleksi dan diterbitkan di website Popbela.com untuk dinikmati oleh lebih
dari 2 juta pembaca setiap bulannya dan juga akan dimunculkan di halaman
Facebook Popbela.com yang sudah mengumpulkan total 50 ribu fans. Bila tertarik, kamu bisa mengirimkan tulisanmu ke redaksi@popbela.com.
Popbela pun juga aktif di media sosial seperti Instagram,
Facebook, dan juga Twitter. Ada banyak informasi yang bisa kamu peroleh seperti
postingan artikel terbaru, Popbela Facts,
Popbela News, Popbela Tips, dan lain-lain.
Supaya kamu nggak ketinggalan
informasi lomba atau kegiatan yang diadakan oleh Popbela, update terus informasinya di media sosial Popbela seperti Instagram
di @Popbela_com, Twitter di @Popbela_com,
maupun fanpage-nya di https://www.facebook.com/popbelacom/, serta situs resminya.
Bukan hanya aktif di dunia maya, anak perusahaan
IDN Indonesia ini juga mengadakan event gathering untuk para pembaca setianya sebagai
tanda kecintaan Popbela dengan para pembacanya. Ini merupakan acara perdana
bersama para pembaca setia dalam bentuk kegiatan lari bersama sahabat yang
bertajuk Run For Your Love pada 22
April 2018 kemarin di Jakarta. Bekerjasama dengan Nike Indonesia, para peserta gathering mendapatkan pengetahuan baru
soal lari yang benar dari tim Nike Indonesia. Seru banget, kan? Buat kamu yang nggak mau ketinggalan soal informasi terkini tentang dunia perempuan,
kompetisi menulis, dan acara keren dari Popbela, jangan sampai lupa untuk terus
update infonya di situs resmi Popbela
dan media sosialnya ya!
Kamu ada yang
sudah mengenal Podcast? Atau mungkin
ada dari kamu yang lebih suka mendengarkan podcast
daripada radio? Media suara ini memang belum se-terkenal Blog atau Vlog di
Indonesia. Peminatnya juga belum sebanyak negara asalnya, yakni Amerika. Di negara
Paman Sam, podcast sama terkenalnya
dengan Youtube. Kebanyakan mayarakat di
Amerika mendengarkan informasi di sela-sela waktu dengan mendengarkan podcast. Memang podcast
sendiri diproduksi oleh Apple.
Podcast sendiri adalah
sebuah platform siaran suara yang
sekilas mirip dengan radio, tapi
bedanya bisa di-download
dari internet dan bisa didengarkan kapan aja yang kamu mau. Podcast
atau iPod Broadcast ini juga diartikan sebagai sebuah blog
bersuara (atau audio blog). Saat ini podcast bukan hanya terbatas pada suara aja,
tapi sekarang video juga bisa, tapi yang lebih popular adalah untuk suara.
Adanya podcast, sebenarnya sangat
memudahkan kamu mendengarkan informasi audio yang sesuai dengan kebutuhan. Di podcast
juga banyak tersedia jenis kategori yang bisa dipilih
untuk bisa didengarkan, misalnya
tentang dunia hiburan, olahraga, lifestyle,
bahkan bisnis juga ada. Kalau berbicara soal platform untuk podcast, ada banyak yang
bisa digunakan baik gratis maupun berbayar. Selain Apple Podcast bawaan aplikasi dari iphone, salah satu platform
yang banyak digunakan juga oleh para
podcaster adalah Soundcloud.
Mungkin kamu udah familiar, sama yang satu ini ya? Saya juga udah tahu soundcloud dari kuliah, buat dengerin cover-an lagu. Ya, dulu Soundcloud memang menjadi salah satu
media yang digunakan banyak orang sebagai ajang media sosial buat orang
yang suka nyanyi tapi hanya ingin didengar suaranya aja. Hahahaha.
Saya sendiri udah punya podcast dari
beberapa tahun lalu sejak kuliah. Tapi enggak pernah diurus hahaha. Buka cuma
buat dengerin cover-an lagu yang
dinyanyiin sama cowok yang saya suka di kampus. Hahaha. Terus di tahun 2018
ini saya kepikiran buat coba mulai ‘isi’ Soundcloud
saya dengan podcast yang
ngebahas tentang buku (rencananya sih gitu), tapi enggak tahu kalau sore. *Lah hehehe.
Jadi, untuk podcast pertama saya
ini, saya mencoba membahas novel yang berjudul Resign karangan Almira Bastari.
Sekilas tentang buku ini, bercerita tentang satu geng yang terdiri dari 4 orang
yang menyebut diri mereka cungpret, alias kacung kampret yang ada di sebuah
kantor konsultan di Jakarta yang berlomba-lomba untuk resign duluan dari kantor gara-gara bos mereka yang super nyebelin dan selalu bisa mengendus niatan karyawannya yang mau resign.
Kata resign tentu jadi agak sedikit
menggelitik karena di luaran sana ada banyak karyawan yang mau resign dari tempat kerjaannya, salah
satu alasannya karena bos! hehehe. Soundcloud saya sendiri bernama Eka
Rahmawati. Buat kamu yang mau mendengar Soundcloud saya tentang buku Resign,
bisa klik di sini.
Jadi, tujuan saya bikin podcast sebenarnya buat memotivasi saya baca buku biar enggak
malas. Hehehe. Saya punya kebiasaan kalau abis beli buku baru, enggak langsung
dibaca. Jadi, buku baru pada numpuk tuh di
lemari. Dengan adanya podcast sebenarnya
kayak membuat saya memiliki kewajiban aja buat bikin konten baru. Heheheh.
Mudah-mudahan bisa terus konsisten buat bikin podcast baru. Aamiin 😊.
Untuk membuat podcast yang bagus,
memang memerlukan beberapa persiapan yang seharusnya dilakukan, salah satunya
adalah membuat script atau naskah.
Ya, naskah bukan cuma buat acting aja
lho ya, tapi bikin podcast pun
juga harus bikin, biar ngomongnya terarah gitu. Di podcast saya yang pertama ini jujur saya enggak pakai script. Saya cuma nulis poin-poin mau
ngomong apa, dengan maksud biar terarah kalau ngomong.
Eh tapi pas udah mulai nge-record suara
pakai hape, malah enggak sesuai sama yang ada di poin-poin. Hahaha. Tapi saya pikir
ya udah enggak apa-apa, namanya juga masih belajar. Saya buat bikin 1 podcast aja ngerekam sampai 4 kali
hahaha. Kalau menuntut kesempurnaan di awal, kayaknya karya enggak bakal
jadi-jadi. Iya, enggak? Bener apa bener? 😊
Tampak Luar Coto Makassar Senen Syamsul Daeng Awing |
Sabtu (28/4/2018) kemarin saya
pergi ke daerah Senen, Jakarta Pusat untuk makan coto Makassar. Daerah rumah
saya itu Tangerang, tepatnya di daerah Kreo. Nah, ngapain sih jauh-jauh
ke Senen buat makan coto Makassar aja? Kata temen kantor saya, Ardan yang emang asli
orang Makassar, selama dia tinggal di Jakarta, coto Makassar di Senen-lah yang
cukup juara.
Oke, berhubung saya emang enggak
tahu apa-apa soal makanan Makassar, jadi saya ngikut aja. Tempat makannya
bernama Coto Makassar Senen Syamsul Daeng Awing, yang lokasinya enggak jauh dari
Atrium Senen, tepatnya di Jalan Kramat Raya / Soka No. 2 Jakarta Pusat. Tempatnya
di belakang deretan warung padang dan posisinya paling pojok. Kalau dari segi
tempatnya, samalah kayak tempat makan pada umumnya, cuma emang di salah satu
dinding tempat makan ini banyak foto-foto tempat bersejarah di daerah Makassar.
Oh iya, buat yang belum tahu,
sebenarnya apa sih coto Makassar itu? Apa sama kayak soto-soto lainnya? Jadi,
coto Makassar itu terbuat dari jeroan sapi yang direbus dalam waktu yang lama.
Terus dipotong kecil-kecil dan dibumbui dengan bumbu khusus. Bukan cuma isi
sama kuahnya aja yang beda, tapi dari sisi penyajiannya juga beda.
Coto Makassar dihidangkan dalam
mangkuk kecil seukuran mangkuk sekoteng menurut saya. Kalau kata Ardan, emang
sengaja disajiin dalam porsi kecil karena makan coto Makassar bisa bikin
kolesterol kalau kebanyakan, apalagi kalau sampe coto Makassarnya enak dan
bikin nagih. Hahaha. Terus biasanya, coto Makassar dimakan sama ketupat dan
"burasa" atau yang biasa dikenal sebagai buras, semacam lontong tanpa
isi tapi bentuknya kecil, agak pipih dan dibungkus daun pisang.
Saya dipesenin sama Ardan coto
Makassar campur, yang isinya itu ada usus, hati, daging, dan paru. Pas saya cobain
emang rasanya enak apalagi kalau dimakan sama ketupat dan burasa, wah makin
tambah nikmat. Kuahnya juga pas bumbunya. Biar makin maknyos, bisa juga
ditambahin bawang goreng, kacang tanah sama daun bawang. Buat yang suka pedes sama
ada rasa asam juga bisa ditambah sambal cabai sama perasan jeruk
nipis yang disedia-in sama coto Makassar Senen.
Coto Makassar sebelum dan sesudah dicampur ketupat, kacang tanah, bawang goreng, dan daun bawang (Dokpri) |
Bukan cuma itu aja, saya juga
diminta cobain Jalangkote, makanan ringan kuliner khas Makassar yang mirip sama
kue pastel. Cuma bedanya kalo dari tampilan kue pastel kulitnya lebih tebal daripada
jalangkote. Sementara dari cara makannya, pastel biasa dimakan dengan cabai rawit, tapi kalau jalangkote dimakan sama sambal cair yang terbuat dari cuka,
gula, dan cabai.
Jalangkote. Gimana, mirip banget pastel, kan? |
Isi dari jalangkote yang saya
makan kemarin itu, ada wortel dan kentang yang dipotong dadu, tauge, sama laksa.
Terus cara makannya, sambal jalangkote dituangin di isi jalangkotenya. Pas
digigit, duh rasanya nikmat banget, bahkan pas saya gigit, sambal cairnya
sampai keluar ke sela-sela jari tangan kanan saya. Rasanya sendiri, menurut saya hampir sama sih
kayak pastel cuma lebih sedikit lembek dari pastel. Pas
saya tanya sama Ardan harga satu jalangkote itu berapa, katanya 1 jalangkote Rp5.000.
Sementara untuk satu porsi coto Makassar dihargai Rp30.000.
Ardan bilang, kalau di Makassar
sendiri biasanya coto Makassar bisa dibanderol harga sekitar Rp15.000 cenderung
lebih murah daripada Jakarta. Iyalah, pasti di tempat asalnya akan lebih murah
daripada di luar daerah asalnya. Buat kamu yang pengin juga cobain coto Makassar yang enak di Jakarta, Coto Makassar Senen Syamsul Daeng Awing bisa menjadi pilihan. Saya senang bisa nyobain coto Makassar,
jadi udah enggak penasaran lagi sama makanan khas Sulawesi Selatan ini.
Buat kamu yang punya rekomendasi
tempat makan daerah Makassar di Jakarta, boleh lho sharing di kolom
komentar ya.
Rambut bagi manusia itu adalah
aset berharga terutama untuk wanita. Makanya ada istilah rambut sebagai mahkota
bagi wanita. Impian saya sebenarnya, pengin banget punya rambut kayak Kate
Middleton atau Meghan Markle, tapi kayaknya enggak mungkin karena buat ngedapetin rambut macam Duchess
of Cambridge atau calon istrinya Pangeran Harry itu perlu biaya yang enggak sedikit (ya iyalah mimpinya ketinggian,
mau gaya ala-ala mereka hahaha. Mana bisa?).
Kalau dipikir-pikir lagi, bukan cuma
biaya aja yang mahal, rambut saya sendiri enggak pernah panjang kayak mereka sejak kecil sampai sekarang. Karena pas masih bocah agak tomboi, terus suka dipotong pendek. Paling pendek se- leher lah (enggak pernah dipotong pendek kayak rambut laki-laki sih) dan kebawa deh sampai sekarang. Seumur hidup, rambut saya paling panjang kayaknya sebahu lebih dikit deh.
Selain itu, rambut saya banyak masalahnya dari dulu, jadi
agak susah diaturnya. Rambut saya sejak kecil sampai sekarang cenderung kering,
agak ikal, warnanya juga agak kecokelatan (ini bukan turunan bule, tapi
kayaknya karena pengaruh suka main panas-panasan pas kecil) dan mengembang.
Belum lagi semenjak kenal sama yang namanya catokan, rambut saya makin parah,
kayak bercabang, rontok, dan makin cokelat. Kayaknya kok semua masalah rambut
ada di ‘mahkota’ saya ya? Hahahaah.
Makin kesini saya mulai nyari-nyari informasi gimana sih cara ngatasin masalah rambut saya. Awalnya saya mencari
informasi lewat Google yang bilang, salah satu cara untuk ngatasin masalah
rambut yang saya alami, dengan pakai masker rambut dari bahan-bahan alami
kayak alpukat, lemon, pisang, dan lain-lain.
Cuma dasarnya emang males jadinya
sekadar nyari aja dan enggak dipraktekkin. Tapi beberapa bulan belakangan ini
saya mulai rajin pakai masker alami dari bahan utama buah alpukat. Saya mutusin
praktekkin cara ini, gara-gara nonton acara I Look Net TV tiap weekend yang bahas soal fashion dan kecantikan (hahahah, ini
tontonan wajib saya kalo weekend). Cewek-cewek
suka nonton I Look juga enggak? J
Di salah satu episodenya beberapa
bulan lalu, I Look menayangkan beberapa masker alami buat ngatasin masalah
rambut kering dan bercabang yang diakibatkan seringnya menggunakan catokan. Saya
pikir pas banget buat saya yang hampir tiap hari pakai catokan. Dari beberapa
masker yang dikasih tahu I Look, saya pilih masker alpukat yang biasa saya
pakai 1 minggu sekali. Cara membuat masker alpukat ini gampang banget.
Tinggal
campurkan ½ atau 1 buah alpukat yang sudah matang (ini tergantung dari pendek
panjangnya rambut. Berhubung rambut saya pendek, saya biasanya cuma pakai
setengah alpukat) dicampur dengan satu telur (kuningnya juga ikut dicampur ya) dan sedikit air dingin. Tapi
ingat, sebelum mencampurkan alpukat dengan telur dan air dingin, alpukat harus
benar-benar dihaluskan ya. Jika sudah halus baru deh dicampur.
Setelah masker jadi, saya
biasanya enggak langsung mengoleskannya ke rambut saya, tapi saya basahin dulu
rambut, kayak macam orang mau keramas aja.
Habis itu, baru deh pakai masker
alpukat tadi. Diamkan selama kurang lebih 30 menit. Kemudian bilas dengan air
hangat. Setelah dirasa sudah bersih, saya akan keramas seperti biasa untuk
menghilangkan bau amis telurnya.
Yang paling menyebalkan dari
masker ini adalah bau amis telurnya. Tapi tenang aja, biasanya dengan keramas bau amisnya bakal hilang kok. Tapi keramasnya jangan asal keramas
ya. Saya sendiri kalau habis pakai masker ini keramas dengan menuangkan lebih banyak
sampo daripada biasanya. Kemudian dipijit-pijit dan tidak langsung dibilas tapi didiamkan selama
3-5 menitlah, lalu baru dibilas.
Nah, abis keramas kayak gini, jangan ditambahin conditioner ya. Karena itu bakal
menghilangkan nutrisi dari maskernya. Oh iya, kalau abis keramas rambut kita
jangan langsung disisir ya dan biarkan dia kering secara alami (jadi sebisa
mungkin hindari mengeringkan rambut dengan hair
dryer).
Terus, kalau rambut sudah
setengah kering saya biasanya ngasih
vitamin rambut. Saat ini saya lagi pakai vitamin rambut dari The Body Shop yang Grapeseed
Glossing Serum 75ml. Pakai produk ini lumayan membantu bikin rambut jadi lembut, halus, dan mudah diatur. Teksturnya cair jadi cepat meresap di rambut dan
enggak lengket di tangan. Aromanya juga enak. Kalau urusan harga sih, emang agak mahal, yaitu Rp199.000.
Tapi sepadan sih sama kelebihan dari
produk ini (ehh maap, tulisan ini
bukan bagian dari promosi lho. Ini
jujur apa adanya hehe).
Ini dia produk The Body Shop Grapeseed Glossing Serum yang biasa saya pakai. |
Cara pakainya cukup dioleskan aja ke bagian tengah rambut hingga ujung rambut. Jangan sampai kena kulit kepala ya, karena bisa menimbulkan ketombe. Pokoknya setelah saya rutin pakai masker alpukat sama pakai serum rambut, mahkota saya jadi lebih mendinglah daripada sebelumnya. Udah enggak terlalu kering dan bercabangnya juga agak berkurang. Yang masih belum teratasi juga adalah masalah kerontokan dan warna kecokelatan rambut. Kalau masalah rambut kecokelatan itu kayaknya emang harus dicat deh. Cuma saya masih agak ragu mau nge-cat rambut, takut makin nge-rusak rambut saya. Apalagi kalau rambut diwarna itu perawatannya lebih sulit dan lebih mahal lagi.
Itu dia cerita saya soal
mengatasi masalah rambut. Kalau kamu gimana? Apa punya masalah yang sama kayak
saya? Yuk, sharing juga pengalaman
kamu mengatasi masalah mahkotamu di kolom komentar ya J