Ayo siapa di antara kamu yang masih suka membaca koran sampai sekarang? Kalau ada, sama dong kayak saya. Kamu mungkin bertanya, kenapa sih saya masih suka membaca koran dan tidak memanfaatkan gawai saya saja untuk mendapatkan informasi yang up to date?
Alasannya sebenarnya sederhana saja. Saya kadang merasa kasihan sama mata saya yang harus dipakai buat melihat terus menerus smartphone dan laptop. Kamu pasti tahukan kalau didua benda itu di dalamnya ada yang namanya sinar biru?
Kalau belum tahu, coba saya jelaskan. Berdasarkan penjelasan dari situs kesehatan Hello Sehat sinar biru atau blue light adalah sinar tampak dengan panjang gelombang pendek, sekitar 415 hingga 455 nm, dan tingkat energi yang tinggi. Sinar ini mempunyai energi yang masih cukup kuat dan bisa merusak retina bila mata kita terkena secara terus menerus dalam waktu lama.Sumber alami dari sinar biru berasal dari matahari. Selain matahari, sinar biru juga berasal dari berbagai layar digital, seperti layar komputer, laptop, televisi, maupun smartphone dan peralatan elektronik lainnya untuk meningkatkan keterangan dan kejelasan layar.
Apa saja sih bahaya dari sinar biru? Setidaknya ada 3 nih efek negatifnya.
Menyebabkan kelelahan pada mata
Terlalu banyak melihat laptop/komputer,
smartphone, dan televisi lama
kelamaan bisa membuat mata menjadi lelah yang ditandai dengan mata iritasi dan
kering, sakit kepala, leher, hingga punggung, pandangan yang kabur, dan susah
fokus. Apa kamu merasakan tanda-tanda tersebut? Kalau iya, itu tandanya mata
kamu lelah karena efek dari paparan sinar biru.
Merusak siklus tidur alami
Dampak dari sinar biru juga bisa
memengaruhi siklus tidur kita lho.
Hal ini dikarenakan sinar biru bisa mengganggu produksi melatonin--hormon yang
membantu mengatur siklus tidur. Otak seseorang mulai memproduksi melatonin
ketika tubuh siap tidur dan sinar biru dari smartphone
bisa nih mengganggu proses
produksi tersebut. Bila siklus tidur terganggu, bakal memengaruhi kesehatan
mulai dari gangguan memori, obesitas, maupun gangguan genetik.
Kerusakan retina
Bila mata terpapar sinar biru terlalu
sering menyebabkan retina menjadi rusak. Retina yang rusak disebabkan sinar
biru, akan memicu hilangnya penglihatan sentral, yakni kemampuan untuk melihat
apa yang ada di depan mata kamu.
Nah, sekarang udah tahukan soal sinar biru. Balik lagi ke topik
utama dari tulisan saya ini. Kira-kira kenapa sih saya masih suka ‘menikmati’ koran dibandingkan media lain?
Lebih ‘ramah’ mata
Koran menjadi media informasi
yang cukup ‘ramah’ mata. Indera penglihatan kita enggak dituntut untuk bekerja keras buat menghadapi sinar biru. Saya bekerja sebagai content writer sangat bergantung pada laptop.
Kerja kurang lebih 8 jam di depan laptop dan diselingi sama main henpon pas jam istirahat, sore hari, dan
malam hari. Enggak kebayang dong,
banyak banget nih paparan sinar biru
ke mata tiap hari. Makanya biar mata saya istirahat dari sinar biru, saya alihkan dengan salah satunya baca koran atau buku fisik.
Lebih lengkap dan jelas
Kadang di pagi hari orang tua
saya nonton TV sambil sarapan pagi. Nah,
kadang saya juga ikutan ‘nimbrung’ nonton kalau tertarik sama berita yang lagi
disampaikan. Dari situ kan saya jadi tahu berita terbaru. Sayangnya kalau di TV
enggak bisa selengkap di koran, karena dibatasi sama yang namanya durasi. Dengan
baca koran kita bisa tahu lebih jelas dan detil soal sebuah informasi. Karena
biasanya berita di koran itu enggak cuma bersumber dari 1 narasumber saja, tapi
bisa dua atau tiga narasumber yang makin melengkapi si berita yang ditulis oleh
wartawan koran. Di aplikasi portal berita juga bisa sih dicari, tapi mereka cenderung enggak lengkap karena emang media
online itu sebisa mungkin tulisan
jangan terlalu panjang, karena bisa bikin pembacanya bosan dan matanya jadi cepat lelah.
Menambah referensi kosakata
Kalau enggak salah, saya tahu ada
kata ‘gawai’ itu gara-gara saya sering baca koran langganan kampus. (2015-2016
saya sempat kerja di kampus saya sendiri, yakni Universitas Mercu Buana sebagai
staf humas). Nah, saat itu sesekali
saya juga mengerjakan kegiatan media monitoring untuk memantau publikasi apa
saja yang dimuat oleh media tentang Mercu Buana. Biasanya, saya melakukan media
monitoring sehari setelah kampus menyelenggarakan acara besar. Dari situlah,
saya sering baca koran. Dulu pas masih kerja di Mercu Buana, saya suka bawa
buku kecil, buat mencatat istilah-istilah kata yang saya enggak tahu dan
mencari artinya. Apalagi kalau baca bagian Politik dan Hukum, banyak istilah
yang saya enggak paham.
Membangun kebiasaan membaca
Kebiasaan membaca bukan berarti kita harus baca buku saja. Tapi, bisa juga dengan membiasakan diri membaca koran. setelah saya resign dari kampus, saya sempat berhenti membaca koran dan beralih ke aplikasi berita. Saya sempat men-download beberapa aplikasi
media online seperti Detik,
Kompascom, CNN Indonesia, dan VOA Indonesia. Tapi saya pikir kalau banyak
banget yang di-download menuh-menuhin
memori henpon saya saja.
Baca juga: Enggak Ada Alasan Buat Malas Baca Buku. Karena Ada 6 Cara Atur Waktu yang Bisa Kamu Pilih
Udah gitu, saya sendiri enggak
mungkin baca satu-satu kan berita dari aplikasi yang satu dan yang lainnnya. Pastinya
itu buang waktu banget. Pernah sih, saya
mengakalinya dengan menggunakan dua aplikasi saja, yakni Detik sama Kompascom.
Tapi ujung-ujungnya saya cuma baca rubrik-rubrik entertainment. Misalnya, nih kalau di Detik, saya paling suka buka rubrik Wollipop, di mana
rubrik tersebut rubrik khusus wanita dan entertainment.
Saya orangnya enggak gila gosip kok, tapi saya itu demen banget ngikutin update-nya Royal Family alias Prince Willam-Kate Middleton dan Prince Harry-Meghan Markle. Hahahah. Keluarga mereka itu memang punya daya tarik banget buat diulas dan bikin banyak orang penasaran sama kehidupan mereka sebagai sosok yang dipuja-puja di seluruh dunia.
Tapi lama kelamaan saya sadar, enggak
ada faedahnya saya update info
tentang mereka. Toh saya juga enggak bisa
seperti mereka. Infonya juga enggak berguna apa-apa buat saya di dunia kerja
atau lagi ngumpul sama teman-teman saya. Karena teman-teman saya biasa aja tuh sama Royal Family, saya saja kayaknya yang terlalu ‘fanatik’ sama
mereka. Hahahaha.
Untuk waktu baca koran sendiri
saya biasanya luangin waktu 30-45 menit setelah selesai dandan di kantor. Jadi sebelum
mulai kerja, saya baca koran dulu. Ada beberapa teman-teman saya yang nanya ke
saya, kenapa masih suka baca koran. Saya biasanya akan jawab begini “gue kasian
sama mata gue karena harus terus lihat laptop sama smartphone tiap hari. Lagian, gue enggak pantes kalau pake kacamata
(yang alasan kedua ini becanda J).”
Itu dia alasan kenapa saya masih
suka baca koran. Kalau kamu sendiri gimana, apa kamu masih suka membaca koran
juga?
Saya saat ini bekerja sebagai SEO content writer di agensi digital yang berada di Jakarta Selatan. Job desk utama saya adalah membuat artikel SEO untuk berbagai klien mulai tentang asuransi, food and beverages, e-commerce, kesehatan, kecantikan, lifestyle, hingga traveling.
Saya diminta oleh perusahaan untuk menulis 60-80 artikel dalam 1 bulan.
Nah, itu berarti dalam sehari
saya harus membuat 3-4 artikel per hari, di mana satu artikel berisi minimal
500 kata. Banyak? Ya!
Sering kali dalam sehari saya
harus mengerjakan 3 brand. Jadi, misalnya pagi sampai siang saya mengerjakan tulisan untuk konten
kecantikan, siang sampai sore saya mengerjakan brand traveling dan lifestyle.
Makanya untuk mengerjakan tulisan
di kantor, saya perlu sekali ruangan yang kondusif atau tenang, agar dapat fokus
mengerjakan artikel.
Tapi, namanya kantor pasti isinya
banyak orang. Iya kan? Kurang lebih kantor saya itu isinya sekitar 45 orang,
jumlah segitu tentu lumayan banyak, sehingga mustahil kalau saya menginginkan
tempat yang tenang :’).
Tidak jarang ketika menulis, saya
terganggu dengan percakapan teman di depan, belakang, samping kanan, atau kiri
saya. Namun, toleransi harus terus dijunjung tinggi kan? Saya juga enggak
mungkin meminta rekan kerja saya satu per satu untuk diam atau berbicara
bisik-bisik. Hmm..
Salah satu cara saya tetap fokus
adalah dengan mendengarkan lagu menggunakan headset.
Tapi, tentu kamu tahu kalau telinga keseringan disumpel juga enggak bagus buat kesehatannya. Iya gak?
Selain itu, saya juga sering ngungsi ke pantry besar (kebetulan kantor saya punya dua pantry, satu untuk buat bikin minum saja (pantry kecil) satu lagi pantry
besar yang disediakan meja, bangku buat makan siang atau ruang tunggu).
Tapi, demi mendapatkan ketenangan
dan fokus, saya memilih kerja di sana pagi hari karena cenderung masih sepi dan
belum banyak karyawan yang lalu lalang.
Eh tapi, terkadang saya mulai
bingung ketika pantry besar digunakan
untuk acara. Pasalnya, saya akan susah mencari tempat kerja yang tidak berisik.
Saya sempat curhat sama teman saya yang content
writer juga bernama Ardan soal kondisi saya yang sulit konsentrasi kalau di
ruangan yang ramai.
“Dan, gue lagi pusing nih. Ada
beberapa artikel yang belum gue buat karena gue enggak bisa konsentrasi. Di
ruangan berisik banget! Di pantry besar
juga enggak bisa dipakai, mau ada acara.”
“Sama gue juga enggak bisa mikir
kalau suasana ruangan berisik,” balas Ardan.
“Udah gitu internet di kantor
ngeselin, lemot banget,” timpal saya.
“Mending kapan-kapan lo coba deh kerja di coworking space gitu yang sekarang udah ada banyak di Jakarta. Di sana juga internetnya kenceng dan banyak coworking space yang nyediain makanan dan minuman juga buat nememin pengunjungnya kerja di sana.”
Mendengar sarannya, saya coba googling kira-kira coworking space mana yang dekat dan juga sesuai dengan budget saya. Ternyata hasilnya banyak
banget hahaha.
Saya sampai pusing sendiri
milihnya. Terus, pas saya coba cari di Google tentang aplikasi pemesanan ruang coworking space, eh salah satu nama yang
muncul adalah SpotQoe.
Apa Itu SpotQoe?
SpotQoe
adalah platform pemesanan ruangan online seperti coworking space, ruang meeting,
dan ruang event yang mempermudah kamu
mencarinya dengan mudah, cepat, dan harga terjangkau. SpotQoe sendiri sudah bekerjasama dengan beragam, merchant mulai dari coffee shop, coworking space, hotel, restoran yang terkemuka di
Indonesia.
Platform yang memiliki tagline "Connecting Space" ini merupakan layanan
yang dimiliki oleh PT Astragraphia Xprins Indonesia (AXI) ini telah memiliki
400 merchant yang menyediakan lebih
dari 2500 ruangan di berbagai wilayah di Indonesia.
Di SpotQoe, kamu bisa menyewa ruangan yang private, nyaman, dan terpercaya per jam atau per hari sesuai dengan kebutuhan kamu.
Di SpotQoe, kamu bisa menyewa ruangan yang private, nyaman, dan terpercaya per jam atau per hari sesuai dengan kebutuhan kamu.
Jadi berdasarkan penjelasan di
atas, SpotQoe itu bukan hanya menyediakan tempat coworking space saja. Kalau kantor atau kamu mau ngadain acara
komunitas kamu bisa banget menggunakan aplikasi SpotQoe buat mencari ruang meeting dan ruang event.
SpotQoe sendiri memiliki tiga fitur yaitu: search, order dan use it yang mempermudah kamu
menemukan ruangan yang sesuai. Beberapa coffee
shop, coworking space, hotel, restoran yang telah bergabung dengan SpotQoe,
yakni Bengawan Solo Coffee, Homepage Coffee Brewers (Coffee Shop), Go Work, Tierspace - Coworking Area, EV-Hive, dan
HUB2U (working space), Amaris Hotel
Pluit, Aston Hotel, Grand Zuri Duri, Grand Zuri Malioboro, Grand Zuri Kuta
Bali, Hotel Maharadja (meeting space),
Hotel Shalva Jakarta, Diradja Hotel, Arnava Hotel, Hotel Grand Picasso
Indonesia (event space), dan masih
banyak lagi.
Terus gimana sih cara menggunakan aplikasi SpotQoe?
Kamu bisa melakukan pemesanan ruangan dengan mengakses di website resmi SpotQoe atau melalui aplikasi yang bisa kamu unduh di Play Store maupun iOS.
Kamu bisa melakukan pemesanan ruangan dengan mengakses di website resmi SpotQoe atau melalui aplikasi yang bisa kamu unduh di Play Store maupun iOS.
Setelah itu
lakukan registrasi (Cara registrasi ini berlaku sama baik di website resminya maupun melalui
aplikasi).
Bagaimana Cara Registrasi di SpotQoe?
Gampang kok,
nih penjelasannya:
1. Klik Sign up di menu kiri aplikasi. Isi data diri seperti nama depan dan
belakang, jenis kelamin, tanggal lahir, nomor telepon, email yang terdaftar dan
password.
2. Konfirmasi
akun SpotQoe kamu melalui email yang tadi telah kamu masukkan. Setelah itu kamu
sudah bisa melakukan pemesanan di aplikasi #SpotQoe.
Trus, kalau
menggunakan aplikasinya di smartphone
gimana dong? Gak usah khawatir! Yang ini lebih gampang sih:
1. Buka Aplikasi SpotQoe
Ketika membuka
aplikasi SpotQoe, kamu akan bisa langsung melihat apa saja pilihan tempat yang
bisa kamu pilih.
2. Klik menu Filter yang ada di kanan bawah
Kamu bisa
memasukkan berapa jumlah orang dan space
type apa yang ingin kamu cari. Contohnya, Coworking Space. Kamu juga bisa memilih berdasarkan urutan dari
kapasitas maupun harga ruangan yang kamu inginkan. Setelah dipilih, klik Filter.
3. Muncul pilihan ruangan berdasarkan filter
yang kamu pilih
Di sini kamu
bisa melihat apa saja fasilitas dari tempat yang kamu pilih. Jika sesuai dengan
yang kamu perlukan, klik “Order Now”.
4. Setelah itu, masukkan email dan password akun SpotQoe kamu
Bagaimana caranya menggunakan SpotQoe dari website resminya?
Caranya cukup
mudah.
1. Masuk ke website SpotQoe.com dan pilih lokasi, jenis tipe, dan kapasitas
yang ingin kamu gunakan.
2. Pilih tempat yang sesuai
Di website-nya kamu juga bisa melihat apa
saja fasilitas yang ada di tempat ruangan yang kamu pilih serta harga yang
dikenakan. Isi berapa orang yang akan menggunakan ruangan tesebut, tanggal, berapa
jam kamu akan menggunakannya dan tambahan fasilitas atau makanan
jika memang diperlukan.
3. Nah, setelah
itu pilih tombol order untuk masuk ke
halaman check out. Setelah itu
konfirmasi pesanan space akan dikirim
ke email kita.
4. Ketika kamu
akan menggunakan ruangan yang sudah dipesan tersebut, kamu hanya perlu
menunjukkan email konfirmasi yang
sudah kamu terima sebelumnya. Kemudian petugas dari merchant tersebut akan memverifikasi pesanan kamu dan ruangan
langsung bisa digunakan.
Gampang kan?
Mungkin kamu
bertanya-tanya, emang apa bagusnya sih pakai SpotQoe? Nah, saya punya
gambarannya nih buat pelanggan dan juga bagi merchant yang bergabung di SpotQoe.
Hasilnya, menggunakan #SpotQoe kamu #JadiLebihMudah mencari tempat
seperti coworking space, ruang meeting, dan ruang event untuk keperluan bisnis. Jangan lupa pula untuk follow Instagram @spotqoe dan like FB Page SpotQoe. Biar semua update dan
diskonan yang tempat keren ini berikan bisa kamu dapatkan langsung di smartphone-mu, iya gak? 😊
Sumber: Unsplash.com |
Siapa sih perempuan yang enggak pengin tampil cantik dan menarik? Nah, untuk bisa seperti itu pastinya kita harus pandai merawat anggota tubuh salah satunya adalah rambut dengan melakukannya sendiri, misalnya menggunakan produk-produk sesuai dengan jenis mahkota tersebut.
Merawat tampilan juga dapat dilakukan di salon agar hasilnya maksimal. Di salon kamu bisa mendapatkan perawatan dari ahlinya. Tapi, bila terlalu sering ke salon, tentu bisa membuat kita menjadi boros, bukan? Agar bisa menghemat pengeluran untuk ke salon, ada baiknya ikuti tips berikut ini.
Pilih waktu yang tepat
Biasanya saya suka pergi ke salon
di hari kerja (selagi isitirahat). Soalnya dihari biasa terkadang salon-salon
suka memberikan penawaran yang menggiurkan dihari-hari tertentu dalam 1 minggu.
Ambil paket perawatan salon
Kalau kamu menganggap jika
perawatan di salon menjadi sebuah kebutuhan, maka kamu bisa tanya ke salon
langganan kamu apakah mereka memberlakukan sistem paket untuk setiap treatment yang ada di salon mereka. Sistem
paket ini cenderung lebih hemat dibandingkan kamu harus melakukan perawatan
satuan. Misalnya satu bulan sekali, kamu melakukan beberapa treatment sekaligus dalam satu hari
seperti hair spa, facial, mani-pedi, dan sebagainya. Cara
ini tentu bisa membuat kamu lebih berhemat bukan hanya dari biaya treatment, tapi tips, transportasi, dan
makan.
Sebaiknya sebelum melakukan
perawatan di salon kamu sudah menentukan treatment
apa yang ingin dilakukan. Menurut saya ini penting banget, karena enggak
jarang pegawai salon yang menawarkan berbagai treatment yang susah membuat kamu menolaknya. Jadi, misalnya saya cuma mau potong rambut
saja, nah di rumah saya pasti sudah keramas terlebih dulu sebelum ke salon.
Dengan begitu, kalau pegawai salon menawarkan untuk keramas, saya bisa bilang
ke mereka itu enggak perlu.
Mengatur waktu berkunjung
Biar enggak boros, kamu perlu
atur waktu kira-kira berapa minggu atau bulan sekali untuk melakukan perawatan
di salon. Maka dari itu, kamu perlu banget melakukan perawatan sendiri di rumah
untuk membantu merawat rambut. Kamu bisa mengurangi penggunaan alat panas,
keramas 3-4 kali per minggu untuk menghindari rambut menjadi kering atau
berminyak, dan menggunakan kondisioner setiap habis keramas. Dengan merawat
rambut kamu secara rutin, dapat menghemat pengeluaran.
Cari salon yang menyediakan potongan harga
Kalau kamu punya waktu luang,
bisa cari di internet salon mana saja yang sedang menyediakan promo atau
diskon. Untuk mempermudah kamu mencarinya, kamu bisa menggunakan aplikasi salon dari Fitnesia. Dengan
menggunakan aplikasi salon ini, kamu bisa melakukan pemesanan treatment di salon yang terdaftar di
Fitnesia. Cara ini tentu membuat kamu tidak perlu lama mengantre sehingga bisa
menghemat waktu. Selain itu, aplikasi salon Fitnesia selalu menyediakan diskon
dan menawarkan harga yang menarik untuk kamu. Aplikasi salon Fitnesia sendiri telah bekerjasama dengan berbagai salon yang ada di
Jabodetabek.
Di aplikasi salon Fitnesia, kamu
juga bisa memantau bisnis salon, seandainya kamu memilikinya atau berencana
membukanya. Aplikasi bisnis terbaik ini
memberi kemudahan mengatur dan melacak reservasi, membership, produk, pelanggan, staf, pemasaran, laporan, dan
berbagai hal penting lainnya dalam bisnis kamu.
Tidak hanya itu, di aplikasi bisnis
terbaik Fitnesia juga tersedia fasilitas pembukuan keuangan yang lengkap
sehingga memudahkan untuk mengatur keuangan dengan lebih terperinci. Bagaimana
cara bergabung dengan aplikasi bisnis terbaik Fitnesia? Untuk bergabung dengan
aplikasi bisnis terbaik Fitnesia kamu bisa kunjungi website https://fitnesia.com/for-business
atau email langsung ke sales@fitnesia.com. Aplikasi bisnis terbaik Fitnesia
memberikan kesempatan untuk mencoba versi trial dari aplikasi ini, yang bisa
dicoba gratis selama 14 hari. Bagi kamu yang ingin melihat salon apa saja yang
tersedia di aplikasi salon Fitnesia, bisa langsung download aplikasinya di App Store maupun Google Play.
Di postingan kali ini saya masih
ingin membagi pengalaman saya pulang kampung lebaran tahun ini ke Pacitan, Jawa
Timur. Kalau di postingan sebelumnya saya cerita beberapa makanan khas Pacitan
yang sempat saya coba, nah sekarang saya mau share pengalaman saya pergi wisata ke salah satu pantai yang
menjadi favorit bagi banyak kalangan.
Mungkin yang ada dibenak banyak
orang kalau mendengar kata Pacitan, yang diingat selain menjadi kampung halaman
Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, juga menjadi kota yang dikenal akan
tempat wisata gua-nya. Makanya, Pacitan dijuluki menjadi ‘Kota Seribu Satu
Gua’.
Tapi, bukan cuma banyak Gua yang
sebenarnya ada di Pacitan, tapi pantainya juga banyak. Jadi, satu hari setelah
lebaran, tepatnya 16 Juni 2018 saya, kedua orang tua, sepupu saya beserta 2 anak
dan suaminya, serta bude dan pakde saya pergi ke pantai Klayar yang katanya
sering disebut-sebut mirip kawasan Pura di Tanah Lot Bali. Jadi sebelum ke
kampung, saya dan orang tua saya memang berencana untuk pergi ke sana.
Dari rumah Mbah saya yang
letaknya di desa Ploso, Punung, Pacitan jarak ke lokasi pantai Klayar yang letaknya
ada di terletak di Kecamatan Donorojo, di desa Kalak, Kabupaten Pacitan
sebenarnya cukup jauh. Kira-kira perjalanan saat itu memakan waktu sekitar 1.5
jam.
Jalan menuju Pantai Klayar
tidaklah mudah. Kalau mau ke sana, harus melewati beberapa jalan yang cukup
sempit dan ada sebagian rute pantai Klayar yang belum teraspal. Enggak cuma
itu, dibeberapa bagian jalan ada juga jalanan yang berbelok tajam serta tanjakan
dan turunan yang cukup bikn deg-deg ser buat orang yang belum bisa nyetir kayak
saya hahahaha. Untungnya bapak saya emang udah jago nyetir jadi dia mah
kayaknya santai-santai aja tuh meski jalurnya lumayan nyeremin. Eh, apa bapak saya juga ngerasa takut juga ya, cuma
dia enggak mau bilang aja? Hehehe.
Kalau kata pakde saya, untuk
menuju lokasi pantai Klayar emang harus menggunakan kendaraan pribadi. Soalnya
emang belum ada angkutan umum yang sampai ke sana. Saat berkunjung ke sana,
cukup ramai pengunjung yang datang. Ya, apalagi alasannya kalau bukan karena
libur lebaran.
Aneka Jajanan
Di sana juga banyak banget
tersedia berbagai macam jajanan yang bisa mengganjal perut kalau lagi lapar. Jajanan
yang tersedia saat saya berkunjung ke sana, ada sate bakso bakar, sate seafood bakar, soto ayam, telor gulung,
gorengan, dan jajanan minuman.
Saya sempat beli bakso bakar buat
ngemil selama di pantai. Enggak cuma makanan ringan aja, di Pantai Klayar juga
ada tempat makan lho. Jadi, buat
pengunjung yang mau makan berat bisa juga mampir ke beberapa tempat makan yang
tersedia. Kalau yang saya lihat itu, ada tempat makan yang menjual makanan laut
seperti ikan bakar maupun goreng, udang bakar dan goreng, dan aneka seafood lainnya, ada juga tempat makan
lesehan yang jual soto mie, mie instan, kopi,
teh, es kelapa, dan lain-lain.
Tiket Masuk Pantai Klayar, Pacitan
Harga tiket masuk ke Pantai
Klayar itu murah banget, lho. Saat
itu per orang cuma dikenakan harga Rp10.000 dan untuk anak-anak balita tidak
dikenakan biaya. Jadi kemaren total ada 9 orang, tapi saya cuma disuruh bayar Rp80.000. Jadi, anak
sepupu saya yang masih balita enggak dikenakan tarif tiket masuk. Kalau untuk
hari biasa saya kurang tahu deh berapa harga tiket masuknya. Mungkin bisa lebih
murah dari hari libur kayak lebaran kemarin. Untuk biaya parkir sendiri, juga
cukup murah, kalau mobil dikenakan Rp10.000 per mobilnya.
Pemandangan Pantai Klayar
Nah, ini yang ditunggu-tunggu. Apa saja sih pemandangan yang ada di
Pantai Klayar? Sejak keluarga saya mulai pulang kampung saat lebaran yang di
mulai dari 3 tahun lalu, saya baru mengunjungi 3 pantai yang ada di Pacitan, pertama,
di tahun 2016 saya mengunjungi pantai Teleng Ria. Terus di tahun 2017, kemarin
saya berkunjung ke pantai Srau, dan tahun ini ke Pantai Klayar. Dari ketiga
pantai yang sudah saya kunjungi, memang pantai Klayar lah juaranya.
Pantai Klayar memiliki batu karang raksasa yang menyerupai Sphinx, pasir putih, dan air mancur alami yang katanya sih setinggi 10 meter. Ombak di pantai Klayar cenderung cukup besar. Ketika itu, pengurus pantai beberapa kali mengumumkan atau memberi peringatan pada pengunjung agar tidak berenang. Untuk warna air laut di Pantai Klayar menurut saya cenderung masih jernih dan jarang ada sampah yang berserakan di pinggir pantai. Selain bisa bermain di hamparan pasir putih dan deburan ombak. Pengunjung juga bisa menikmati keindahan Pantai Klayar yang indah dari atas bukit gardu pandang.
Di pantai Klayar juga tersedia ATV yang merupakan kendaraan roda empat yang bisa mengantarkan pengunjung ke tempat air mancur. Cuma sayangnya mahal. Kemarin ibu saya ditawari untuk naik ATV dikenakan tarif Rp50.000. Tapi memang sih satu ATV itu bisa dinaiki 2 sampai 3 orang. Tapi menurut saya itu kemahalan hahaha, jadi kami semua enggak ada yang naik deh.
Ini ATV-nya. Kalo saya mah, daripada naik ATV, mending jalan kaki lebih sehat juga :) |
Tempat Oleh-oleh
Ada juga tempat oleh-oleh yang
djual disekitar pantai Klayar. Kemarin saya melihat ada yang menjual makanan
khas Pacitan seperti sale anggur yang sudah pernah saya bahas di postingan Makanan khas Pacitan sebelumnya. Lalu ada yang jual dodol atau yang lebih dikenal dengan jenang, keripik
pisang, lanting, kolong, marning (jagung kering), dan lain-lain. Ada juga yang
jual aksesoris kayak topi, kacamata, kaus-kaus yang bertuliskan Pacitan atau
pantai Klayar, suvenir, dan lain-lain.
Di sana juga tersedia ikan-ikan
seperti ikan tuna, teri, udang yang digoreng yag bisa dibeli secara kiloan dan
diberi sambal terasi. Nah, ibu saya sebagai emak-emak yang sangat peduli dengan
gizi anak dan suaminya dan kami bertiga pun pencinta seafood jadi ibu saya membeli makanan-makanan seafood tadi untuk dmakan di rumah Mbah saya. Harganya juga murah,
ibu saya beli ¼ kilo ikan dan udang masing-masing dihargai Rp20.000 plus sama sambal kecapnya Rp.8000.
Nah, buat kamu yang penasaran
sama pantai Klayar, enggak ada salahnya buat menjadikan pantai ini destinasi
liburan kamu kalau lagi berkunjung ke Jawa Timur, khususnya Pacitan. Mungkin,
ada juga dari kamu yang punya rekomendasi pantai di Pacitan yang bagus juga
buat dikunjungi? Kalau ada, tolong share di
kolom komentar ya.
Di antara kalian pasti ada yang
melakukan mudik saat lebaran tahun ini, bukan? Saya pun juga demikian. Seperti
tahun-tahun sebelumnya, saya mudik ke kota asal ibu saya, yakni Pacitan, Jawa
Timur, tepatnya 13 Juni 2018 lalu. Pasti kalau kamu mendengar kata Pacitan, yang ada dibenak kamu adalah
“itu kampungnya Pak SBY”. Ya, Pak SBY memang lahir di kota yang dijuluki
sebagai kota 1001 Gua tersebut.
Sebelum saya menuju Pacitan, saya
sudah merencanakan selama di kampung ingin mencicipi berbagai hidangan khas
Pacitan. Saya sempat searching di
internet, apa saja sih makanan khas Pacitan? Mr. Google bilang ada sekitar 16
makanan, yakni Bakso Ikan Tuna, Cenil, Ikan Marlin, Jadah Bakar, Jenang Dodol
Pacitan, Kolong Kithik, Kupat Tahu, Punten, Rengginang Manis, Sale Anggur, Sego Gobyos, Sego Godhong Jati,
Singkong Keju, Soto Pacitan, Tahu Tuna, dan Thiwul. Memang, tidak semua makanan
khas Pacitan saya cicipi. Tapi dari sekian banyak yang ada, setidaknya saya
mencoba beberapa di antaranya:
Kupat Tahu
Kalau makanan khas Pacitan yang
satu ini saya suka banget! Enak sekali rasanya. Ternyata kupat tahu juga
menjadi makanan favorit di kota Solo dan Magelang. Kupat tahu sendiri berisi
potongan-potongan kupat (lontong) dan juga tahu. Dalam penyajiannya ditambahkan
taburan kacang goreng, seledri dan toge serta disiram dengan kuah bumbu yang
rasanya gurih tapi juga manis. Umumnya kupat tahu di Pacitan dimakan dengan
kerupuk udang. Kebetulan saat saya ke rumah saudara saya, dia lagi masak ini.
Jadi, kebetulan banget hehehhe. Isinya memang enggak sama persis dengan artikel
yang saya lihat di internet, tapi kurang lebih sama sih.
Isi kupat tahu yang saya makan saat itu ada lontong, kacang tanah, tahu, seledri, dan bawang goreng |
Punten
Jujur, pas tahu nama makanan ini
kok agak aneh ya? Hahaha. Soalnya, saya tahunya “punten” itu bahasa daerah dari
kata ‘maaf’, 'numpang lewat' atau 'permisi', dalam bahasa sunda kata ini juga bisa digunakan untuk meminta tolong.
Tapi di Pacitan beda. Punten
menjadi salah satu makanan khas Pacitan yang dikatakan sebagai makanan ringan.
Tapi kalau dilihat-lihat, sebenarnya punten Pacitan bisa juga dijadikan sebagai
makanan berat karena bahan dasarnya terbuat dari beras. Cara ngebuatnya,
dimasak pakai santan lalu ditumbuk sampai halus. Kemudian, kalau udah jadi,
dipotong kotak-kotak. Ketika saya cobain rasanya, emang enak dan mirip kayak
ketan. Pokoknya, rasanya gurih – sedikit asin gitu deh. Saya makan dua potong
punten aja udah kenyang. Punten sangat cocok bila dijadikan sebagai makanan
pengganjal perut yang sedang lapar.
Punten paling sedap jika dilengkapi
sama sambal terasi. Tapi kalau saya
lihat dari internet, punten disajikan dengan pecel sayur(toge, kacang panjang,
dan bumbu kacang). Nah, makanan yang
disajikan oleh bude saya punten dilengkapi dengan oseng mie, tahu, dan sambal terasi.
Hahahaha, beda memang, tapi yaudah lah ya, bersyukur udah dibikinin. Hehehehe.
Sale Anggur
Pernah dengar sale anggur? Apa yang
pertama kali ada dibenak kalian mendengar dua kata ini? Ya, sale yang biasanya
kita tahu berbentuk helaian atau keripik, kalau sale anggur sale basah yang
dibuat bulat-bulat lalu dibungkus oleh kertas krep warna-warni dan disusun
layaknya untaian buah anggur. Bahan dasar sale anggur adalah pisang awak yang
di potong tipis-tipis kemudian dijemur di bawah terik sinar matahari. Kalau
udah kering baru deh dibungkus dengan cara dipadatkan hingga berbentuk bulatan.
Sale ini dibuat sama dengan
pembuatan sale-sale pada umumnya hanya yang membedakan adalah proses
pengemasan. Disebut dengan sale anggur lantaran sale ini di kemas bulat-bulat
dan dirangkai menyerupai buah anggur.
Sale anggur ini bisa kamu jadikan
oleh oleh khas Pacitan juga. Sebenarnya, saya tahu makanan ini dari teman
kantor saya namanya Agung, yang bilang kalau makanan yang satu ini enak dan
cukup unik. Terus dia nitip ke saya, katanya kalau saya udah balik dari
kampung, dia minta oleh-oleh ini.
Pas saya lagi jalan-jalan ke
pantai Klayar, ternyata ada yang jual sale ini. Langsung deh, tanpa pikir
panjang saya beli. Kata Mba-mba yang jual, 10 ribu dapat 3 ikat sale anggur. Saya
beli Rp50 ribu dapat 15 ikat sale Anggur. Pas sampai rumah Mbah, saya langsung
cobain. Menurut saya rasanya biasa aja, agak asem malah. Jadi manis asem gitu.
Teksturnya kenyal.
Ketika saya bawa ke kantor dan
temen-temen kantor saya yang lain ikut nyobain,
mereka ada yang bilang enak, ada yang ngerasa kayak apa yang saya rasain
(kurang enak), nah kalau Agung, orang yang minta oleh-oleh ini bilang sale ini
enak banget dan dia doyan. Ya, balik lagi sih ke selera orang heheheh.
Sego Godhong Jati
Saya juga sempat nyobain makan
sego godhong jati. Maksudnya, makanan berupa nasi yang dibungkus menggunakan
daun jati. Kalau yang saya cari di internet,
isi dari sego godhong jati, yakni nasi dengan urap, tumis tempe (kering
tempe), serundeng serta lauk ikan asin atau peyek. Memang sih, isi dari sego
godhong jati itu biasa banget, kayak makanan yang kita jumpain di warteg atau
rumahan. Tapi yang membedakan, aroma daun jati yang sangat khas makin menambah
nikmat makanan yang ada di atas daun jati tersebut. Pas pulang kampung makan ini, isi lauknya enggak sama kayak yang saya lihat di internet hahaha. Karena emang ibu saya kreasi sendiri. Kata ibu saya "Yang penting makannya di atas daun jati. Jadi deh sego godhong jati" hahahaha. Saya sih iya-iya aja deh, toh dimasakin dan saya tinggal makan aja. heheehhe.
Cuma kata Mbah saya, kalau mau makan sego godhong jati beneran yang kayak saya lihat di internet, bisa dibeli di pasar tradisional, kayak pasar legi atau pasar-pasar tradisional lainnya. Berhubung rumah Mbah saya itu jauhhhhhhhh dari pasar dan agak effort banget buat ke sana kalau jalan kaki, jadi yaudah bikin seadanya aja. kebetulan banget di depan rumah si Mbah, ada pohon jati, jadi tinggal metik deh daunnya.
Sego Godong Jati ala Ibu saya, isinya selain nasi ada daging rendang, tahu, sama ikan goreng kecil-kecil hahaha |
Nah, itu dia makanan khas pacitan yang saya sempat cicipi. Semoga
tahun depan kalau pulang kampung lagi, saya bisa nyobain khas Pacitan lainnya
ya J Oh iya, kalau di kampung
ibu saya, ketika lebaran, masyarakatnya enggak biasa menyajikan ketupat, opor
ayam, sayur pepaya, ya pokoknya makanan khas lebaran itu lah. Karena emang
bukan tradisi mereka. Jadi, pas lebaran makanan khasnya apa dong? Sepenglihatan
saya, tiap rumah pasti memiliki hidangan masing-masing. Tapi, yang paling
sering disajikan adalah bakso sama soto ayam. Hahahah, lucu ya!. Kalau di
Jakarta sih dua makanan itu enggak usah nunggu lebaran, tiap hari juga ada. Hahaha. Ya, yang paling penting apapun makanannnya, tetap bisa kumpul sama keluarga besar
di hari raya pasti harus disyukuri. Ya, enggak? :)