Eka Rahmawati

  • Beranda
  • Profil
  • Makan
  • Sehat
  • Cantik
  • Jalan
  • Buku&Film
  • Belajar

Rambut bagi manusia itu adalah aset berharga terutama untuk wanita. Makanya ada istilah rambut sebagai mahkota bagi wanita. Impian saya sebenarnya, pengin banget punya rambut kayak Kate Middleton atau Meghan Markle, tapi kayaknya enggak mungkin karena buat ngedapetin rambut macam Duchess of Cambridge atau calon istrinya Pangeran Harry itu perlu biaya yang enggak sedikit (ya iyalah mimpinya ketinggian, mau gaya ala-ala mereka hahaha. Mana bisa?).

Kalau dipikir-pikir lagi, bukan cuma biaya aja yang mahal, rambut saya sendiri enggak pernah panjang kayak mereka sejak kecil sampai sekarang. Karena pas masih bocah agak tomboi, terus suka dipotong pendek. Paling pendek se- leher lah (enggak pernah dipotong pendek kayak rambut laki-laki sih) dan kebawa deh sampai sekarang. Seumur hidup, rambut saya paling panjang kayaknya sebahu lebih dikit deh. 

Selain itu, rambut saya banyak masalahnya dari dulu, jadi agak susah diaturnya. Rambut saya sejak kecil sampai sekarang cenderung kering, agak ikal, warnanya juga agak kecokelatan (ini bukan turunan bule, tapi kayaknya karena pengaruh suka main panas-panasan pas kecil) dan mengembang. 

Belum lagi semenjak kenal sama yang namanya catokan, rambut saya makin parah, kayak bercabang, rontok, dan makin cokelat. Kayaknya kok semua masalah rambut ada di ‘mahkota’ saya ya? Hahahaah. Makin kesini saya mulai nyari-nyari informasi gimana sih cara ngatasin masalah rambut saya. Awalnya saya mencari informasi lewat Google yang bilang, salah satu cara untuk ngatasin masalah rambut yang saya alami, dengan pakai masker rambut dari bahan-bahan alami kayak alpukat, lemon, pisang, dan lain-lain.

Cuma dasarnya emang males jadinya sekadar nyari aja dan enggak dipraktekkin. Tapi beberapa bulan belakangan ini saya mulai rajin pakai masker alami dari bahan utama buah alpukat. Saya mutusin praktekkin cara ini, gara-gara nonton acara I Look Net TV tiap weekend yang bahas soal fashion dan kecantikan (hahahah, ini tontonan wajib saya kalo weekend). Cewek-cewek suka nonton I Look juga enggak? J

Di salah satu episodenya beberapa bulan lalu, I Look menayangkan beberapa masker alami buat ngatasin masalah rambut kering dan bercabang yang diakibatkan seringnya menggunakan catokan. Saya pikir pas banget buat saya yang hampir tiap hari pakai catokan. Dari beberapa masker yang dikasih tahu I Look, saya pilih masker alpukat yang biasa saya pakai 1 minggu sekali. Cara membuat masker alpukat ini gampang banget. 

Tinggal campurkan ½ atau 1 buah alpukat yang sudah matang (ini tergantung dari pendek panjangnya rambut. Berhubung rambut saya pendek, saya biasanya cuma pakai setengah alpukat) dicampur dengan satu telur (kuningnya juga ikut dicampur ya) dan sedikit air dingin. Tapi ingat, sebelum mencampurkan alpukat dengan telur dan air dingin, alpukat harus benar-benar dihaluskan ya. Jika sudah halus baru deh dicampur.

Setelah masker jadi, saya biasanya enggak langsung mengoleskannya ke rambut saya, tapi saya basahin dulu rambut, kayak macam orang mau keramas aja. Habis itu, baru deh pakai masker alpukat tadi. Diamkan selama kurang lebih 30 menit. Kemudian bilas dengan air hangat. Setelah dirasa sudah bersih, saya akan keramas seperti biasa untuk menghilangkan bau amis telurnya.

Yang paling menyebalkan dari masker ini adalah bau amis telurnya. Tapi tenang aja, biasanya dengan keramas bau amisnya bakal hilang kok. Tapi keramasnya jangan asal keramas ya. Saya sendiri kalau habis pakai masker ini keramas dengan menuangkan lebih banyak sampo daripada biasanya. Kemudian dipijit-pijit dan tidak langsung dibilas tapi didiamkan selama 3-5 menitlah, lalu baru dibilas.

Nah, abis keramas kayak gini, jangan ditambahin conditioner ya. Karena itu bakal menghilangkan nutrisi dari maskernya. Oh iya, kalau abis keramas rambut kita jangan langsung disisir ya dan biarkan dia kering secara alami (jadi sebisa mungkin hindari mengeringkan rambut dengan hair dryer).

Terus, kalau rambut sudah setengah kering saya biasanya ngasih vitamin rambut. Saat ini saya lagi pakai vitamin rambut dari The Body Shop yang Grapeseed Glossing Serum 75ml. Pakai produk ini lumayan membantu bikin rambut jadi lembut, halus, dan mudah diatur. Teksturnya cair jadi cepat meresap di rambut dan enggak lengket di tangan. Aromanya juga enak. Kalau urusan harga sih, emang agak mahal, yaitu Rp199.000. Tapi sepadan sih sama kelebihan dari produk ini (ehh maap, tulisan ini bukan bagian dari promosi lho. Ini jujur apa adanya hehe). 

Ini dia produk The Body Shop Grapeseed Glossing Serum yang biasa saya pakai.

Cara pakainya cukup dioleskan aja ke bagian tengah rambut hingga ujung rambut. Jangan sampai kena kulit kepala ya, karena bisa menimbulkan ketombe. Pokoknya setelah saya rutin pakai masker alpukat sama pakai serum rambut, mahkota saya jadi lebih mendinglah daripada sebelumnya. Udah enggak terlalu kering dan bercabangnya juga agak berkurang. Yang masih belum teratasi juga adalah masalah kerontokan dan warna kecokelatan rambut. Kalau masalah rambut kecokelatan itu kayaknya emang harus dicat deh. Cuma saya masih agak ragu mau nge-cat rambut, takut makin nge-rusak rambut saya. Apalagi kalau rambut diwarna itu perawatannya lebih sulit dan lebih mahal lagi.

Itu dia cerita saya soal mengatasi masalah rambut. Kalau kamu gimana? Apa punya masalah yang sama kayak saya? Yuk, sharing juga pengalaman kamu mengatasi masalah mahkotamu di kolom komentar ya J

  • 46 Comments


Kondisi jalanan di Bangkok
Sumber foto:www.sooperboy.com


Hari Jumat, tanggal 23 Maret 2018 adalah hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh saya dan juga seluruh teman kantor saya, karena kami semua akan outing ke Bangkok, Thailand (Ini pengalaman pertama saya pergi ke luar negeri). Sebenarnya saya dan teman-teman kantor sudah cukup pesimis dengan rencana outing ini, karena awalnya akan diadakan pada Januari 2018. Tapi ada alasan satu dan lain hal akhirnya diundur sampai Maret 2018.

Outing kali ini berlangsung 3 hari dua malam, (23-25/03/2018), singkat tapi harus tetap disyukuri karena semua yang bayarin kantor, jadi saya sama temen-temen cuma tinggal jajan aja. Pesawat kami menggunakan Thai Lion Air yang berangkat dari Bandara SOETTA jam setengah 7 pagi dan tiba di Bandara International Bangkok sekitar jam setengah 11 pagi. Perjalanan kali ini sudah diatur sama tim tour guide yang akan mengantarkan kami ke tempat tujuan selama di Bangkok.

Hari pertama, 23 Maret 2018
Setibanya kami di Bangkok kami langsung dijemput oleh 2 bus dan 2 orang tour guide asli orang Thailand yang fasih Bahasa Indonesianya. Tujuan pertama adalah berkunjung ke Show DC Shopping Mall. Ya, tempat ini mirip sama mall-mall besar yang ada di Jakarta pada umumnya lah.

Di sini kami mengunjungi 3D Art in Paradise. 3D Art in Paradise semacam galeri seni yang berisi banyak lukisan dan pengunjung bisa menjadi bagian dari lukisan tersebut. Jadi seolah-olah kita berada di lukisan tersebut. Beberapa gambar di sana ada gambar di tengah air terjun, karpet terbang, penobatan kaisar, gambar di akuarium, Majalah Times, National Geographic, dan lain-lain.  Oh ya, kalau datang ke sini, kamu harus lepas alas kaki. Karena ditakutkan bisa mengotori lukisan yang juga ada di di lantai.






Beberapa gambar di atas adalah lukisan yang ada di Art in Paradise


Sehabis dari 3D Art in Paradise saya dan teman-teman makan siang di BaanDee Buffet yang masih ada di dalam Show DC Shopping Mall. Konsep makan di sini adalah prasmanan. Jadi kita bisa bebas memilih makanan. Makanan yang ada di sini sebenarnya mirip makanan di Indonesia, ada sayur yang mirip kangkung, kwetiau, mie kuning, bahkan ada makanan sejenis oncom, tapi saya lupa namanya. Kata temen saya makanan sejenis oncom itu rasanya kurang enak.

Setelah makan siang, kami semua meluncur ke Chocolate Ville. Yang ada dibayangan saya, Chocolate Ville itu semacam pabrik cokelat, atau banyak hal-hal yang berkaitan dengan cokelat lah pokoknya. Tapi ternyata dugaan saya salah. Jadi Chocolate Ville itu adalah restoran yang dikemas seolah-olah pengunjungnya berada di sebuah kota ala-ala Eropa. Kalo kata temen-temen saya, Chocolate Ville semacam Farm House yang ada di Lembang (Maklum belum pernah ke Farm House) hehehe.

Perjalanan dari Show DC Shopping Mall ke Chocolate Ville kurang lebih 1 jam perjalanan, dan pada saat itu kondisi jalanan cukup padat (Jakarta dan Bangkok memiliki masalah yang sama, yakni sering banget macet).

Di sini saya dan teman-teman saya enggak makan di restorannya. Cuma foto-foto aja, karena emang di sini harga makanan katanya mahal. Tapi sempet sih curi-curi pandang ke orang-orang yang lagi makan, kebanyakan makanan yang ada di sini itu makanan ala-ala Western sama Asia. Di sini juga ada mercusuar buat pengunjung yang pengin ngambil foto dari ketinggian.

Oh ya, biaya masuk Chocolate Ville itu gratis dan kamu bisa foto-foto sepuasnya di sini. Di sini juga ada semacam penjual makanan di stan-stan di dalam Chocolate Ville. Makanan yang dijual ya makanan ringan kayak kentang goreng, donat goreng, ice cream, minuman, dan lain-lain.  Jadi kalau mau lebih irit tapi mau nyetok foto-foto bagus, sekadar berkunjung ke Chocolate Ville dan jajan makanan yang ada di stan-stan  cocok banget untuk kamu kunjungin.









Mohon maaf kalo fotonya beda-beda bentuk dan beda pencahayaan (ada yang lanscape, ada yang potrait. Ada yang rada gelap dan ada yang lumayan terang. Soalnya ada yang ambil sendiri, ada yang minta ambilin temen pake hpnya hehehe)


Setelah dari Chocolate Ville, rombongan menuju Royal Dragon Resto untuk makan malam, sekaligus ada games kecil-kecilan yang tujuannya katanya untuk makin mengenali teman-teman satu sama lain. Makanan yang ada di sini semuanya adalah makanan Chinese food dan dipastikan halal. Setelah dari Royal Dragon Resto kami semua menuju hotel untuk beristirahat di The Patra Rama 9.

Hari Kedua, 24 Maret 2018
Di hari kedua, kami berkunjung ke Chaopraya River + Wat Arun. Untuk bisa ke tempat wisata ini kita harus nyebrangin sungai Chao Phraya pake perahu motor. Oh iya, sungai di sini sangat terawat, enggak banyak sampah yang saya lihat. Yang menarik dari wisata perahu ini, kita bisa ngasih makan ikan pakai roti. Rotinya dari mana? Di dalam perahu ada satu orang (seperti kenek perahu) yang menawarkan roti pada pengunjung untuk diberikan pada ikan yang ada di sungai tersebut.

Satu bungkus roti saat itu, dijual 20 bath. Kalau dirupiah-in sekitar Rp8.890. Setelah itu, baru deh sampai di Wat Arun. Jadi Wat Arun atau nama lainnya adalah Temple of Dawn atau candi fajar itu tempat kuil Buddha yang terbuat dari porselin dan keramik dan didominasi warna putih dan emas. Wat Arun  sebenarnya menjadi salah satu tempat wisata favorit di Bangkok karena di sini banyak banget turis baik lokal maupun mancanegara yang datang ke sini. Di Wat Arun banyak banget candi-candi cantik dan artistik. Kalau kata tour guide-nya Wat Arun itu bagus di saat matahari terbit atau sore hari ketika mendekati matahari terbenam.

Berkeliling di Wat Arun harus hati-hati karena di sini tangganya cukup sempit dan agak curam atau nukik. Saya aja baik naik atau turun pegangan pinggir-pinggir candi karena takut jatoh atau kesandung. Kalau kita udah berhasil menaiki beberapa candi, kita bisa lihat pemandangan yang begitu indah.





Seluruh tim kantor saya. Foto ini diambil pake kamera DSLR, pantes bagus hehehe.

Abis dari Wat Arun, kami makan siang di Sophia Restaurant & Dining yang ada di Suan Luang, Bangkok. Restoran ini 100% halal. Saya bisa tahu dari slogan mereka yakni Halal, Happiness, and Tasty. Makanan-makanan di sini sama kayak makanan yang ada di Indonesia, kayak ikan bakar, sayuran seperti sup jamur, tumis jagung muda, tumis ayam. Seinget saya hidangan khas Thailand yang disediakan waktu itu adalah makanan sejenis Tom Yam.

Setelah makan siang, langsung saya dan rombongan meluncur ke Chatuchak Weekend Market. Sesuai namanya, tempat ini cuma dibuka pas weekend aja. Di sini kita bisa belanja oleh-oleh dengan harga yang relatif lebih murah dan bisa ditawar. Kalau berdasarkan informasi dari Mbah Google, Chatuchak Weekend Market menjadi tempat belanja yang cukup terkenal di Bangkok dan terbesar di Asia Tenggara.

Yang di jual di sini macam-macam, mulai dari produk fashion, furnitur, kain, cinderamata, perhiasan, makanan, minuman, sampai binatang peliharaan juga ada. Di sini saya beli oleh-oleh seperti kaos yang per-pieces-nya dijual 100 bath atau kalau dirupiah-in sekitar Rp44.450. Pouch 3 pieces 100 bath, gantungan kunci 6 pieces 100 bath, dan tote bag juga 100 bath satunya.

Oh iya, saat belanja di sini, kamu harus benar-benar menjaga barang bawaan kamu. Karena kata temen saya yang udah kesini sebelumnya, di sini banyak copet. Penjual-penjualnya pun kurang bisa bahasa Inggris. Jadi kalau mau tawar menawar harus nunjukkin harga yang kita ajuin pake kalkulator. hehehe. Tapi jangan khawatir, di sini penjualnya ramah-ramah, jadi enggak usah takut bakal dijutekkin kalau kita enggak jadi beli. 

Saat berbelanja di Chatuchak, saya belanja sama temen saya namanya Agung. Kalau jalan sama dia, itu pasti diajak kemana-mana. Bisa dibilang saya sama dia hampir ngunjungin semua area belanja di Chatucak yang gede dan banyak banget toko-tokonya. Hasilnya? Saya sama Agung menjadi segelintir orang yang paling telat nyampe di bis. Hahahaha. (Waktu itu cuma dikasih waktu belanja 1,5 jam dari jam setengah 4 sampai jam 5 sore). Bos saya aja sampe masang muka marah ke saya sama Agung, karena kami baru balik sekitar jam 5.15. hahaha. (Sekali-kalilah bikin bos marah hahaha).


Aksesoris yang dijual di Chatuchak.
Sumber foto: www.traveloista.com
Sumber foto: ifeisabook51.blogspot.co.id/

Setelah dari Chatuchak Weekend Market kami makan malam di Bung Terrace, kemudian lanjut ke Asiatique The Riverfront. Asiatique The Riverfront adalah sebuah mall terbuka yang di dalamnya ada banyak toko-toko mulai dari outlet barang lokal yang harganya murah-murah maupun branded yang pasti harganya lumayan mahal.

Di Asiatique The Riverfront banyak banget stan-stan makanan maupun restoran yang menyediakan makanan enak mulai dari makanan Asia sampai Western. Di sini saya juga beli barang lagi, gelas yang pegangannya belalai gajah. Tapi sayangnya, pas sampai rumah, gelas itu udah pecah belah (petugas yang ngatur barang dibagasi, kasar banget sampai gelas beling pecah. Padahal udah dibungkus koran dua lapis dan dialasin baju). Sedih L








Ini nih tempat kosmetik yang selalu diincer para perempuan kalo ke Asiatique




Hari Ketiga, 25 Maret 2018
Di hari terakhir kami di Bangkok, setelah check out dari hotel kami menuju Platinum Fashion Mall yang merupakan pusat perbelanjaan yang saya bilang mirip semacam ITC di Jakarta atau tempat perbelanjaan di Tanah Abang. Di sini banyak banget baju, tas, sepatu, aksesoris atau sovenir yang harganya murah dan kalo beli dalam jumlah banyak (grosir) bisa lebih murah lagi. Kebetulan di sini saya cuma beli oleh-oleh makanan buat orang rumah sama temen-temen deket aja. 

Sumber foto: www.kempinski.com
Sumber foto: http://www.livingincmajor.com

Saya juga nyobain mango sticky rice yang jadi makanan khas Thailand yang dijual disekitaran Platinim Fashion Mall. Makanan ini terbuat dari ketan putih yang bentuknya seperti beras atau nasi dan rasanya lebih manis dan teksturnya lebih lengket dari nasi. Terus sebagai lauknya (ibaratnya) adalah mangga, dan santan yang makin menambah nikmat makanan satu ini. Rasanya enaaaaaakkkk banget, manisnya juga pas. Satu bungkus harganya 50 bath, kalo dirupiahin sekitar Rp22.225.  Sayang saya cuma beli satu bungkus. Karena saya pikir kalau beli banyak dan mau dibawa ke Jakarta ribet. Bawaan saya yang ditaro di kabin pesawat aja udah lumayan banyak.



Setelah dari Platinum Fashion Mall, sebenarnya kita mau ke MBK (tempat belanja juga). Tapi enggak jadi karena, waktu yang udah mepet sama jam makan siang dan jam untuk ke Bandara. Jadi akhirnya destinasi ke MBK dibatalkan. Huhuhu. Alasannya kata tour guide-nya jalanan di Bangkok lagi macet banget, dan enggak keburu kalau mau belanja lagi. Ngerasa rugi sih enggak kesana. Tapi apa mau dikata, namanya juga udah diatur, ya kita peserta ngikut aja daripada enggak dapat makan siang sama telat nanti ke bandara hehehe.

Makan siang di hari ketiga ini kami makan di Bangkok Palace Hotel. Makanan di sini juga lebih beragam sih. Ada sushi ala-ala yang lumayanlah rasanya menurut saya terus banyak juga makanan sea food di sini dan rasanya lumayan oke. Waktu makan siang di sini ditentukan lumayan lama sekitar 2.5 jam. Lama ya? Tapi saya dan beberapa teman enggak makan selama itu kok. Setelah makan, sembari ngisi waktu untuk berangkat ke bandara, kami jalan-jalan aja di dekat-dekat restoran Bangkok Palace. Saya sempet mampir ke 7-Eleven buat beli Nestea dan Instan Thai Tea yang menjadi oleh-oleh minuman khas Bangkok. Setelah makan siang di sini kami langsung berangkat menuju air port.




Itulah sekelumit pengalaman saya pertama kali Bangkok. Semoga ada kesempatan lagi buat ngunjungin negara yang ramah ini untuk bisa eksplore lebih banyak tempat wisata yang lainnya, naik tuk tuk, sama nyobain naik MRT-nya. 

*Tambahan
Meskipun banyak orang yang bilang, Bangkok itu mirip banget sama Jakarta mulai dari bangunan-bangunannya dan lalu lintasnya yang sama-sama macet juga. Tapi saya kagum banget sama masyarakat Bangkok yang benar-benar menjaga kebersihan di mana pun. Salah satu contohnya, di jalan raya. Saya jarang banget lihat sampah berserakan, atau jaranglah ngeliat sampah di jalanan Bangkok. Bahkan pas di Chatuchak Weekend Market aja, pedagangnya diatur dengan rapi dan jarang banget ada sampah.

Kalau saya enggak salah inget, tour guide di bis yang saya tumpangi bilang, di Bangkok, kalau ada orang yang buang sampah sembarangan itu bisa kena denda berapa ribu bath gitu. Jadi, enggak heran kalau masyarakat Bangkok itu benar-benar menjaga kebersihan lingkungan mereka. Pelajaran bagus buat dicontoh, at least buat diri saya sendiri dulu. Hehehe.

  • 54 Comments

Holaaaaa, ditulisan ini gue masih membahas tentang keseruan kegiatan yang diadakan sama KPI, yang pastinya di luar dari Broadcasting Advance Class (BAC ) . Lho kenapa? Karena di tulisan gue sebelumnya, (Last Meeting : Final Asessment Yang Bikin Deg- deg Ser Sampai Belajar Personal Branding), gue sempat cerita kalau pertemuan untuk BAC Batch 4 udah selesai. Tapi bukan berarti gue selesai juga buat nulis kegiatan lain yang diadain sama KPI. Hehehe.
Kali ini gue bakal nulis tentang ‘Talkshow Guest Mentor Class #DigitalinAja : Live Your Passion Through Digital Creative’ yang diadain di hari yang sama dengan Final Asessment BAC Batch 4 Sabtu (28/5/2016) 15.30 – 17.00 di Loop Station Mahakam. Acara ini dikhususkan hanya untuk anggota KPI, baik itu dari program BAC maupun Free Broadcasting Class. Oh iya, ditulisan gue tentang final asessment , gue enggak sekalian bahas juga tentang ‘Talkshow Guest Mentor Class’ karena sengaja biar materi tulisan gue banyak (hahahaha). Ya walaupun acaranya udah lama banget ya alias udah lewat dan gue baru sempet share, tapi enggak apa-apalah ya, toh materinya enggak bakal kadarluarsa juga kok. Hehehe.
Oke mulai ya buat share soal materi #DigitalinAja
Enggak afdol rasanya kalau gue belum ngasih tahu siapa yang ngasih materi kali ini. Tuhu Nugraha seorang digital expert, book writer of www hm defining your digital strategy, Adrian Zakhary News Producer Net TV, New Media & Citizen Journalism dan Zivanna Letisha Anchor Net TV dan Author @Kitajuara_ tuh kurang apa lagi coba Guest Mentor Class yang didatengin sama KPI mantepkan!
Di sesi pertama Kak Zivanna atau yang akrab di sapa Zizi bilang kalau kita mau nunjukkin karya di dunia digital kita harus membuat konten yang terspesialisasi.Nah lho, bingung ya? Maksudnya konten yang mau kita bagikan itu harus jelas konsepnya mau ngebahas tentang apa. Misalnya kita suka nonton film, kita suka ngasih review-review film lewat tulisan di blog kita, yaudah di blog kita fokus aja mosting tulisan tentang info film terbaru, jadwal film, review film atau apapun yang berkaitan sama film deh. Biar jelas dan terarah media sosial kita dan target audience yang mau kita sasar.
Di sesi kedua diisi sama Mas Tuhu Nugraha. Mas Tuhu lebih banyak menjelaskan konten media yang akan kita pakai. Kalau kita mau banyak yang lihat dan suka dengan media sosial kita, Mas Tuhu bilang kalau konten yang kita bikin harus unik dari yang lain. Nah gimana caranya biar punya konten yang unik? Kita harus punya konsep yang mateng. Jadi mateng bukan cuma makanan doang ya, tapi konsep dari konten sosial media kita juga harus mateng banget. Gunanya buat apa? Biar kita konsisten dalam membuat konten jadi biar enggak keluar jalur gitu lho.
Bikin konten yang unik juga enggak gampang sob! Unik di sini bukan sekadar unik, tapi harus kreatif! Mas Tuhu ngasih tahu nih sebelum kita meng-upload konten di sosial media kita wajib banget harus nentuin :
1. Harus tahu tujuan kita upload konten itu untuk apa. Misalnya nih kita pengin ngeshare info tentang tempat wisata yang asyik, nah kita fokus deh ngasih tahu info-info penting tentang tempat yang kita rekomendasiiin itu ke audience. Jangan kebanyakan narsis atau nyeritain tentang diri kita yang lagi liburan di tempat itu. Boleh sih ngasih tahu, tapi jangan berlebihan ya!
2. Tentukan audience. Setelah kita menentukan tujuan, kita juga perlu menentukan target audience kita siapa.
3. Kita harus nentuin mau pakai media apa buat nge-share konten. Apa kita mau pakai media blog (Kalau kita lebih suka nulis) atau video bisa kita pakai media Youtube atau Instagram maupun media lainnya bisa Facebook atau Twitter dan lain-lain.
4. Harus punya hashtag, pastinya udah tahu dong ya fungsinya hashtag apa? Yap Hashtag berguna untuk mengkategorisasikan konten kita, biar gampang kalau followersatau viewers kita mau nyari konten yang dia mau lihat atau dengerin.
5. Last but not least is consistent. Poin yang ini sering disampein sama semua orang yang udah sukses di dunia digital, pasti rata-rata mereka kalau ngasih tips ke penanya atau audience kata-kata konsisten enggak pernah ketinggalan.

Udah tahu kan sekarang apa aja yang harus ditentuin sebelum kita meng-share konten yang bakal disukai sama audience? Tapi masih bingung gimana cara nentuin konten yang unik, menarik dan kreatif? Tenang Sob, Mas Tuhu ngasih tahu lagi nih rahasianya. “Konten yang menarik itu bisa didapat dari hasil riset yang kita lakukan. Kira-kira konten apa ya yang belum ada? Kalaupun ide atau konsep kita udah banyak dipakai orang, kita bisa gunain teori ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi). Tapi jangan copy paste ide orang. Bikin ciri khas dari karya kita.” Gitu kata Mas Tuhu. Oke Mas di catet!
Mas Adrian Zakhary yang ngerangkap jadi moderator di acara juga nambahin nih, “Kalau mau karya kita eksis di sosial media dan bisa menghasilkan uang kita harus rajin memperbarui konten, jangan males bikin karya. Jangan cepat puas. Mentang-mentang viewers kita udah banyak di Youtube, udah bisa ngasilin duit kita jadi jarang posting video, posting video kalau lagi mood doang. Kalau kayak gitu sih karya kita bakal cepat dilupain sama audience dan enggak banyak dipakai sama orang yang ngasih kita duit.” Terus kita harus update sama informasi. Apalagi sama hal-hal yang berkaitan sama apa yang menjadi fokus konten kita. Dan jangan monoton. Maksudnya kita harus bikin konten yang enggak itu-itu aja. Kayak misalnya kita suka nulis di blog, yang ada di blog kita jangan cuma tulisan doang, perbanyak visualnya kayak gambar atau foto maupun video, karena rata-rata audience suka konten yang banyak visualnya dari pada teks. (Wah yang ini sih pas banget nih buat gue, yang suka nullis dan ngerasa blog gue gitu-gitu aja. Hahahaha.)
‘Talkshow Guest Mentor Class #DigitalinAja’ ini keren banget! Gue banyak dapat ilmu baru dari materi yang disampaikan sama Guest Mentor Class . Yang bisa gue ambil dari materi singkat ini jaman sekarang udah serba digital, sangat disayangkan kalau sebagai generasi muda kita enggak memanfaatkan kemajuan digitalisasi ini. Gue yang masih awam banget sama yang namanya dunia digital pastinya harus banyak belajar terutama untuk memperbaiki konten – konten di blog ini yang masih biasa banget. Makasih KPI yang udah ngadain acara Talkshow Guest Mentor Class #DigitalinAja’ . Di tunggu ya acara-acara inspiratif dan kece lainnya!
Formasi lengkap! Tuhu Nugraha (Kanan), Zivanna Letisha (Tengah) dan Adrian Zakhary (Kiri)



Kak Bintang Cahya (Founder KPI) Selaku MC lagi chit chat sama salah satu temen gue, namaya Dinar. Dinar ini rajin bikin video-video lucu di Youtube. Coba search aja Lazuardi Nazar. Pasti nongol video-video dia. Hahaha.


Pasukan KPI BAC Batch 4
  • 0 Comments
Kelas Penyiar Indonesia (KPI) enggak terasa udah masuk ke pertemuan terakhir atau pertemuan keempat. Dari tiga pertemuan kemarin yang udah sempat gue share  di blog ini, mulai dari materi Public Speaking, Announcing Skill sampe TV Presenting dan Journalism nah sekarang adalah puncaknya, Final Asessment ! Sabtu (28/05/2016) di Gedung Setiabudi 2 Kuningan Jakarta. Ada  18 peserta ikut dalam Final Asessment ini.
Final Asessment itu ngapain sih? Di Final Asessment kita diharuskan mempraktikkan atau mensimulasikan apa yang sudah diajarkan oleh para mentor sebelumnya, ada penilaian dan komentar juga dari mentor. Ada dua bentuk praktik yang harus gue  dan teman-teman gue lakukan. Talk set  dan live report.
Di sesi talk set, seluruh peserta diharuskan memilih satu topik dari dua topik yang disediakan. Salah satu topik yang ada adalah 2 blunder yang bikin salah satu penyanyi Indonesia disindir akibat apa yang dia promosikan dan kenyataannya tidak sesuai. Nah topik itu yang gue pilih, karena lebih gampang (Hahahaha). Kalau topik  live report, temanya tentang perjalanan menuju Gunung Rinjani, jadi seolah-olah seluruh peserta sedang melakukan pendakian di Gunung Rinjani.
Gue sebagai salah satu peserta, jujur deg-deg ser alias nerveous pas giliran maju.  Padahal gue cuma ditonton sama satu mentor (Kak Bintang Cahaya, Kepala Sekolah KPI) plus kamera dan dua orang  operatornya hahahaha. Gue merasa masih banyak kekurangan dari performance gue, salah satunya sampai saat ini gue masih kesulitan mengatur napas biar enggak ngos-ngosan kalau abis ngomong. Pastinya ini butuh latihan sesering mungkin.
Oke, udah ya share Final Asessmentnya. Sekarang kita  move  ke materi Personal Branding with Kak Ginza Rheza.
Kak Ginza Rheza ini mantan penyiar Global Radio Jakarta, VO Talent (kalau lo suka mengonsumsi susu yang bungkusnya warna hijau terus depannya M, nah yang ngisi suara diiklan itu ya Kak Reza), mantan General Manager Dreamers Network dan CEO Selected Communication (banyak ya pengalamannya, Kak Ginza hahaha).
Lanjut ke materi Personal Branding
Familiar sama kalimat ‘jadilah yang beda dari yang lain?’ Beda di sini maksudnya beda yang positif ya. Misalnya penampilan dari cara berpakaian, rambut, make-up dan lain-lain. Kata Kak Ginza kita harus berpenampilan  sebaik mungkin karena kita enggak tahu di jalan kita mau ketemu siapa. Siapa tahu kita bisa ketemu sama  client, calon client, dosen atau bahkan calon jodoh kita (hahaha). Terus jadi ‘role model’  dan ‘menginspirasi orang lain’. Nah itu tiga hal yang dibagi sama Kak Ginza buat membangun personal branding. Tapi untuk membangun yang namanya personal branding tuh enggak gampang lho. Pertama-tama kita harus tahu atau mengenal diri kita sendiri. Dengan cara? Banyak bertanya sama orang-orang terdekat kita, kayak keluarga, sahabat, temen, temen deket atau pacar (kalau punya hahaha) atau siapapun yang bisa kita percaya dan kita minta pendapatnya tentang diri kita.
Dari referensi orang –orang terdekat kita jadi tahu kan apa kelebihan dan kekurangan kita. “Maksimalin kelebihan yang lo punya, karena dengan kelebihan itu kita bisa nunjukkin perbedaan kita sama yang lain.” Said Kak Ginza ðŸ™‚ Adalagi nih yang harus diperhatiin. Penampilan udah kece dari atas sampai bawah tapi kalau attitude sama personality kita enggak kita dijaga, ya sama aja bohong. Penampilan itu tidak menentukkan segalanya sob! Di mana pun, kapan pun dan sama siapapun attitude dan personality kita juga harus dijaga. Bahkan Kak Ginza bilang gini “ Personality and attitude is number one. Penampilan bisa kita make over , tapi kalau udah urusan personality and attitude itu udah bagian dari diri masing-masing, yang bisa ngerubah ya diri sendiri dan buat ngubahnya itu susah.” Dan juga Jangan lupa untuk be friendly dan harus terus belajar. Oke dicatet! Hahahaha.
Nah sekarang jaman udah canggih, personal branding bisa dibentuk dari sosial media (sosmed). Semua hal bisa di share lewat sosmed, aktivitas lo, kerjaan lo maupun karya lo semua bisa di share. Cuma kalau kita mau ngebangun personal branding  lewat sosmed enggak bisa sembarangan. Kenapa? Karena bisa disalahgunakan atau membawa efek buruk buat yang lihat sama si empunya sosmed itu sendiri.
Yang pasti kalau kita mau show on di sosmed ada prinsip yang Kak Ginza share nih. Positif, informatif, bermanfaat, menginspirasi dan bertanggung jawab baik itu dari konten, design atau apapun yang ada di sosmed kita mesti berpegang sama kelima hal itu, kalau kita enggak mau sosmed kita bermasalah atau banyak yang ngasih komen negative sama sosmed kita. Dan yang paling penting kalau show on di sosmed kita kudu konsisten sama komitmen sama apa yang menjadi fokus kita dan please follow atau addorang-orang yang punya interestnya sama. Biar bisa saling komunikasi dan tuker informasi.
Cukup ya share ilmu tentang Personal Brandingnya hehe.
Terakhir gue mau mengucapkan terima kasih ke Kelas Penyiar Indonesia (KPI), Kak Bintang Cahya selaku Founder sekaligus mentor beserta timnya Yopi, Syifa, Baon, Sandy maupun yang lainnya yang enggak gue hapal  namanya (maapkeun hehehe) yang udah memfasilitasi  setiap sesi kelas tiap dua minggu sekali dan juga Kak Reza Alqadri, Kak Tantri Moerdopo dan Kak Ginza Rheza  selaku mentor yang kece-kece yang udah membagi ilmu dan pengalamannya ke peserta KPI Batch 4, yang masih harus banyak belajar dan nyari pengalaman sebanyak-banyaknya.
Dan juga gue mau bilang terima kasih buat temen-temen KPI Batch 4 yang selalu ‘berisik’ di grup buat saling  mengsupport satu sama lain, ngasih masukan, saling shareinfo kalau ada lowongan, seminar, workshop atau apapun yang berkaitan sama dunia MC, jurnalistik dan radio dan hal-hal menyenangkan lainnya yang bikin hari-hari gue enggak sepi (maklum jomblo! HAHAHAHAHA). KEEP SOLID AND SERU GAISSS! ðŸ™‚
Ini dia yang namanya Kak Ginza Rheza, gimana kece kan? Hehehehe ðŸ˜€


Ini dia para peserta BAC Batch 4 di Final Asessment, ada yang lagi ngapal script, ada yang lagi diskusi, searching pokoknya serulah 😀 



  • 0 Comments
Newer Posts Older Posts Home
BloggerHub Indonesia

About me

Eka-Rahmawati


Eka Rahmawati

"Behind Every Successful Woman, It's Her Self — Unknown


Follow Us

  • instagram
  • Twitter
  • facebook
  • Linkedin
  • YouTube
  • Kompasiana

Banner spot

Blogger Perempuan

recent posts

Labels

Belajar Bareng Buku & Film Cooking digital agency Healthy Kecantikan Kelas Penyiar Indonesia Lomba blog Makan Melancong Produk Lokal Review

Popular Posts

  • Kenalan dengan InShot, Aplikasi Edit Video untuk Pemula yang Mudah Digunakan
  • Senangnya Jadi Narablog di Era Digital
  • 7 Langkah Perawatan Wajah yang Wajib Dilakukan Perempuan

My Portfolio

  • SEO Content Writing 1
  • SEO Content Writing 2

Blog Archive

Eka Rahmawati. Powered by Blogger.

Pageviews

instagram

Created By ThemeXpose | Distributed By Blogger

Back to top